Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
(Di kantor).
Danu : " sepi nggak ada Matahari...", gumamnya mendesah.
Ratih :" iyaa coba aja dia ada....",timpalnya sedih.
( suara langkah kaki masuk ke ruang pantry)
Sekretaris kantor (Melati ) teman akrab Matahari sekaligus tetangganya dan juga yang menutupi identitasnya.
Melati :" Ratih bisa minta tolong panggilkan Matahari ",pintanya memohon dan berlalu pergi.
Ratih :" baik bu...", jawabnya hormat.
* Ima :"kok bisa yaa Matahari kenal sama sekretaris pak bos ",gumamnya dalam hati .*
Ima mendengar pembicaraan sekretaris itu merasa heran karena sekretaris itu terbilang tegas tapi kok bisa nampak akrab sama Matahari yang begitu di benci. Belum sempat herannya mereda Pak Cakrawala mencarinya menambah iri.
Danu, Ratih dan Rendi geleng- geleng heran karena banyak yang cari Matahari.
Tiba-tiba Matahari nylonong masuk dan nafasnya terengah-engah.
Matahari:" aduh selesai sudah tugasku", gumamnya mendesah sambil minum air putih.
Ratih mendekatinya.
Ratih :" tadi sekretaris dan si bos cari kamu di tunggu keruangan mereka ", ujarnya ramah.
Matahari :" haah sibos dan melati...., apa nggak tahu mereka, aku lagi sampai ingin istirahat sejenak...", keluhnya seraya pukul jidatnya sendiri.
Ratih :" sabar...terima nasib ", godanya sambil tepuk pundak Matahari.
Ima :" Hmm...pasti kau buat kesalahan pada mereka ," cletuknya sinis.
Matahari :" ih...apaan kau itu nada bicaramu kok enggak enak didengar, awas nanti marah-marah cepat tua lho...", godanya seraya tersenyum lebar.
Ima :" kau ....!??", bentaknya sambil mengepalkan tangannya ke arah Matahari.
Ratih :" sudah, sudah...nggak usah di terusin entar nglantur lagi omongnya", cegah Ratih bijak.
Ibu Rahma :" Kau , Matahari di suruh menghadap pak bos", perintahnya dingin.
Matahari pergi ke ruang kantor atasaannya sekaligus pemilik perusahaan wisata.
(*thok,thok," suara pintu*).
Cakrawala :" masuk...", sahutnya dari dalam.
Matahari :" pemisi pak...",ujarnya sopan.
Cakrawala :" ya silakan duduk ", perintahnya seraya memutarkan kursi duduknya.
Matahari :" kau...kenapa duduk di kursi si bos...., entar kena hukuman lho....", ujarnya panik dan menyeret Cakrawala untuk pergi dari tempat duduk.
Cakrawala :"em.. m....a....",ucapnya terbata - bata.
Belum sempat Cakrawala menjelaskan Pak Broto asisten pribadi Cakrawala datang menghadap.
Matahari :" nah kebetulan Pak Broto datang ".
Pak Broto:" emang ada apa...?", tanyanya tak mengerti seraya mengangkat kedua telapak tangannya dan melirik ke Cakrawala.
Cakrawala memandangi Pak Broto geleng- geleng kepala seraya tersenyum.
Matahari :" pak, tolong bilangin sama temen bapak Cakrawala bahwa dia tak boleh duduk di tempat kursi sibos, nanti kalau ketahuan bisa di pecat", ujarnya sok perhatian.
Pak Broto:" emangnya kenapa duduk di situ nggak boleh??!!",tanyanya heran.
Matahari :" aduuuhh...bapak tuh gimana yaaa, jelasinnya....kita tuh pak, sebagai wong cilik harus berpikiran matang agar kita nantinya bekerja dengan tenang.
Pak Broto :" emangnya buah harus matang ", candanya
Matahari :" aduuh bapak itu di kasih tahu kok bercanda, maksud saya gini nih pak, kita itu kalau bekerja harus tahu aturan, masa iya sih....temen bapak Pak Cakrawala duduk di tempat sibos , nanti kalau ketahuan gimana coba....",ujarnya sambil memukul jidatnya sendiri.
Pak Broto :" emang kenapa duduk di kursinya sendiri, laa beliau itu bis kita sekaligus pemiliknya", ujarnya tersenyum.
Matahari :" apaa....Pak Cakrawala ini pemiliknya.....", ujarnya terkejut sambil berjalan mondar- mandir.
(* "wah bisa di pecat aku...",batinnya bergumam*).
Matahari :" pak maaf, tolong jangan pecat saya...", pintanya memohon.
Pak Broto :" nah loo, makanya kalau omong tuh di saring",ujarnya bercanda.
Matahari memasang muka memelas, dan hal itu membuat Cakrawala menahan tawa karena melihat tingkahnya yang semula tampak sok jagoan sekarang seperti pencuri ketahuan.
Matahari:" paa, paak bos tolong jangan pecat saya, pekerjaan ini antara hidup dan mati saya..... ", pintanya seraya melipatkan kedua telapak tangan sambil memejamkan mata.
Cakrawala :" gimana yaa..., Pak Broto menurutmu gimana....?",tanyanya pura-pura garang.
Pak Broto :" menurut saya si bos punya karyawan seperti ini tentu harus di berhentikan secara tidak hormat, bila perlu namanya di pampang di Baliho agar semua perusahaan tak mau menerima pegawai seperti ini ", ujarnya menggoda.
Dengan wajah khawatir Matahari melipatkan kedua tangannya dan tetap memejamkan mata , sesekali membuka sedikit sebelah matanya.
Mendengar ucapan Pak Broto , Matahari bergeser sedikit dan memijak sepatunya.
Pak broto :" aduuhhh ", keluhnya tersentak kaget.
Matahari :" tolong pak, maafkan saya atas ketidak tahuan saya ", ujarnya memelas.
Cakrawala :" baiklah....tapi semua itu tergantung kinerjamu dan lagian saya harus ucapkan terimakasih atas kepuasan tamu kemarin.
Setelah bernegoisasi antara Cakrawal dan Matahari perbincanganpun usai dan Matahari secara resmi di angkat menjadi tour guide.
( Di ruangan Pantry).
Bu Rahma :" nah sekarang kembali kesemula pegawai disini cuma empat orang....", katanya lesu.
Ima :" maksud ibu kita berempat lagii...", tanyanya heran.
Bu Rahma :" iya karena Matahari pasti di pindah tugaskan ".
Ima :" kok bisa, padahal baru masuk kerja sudah naik level...".
Ibu Rahma :" emang itu keputusan si bos ", ujarnya sambil menata ruangan.
Ratih :" namanya aja beruntung, bukankah itu lebih baik dari pada membuatmu emosi ", ledeknya.
Ima :" kau....bicara omong kosong ".
Danu dan Rendi :" haah sepi lagi deehh ....", desah mereka kompak.
( matahari tiba-tiba masuk).
Matahari :" terimakasih bu, atas pengarahan selama ini ", ucapnya seraya membungkuk.
Matahari pun melangkah mendekati Ima yang jutek.
Matahari :" maaf jika selama ini membuatmu marah....", ucapnya tulus.
Ima :" yaa biasa aja ", jawabnya acuh.
Ratih :" udah sebelum minta maaf sudah ku maafkan ", kelakarnya.
Matahari tersenyum dan merangkul Ratih.
Sebelum Matahari bicara Rendi dan Danu nyletuk.
Rendi dan Danu :" sama-sama tidak ada salah kok...", canda mereka bersahabat.
Matahari tersipu malu dan hal itu membuat Rendi dan Danu geli melihatnya.
Rendi dan Danu :" kau ini kaya perempuan aja tingkahmu....", protes mereka dan merangkul Matahari.
Setelah salam perpisahan Matahari melangkah keluar.
Hari - hari di lalui Matahari semakin akrab dengan Cakrawala.
Cakrawala :" waahh hebat kau bisa menangani tamu yang rewel ", pujinya sambil memeluk Matahari.
Cakrawala ada rasa lain di hati dan tersadar melepaskan pelukan Matahari.
* "kenapa hatiku terasa beda yaa memeluk Matahari , wah jangan-jangan aku ada kelainnan jiwa ", gumamnya dalam hati *.
*" ini ngga beres nih, kenapa aku ada rasa sama sibos yaa....nggak bisa, nggak bisa...aku kan nyamar jadi laki-laki...",batinnya Matahari*.
Hari demi hari perasaan Cakrawala semakin kuat dia selalu menghindar jika bertemu dengan Matahari.
Matahari :" Bos, bos nanti ada tamu apa perlu saya yang memandu ", tanyanya sambil mendekat kearah wajah Cakrawala.
Cakrawala:" iiihh kau itu bicara jangan dekat - dekat...", ujarnya gugup.
Matahari :" kenapa bos...apa saya buat salah...?", tanyanya heran.
Cakrawala semakin berdebar kencang didekati Matahari.
Cakrawala :" iya...tidak.... ", jawabnya asal.
Matahari bingung dibuatnya akhirnya pergi melangkah keluar tapi na-as sebelum keluar kepalanya kejedot pintu nyaris jatuh, dengan cekatan Cakrawala menahannya.
Cakrawala memandanginya penuh cinta. Kebetulan teman wanita yang mengejar cinta Cakrawala yang bernama Vera melihat adegan tersebut.
Vera :" Cakra....apa-apaan kau itu ", teriaknya sambil menarik tangan Cakrawala.
Cakrawala tersadar kembali.
Matahari :" maaf bos..", ujarnya tersipu malu dan pergi.
Vera :" kau memandang pegawaimu begitu amat....ingat dia tuh pria ", ujarnya sewot
Cakrawala :" kau itu...simpan pikiran kotormu ", cletuknya acuh.
Cakrawala :"ngapain kau kesini...", tanyanya tak senang.
Vera :" aku kesini di suruh tante untuk mengajakmu makan siang sekalian kita berpacaran toh sudah satu tahun lebih kau ditinggal kekasihmu dan menikahi orang lain...", ucapnya panjang lebar.
Cakrawala diajak bicara malah melamun dia tersenyum- senyum sendiri mengenang kejadian- kejadian aneh bersama Matahari beberapa terakhir ini.
Vera :" kau....!!Cakra dengar tidak aku bicara.....", bentaknya.
Cakrawala :" iya dengar, ada apa....?", tannyanya bohong.
Vera :" kita di suruh makan siang bersama sekaligus menjalin hubungan serius atas perintah kedua orang tua kita, lagian kau kan sudah putus sama kekasihmu itu....", ujarnya manja.
Cakrawala :" maaf Vera aku sudah sering bilang hatiku tidak lagi menerima wanita lagi ", kilahnya.
Vera :" mamahmu selalu bilang bahwa kau harus menikah dengan ku ".
Cakrawala :" maaf hatiku sudah ada gadis lain ", ulasnya bohong.
Vera :" mana mungkin....selama ini kau selalu dengan Pak Broto di tambah karyawan cowok itu berkaca mata tebal ", debatnya sengit.
Cakrawala :" pokoknya sudah yaa sudah...", jawabnya tegas.
Vera :" aku nggak percaya ".jawabnya tak percaya.
Cakrawala :" di omongin kok ngeyel..".
Disaat perdebatan mereka berlangsung Pak Broto membisikan sesuatu di telinga.
Cakrawala tersentak kaget dan menyuruh Vera pulang.
Cakrawala :" saya ada urusan cepat pulang", pintanya serius.
Cakrawala tak peduli dengan Vera diapun berlalu pergi.
( Di luar kantor ). Seseorang wanita cantik dan membawa anak kecil sedang menunggu di bawah rindangnya pepohonan.
Cakrawala mendekatinya.
Cakrawala:" kau Shanti....", tegurnya senang.
Shanti :" iya aku , sudah lama kita berpisah semenjak aku menikah...", ujarnya manis.
Cakrawala :" mari duduk di dalam kita bicara di ruanganku...",ajaknya ramah.
Shanti :" baiklah ", jawabnya senang.
Cakrawala dan Shanti beserta anaknya masuk ke gedung.
Kebersamaan mereka di ketahui Matahari dan hal itu membuatnya cemburu.
( Dalam ruangan kantor).
Shanti :" waahh perusahaan wisatamu semakin maju", ujarnya kagum.
Cakrawala:" ah biasa aja...gimana kabarmu dan mana suamimu?", tanyanya penasaran.
Shanti :" yaa baik...", jawabnya sambil menahan sedih.
Cakrawala :" kenapa....sepertinya nggak senang ?".
Shanti menangis tersedu- sedu menceritakan kehidupan rumah tangganya.
Cakrawala menenangkannya sambil memegang tangannya.
Disaat seperti itu Matahari nylonong masauk sambil membawakan minuman. Entah kenapa Cakrawala merasa bersalah terhadap Matahari dan melepaskan pegangan tangannya terhadap Shanti.
Matahari :" ini bu minumannya", ujarnya sedih.
Cakrawala melihat sikap Matahari merasa nggak enak hati.
Matahari segera keluar karena tidak tahan menyaksikan keakraban Cakrawala dan tamunya.
Shanti :" kau...semakin tampan pasti sudah ada wanita...", tanyanya memancing -mancing perasaan.
Cakrawala:" belum", jawabnya seraya gelengkan kepala.
Shanti :" kenapa....belum bisa move on yaa?",ledeknya.
Cakrawala :" ahh nggak juga, cuma nggak kepikiran kearah sana dulu, fokus pekerjaan dulu", ujarnya hangat
Shanti merasakaan perlakuan Cakrawala tiada beda berharap hatinya hendak mengisi hati Cakrawala kembali.
Shanti :" maafkan aku Cakra....telah berpaling darimu dan menikah dengan pria lain",ujarnya menyesal.
Cakrawala:" sudahlah itu masa lalu, masa lalu biarlah berlalu ", katanya datar dan tersenyum.
Melihat sikap Cakrawala, Shanti teringat masa lalu dan melamun.
Cakrawala:" hei...kok bengong...", sentaknya seraya mencetek ibu jarinya.
Shanti tersentak kaget.
Obrolanpun semakin larut sehingga waktu pulang jam lima berlalu.
Cakrawala:" oh iya sudah waktunya saya pulang, biar ku antar sekalian...".
Shanti :" Baiklah.. ".
Cakrawala:" sekarang tinggal di mana?".
Shanti :" saya baru tiba dan sementara saya tinggal di hotel ".
Cakrawala:" oh gitu....".
Shanti mengajak putranya untuk kembali ke hotel.
Di saat Cakrawala berjalan bersama Shanti beserta putranya , Cakrawala di kejutkan langkah kaki Matahari.
Cakrawala memandanginya dari kejauhan dengan perasaan khawatir. Sedangkan Matahari memandanginya dengan sedih.
Hari-hari di lalui dengan perasaan gundah gulana tapi apa daya dirinya tiada kuasa untuk mendekati bosnya.
Setelah tahu kedekatan Cakrawala dan Shanti yang begitu akrab ,Matahari selalu menghindar dan hal itu membuat hati Cakrawala sedih.
Keesokan harinya di Kantor.
Cakrawala: " tunggu berhenti...", tegurnya seraya memegang tangan Matahari.
Matahari :" ya pak , ada apa ...??", tanyanya sambil menunduk sedih.
Cakrawala:" kenapa akhir- akhir ini selalu menghindar dari ku...?", tanyanya heran.
Matahari :" tidak sepatutnya saya dekat dengan atasan terlebih pak bos sibuk dengan Bu Shanti...". Ujarnya menunduk.
Cakrawala:" ahaa...ada apa denganmu....?", seperti kau wanitaku yang cemburu ", kelakarnya menahan tawa.
Matahari :" iihh bapak , saya ini kan pria masa iya cemburu...", elaknya menahan malu.
Di saat asyiknya perbincangan mereka datanglah Pak Broto.
Pak Broto :" maaf bos mengganggu....itu ada non Vera..".
Cakrawala:" kenapa nggak kau usir...".
Pak Broto :" dia nekat bos, malahan membentak- bentak satpam".
Cakrawala:" yaa sudahlah, dia kalau belum lihat saya punya kekasih pasti datang dan datang, coba alihkan sebentar aku mau buat rencana ".
Disaat kebingungan cara mengusir Vera tiba- tiba terbesitlah di benaknya untuk mengubah penampilan Matahari menjadi wanita.
Cakrawala memandangi Matahari dengan seksama seolah- olah ingin memangsanya.
Matahari :" apa pak, kenapa dengan bapak....", ujarnya seraya melangkah mundur.
*" cheteek "*: suara ibu jari Cakrawala.
Cakrawala:" kau harus mau membantuku...jika tidak nanti ku pecat ", ujarnya semangat seraya cengar- cengir.
Matahari:" tapi..pak apa yang harus saya lakukan....", ujarnya cemas dan menutupi dirinya dengan kedua tangannya.
Cakrawala:" pura-puranya kau jadi kekasihku ", pintanya memaksa.
Matahari :" tapi pak, saya pria...", elaknya takut ketahuan penyamarannya.
Cakrawala:" kau cocok jika berpura-pura jadi wanita karena sebagai pria kau begitu cantik", ujarnya menyakinkan.
Matahari:" tapi pak....?!!", sanggahnya dengan mimik cemas.
Cakrawala: " nggak mau bantu, mau saya pecat....", perintahnya memaksa.
Matahari :" yaa jangan paakk," pintanya memohon.
Cakrawala:"
Lanjutannya :
Cakrawala:" makanya harus nurutin omongan saya ", ujarnya senang.
Matahari:" tapi pak, baju saya gimana...?", tanyanya cemas.
Cakrawala :" tenang aja, bisa di atur nanti biar sekretaris saya mengatur untukmu", ulasnya senang.
Matahari :" baik pak saya pergi...".
Cakrawala:" sementara kau ganti baju, saya keluar dulu untuk menangani Vera ", ujarnya.
Cakrawala:" oh iya setelah selesai ganti baju cepat telpon saya ",katanya dan berlalu pergi.
Matahari pergi menemui sekretaris untuk merapikan dirinya.
( Di ruang tunggu).
Vera:" nah...calon suami dateng....", ulasnya tak tahu malu.
Cakrawala :" hust.. apaan kau ini, nggak enak di dengar tahu...", sanggahnya kesal.
Vera :" ngapain malu...kita ini mungkin sudah di pasangkan dari syorga", ujarnya seraya mengglayuti Cakrawala.
Cakrawala nampak risih.
Cakrawala :" ih lepaskan...", bentaknya emosi.
Vera:" ayolah kita menjalin hubungan", pintanya manja.
Cakrawala:" ku peringatin ya, sekarang aku sudah punya kekasih hati"
Vera :" mana ada tambatan hatimu...", protesnya tak percaya.
Di saat beradu pendapat pesan masuk ke hp Cakrawala.
Cakrawala: " baik kalau kau nggak percaya...", ujarnya kesal.
Suara langkah kaki mengejutkan Cakrawala dan terpana memandangi Matahari.
Cakrawala :" nah lihat, itu kekasihku ", ujarnya senang dan pergi menggandeng tangan Matahari.
Cakrawala:" ingat berprilaku wanita, tapi jangan berlebihan...".bisiknya pelan
Matahari :" siap pak...".
Cakrawala:" ingat sekarang kau wanita...", bisiknya.
Matahari :" wanita ya pak, ok...ok siap bos ",tingkahnya lucu.
Vera semakin nggak suka melihat pemandangan di depan matanya yang nampak mesra di lihat olehnya.
Sebenarnya yang di bisikan oleh Cakrawala bukanlah bualan cinta tapi sesuatu ancaman bagi Matahari untuk tetap waspada.
Vera:" ini paling cuma akal- akalanmu..",kilahnya tidak yakin.
Cakrawala :" sudah ada bukti kenapa nggak percaya??!!", sanggahnya.
Vera:" jangan bohong kau...kalau emang menjalin asmara kok nampak kaku..",protesnya tak percaya.
Cakrawala:" baiklah, ini aku buktikan", ujarnya seraya mencium kening Matahari.
Menyaksikan sikap Cakrawala menjadikan Vera kesal.
Cakrawala:" nah perkenalkan namanya ......".
Matahari :" Mentari", sahutnya.
Cakrawala:" yaa....yaaa Mentari ", ujarnya seraya tersenyum kaget.
Vera :" kau....kau memang sesuatu...Cakra...", ujarnya sambil mengepalkan tangannya kearah muka Cakrawala.
Cakrawala :" sini duduk sayang...", pura- puranya mesra.
Matahari :" baik sayang...", jawabnya tersenyum manis.
Melihat senyuman Matahari berdandan wanita yang nampak cantik membuat debaran jantung Cakrawala berdeguk kencang.
Vera :" sejak kapan kau punya kekasih ?", tanyanya tak percaya.
Cakrawala :" kemarin...".
Matahari :" sekarang..".jawabnya serempak tapi tak kompak.
Jawaban serempak dan tak kompak membuat Vera curiga.
Vera :" ini yang benar mana kemarin atau sekarang...", selidiknya.
Cakrawala :" maksudnya itu, saya menyatakan cintanya kemarin, tapi setuju untuk menerima cintaku baru tadi pagi, gitu...", ujarnya bohong.
Matahari :" he'eh betul", jawabnya gugup.
Vera tidak yakin dan pandangan matanya menuju kearah Cakrawala dan Matahari.
Untuk menyakinkan Vera maka Cakrawala memegang tangan Matahari dan menciuminya.
(*" nggak nyadar sebagai tangan cowok kok tangannya lentik dan lembut ", gumamnya dalam hati*).
Merasa risik karena di pegang begitu lama Matahari menginjak kaki Cakrawala di kolong meja.
Cakrawala :" aduuhh...", rengeknya kesakitan.
Vera masih penasaran dan belum beranjak pergi.
Suasana nampak sepi dan hpnya Cakrawala berbunyi.
Cakrawala :" permisi saya ngangkat telpon dulu".
Cakrawala menyingkir sebentar untuk ngangkat telpon.
Vera memandangi Matahari dengan tatapan seolah ingin membunuh.
Tak lama kemudian Cakrawala menghampiri mereka.
Selang beberapa menit datanglah Shanti menghampiri mereka.
Vera :" hai...Kak Shanti lama kita tidak berjumpa semenjak kakak meninggalkan Cakrawala beberapa tahun yang lalu... ", ujarnya senang.
Shanti :" iyaa kau sekarang sudah tumbuh dewasa dan semakin cantik ".
Cakrawala:" mana putramu..?".
Shanti :" ada saya titipkan dulu ".
Shanti :" ini siapa....cantik sekali..", tegurnya tersenyum di buat-buat.
Vera :" kekasihnya..".
Shanti terperanjat kaget karena di hatinya ingin kembali ke pangkuan Cakrawala, semenjak di tinggal selingkuh suaminya.
Cakrawala :" iya ...", jawabnya gugup.
Matahari :" betul...",angguknya tersenyum seraya menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.
Melihat Cakrawala, Shanti ,Vera begitu asyik seakan reuni keluarga dan dirinya diabakan secara diam-diam Matahari meninggalkan tempat itu dengan perasaan sedih.
Tanpa mereka sadari Matahari sudah meninggalkan tempat.
Shanti :" heeihh...mana Pacarmu", tanyanya kaget.
Vera :" iya kemana dia....", ujarnya heran campur bingung.
Cakrawala baru menyadari bahwa Matahari pergi tanpa pamit membuatnya merasa bersalah karena telah mengabaikannya.
Hp Cakrawala tanda wa masuk berbunyi.
Cakrawala:" oh dia pulang duluan...", ujarnya sedih. ( entah kenapa hati Cakrawala merasa kehilangan).
Hati Cakra merasa tidak tenang mohon undur diri kepada mereka.
Cakrawala masuk kedalam dan clingukan mencari Matahari.
Pak Broto:" bos ini bajunya Matahari....", ujarnya sambil menyodorkan tas tangan berisikan gaun.
Cakrawala :" baiklah..taruh meja sana ", jawabnya lesu.
Merasa hatinya tidak nyaman, Cakrawala mengirim pesan untuk pamit pada Shanti dengan dalih pekerjaan.
Cakrawala pulang dengan perasaan bersalah menghantuinya.
( Suasana pagi hari di kantor ).
Matahari :" he-eh ...", desahnya tak jelas.
Cakrawala :" mengapa mendesah...", ujarnya mengagetkan.
Matahari :" Iihh...bapak ngagetin aja...", ulasnya seraya mengelu-elus dadanya sendiri.
Cakrawala :" kenapa....?, tanyanya tersenyum maut.
Matahari melihat senyumannya sibos duduk terpaku dan melongok.
( *"cheetteek *"bunyi ibu jari Cakrawala ).
Matahari terperanjat kaget.
Matahari :" ih sibos senangnya kalau bikin orang kaget"
Cakrawala ;" habisnya pagi buta sudah melamun, awas loo kesambet setan entar...", ledeknya.
Matahari :" ih...sibos ada-ada aja...".
( pak Broto nylonong masuk).
Pak Broto :" bos ada tamu dari Tiongkok ", ujarnya panik.
Cakrawala :" kata siapa kamu...?", tanyanya terkejut.
Pak Broto :" Pak Candra...".
Cakrawala :" kenapa nggak nemui aku...".
Pak Broto :" sudah kemarin dan bapak katanya nggak mengangkat telponnya".
Cakrawala :" ya sudah, sudah...suruh nunggu di ruang tamu ", ujarnya cemas.
Pak Broto :" Baik bos...", ulasnya seraya pamit undur diri.
Cakrawala menyusul di belakang.
( Ruang tamu ).
Kebetulan tamu dari Tiongkok fasih bebahasa Indonesia).
Mr. Xieng Yie :" selamat siang..", sapanya ramah.
Cakrawala :" selamat siang...", ujarnya sambil memperkenalkan diri.
Percakapan mereka berlanjut tidak begitu lama setelahnya tamu pergi.
* Diruang kantor nampak Cakrawala bingung dan berjalan mondar- mandir*.
Matahari dan Pak Broto masuk bersamaan, mereka nampak heran melihat bos mereka gelisah.
Pak Broto+Matahari :" kenapa yaa bos kita ", ujar mereka saling pandang.
Belum sempat mereka berhenti keheranannya Cakrawala mendekati Matahari dan berjalan mengelilinginya sambil manggut-manggut.
Matahari yang di perhatikan sedemikian rupa merasa gugup dan berlindung di balik Pak Broto.
Matahari :" paa ada apa yaa, bos kita kok aneh ", bisiknya lirih.
Pak Broto :" mana aku tahu...", jawabnya lirih.
Mereka saling pandang dan berbisik.
( *" cheettek",*: suara ibu jari Cakrawala) .
Cakrawala :" aha...good, good very nice....", ujarnya mengagetkan.
Mereka tersentak kaget sampai mereka lompat kecil karena tegang.
Pak Broto:" bos sebenarnya apa yang terjadi....", tanyanya tegang.
Matahari :" iya pak, jangan membuat kita panik", ujarnya khawatir.
Cakrawala :" begini, kemarin tau kan Pak Broto,kita kedatangan tamu dari Tiongkok ingin bekerja sama di bidang wisata di perusahaan wisata kita tapi sebelumnya Mr. Xieng Yie ingin berkeliling di daerah kita dan mau di pandu tour guide wanita sedangkan perusahaan kita tour guide semua pria...".
Matahari :" apa Mr. Xieng Yie tidak lancar Bahasa Indonesia..?".
Pak Broto :" betul bos kenapa butuh tour guide kalau lancar Bahasa Indonesia.
Cakrawala :"beliau takut tersesat karena di sini cuma dua hari tak menginginkan waktu sia-sia ".
Matahari :" oh begitu...".
Matahari :" jangan bilang bapak nyuruh saya ", cletuknya khawair.
Cakrawala hanya tersenyum licik.
Cakrawala :" hee...kamu harus mau pura- pura jadi tour guide perempuan masalahnya kita tiada tour guide perempuan ", ujarnya tersenyum puas.
Matahari:" he-eh ", hela nafasnya.
Pak Broto :" semangat mas sis...., semangat... ", ledeknya memberi semangat dengan mengepalkan tangan memberi tanda semangat.
Cakrawala:" sana cepat ganti baju, biar Pak Broto mengantarmu ke hotel.
Mau tidak mau Matahari harus menuruti perintah bosnya kalau nggak ingin di pecat.
Matahari :" he'eh, baiklah", ujarnya lesu seraya melangkah pergi.
Beberapa saat kemudian Matahari keluar berbaju street dan bercelana jeans dengan terurai rambutnya menambah kecantikan yang tersembunyi.
Cakrawala :" hebat....cantik sekali....", pujinya kagum sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Cakrawala :" ingat bertingkah wanita....",ujarnya memberi peringatan.
Matahari :" bertingkah wanita yaa pak", jawabnya tersenyum konyol.
Melihat tingkah Matahari yang lucu dan konyol membuat Cakrawala gemas dan mencubit pipinya.
Cakrawala :" udah sana pergi...", perintahnya tersenyum bangga.
Cakrawala membayangkan wajah Matahari hari demi hari semakin cantik:* " cantiknya Matahari *", batinnya bergumam seraya tersenyum sendiri.
Cakrawala:" idiih amit- amit masa iya aku jatuh cinta sama pria....wah jangan- jangan aku mulai nggak normal nih", gumamnya dalam hati seraya mengepal tangannya dan memukul-mukul meja