Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1946
Purwokerto
INT. RUANG RAPAT — SIANG
Banyak orang, ada sekitar seratusan orang utusan termasuk Han, Ahmad Subarjo, Sukarni, Chaerul Saleh, Gatot, dan Iwa Kusuma berkumpul.
Banyak bendera ada bendera Masyumi, PNI, laskar perjuangan berkibar di halaman sebuah gedung pertemuan.
Mereka berdiskusi tentang kondisi bangsa.
SUKARNI
CHAERUL SALEH
GATOT
AHMAD SUBARJO
Iwa Kusuma dan Han mengangguk.
Hadirin mulai menempati kursi masing-masing, dan minuman dan hidangan mulai disajikan.
Mereka kemudian berdiskusi, bertanya, menjawab, membicarakan banyak persoalan. Akhirnya rapat berakhir.
PROTOKOL
Hasil rapat hari ini: Semua menyetujui pembentukan organisasi Persatuan Perjuangan yang memperjuangkan kemerdekaan 100% bulat seluruh nusantara, tak hanya Jawa dan Madura yang secara diplomatis diperjuangkan kabinet Sjahrir dan Soekarno.
Rapat selesai, dan bubar. Namun beberapa orang masih berkumpul dalam Rapat Tertutup.
Pintu ditutup rapat-rapat.
CHAERUL
SUKARNI
SUBARJO
Han terdiam, ia memainkan bulpennya, mencoret-coret selembar kertas. Seperti memecahkan sandi.
IWA KUSUMA
INT. KAMAR — SIANG
Juni 1946
Siaran radio memperdengarkan pengumuman Presiden Soekarno yang menyatakan keadaan bahaya di Indonesia.
Koran dan selebaran memberitakan peristiwa penculikan Sjahrir dan beberapa anggota kabinet.
Keadaan memanas. Lebih dari dua bulan korban penculikan itu belum dibebaskan.
Soekarno kembali mengumumkan kembali pernyataan bahwa: "Seluruh kekuasaan pemerintahan diserahkan kembali kepada Presiden Republik Indonesia yang sebelumnya dipegang Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Kekuasaan pemerintahan kembali ke tangan Soekarno".
Mendengar itu korban penculikan dibebaskan termasuk Sjahrir. Tak ada yang sakit. Semua korban selamat, dan tak kurang suatu apa pun.
INT. KAMAR — SIANG-MALAM
1946
Han terus menulis, mesin ketiknya berbunyi siang malam. Ratusan kertas telah masuk mesin ketik, dia isi dengan pikirannya, dan keluar jadi halaman penuh ide dan pemikiran atas kondisi bangsanya.
Satu tumpuk kertas dia bendel.
HAN
Kertas satu bendel itu dicetaknya jadi buku.
Ia menulis lagi, mengetik lagi.
Dalam siluet cuaca yang terus berganti, dari siang, malam, siang, malam, siang , malam, Han tanpa lelah menulis, mengetik buah pikirannya. Hingga ia menghasilkan satu tumpukan kertas lagi yang ia bendel.
INT. RUANG TENGAH — SIANG
1947
Han beserta beberapa kawan berkumpul.
KAWAN 1
KAWAN 2
KAWAN 3
KAWAN 4
Han diam saja, ia mencatat pembicaraan mereka.
Tiba-tiba datang seorang kawan, yang langsung menghormat pada Han dan berkata.
Van Mook menyatakan Belanda tak terikat lagi dengan perjanjian ini.
Han kaget, kawan-kawan lain kaget.
Meletuslah Agresi Militer Belanda 1. Perang kembali pecah. Pelabuhan-pelabuhan di Jawa dan Sumatra diduduki dan dikuasai tentara Belanda. Pelabuhan Semarang tempat biasanya Han berlayar juga telah dikuasai tentara Belanda.
Radio Indonesia menyiarkan keadaan bahaya dan perang. Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya.
Belanda juga menduduki pertambangan yang kaya minyak di Bojonegoro, juga perkebunan tebu dan pabrik gula di seluruh pulau Jawa. Di Sumatra Timur, Belanda menduduki perkebunan tembakau.
INT. RUANG RAPAT — MALAM
November 1948
Berkumpul Han beserta pengikutnya.
HAN
Kita harus membentuk partai baru.
KAWAN 1
HAN
KAWAN 2
KAWAN 3
HAN
KAWAN 3
HAN
Kawan-kawan lain mengangguk-angguk.
HAN