Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bloody Rose
Suka
Favorit
Bagikan
2. Warm (1)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. KAMAR ROSSE-DAY

Alarm di ponsel Rosse berbunyi. Rosse terbangun dari tidurnya. Ia tertidur di atas meja. Rosse langsung beranjak dan mengambil handuk pergi ke kamar mandi.

CUT TO:

INT. DAPUR RUMAH ROSSE-DAY

Rosse berjalan ke dapur dan mengambil dua telur dari kulkas. Rosse mengocok kedua telur dan menggorengnya. 

Aril berjalan ke luar rumah melewati dapur. Rosse menyadari keberadaan Aril.

ROSSE

Aril, mau ke sekolah sekarang? Sarapan dulu sini, bentar lagi mateng

Aril berhenti.

ARIL

Paling telur lagi, gak bisa ya, makan daging, ayam, kayak dulu? Ah iya, lupa, kan kita udah miskin 

ROSSE

Aril, bisa ga sih kamu berhenti ngomong kayak gitu? 

ARIL

Bisa, kalau Kak Rosse menghadirkan ibu dalam hidup aku lagi

ROSSE

Ril, kamu ga ngerti masalahnya, jadi Kak Rosse harap kamu-

Aril menoleh menatap Rosse tajam

ARIL

Kak Rosse juga ga ngerti seberapa dalam aku terluka ngeliat kepergian ibu, sedangkan Kak Rosse..

Aril memutar bola mata lalu pergi ke luar rumah. Rosse menutup mata menahan amarah lalu menghela napas panjang. 

Elise keluar dari kamar mandi.

ELISE

Kak, ada apa sih? Kok tadi aku denger ribut banget di rumah 

Rosse menoleh menatap Elise.

ROSSE

Nggak ada apa-apa, kok

Elise menatap sekitar

ELISE

Kak Rosse adu mulut lagi ya sama Kak Aril?

ROSSE

Siapa bilang?

ELISE

Bukannya udah jadi rutinitas?

Elise mengambil teko lalu menuangkan air ke dalam gelas.

ELISE

Kak Aril pasti berangkat sekolah duluan lagi,kan, terus aku berangkat sekolah sama siapa?

ROSSE

Kalo Kak Rosse anterin, mau ngga?

Elise mengangguk lalu meminum air.

ROSSE

Ya udah kalo gitu kamu siap-siap dulu, terus sarapan

ELISE

Ok, Kak

Elise berjalan menuju kamarnya.

CUT TO:

EXT. RUMAH ROSSE-DAY

Rosse mengunci pintu rumah lalu memberikannya pada Elise. 

ROSSE

Nih kunci rumah, dijaga ya

Elise mengangguk lalu menyimpan di saku roknya. Matanya beralih pada kebun bunga mawar. Wajahnya sayu.

ELISE

Mawarnya layu

Elise menghampiri mawar di kebunnya yang layu. Rosse tersenyum samar lalu menghampiri Elise dan merangkulnya.

ROSSE

Udah ga apa, bunga mawar aja loh, namanya juga tanaman, akan ada saatnya dia mati. Udah yuk, berangkat sekolah

Elise mengangguk lalu pergi ke sekolah bersama Rosse. Mereka berjalan beriringan sambil mengobrol dan tertawa.

CUT TO:

EXT. SMP N 2-DAY

Elise dan Rosse berdiri di depan pagar SMP N 2. Elise mencium tangan Rosse.

ELISE

Makasih ya Kak, udah nganterin

Rosse mengangguk lalu membelai rambut Elise. 

ROSSE

Semangat ya sekolahnya, yang rajin belajarnya

Elise mengangguk sambil tersenyum lebar.

ELISE

Ya udah kalau gitu aku duluan ya Kak, dahh!

Elise melambaikan tangan lalu berjalan ke dalam sekolah. Rosse membalas lambaian Elise lalu menarik napas panjang. Ia mengambil ponsel di sakunya. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh. Ia kembali berjalan menuju sekolahnya. 

CUT TO:

PINGGIR JALAN-DAY

Rosse berjalan cepat menuju sekolahnya. Beberapa kali ia melihat jam di ponselnya. 

Motor dengan kecepatan tinggi menabrak sisi kanan tubuhnya. Rosse jatuh tersungkur, namun motor itu tetap melaju. 

ROSSE

AARRGGH!

Siku dan lutut Rosse berdarah. Rosse mencoba bangkit dan berjalan namun tertatih. Sepanjang perjalanan, Rosse merintih.

CUT TO:

INT. KELAS 11 IPA 3-DAY

Rosse memasuki kelas lalu langsung duduk di kursinya. Beberapa murid di kelasnya memperhatikan Rosse dengan tangan dan kaki berdarah namun tidak ada satu pun yang menghampirinya. Di sudut kiri belakang nampak kerumunan murid laki-laki.

FARRELL

Eh, nomor 10, dong!

HAMZAH

Nomor 9 belum gue, nomor 9 dulu

BAGAS

Jawaban gue nomor 15 sama kan, kayak punya lo?

Fathy menaruh buku catatan di atas meja.

FATHY

Dah, nih! Liat sendiri jawaban PR Fisika gue

FARRELL

Nah, kayak gini dong daritadi

Farrell mengambil buku catatan Fathy lalu menyalin jawaban. 

Rosse yang memerhatikan mereka menaikkan sebelah alis. Sesaat kemudian mata Rosse membulat lalu mengeluarkan buku fisikanya. 

ROSSE(VOICE OVER)

Gawat! gue belum ngerjain samsek, ada 20 soal lagi, mana keburu, waktu tinggal 7 menit

Tangan Rosse langsung sibuk menghitung. 

Berlian duduk di depan Rosse. 

BERLIAN

Hai Rosse, eh siku kamu kenapa? Berdarah gitu, ga diobatin dulu?

Rosse menghiraukan. Berlian menatap buku catatan Rosse.

BERLIAN

Kamu lagi ngerjain PR fisika, ya? Mau aku bantuin ngga? Waktunya tinggal 7 menit, loh sebelum bel masuk

Rosse menghiraukan. Berlian langsung mengambil buku catatannya di tas lalu menaruhnya di meja Rosse. 

BERLIAN

Salin punyaku aja, aku bantuin nomor 11 sampe 20, ya?

Rosse menatap Berlian tajam.

ROSSE

Lo pikir gue mau nyontek jawaban, lo?

Berlian menggeleng.

BERLIAN

Aku tau kamu bakal nolak ini, tapi waktunya sebentar lagi, ga keburu kalau ngerjain sendiri

Rosse terdiam sesaat. Berlian menggeser buku Rosse sehingga Berlian bisa menulis di sisi kanan. Berlian langsung menulis di atas buku catatan Rosse. Rosse terdiam menatap Berlian. 

BERLIAN

Kok kamu berhenti nulis? Waktunya bentar lagi loh

Rosse langsung menatap buku catatannya dan menyalin jawaban Berlian di bukunya. 

Bel sekolah berbunyi, tepat setelah Rosse dan Berlian selesai menuliskan nomor terakhir.

BERLIAN 

Akhirnya selesai juga, nyampe kan kalau dikerjain bareng-bareng?

Rosse membuang muka. Berlian tersenyum. 

BERLIAN

Siku kamu gak diobatin dulu?

ROSSE

Gak, gue gak mau ketinggalan pelajaran

BERLIAN

Perawat di UKS bisa ngoba-

ROSSE

Gue ga butuh diobatin!

Bu Rita masuk ke ruangan kelas.

BU RITA

Selamat pagi anak-anak

MURID-MURID

Selamat pagi, Bu..

Bu Rita duduk di kursi guru

BU RITA

Sekarang, silakan kumpulkan PR kalian

Berlian berdiri dan mengangkat tangan

BERLIAN

Bu

BU RITA

Ya Berlian?

BERLIAN

Tangan Rosse berdarah, boleh saya antar ke UKS dulu

Rosse memutar bola mata kesal. Bu Rita menghampiri Rosse.

BU RITA

Ya ampun, lutut kamu juga berdarah loh, kenapa ga diobatin dari tadi

Rosse menunduk.

BU RITA

Berlian silakan antar Rosse ke UKS, ya

BERLIAN

Iya Bu, oh iya ini PR kami berdua, Bu

Berlian menyerahkan buku catatan Rosse dan Berlian. Bu Rita menerimanya. Berlian menuntun Rosse berjalan. 

AZEYA

(bisik)

Berani juga Berlian deketin Rosse

KAY

(bisik)

Bisa juga ya, cewek bodoh kayak Berlian mau berteman sama cewek buas kayak Rosse

MELODY

(bisik)

Namanya juga manusia bawah kasta, emang ga jelas deh mereka berdua

CUT TO:

KORIDOR SEKOLAH-DAY

Rosse berjalan ditumpu oleh Berlian menuju UKS. 

ROSSE

Lo ngerti ga sih ucapan gue? Gue ga mau ketinggalan pelajaran! Gue ga mau ninggalin kelas!

BERLIAN

Aku tau, akademik begitu berharga di mata kamu, tapi kamu harus merhatiin diri kamu sendiri, kamu kalo belajar tapi kamu terluka belum diobatin apa kamu bisa fokus?

Rosse terdiam sesaat. 

ROSSE

Bisa lah!

BERLIAN

Ada masanya kamu ga perlu pura-pura kuat, Rosse, ada masanya kamu harus perhatikan dirimu sendiri sebelum memerhatikan orang lain

Rosse menatap Berlian. Langkah Rosse dan Berlian terhenti di depan UKS. 

BERLIAN

Udah sampe, nih

CUT TO:

INT.UKS-DAY

Rosse dan Berlian masuk ke UKS. 

BERLIAN

Permisi Bu Irma, bisa tolong obati teman saya?

Bu Irma menoleh

BU IRMA

Ooh iya bisa, duduk di sini

Bu Irma menyodorkan kursi pada Rosse. Rosse duduk di atasnya. 

BU IRMA

Lukanya besar juga, kamu kenapa kok bisa sampai luka gitu?

Bu Irma membersihkan luka Rosse. Rosse beberapa kali menahan ringisan perih.

ROSSE

Tadi cuman jatuh aja di pinggir jalan

Bu Irma mengoleskan obat luka

BU IRMA

Kok bisa jatuh? Jangan-jangan ada yang nabrak kamu, ya?

Rosse menggigit bibir menahan perih.

ROSSE

Ng-nggak kok Bu, tadi aku kurang hati-hati aja jalannya 

Bu Irma mengangguk-angguk lalu memberikan plester di luka Rosse sedangkan Berlian menaikkan alis mendengar jawaban Rosse.

BU IRMA

Kalau gitu lain kali hati-hati, ya!

Rosse mengangguk

BU IRMA

Nah, udah selesai

Rosse melihat kedua luka yang sudah ditutupi perban

ROSSE

Terima kasih ya, Bu

BU IRMA

Iya sama-sama, boleh langsung kembali ke kelas ya

Rosse beranjak dari kursi. 

BERLIAN

Terima kasih ya Bu, saya dan Rosse duluan, Bu 

BU IRMA

Iya, Rosse kamu hati-hati ya, jangan lari-lari dulu

Rosse mengangguk lalu ditopang Berlian mereka pergi ke luar UKS. 

CUT TO:

KORIDOR SEKOLAH-DAY 

Rosse berjalan ditopang Berlian menuju kelas. Rosse berhenti.

ROSSE

Gue bisa jalan sendiri

Rosse melepas tangannya di bahu Berlian. 

BERLIAN

Yakin?

Rosse langsung berjalan pincang ke kelas. Berlian menyamakan langkah Rosse. 

BERLIAN

Kamu nanti pulang jalan kaki?

ROSSE

Bukan urusan lo, kan?

BERLIAN

Urusan aku juga, dong!

Rosse berhenti. 

ROSSE

Kenapa sih, lo suka banget ikut campur urusan gue?!

BERLIAN

Karena kamu temen aku, Rosse

ROSSE

Tapi gue ga nganggep lo temen

Berlian menggeleng

BERLIAN

Aku ga peduli, Rosse, gimanapun kamu mau anggep aku, kamu adalah temen aku

Rosse menatap Berlian. Berlian menatap Rosse dengan senyum lebar. Rosse melanjutkan langkah lagi menuju kelas. Berlian menyamakan langkah. 

CUT TO:

INT.KELAS 11 IPA 3-DAY

Berlian mengetuk pintu. Seluruh perhatian tertuju pada Berlian dan Rosse.

BU RITA

Lukanya udah diobatin?

ROSSE

Sudah, Bu

BU RITA

Ya sudah kalau gitu silakan masuk ke kelas

Berlian dan Rosse memasuki kelas dan duduk di kursi masing-masing. 

BU RITA

Oke, kita lanjut pelajarannya

CUT TO:

Bel istirahat berbunyi. 

PAK REMO

Karena sudah bel istirahat, bapak akhiri dulu materi hari ini, khusus hari ini Bapak tidak kasih PR

MURID-MURID

Terima kasih, Pak

Beberapa murid langsung berkeliaran ke luar. Beberapa lainnya riuh di kelas. Berlian beranjak dari kursi lalu menoleh ke belakang pada Rosse.

BERLIAN

Rosse, mau ke kantin ga?

Rosse tidak mengalihkan pandangan dari buku pelajaran. 

ROSSE

Gak

BERLIAN

Kamu gak laper?

ROSSE

Gak

AZEYA

Berliaan!

Berlian menoleh pada Azeya. 

BERLIAN

Iya?

AZEYA

Kalau dia gak mau ke kantin, sama kita aja

Berlian menoleh sesaat pada Rosse. Rosse tetap sibuk menatap buku pelajaran. Berlian menghampiri Azeya, Kay, dan Melody. Rosse diam-diam menatap Berlian. 

BERLIAN

Ya udah, yuk!

KAY

Aduh, tapi kaki gue lagi pegel banget, nih! Kayaknya gak bisa ke kantin, deh

MELODY

OMG! Lo ga boleh kemana-mana dulu! Gue temenin ya, di sini

AZEYA

Gue juga pasti temenin lo, Kay

BERLIAN

Mmm, terus kalian jadi ke kantin?

KAY

Lo tega liat kaki gue keseleo terus desek-desekan di kantin?

BERLIAN

Mmm, kalau gitu, kalian mau beli apa? Aku pesenin, deh!

AZEYA

Lo emang baik banget, deh!! Kalau gitu beliin kita 3 dimsum, ya! Sama 3 cappuccino 

Azeya memberikan Berlian uang Rp 50.000,00. Berlian menerimanya.

BERLIAN

Kalau gitu aku ke kantin dulu, ya. Semoga kaki Kay cepet sembuh

MELODY

Oh iya! Habis ini pelajaran apa, sih?

KAY

Habis ini matematika! Gue belom ngerjain PR! Mampus!

AZEYA

OH IYA! Duh gimana dong?! Bu Reni kan galak banget! Gue bisa kena marah sama Bu Reni!!

BERLIAN

Mm, kalian mau lihat jawaban PR aku, ngga?

Berlian mengambil buku dari tas. Di sisi lain Azeya, Kay, dan Melody ber-tos pelan. Berlian menghampiri Azeya, Kay, dan Melody sambil membawa buku catatannya.

BERLIAN

Ini, kalian lihat aja jawabannya di buku catatanku

Berlian menyodorkan buku catatan matematika. Melody mengambil buku catatan Berlian.

MELODY

Makasih banyak, yaaa!

BERLIAN

Iya, kalau gitu aku ke kantin dulu ya, dahh!

Berlian melambaikan tangan

KAY

Daaahh!

Berlian keluar dari kelas. Azeya, Melody, dan Kay langsung tertawa terbahak-bahak.

Rosse mengeluarkan ponsel lalu menekan aplikasi perekam suara. 

AZEYA

Bodoh banget emang Berlian!

MELODY

Iya! Percuma nilai tinggi kalau mudah banget dimanfaatin! Ahahahah

KAY

Otaknya cuman di atas kertas aja, tuh! 

Rosse menatap Kay, Melody, dan Azeya tajam. Rosse menunduk dalam lalu mengepalkan tangannya dan memukul meja. Kay, Melod, dan Azeya langsung menoleh pada Rosse.

MELODY

(bisik)

Rosse denger ucapan kita, ya?

KAY

(bisik)

Tapi kelihatannya dia fokus gitu belajarnya

AZEYA

(bisik)

Mungkin dia lagi stress kali belajar, lagian kalaupun dia denger dia ngga akan peduli

KAY

(bisik)

Iya juga, ya

Rosse memutar bola mata. Menutup kedua mata sambil menggigit bibir menahan amarah. 

ROSSE(VOICE OVER)

Aneh, gue marah atas nama orang lain, tapi gue ga bisa biarin bedebah kayak mereka masih bertahan di bumi ini

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar