Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
65. INT. RESTORAN ITALIA (MARKAS DON BRUNO). SIANG.
Cast : Don Bruno – 5 Anak Buah Don Bruno.
Wajah Don Bruno terlihat tegang, resah, dan khawatir. Dia mengambil handphone, lalu mencari nama Victor. Tak lama ketemu nama Victor, terlihat di screen handphone, lalu ia menghubungi Victor.
OS> Terdengar suara handphone sedang tidak aktif.
DON BRUNO
Sialan! ... Kemana tuh, monyet Victor!
Don Bruno menghubungi Kartaji, nampak tiga anak buah Don Bruno berdiri di belakangnya.
CUT TO
66EXT. PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. SIANG.
Cast : Kartaji.
Handphone Kartaji berbunyi. Ia melihat screen handphone, nampak nama Don Bruno. Kartaji mematikan handphone-nya.
BACK TO SCENE 65
Terlihat wajah Don Bruno menahan amarah.
DON BRUNO
Berangkat!
CUT TO
67. EXT. PINGGIR JURANG. SIANG.
Cast : Armand – Melly – Vincent – David.
Nampak Vincent dengan paha mengeluarkan darah karena tembakan, terkapar di pinggir jurang.
MELLY (VO)
(erteriak) Vincent!
ARMAND
Mana David?... Kemana David?
Vincent menunjuk ke dalam jurang.
ARMAND
(marah) Sialan!
Armand dan Melly menghampiri jurang. Mereka melihat ke dalam jurang, tampak David terkapar, tewas di dalam jurang.
MELLY
(berteriak histeris sambil menangis) Daviiiiiid ...
CUT TO
68. INT. RUMAH/PONDOKAN. SIANG.
cast : Armand – Melly – Vincent.
Armand meletakkan Vincent di kursi, Armand mengambil kaos dari tasnya, lalu menyobeknya dan memberikannya pada Melly. Melly mengikat luka Vincent. Armand memandang Melly, mereka saling berpandangan. Pandangan mereka saling curiga.
ARMAND
(memotong) Ceritanya nanti aja ...
FADE OUT
FADE IN
Nampak mereka berkumpul di ruang tengah.
VINCENT
Begitulah kejadiannya ... Sebelum David ngebunuh gue ... Gue duluin.
Sejenak mereka terdiam, terlihat kesedihan di wajah Melly.
MELLY
Gue siapin makanan dulu ... Kebetulan gue bawa piring plastik, buat alas bungkusan makanan.
Melly meraih makanan dan minuman yang ada di meja, dan berlalu. Armand memandang tajam Vincent.
CUT TO
69. EXT. HUTAN. SIANG.
Cast : Kartaji – Karina – Victor.
Sampailah Kartaji di mana ia meninggalkan Karina sendirian. Langkah Kartaji terhenti. Ia terpana, di hadapannya terlihat Karina tengah duduk bersimpuh dengan air mata berlinang, sedangkan Victor tengah menodongkan pistolnya pada Karina.
VICTOR
(tertawa menyebalkan) Sebenarnya kapan aja gue bisa bunuh lo berdua … atas restu Don Bruno.
FLASHBACK > Lanjutan/sambungan adegan Scene48 (lihat Scene48).
Kartaji mengambil amplop coklat berisi uang dan amplop coklat berisi foto Armand dan Karina, tanpa kata-kata Kartaji melangkah pergi.
DON BRUNO
Victor.
VICTOR
Ya, Don.
DON BRUNO
Habisin semuanya, jangan ada saksi satu pun juga, walaupun itu cuma seekor anjing.
VICTOR
Baik Don, dengan senang hati.
FLASHBACK CUT TO
BACK TO SCENE 69
VICTOR
Gue paling suka mempermainkan dan melihat orang tertekan dan tersiksa menjelang kematiannya.
Kartaji diam saja.
VICTOR
Mana pistol lo?
Kartaji diam saja, Victor menjambak rambut Karina dan menempelkan pistolnya pada pipi Karina. Karina berteriak dan menangis ketakutan. Melihat itu semua Kartaji melangkah maju.
VICTOR
(mengacungkan pistolnya pada Kartaji) Gue nggak main-main!
Kartaji menghentikan langkahnya.
VICTOR
Pistol … Please …
Kartaji mengambil pistolnya yang ia selipkan di belakang pinggangnya, kini Kartaji tengah memegang pistol.
VICTOR
Lempar!
Kartaji diam saja, matanya menatap tajam Victor.
VICTOR (cont)
Gue bunuh lo berdua! … Dimulai dari (mengokang pistolnya dan menempelkan ke kepala Karina) … yang terdekat.
Kartaji tetap diam, suasana menjadi tegang, Victor menjenggut menarik rambut Karina, sehingga Karina bangkit dari bersimpuhnya, suasana menjadi semakin tegang.
VICTOR
Satu …
Kartaji saling menatap dengan Karina.
VICTOR
Dua …
Kartaji memberi isyarat agar Karina menunduk.
VICTOR
Ti …
Secepat kilat Karina menunduk, secepat kilat juga Kartaji menembak Victor, begitu juga Victor menembak berbarengan dengan Kartaji. Mereka sejenak masih berdiri, saling menatap. Kartaji pun jatuh tersungkur, terlihat Victor berdiri mematung, matanya berkedip-kedip. Ia melangkah, baru dua langkah, ia berhenti, dari lehernya darah mengalir deras, Victor tertembak di lehernya. Ia mendekap luka tembaknya dengan tangannya, agar darah tidak mengalir, tetapi percuma, darah terus mengalir. Victor pun ambruk jatuh ke belakang, terlentang dengan mata terbuka. Karina menghampiri Kartaji, nampak Kartaji terkena tembakan pada dadanya.
KARINA
Pak …
Kartaji menatap nanar Karina.
KARINA
Bertahan, Pak … Saya akan cari orang untuk …
KARTAJI
(memotong) Tidak usah (tersenyum) Bapak senang kamu selamat.
KARINA
Tapi, Pak … Luka Bapak …
KARTAJI
Sudahlah … Pergilah … Ting … ting … galkan … Bapak … di sini … karena …
KARINA
(memotong) Saya tidak akan pergi kalau tidak dengan Bapak.
KARTAJI
Pergilah dari tempat terkutuk ini … Bi … bi … ar ting … gal ba … pak di sini … kun … kun … ci … mo … bil (Kartaji batuk, keluar darah segar) di sa … ku … nya (Victor) …
Nafas Kartaji semakin lemah. Ia tengah sekarat.
KARTAJI
(tersengal-sengal) Di HP bap … pak … ada a … la … mat … lok … ka … si … ka … kak … mu … La … la … por … polis … si …
KARINA
(menatap Kartaji) Ada pertanyaan yang Bapak belum jawab, kenapa Bapak tolong saya? … Kenapa Bapak menyelamatkan saya?
Tanpa menjawab, Kartaji mengambil sesuatu dari jaketnya, ternyata selembar foto, lalu ia memberikan foto tersebut pada Karina.
CUT TO
70. EXT. HUTAN (LOKASI BEBAS). SIANG.
Cast : Kartaji.
FLASHBACK
Nampak Kartaji tengah berjalan menyusuri hutan, terdengar sayup-sayup suara musik, kini Kartaji tidak jauh dari lokasi di mana Victor dan Karina berada, tanpa sengaja ia melihat ke bawah, ke sepatunya, nampak selembar foto menempel di sepatunya, lalu ia mengambil mengangkat kakinya untuk melepas foto yang menempel. Dilihatnya foto terebut.
KARTAJI
(takjub dan heran) Gawat!
Foto tersebut ia kantongi lalu meneruskan langkahnya.
CUT TO BACK TO SCENE 69
Foto tersebut bergambar Karina dan Kartika, alangkah kagetnya Karina melihat foto tersebut.
CUT TO