Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
TULISAN DI LAYAR:
"2 JAM KEMUDIAN"
FADE IN:
INT. KAMAR APARTEMEN / KAMAR TIDUR - MALAM
Kamarnya gelap, dengan tirai hanya terbuka sedikit. Situasi sangatlah tenang.
JEDA
Tiba-tiba...
KRINGG!
ALARM DI SMARTPHONE milik Rio berbunyi. Ia langsung mencoba meraih smartphone yang terletak di meja samping, namun ia malah menjatuhkan minuman yang ia taruh sebelumnya.
RIO
(Kesal)
Ya Tuhan!
Ia akhirnya mencapai smartphone yang masih membunyikan suara kencang. Setelah mematikan alarm, ia kemudian mengirim pesan kepada Gian lewat aplikasi chatting miliknya.
RIO
(Lewat tulisan)
Oi. Mau jemput jam berapa?
Ia membawa smartphone beserta minuman yang baru saja ia jatuhkan ke dapur. Ia meneguk kembali minumannya sebelum memasukkannya ke dalam kulkas.
Ia berjalan menuju sebuah RADIO di sebelah TV miliknya dan mulai menyalakan radionya, memulai sebuah lagu. Setelah itu ia pergi menuju kamar mandi.
INT. KAMAR APARTEMEN / KAMAR MANDI- MALAM
Ia berdiri di depan sebuah WASTAFEL dan melihat refleksi dirinya di sebuah cermin yang terletak tepat di atas wastafel.
Setelah melihat wajahnya sembari memikirkan sesuatu, ia mencuci mukanya.
INT. KAMAR APARTEMEN / RUANG TAMU - MALAM
Ia berjalan keluar dari kamar mandi sembari melap wajahnya dengan sebuah handuk. Ia kemudian melihat smartphone miliknya, yang mendapati pesan dari Gian.
GIAN
(Lewat tulisan)
9. Gua udah bawa paket di mobil gua. Gua juga bawa si anak baru. Udah siap belom lo?
Wajah Rio mulai tampak kesal sekaligus cemas.
RIO
(Lewat tulisan)
Udah, udah. Jadi juga lo bawa si anak baru?
GIAN
(Lewat tulisan)
Si bos maksa, gua udah ga bisa ngapa-ngapain.
RIO
(Sembari mengunci handphone)
Anjing...
Ia kembali ke kamarnya. Setelah itu ia membuka lemari pakaiannya, mengganti kaos serta mengambil sebuah jaket.
Rio kemudian mematikan radio miliknya dan menyalakan TV untuk ditonton. Ia duduk dan memulai menonton salah satu siaran di TV itu.
FADE TO BLACK
TULISAN DI LAYAR:
"9:21"
FADE IN:
Telepon Rio berbunyi, dan saat memegangnya ia melihat nama Gian di layar telepon. Ia kemudian mengangkatnya.
GIAN
Gua udah di depan. Buruan ke sini.
RIO
Ke mana aja lo? Ni gua udah siap dari jam 9 lo belom dateng.
GIAN
Iye, iye. Ni gua udah nyampe kan? Cepetan keluar makanya.
Rio mematikan teleponnya, mematikan TV, memakai kaos kaki dan sepatu, dan langsung keluar pintu. Ia mengunci pintu dari luar.
JEDA
KAMERA masih berada di ruang tamu dan menunjukkan pintu yang tertutup.
Ada SUARA LANGKAH KAKI yang semakin besar dan cepat.
Kunci pintu terdengar dan Rio kembali membuka pintu dan dengan terburu-buru membuka LEMARI dan mengambil PISTOL yang tertinggal. Tidak lupa, ia juga mengambil beberapa MAGAZINE PELURU dan disimpan di dalam jaketnya.
Ia lagi keluar pintu dan menguncinya.
EXT. APARTEMEN - MALAM
Rio keluar, dan melihat sebuah MOBIL SUV GELAP, sama seperti yang dikendarai Rio pada siang hari. Ia mendatanginya dan turunlah jendela supir. Wajah Gian terlihat.
GIAN
Hoi.
RIO
Yo.
GIAN
Duduk di sebelah gua yok.
Rio pun berjalan ke arah kursi penumpang di sebelah Gian.
GIAN
Gua tadi juga mampir ke McD, gua beliin lo burger. Gapake sayur kan?
Rio membuka pintunya. Kita melihat GIAN yang juga mengenakan sebuah jaket gelap dan celana jeans panjang.
RIO
Gian, terkadang hanya kamu di dunia ini yang masih ingat aku.
GIAN
Udah, gausah banyak bacot. Cepet ambil di kursi belakang.
Rio hanya tertawa ringan dan duduk.
Saat Rio duduk dan menoleh ke belakang, ia melihat anak baru yang ikut, ACHMAD. Ia juga melihat plastik makanan di samping Achmad. Tidak seperti Rio dan Gian, Achmad mengenakan kemeja lengan panjang.
RIO
Oh, jadi lu yang namanya Achmad.
ACHMAD
(Sembari mengajak Rio bersalaman)
Iya bro. Salam kenal yo.
RIO
Bra-bro-bra-bro. Gausah
bra-bro-bra-bro ke gua. Yang penting ntar malem lu ga macem-macem ye.
ACHMAD
Tenang, tenang. Pasti lancar ntar malem.
Rio seperti terkejut mendengarnya, dan langsung menoleh ke Gian.
RIO
Yan, ni anak kenapa pede gini dia?
GIAN
Itu namanya optimis, kaga kayak lo yang dikit-dikit pesimis. Mending lu makan aja burger yang gua beliin.
Kemudian mobilnya berjalan keluar dari area apartemen, dan menyusuri jalan raya.
CUT TO:
INT. MOBIL SUV (BERGERAK) - MALAM
KAMERA kini berada di kap depan mobil, melihat ke dalam ketiga karakter kita dari kaca depan. Musik terdengar dari radio.
GIAN
Sedang fokus menyupir mobil SUV.
RIO
Sibuk melahap burger dan kentang miliknya.
ACHMAD
Minum minuman bersoda dari McD di kursi belakang sembari melihat ke luar jendela.
GIAN
Pertanyaan. Dari semua film Mission Impossible, mana yang paling kalian suka?
RIO
Mission Impossible?
GIAN
Iyo. Yang pertamalah, apa yang ketigalah, atau yang terakhir. Yang mana lo bilang paling bagus?
RIO
Lo napa tiba-tiba nanya Mission Impossible?
GIAN
Kemaren gua abis nonton soalnya.
RIO
Hmmm. Gua sih lebih demen yang kelima ya.
GIAN
(Kaget) Kelima?
RIO
Iya. Rogue Nation.
GIAN
Terus yang keenem emangnya ga bagus?
RIO
Hei, gua ga bilang yang keenem jelek. Gua cuma bilang gua paling demen yang kelima.
GIAN
Kenapa?
RIO
Kenapa? Ya krena itu yang paling seru. Inget ga yang adegan pas si Tom Cruise ngelawan musuhnya di plafon atas, yang lagi di konser nyanyi.
GIAN
Maksud lo pas yang lagi di opera itu?
RIO
Ya ya, itu. Adegan itu aja menurut gua udah yang paling keren. Dari lagunya yang sesuai sama adegannya Tom Cruise ngelawan musuhnya sampe dia nembak pake seruling. Keren banget itu mah. Sama apa yang gua senengin sama yang kelima itu karena untuk pertama kalinya kita lihat si Ethan Hunt kesulitan lawan musuhnya. Dari awal musuhnya yang kacamataan itu selalu unggul. Di situ gua untuk pertama kalinya ngerasa seru banget.
GIAN
Oke, itu valid.
RIO
Okeee, sekarang giliran argumen lu.
GIAN
Nah, kenapa gua bilang yang keenam yang paling bagus? Yang pertama stunt-nya yang keenam keren banget, dari yang si Ethan sama yang main Superman itu ngelawan orang Jepang di toilet tu udah keren banget berantemnya. Apalagi yang dia lompat dari pesawat soalnya si Tom Cruise beneran terjun kan? Sama yang kedua, yang keenam lebih bagus soalnya filmnya ni lebih mainin di dilema karakternya. Yang adegan si Ethan harus pura-pura jadi jahat, harus kerja sama sama musuhnya demi nangkep musuhnya yang lain, itu tu titik emosionalnya kerasa banget. Menurut gua ya.
RIO
Hmmmm, oke oke. Kayaknya gua mesti nonton ulang yang keenam.
GIAN
(Melihat ke belakang lewat kaca spion)
Woi, Achmad. Menurut lu mana yang paling bagus?
ACHMAD
Huh, gua ga nonton.
RIO
(Menoleh ke belakang)
Ga nonton? Apa maksud lo ga nonton?
ACHMAD
Ga nonton. Gua ga nonton film... apapun yang sedang kalian bahas. Gua emang ga nonton banyak film.
RIO
(Masih menoleh) Ga banyak nonton film?
ACHMAD
Ga.
GIAN
Lo pasti banyak nonton sinetron ya mad. Atau film naga-nagaan yang sering dijadiin meme di internet.
ACHMAD
Gua ga banyak nonton film karena gua emang ga banyak duit. Ke bioskop mahal, beli film juga mahal. Untung kalo di TV ada film yang bagus, gua bisa nonton. Gua emang ga doyan nonton sih.
RIO
Alah, lo gausah sok sedih gitu cuk. Ni, gua jelasin kenapa lo mesti banyak nonton film. Nonton film ga cuma buat seneng-seneng doang. Iya, tujuan film--
EXT. MOBIL SUV (BERGERAK) - MALAM
Suaranya Rio semakin lama semakin mengecil, seiring dengan layarnya yang semakin lama semakin menghitam dan mobil yang semakin menjauh.
FADE TO BLACK
TULISAN DI LAYAR:
"10:11"
FADE IN:
EXT. PARKIRAN DEKAT GUDANG - MALAM
Sebuah MOBIL SUV memasuki parkiran depan GUDANG BESAR yang berada di dekat Hotel Batu Merah. Di parkiran itu ada dua mobil hitam terparkir.
Mobil SUV berhenti di dekat pintu gudang dan mematikan mesinnya.
Terdengar suara percakapan dari dalam mobil, dengan suara yang redup sembari setiap penumpangnya turun dari mobil itu.
RIO
Jauh banget, gila. Pegel pantat gua duduk.
GIAN
Makin penasaran gua, siapa sih yang mau beli jauh-jauh gini dari kita.
(Jeda)
Eh yok, lo liat dua mobil tu?
RIO
Iya, dua mobil item. Itu kayaknya pelanggan kita.
GIAN
Mereka udah nyampe toh. Dua mobil kayaknya banyak yang beli.
RIO
Itu gua gatau deh. Ntar aja kita liat pas di dalem.
Ketiganya membuka bagasi mobil, yang kemudian mulai menuruni DUA KARDUS mie instant. Rio mengambil satu dus, sementara satu dus lagi masih tertinggal di bagasi.
RIO
Heh, itu tolong bawain lagi satu.
GIAN
Eh Achmad, itu bawain lagi satu.
Achmad hanya melihat ke arah Gian, dan kemudian mengangkutnya. Gian menutup pintu bagasi.
GIAN
Kira-kira siapa yak yang beli?
RIO
Itu gua gatau. Pelanggan baru soalnya. Katanya bos sih gitu.
GIAN
Selama dia emang percaya sama pelanggannya sih harusnya emang ga ada masalah.
ACHMAD
Emangnya kalo kayak gini masalah ya?
GIAN
Si Rio takut soalnya kan biasanya pelanggan baru gapernah beli segini banyak. Takut misalkan aja yang beli ternyata polisi atau intel, kan kita gatau apa-apa soalnya.
RIO
Gua udah bilangin nih padahal ke Bos. Cuma malah dikasi tau kalo ini ni emang rejeki. Gua juga bilang ke Pak Menteri tapi dia juga bilang kalo gaperlu takut.
GIAN
Sekarang kan juga lagi dikit nih ada pelanggan yok, mungkin karena itu mereka ambil-ambil aja.
RIO
Tetep aja yan. Lu gatau gimana hukuman kita kalo ketahuan bawa segini banyak? Ilang dah namalu dari sini.
GIAN
Gausah culun gitu. Lagian kita bawa pistol kan, jadi seharusnya ga ada masalah.
ACHMAD
(Wajah bingung)
Pistol?
RIO
Lo masih anak baru. Emang jangan dulu bawa.
GIAN
(Tertawa)
Nanti lo malah nembak jempol kaki lo sendiri.
Sampai di depan pintu gudang, Rio yang memimpin laju mereka berhenti. Ia kemudian menghadap kedua rekannya.
RIO
Oke, jadi yang beli udah di dalem. Kita liat ada dua mobil, jadi bisa aja yang beli itu enam apa delapan orang.
(Ke Gian)
Kalo ada apa-apa, langsung cabut pistol lo ya yan.
(Ke Achmad)
Nah, lo kalo ada apa-apa bawa kardusnya secepet mungkin, abistu lari ke luar.
(Ke semua) Oke ya?
GIAN
Gua mah selalu siap.
ACHMAD
Oke yok.
RIO
(Mengangguk)
Oke.
Gian membukakan pintu untuk mereka, dan masuklah mereka ke dalam bangunan itu.
RIO V/O
Gua tau pikiran kalian. Emangnya worth it gua ngetaruhin nyawa gua buat nganter narkoba ginian doang? Kadang orang emang gampang banget mikir "lu punya pilihan", "kita semua punya pilihan". Gua bilang itu bullshit. Kenapa? Karena kita semua ga lahir dengan status dan kondisi yang sama, sob.
FADE TO BLACK
TULISAN DI LAYAR:
"10:59"
FADE IN:
EXT. PARKIRAN DEKAT GUDANG - MALAM
Kita melihat gudang besar itu. Situasi tenang, tidak ada apa-apa yang terjadi.
JEDA
Namun tiba-tiba... DOR!DOR!DOR!DOR!
Terdengar SUARA TEMBAK-MENEMBAK dari dalam gudang. Kemudian beberapa detik kemudian RIO, GIAN DAN ACHMAD BERLARI keluar dari pintu yang mereka masuki sebelumnya.
Gian diam di balik pintu dan menembakkan pistol ke dalam gudang.
Achmad berlari dengan PINCANG karena kakinya yang tertembak dan mengucurkan darah yang cukup banyak.
Mereka berlari ke arah mobil mereka. Rio yang sampai lebih dulu dan meminta kunci dari Gian.
RIO
Yan! Kuncinya yan!
GIAN
(Sembari melempar kunci mobil)
Cepet nyalain yok!
Rio membuka kunci mobil dan mulai menyalakan mesin mobil.
Achmad menyusulnya dan duduk di belakang dengan terburu-buru, menghamburkan sampah makanan McD yang berada di kursi belakang.
Gian masih menembak di pintu. Peluru bertebangan dan mengenai tembok sekitar.
Rio mulai menjalankan mobilnya secepatnya ke arah Gian.
RIO
Buruan masuk!
Gian, melihat mobilnya datang, menghentikan tembakannya dan langsung duduk di kursi penumpang sebelah supir.
GIAN
Cabut cuk! Cabut!
Dengan cepat mobil itu melaju, namun sebelum keluar, mobil itu berhenti. Dan Gian menurunkan kacanya.
Ia mengeluarkan pistolnya dan... DOR!DOR!DOR!DOR!
Ia menembak ke arah roda mobil yang terpakir, menyebabkan roda yang mengempis. Barulah setelah itu ia menyuruh Rio keluar dari parkiran.
CUT TO:
INT. MOBIL SUV (BERGERAK) - MALAM
Wajah ketiganya keringetan. Mereka tidak berbicara apa-apa selama beberapa detik.
RIO
Menyetir dengan mata terbuka, terlihat adrenalin memacu dengan kencang. Kedua tangannya memegang stir, terlihat sedikit gemetar.
GIAN
Nafasnya berat, dan tangannya memegang pegangan yang ada di atas jendela.
ACHMAD
Ia tiduran di kursi belakang, mengerang sembari memegang kakinya yang luka. Ia hanya mengeluarkan suara mendesah dan kesakitan selama perjalanan.
GIAN
(Suara lemah)
Anjing. Anjing. Bangsat.
(Suara semakin membesar)
Fuck! Fuck! Fuck!
(Berteriak)
Fuck! Anjing! Apa-apaan tu tadi?
RIO
Gua gatau yan...
GIAN
Gua udah baik-baik kasi!
RIO
Gua gatau yan...
GIAN
Terus mereka kan tinggal kasi duitnya.
RIO
Gua gatau yan...
GIAN
Terus si bangsat, bukannya ngeluarin duit malah ngeluarin pistol.
RIO
Gua gatau yan...
GIAN
Terus sekarang kita udah ga megang produk, kita juga ga megang duit!
RIO
Yan, STOP! Lu berisik gitu juga ga ngebantu apa-apaan!
GIAN
Ngentotlah!
Kembali mereka terdiam. Hanya suara mesin mobil dan Achmad yang mengerang yang terdengar.
GIAN
(Menoleh ke belakang)
Bangkelah, bocah ni juga ketembak.
RIO
(Melihat dari kaca spion)
Ini gua liat jadi keinget film lama, apa gitu namanya.
GIAN
Film apaan?
RIO
Gua lupa namanya. Jadi di film tu ada dua orang sama-sama lagi kabur naik mobil kayak kita gini, nah yang di belakang juga sama ketembak kayak lu gitu mad.
ACHMAD
(Sembari mengerang)
Terus di filmnya dia gimana? Idup kaga?
RIO
Kaga sih. Dia akhirnya mati, cuma bukan mati ketembak, tapi mati ditembak temennya.
ACHMAD
(Mulai menangis)
Ya Tuhan, gua gamau mati sekarang. Gua gamau mati sekarang.
GIAN
Yok, lu kira sekarang waktu yang bener buat ceritain film lu? Bocah malah jadi ketakutan.
RIO
Tenang yan, di filmnya doi ketembak di perut. Si Achmad ketembaknya di kaki, jadi harusnya ga parah sih. Setidaknya ga bakal mati kalo cuma di kaki. Lo sering kan liat maling-maling di TV ditembak polisi di kaki, ga napa-napa tuh. Paling pincang doang.
GIAN
Lo udah jadi dokter sekarang? Ini kita ada bocah ketembak, produk udah diambil, duit kaga ada, lo malah jadi dokter sekarang?
RIO
Sekarang gua cuma jadi sopir yang lagi nyari tempat aman buat kita. Nah, lo daripada marah-marah mulu, tau ga tempat buat kita berhenti? Sekalian nyari tolong buat si Achmad.
GIAN
Coba gua telpon temen gua dulu. Dia punya gudang kosong. Semoga aja kosong sih sekarang.
Gian mengeluarkan SMARTPHONE miliknya, dan mulai mencari nomor telepon temannya.
ACHMAD
Yan, yok. Kalian tolong bantuin gua ya, jangan tinggalin gua.
RIO
Mad, lo ga bakal mati kok. Tenang aja. Lagian lo ketembaknya juga ga di arteri, jadi darahnya ga muncrat-muncrat. Yang penting lo
tahan aja ye, biar ga keluar terus.
ACHMAD
Arteri?
RIO
Iye, arteri. Pembuluh darah. Biasa kalo di film-film tu orang kalo ketembaknya di arteri, darahnya ngocor dah banyak ampe banjir. Ni gua liat lo sih ga parah-parah banget.
ACHMAD
Oke deh, oke deh, oke deh.
EXT. MOBIL SUV (BERGERAK) - MALAM
Gian menghubungi temannya, dan sembari dia berbicara, kita memasuki fase "CERITA DAN PEMANDANGAN LUAR" di mana karakter berbicara secara voice-over dan KAMERA memperlihatkan pemandangan di luar.
KAMERA berada di luar mobil, memperlihatkan BERAGAM BANGUNAN yang dilewati oleh mobilnya mereka pada malam hari.
GIAN V/O
(Menelepon)
Oi, Marko! Ni gua, Gian!
(Kepada Gian dan Achmad)
Heh, diem dulu.
(Menelepon)
Iye, siapa tau lo gatau ini gua kan?
(Jeda)
Iya, gimana kabar lo ko? (Jeda)
Mantep, mantep. Iya, sorry nih gua nelpon malem-malem, mendadak lagi. Gua minta bantuan lo dong.
(Jeda)
Iya bantuan lo aja, gua lagi butuh banget.
(Jeda)
Bukan duit, gua mah kaga melarat gitu juga. Kenapa lo langsung mikir gua butuh duit?
(Jeda)
Gini ko, lo masih make gudang kosong yang waktu itu kita pake ga?
(Jeda)
Iye, gua ada masalah ntar gua ceritain. Lo masih yang punya kan?
(Jeda)
Oke, kosong ga sekarang?
(Jeda)
Gua pinjam ya sekarang.
(Jeda)
Iya, ntar gua ceritain deh.
(Jeda)
Ceh, yaudah. Minta apaan lo?
(Jeda)
Kemahalan, turunin dikitlah.
(Jeda)
Nah, segitu bisa-bisa. Sama gua traktir dah kita kalo lo mau nongkrong.
(Jeda)
Kunci? Hohoho, gua masih megang kunci yang lama.
(Jeda)
Ya siapa tau mendadak kayak gini kan, jadi gua bisa make juga.
(Jeda)
Kunci belom diganti kan? Masih yang lama?
(Jeda)
Oke deh sip.
(Jeda)
Iya tenang, ga bakal ada apa-apa kok.
(Jeda)
Oke deh, nanti gua hubungin lagi yo. Eh, thank you thank you udah pinjemin.
(Jeda)
Oke deh!
INT. MOBIL SUV (BERGERAK) - MALAM
Kita kembali ke dalam mobil, melihat KETIGA KARAKTER kita.
RIO
Jadi gimana yan?
GIAN
Aman, gua ada tempat buat kita diem dulu. Sekalian ni ngobatin si Achmad.
RIO
Lo tau kan tempatnya?
GIAN
Tau-tau. Pokoknya sekarang lo lurus aja, terus nanti lo...
FADE TO BLACK