Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
LAYAR HITAM.
Beberapa detik kemudian, MUSIK yang membangkitkan semangat mulai.
CUT TO:
INT. MOBIL SUV (BERGERAK) - SIANG
Adegan pembukaan dimulai. Kita melihat berbagai macam pengambilan gambar sebuah MOBIL SUV HITAM yang bergerak, dengan nama kru dan pemain film terpampang di layar setiap pengambilan gambar berubah. Kita melihat berbagai macam pengambilan gambar mobil itu, seperti: roda yang bergerak, stir mobil dan sebuah tangan yang memegangnya, sebuah kumpulan tas di bagasi, dan berakhir dengan posisi kamera di kursi belakang, melihat ke arah depan dengan sebuah tulisan besar muncul di layar. Itu adalah judul film ini.
TULISAN DI LAYAR:
"ANJING MALAM"
Setelah itu, kita melihat SEORANG LELAKI MUDA yang mengendarai mobil itu. Ia mengangguk-angguk mendengarkan lagu dari radio, ia mengenakan anting putih mengkilap di kuping kiri, dan rambutnya rapi dengan gaya seperti anak muda pada umumnya.
CUT TO:
EXT. GUDANG BOS - SIANG
Kendaraan yang dikendarai orang muda tersebut tiba di sebuah GUDANG KOSONG. Gudang ini tertutup pintunya, dan tidak berbeda dengan gudang-gudang pada umumnya. Beberapa truk dan motor terparkir di depan gudang itu, yang terlihat seperti sebuah parkiran. Saat memakirkan mobilnya, SEORANG PARUH BAYA keluar dari gudang dan menyapa orang muda tersebut.
Orang paruh baya ini berwajah seperti orang Indonesia pada umumnya. Ia mengenakan kacamata, memiliki kumis yang berwarna hitam dan rambutnya yang rapi dan menipis.
Pakaiannya hanyalah kemeja polo dengan jam tangan di lengan kiri dan celana jogging. Ia hanya dikenal sebagai BOS dan ia berjalan menghampiri orang muda yang baru membuka pintunya.
BOS
(Melambaikan tangan)
Eh, dah nyampe lu yok? Kalo udah deket kabarin dong biar saya tau.
Anak muda ini bernama RIO. Ia kemudian melangkah keluar mobilnya dan menuju pintu belakang untuk membuka BAGASI MOBIL.
RIO
Aduh, iya pak. Saya lupa. Tadi di jalan mikirin ntar malem soalnya.
BOS
(Bingung)
Ntar malem kenapa?
RIO
(Sambil membuka pintu bagasi)
Ntar malem tuh kan kita nganterin ini ke pelanggan baru. Tumben aja ada pelanggan baru yang mesen segini banyak.
Ternyata yang Rio keluarkan dari bagasi adalah sekumpulan tas yang isinya adalah BUNGKUSAN-BUNGKUSAN NARKOBA sebesar bungkus mie instan. Tas-tas tersebut ditutupi oleh beragam barang, sehingga tidak terlihat pada kasat mata.
Rio kemudian mengambil sebanyak tas yang ia mampu bawa, sembari orang paruh baya ini berbicara.
BOS
Ini namanya rejeki, yok. Lagi jarang-jarang kita ada pelanggan sekarang. Kan udah bapak kasih tau dua hari lalu.
RIO
Iya sih pak, tapi kan namanya juga perasaan ga enak. Kalo
gimana-gimana ntar gimana pak?
BOS
(Nada mengejek)
Kalo gimana-gimana-gimana. Kebanyakan gimana lu yok. Gausah ditakutin dah pokoknya, kapan sih kita pernah kena musibah. Kalo emang lu masih takut, ajak si Gian aja noh sono.
Orang paruh baya ini mendorong Rio untuk masuk ke gudang, yang kemudian membawa sisa tas dan menutup pintu bagasi. Setelah itu keduanya pergi menuju gudang tersebut.
INT. GUDANG BOS - SIANG
Gudang ini terlihat panas. Di dalam gudang ini banyak kotak-kotak kardus besar berwarna coklat. Musik dengan suara perlahan terdengar dari radio yang berada di ujung ruangan. Di dalam gudang hanya ada beberapa orang sedang sibuk membungkus paket-paket ke dalam berbagai macam kotak besar.
Salah satu dari orang yang bekerja itu adalah GIAN. Gian seumuran dengan Rio, yang hanya mengenakan kaos dan celana jeans. POSTUR TUBUHNYA lebih tinggi dari Rio. Ia pun menoleh ke pintu keluar dan melihat Rio baru memasuki bersama bos.
GIAN
Eh yok. Gile, gimana perjalanan tadi?
Gian menjulurkan tangannya, mengajak salaman bersama Rio, dan kedua tangan bertemu, bersalaman dan memeluk layaknya kawan lama.
RIO
Untung kaga macet. Mampus aja gua kalo kejebak macet bawa segini banyak.
GIAN
Macet juga ga ada yang peduli kali, barangnya kan di dalem tas, gamungkin keliatan sama orang dari luar.
BOS
Heh yok, jangan ngobrol mulu. Itu taro tasnya di sini.
Rio pun pergi menuju lokasi Bos dan menaruh tas ke atas sebuah meja.
BOS
(Menunjuk seseorang)
Kamu, sini. Bawa paket-paket ini, siapin buat ntar malem. Isi ini ke dalem dus mie. Abis itu, tutupin setengahnya pake mie sampe ga keliatan, oke?
Ia menyuruh salah satu pekerjanya untuk menyiapkan paket yang baru saja ditaruh di meja tersebut.
Rio kemudian berjalan menuju sudut ruangan dan memulai untuk memasukkan SEBATANG ROKOK ke mulutnya. Ia pun merogoh kantong celana untuk mencari korek, dan saat ini Gian mendatanginya.
GIAN
Eh, kemaren lo dengerin berita ga?
Rio menemukan KOREK API yang dicarinya, dan mulai menyalakan rokok yang sudah ada di mulutnya.
RIO
Dengerin? Lu kira radio. Nonton kali.
GIAN
Dengerin. Nonton. Sama aja semua tu. Nonton ga berita kemaren?
RIO
Kaga. Kemaren gua lagi siap-siap ngambil supply dari Pak Menteri. Kenapa emangnya yan?
FREEZE FRAME.
RIO V/O
Bukan. Bukan. Pak Menteri yang gua sebut barusan bukan Bapak Menteri di pemerintahan sono. Pak Menteri di sini ni cuma nama inisial buat supplier narkoba yang tadi gua ambil.
UNFREEZE.
GIAN
Kemaren kan gua lagi bikin mie tuh, sore-sore. Pas gua liat TV, gua liat ada lagi artis tuh yang make narkoba.
RIO
Artis siapa?
GIAN
Aduh, lupa gua namanya. Pemain film gitu seinget gua. Cewe sama suaminya kayaknya yang ketangkep.
RIO
Berita gitu mah juga tiap hari ada. Kenapa emangnya?
GIAN
Nah, pas gua nonton gua kepikiran, kenapa kita ga pernah dapet pelanggan artis? Dapetnya kalo ga mahasiswa, bapak-bapak yang tiap malem ke karoke.
Mendengar itu, Rio langsung terdiam dan menatap Gian dengan wajah yang terkejut sekaligus bingung.
RIO
Lo pernah mikir ga?
GIAN
Mikir apaan?
RIO
Nih anak muda, gua jelasin. Yang namanya artis tu, gamungkin kan dia beli narkoba sampil nampangin mukanya. Bener ga?
GIAN
Ya mana gua tau. Kan dapet aja kaga pernah.
RIO
Nah itu makanya lo mesti mikir. Di mana-mana ya, orang yang udah terkenal, yang uda punya nama, kalo beli yang kayak gitu pasti make orang lain. Temennya kek. Pembantunya kek. Gamungkin mereka beli langsung. Tu yang ntar malem aja bisa jadi artis yang beli. Cuma aja dia ga beli secara langsung.
(Jeda bentar)
Eh, ntar temenin gua yak?
GIAN
Temenin apaan?
RIO
Nganter paket yang ntar malem.
GIAN
Gila, tumben lo minta ditemenin. Biasa juga sendiri kelar.
RIO
Gatau nih, gaenak aja perasaan gua.
GIAN
Halah, apaan sih.
RIO
Seriusan. Gamungkin juga kan gua minta tolong lo, biasanya lo beban. Cuma ntar malem gua takut ada sesuatu aja.
GIAN
Beban? Enak aja lo ngomong, emangnya--
Bos BERTERIAK ke arah mereka yang berjarak beberapa meter dari mereka, memotong percakapan Rio dan Gian.
BOS
(Berteriak)
Yok! Lo udah ajak si Gian buat ntar malem?
RIO
(Membalas berteriak) Udah pak! Dia mau ikut!
GIAN
(Wajah bingung bercampur marah)
Weh, apa-apaan. Gua belom bilang gua mau ikut.
RIO
Udah ah, lo jugaan malem cuma main Dota doang.
Bos kemudian menghampiri mereka berdua, sembari melap keringet di wajah dengan handuk kecil yang selalu dibawanya.
BOS
Ntar malem inget jam 10 di gudang deket bekas Hotel Batu Merah itu ya.
RIO
Iya, tapi itu jauh banget sih.
BOS
Jauh ya? Lebih jauh mana dari kampung lo? Lo kalo mau balik ke kampung, pergi aja, jangan ngeluh mulu.
Rio hanya terdiam dan menatap bos dengan wajah yang pasrah.
GIAN
Bos, nanti malem saya gabisa ikut, ada acara soalnya.
BOS
Halah, acara apaan sih yang kamu ikutin? Palingan cuma nonton bola doang kan. Ituloh temenin si Rio.
GIAN
Loh, ga pak--
BOS
Udah ikut aja. Lagian udah lama kan kamu ga ikut nganter. Temenin temenmu ini lho, dia takut soalnya nanti malem.
(Tertawa)
Rio hanya bisa tersenyum saja sembari menghisap rokoknya. Gian berada di dekatnya, dengan wajah yang kecewa. Bos kemudian pergi meninggalkan mereka.
Saat baru 3 atau 4 langkah, Bos berhenti dan memutarkan badannya menghadap Rio dan Gian.
BOS
Oh iya. Ntar jangan lupa ajak si anak baru itu. Siapa dah namanya? Andi? Anton?
RIO
Si Achmad?
BOS
Iya, dia. Sekalian biar dia belajar.
Bos melanjutkan langkahnya, meninggalkan Rio dan Gian.
GIAN
Yakin lo mau ajak si Achmad? Dia anak baru kaga ngerti apa-apaan. Lo ajak gua sih ga terlalu masalah, cuma ngajak anak baru buat nganter paket sebanyak ini kesusahan kali buat dia.
RIO
Jangan komplen ke gua. Gua juga ga pengen bawa dia, kalo komplen ke pak bos sana.
GIAN
Yaudah, ntar gua coba ngomong. Lo siap-siap aja dulu buat ntar malem. Ntar gua jemput jam 8 apa 9 gitu.
Gian meninggalkan Rio dan mengikuti jejak si Bos.
RIO
(Berteriak ke Gian) Eh yan!
Gian berhenti dan menoleh ke Rio.
RIO
Nih, gua ampir lupa.
Rio melempar kunci mobil SUV ke Gian. Gian menangkapnya dengan mudah, dan melambaikan tangan ke Rio.
Rio, mematikan rokoknya, berjalan menuju keluar gudang.
EXT. GUDANG BOS - SIANG
Rio keluar dari gudang, berjalan menuju sebuah mobil sedan tua. Saat jalan menuju mobilnya, ia mengeluarkan KUNCI MOBIL dari kantong celana.
Ia menekan kunci mobil itu, tetapi tidak ada reaksi apa-apa. Ia kemudian mengecek kunci itu, dan kembali menekan-nekan, ingin membuka kunci pintu mobil.
Tidak ada reaksi apa-apa.
Kesal, ia mendekati mobilnya dan sekali lagi menekan tombol di kunci mobil. Kini pintu mobil terbuka, akhirnya.
Ia masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobil. Ia langsung mengeluarkan PISTOL dari pinggangnya dan menaruh di laci mobil bagian kursi penumpang. Dalam laci itu sudah ada beberapa MAGAZINE PELURU untuk pistolnya.
Setelah menaruh pistol ke dalam, ia TIDAK BISA MENUTUP LACI itu. Setelah berkali-kali tidak bisa tertutup dengan sempurna, ia akhirnya membiarkannya terbuka sedikit.
Kemudian ia memilih-milih kaset musik dari dalam lacinya. Ketemulah satu kaset yang ia inginkan, dan ditaroh kaset itu ke dalam pemutar musik di mobil. Kini sebuah MUSIK KLASIK terdengar.
Puas, ia mengeluarkan mobil dari parkiran dan meninggalkan gudang itu, melaju menuju jalan raya.
CUT TO:
INT. MOBIL SEDAN (BERGERAK) - SIANG
Musik klasik MASIH TERDENGAR dari sebelumnya.
Kita melihat Rio sedang berhenti di sebuah lampu merah. Ia melihat DUA POLISI yang sedang duduk di atas motor
masing-masing. Rio melihat keduanya dengan intens.
Polisi tidak menyadari tatapannya dan masih sibuk mengobrol. Lampu hijau menyala, dan ia melajukan mobil miliknya.
Melaju, ia melihat kedua polisi itu di kaca spion miliknya.
KAMERA berganti menunjukkan pistol dan pelurunya yang disimpannya di laci mobil kursi penumpang, yang tidak tertutup rapat.
CUT TO:
EXT. APARTEMEN - SORE
Kita melihat MOBILNYA RIO memasuki parkiran sebuah gedung apartemen tua. Apartemen ini tidaklah sebesar apartemen seperti apartemen di pusat kota, dan hanya setinggi empat lantai saja. Tidak ada elevator di dalamnya, hanya ada tangga.
Lagu tua lainnya masih terdengar, namun perlahan. Mobil itu mencari-cari parkiran, hingga akhirnya menemukan satu yang masih kosong.
INT. MOBIL SEDAN (BERGERAK) - SORE
KAMERA berada di kursi belakang, melihat ke depan. Kita melihat Rio yang sedang memarkirkan mobilnya.
Setelah selesai parkir, ia mematikan mesin mobil. Lagu juga seketika itu juga mati. Ia kemudian mengambil pistol dari laci dan menaruhnya di pinggang belakang di balik baju.
Barulah setelah itu ia membuka pintu dan keluar dari mobil.
EXT. PARKIRAN APARTEMEN - SORE
Saat menutup pintu mobil dan menguncinya, Rio mendengar ada yang memanggil namanya.
WANITA
(Berteriak memanggil)
RIO!
Dengan cepat ia menoleh ke arah suara. Ia melihat TIGA ANAK MUDA, yang mungkin umurnya seperti anak mahasiswa pada umumnya. Jarak ketiganya tidak terlalu jauh, tapi tidak dekat juga. DUA LELAKI, dan SATU PEREMPUAN di depan kedua lelaki itu.
Rio dengan cepat tersenyum ke arah mereka.
RIO
(Balas berteriak)
YO!
Ketiganya mendekati Rio.
WANITA
Baru pulang kerja?
RIO
Yo'i. Capek banget, gila, dari semalem blom tidur.
WANITA
Eh, ntar malem mau ngerayain ulang tahunnya si Jody. Mau nge-surprise dia pas dia balik dari kerja.
RIO
Jody? Dia ulang tahun sekarang?
PRIA #1
Lah iya, kan kita pernah ngobrolin buat siap-siap ulang tahunnya.
RIO
Aduh, gua lupa.
WANITA
Ntar rencananya pas dia balik, kita semua langsung serbu motornya. Abis itu kita ajak dia cabut, katanya ada tempat dugem baru tuh di JakPus.
RIO
Malem ini ya? Gabisa gua.
WANITA
Yah, napa lo gabisa yok?
PRIA #2
Dugem bareng yok, dah lama kita ga party bareng.
RIO
Party-party sih gua pengen aja. Lo tau kan gua kalo diajak pasti gas. Cuma ntar malem gua ada kerjaan lagi. Ini makanya gua balik pengen tidur, abistu cabut lagi malemnya.
PRIA #1
Yah, ga seru lo yok.
RIO
Yah mau gimana. Namanya juga kerjaan.
PRIA #2
Gua gatau kerja konstruksi bakal seribet kayak lo.
RIO
Konstruksi ga ada yang bisa nebak.
PRIA #2
Ingetin gua buat ga kerja di konstruksi ya pas gua lulus ntar.
PRIA #1
Pertanyaannya bukan lo kerja di mana, pertanyaannya lo lulus kuliah apa kaga.
Keempatnya tertawa mendengar itu.
RIO
Oke, gua balik yah. Capek bener. Ucapin ke Jody Happy Birthday dari gua.
WANITA
Siap, siap.
Rio melambaikan tangan dan meninggalkan mereka. Ketiganya juga pergi meninggalkan Rio.
INT. LOBBY APARTEMEN - SORE
Rio membuka pintu lobby apartemen. Ia menyapa satpam yang duduk dan membaca koran.
Ia kemudian menaiki tangga, menuju kamarnya.
Sembari menaiki tangga, ia terlihat sedang berpikir.
RIO V/O
Emang bener gua udah lama ga nongkrong bareng temen. Kapan terakhir kali gua dugem? Pas waktu ulang tahunnya si Eli? Bukan. Pas waktu si Marshmello dateng ke sini? Iya, itu kayaknya. Itu udah lama banget. Mungkin gua emang butuh dugem. Memang jenuh rasanya tiap malem ngambil paket, nganterin paket. Kalopun ga kerja, gua capek pengen tidur mulu. Oke, gua butuh cuti. Abis malem ini kelar, gua mau ngomong ke bos. Iya, gua udah niat. Tapi gimana ngomongnya? "Bos, boleh saya dapet libur?" Kayaknya itu mesti gua pikirin lagi.
INT. KAMAR APARTEMEN / RUANG TAMU - SORE
Kita berada di SEBUAH RUANG TAMU. Ini adalah kamar apartemennya Rio. KAMERA memperlihatkan pintu keluar kamar ini.
JEDA
Kita mendengar langkah kaki mendekati pintu. Dan terbukalah pintu itu.
Rio membuka pintu, masuk ke dalam apartemen miliknya dan mulai melepas SEPATU dan KAOS KAKI.
Ia kemudian berjalan menuju LEMARI di dekatnya, dan membuka salah satu laci sembari mengambil pistol yang ditaruh di pinggang belakang di bawah bajunya.
KAMERA kemudian menunjukkan isi laci tersebut. Saat dibuka, terlihat sebuah FOTO KELUARGA dan beberapa barang lain, serta beberapa MAGAZINE pistol.
Kemudian KAMERA mulai fokus dengan FOTO KELUARGA itu, yang melihat SEORANG AYAH BERKUMIS, SEORANG IBU DAN DUA ANAK
REMAJA yang mungkin umurnya masih hanya belasan tahun.
Beberapa detik setelahnyam terlihat sebuah tangan yang memasukkan PISTOL di sebelah fotonya.
Ia berjalan menuju KULKAS dan membukanya, mengambil minuman dingin. Dalam kulkas itu hanya ada beberapa minuman dingin, yogurt, telur dan mentega.
INT. KAMAR APARTEMEN / KAMAR TIDUR - SORE
Kemudian ia menuju KAMAR TIDUR, menaruh minuman di meja samping tempat tidur, dan segera merebahkan dirinya di atas kasur.
Kamarnya cukup sederhana. Ada dua meja, satu meja belajar dan satu meja kecil di sebelah kasur. Dindingnya terdapat beberapa poster film. Kemudian selain itu hanya ada lemari baju.
Saat ingin merebahkan di kasur, ia membuka smartphone miliknya. Setelah melihat-lihat sosial media, ia memasang alarm untuk dua jam kedepan.
Baru setelah itu ia menaruh smartphone di meja sebelah, dan menutup matanya.
RIO V/O
Tidur. Mungkin saja salah satu kegiatan yang paling gua suka. Gara-gara kerjaan gua susah dapet tidur. Normal ga ya tidur cuma dua-tiga jam sehari?
FADE TO BLACK