Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Terlihat Wu Kang dan Dewi sedang membereskan pecahan kendi dan Tony tertidur di atas kasur. Terdengar SUARA DERAP KAKI MARIE. Wu Kang dan Dewi berhenti dari aktivitasnya dan menoleh ke pintu dengan ekspresi bingung.
Terlihat Marie memasuki kamar sambil berlari dengan napas terengah, baju berantakan, dan tubuh penuh lumpur. Dewi dan Wu Kang terkejut.
DEWI
Marie! Kenapa badanmu banyak lumpur begitu?
MARIE
(berteriak; tegas)
Aku mau mencari Guru Wei!
Wu Kang dan Dewi terbengong-bengong. Tony menggeliat di tempat tidurnya. Tony mengusap-usap matanya, lalu membuka matanya. Tony terduduk sambil menguap. Matanya terbuka perlahan. Seketika matanya terbelalak.
TONY
M-marie?!
Marie tidak bergeming, tetap berdiri tegap.
MARIE
Aku mau pergi ke Gunung Danirmala dan bertemu dengan Guru Wei.
Wu Kang dan Dewi saling bertatapan, terlihat khawatir. Wu Kang menarik tangan Marie, menyuruhnya duduk.
WU KANG
Duduklah, Marie. Bicara pelan-pelan. Katakan pada kami dulu, kenapa kamu berantakan begini?
Marie duduk di hadapan orang tuanya. Tony turun dari ranjang, lalu duduk di samping kiri Dewi. Dewi merangkul Tony dan mengusap-usap lengannya.
MARIE
(cepat-cepat)
Aku dari desa. Di sana aku bertemu Pak Kepala Desa dan dia menunjukkan semuanya kepada aku. Harusnya ayah bilang padaku kalau ayah tahu aku punya kekuatan gelap. Tapi kenapa tadi sore ayah diam saja?
Wu Kang, Dewi, dan Tony terbengong. Ketiganya saling bertatapan ragu.
MARIE (CONT'D)
Pak Kepala Desa akhirnya menjelaskan kalau aku punya kekuatan besar dan aku akan membunuh semua makhluk hidup di umurku yang ketujuh belas. Tapi ramalan itu bisa berubah kalau aku bertemu dengan guru spiritual terhebat di Nusantara. Lalu, guru spiritual itu ada di Gunung Danirmala. Aku harus mencarinya. Aku harus menemukannya supaya aku tidak membunuh semua orang. Aku--
WU KANG
Tenang, Marie.
Wu Kang menyentuh tangan Marie. Ia memberikan tatapan menenangkan ke Marie. Marie mengembuskan napasnya perlahan. Lalu, ia mengambil napas dalam-dalam lagi.
MARIE
(lebih tenang)
Intinya, aku tidak mau menjadi pembawa kiamat. Aku tidak mau menyakiti kalian lagi. Oleh sebab itu, aku mau mengubah nasibku dengan mencari Guru Wei.
Wu Kang mengangguk-angguk. Ia mengembuskan napasnya dengan berat. Hening selama beberapa detik.
MARIE (CONT'D)
(resah)
Ayah-
WU KANG
Kapan kamu berangkat?
Marie membelalakan matanya, kaget, lalu tersenyum lebar. Dewi dan Tony kaget.
MARIE
Secepatnya. Kalau bisa besok.
Tony menatap Marie tidak percaya. Lalu ia menautkan alisnya, marah.
TONY
Aku mau ikut!
Dewi mengernyit.
DEWI
Kamu masih terlalu kecil. Lagipula kalau ada kamu, kamu hanya akan menyusahkan Marie.
TONY
Tapi...
MARIE
Ibu benar. Kamu nggak bisa ikut, Tony. Kalau kamu ikut, aku juga nggak tahu apa aku akan mencekik kamu lagi.
Mata Tony mulai berkaca-kaca. Ia menarik ingusnya.
TONY
Tapi... Tapi...
Marie memberikan tatapan tegas pada Tony. Ia menggelengkan kepalanya. Lalu, Marie kembali menatap Wu Kang.
MARIE
Ayah, izinkan aku berangkat besok.
Wu Kang mengangguk, ekspresinya sedih.