Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Kamu anak pembawa sial!" "Kenapa anak seperti kamu harus lahir?!" "Iblis!"
Kalimat-kalimat seperti itu selalu Marie Wu dengar ke mana pun ia pergi. Mereka semua tidak salah, Marie memang jelmaan iblis. Ia hanyalah bom waktu yang akan membawa kiamat pada dunia karena semakin hari kekuatan dalam dirinya semakin destruktif. Kian hari pula Marie semakin tidak bisa menahan amarah dan benci yang dirasakan oleh sisi gelapnya.
Apa? Bunuh saja? Andaikan membunuh Marie Wu bisa menyelesaikan masalah, satu Desa Anubawa pasti sudah melakukannya. Sayangnya, membunuh Marie Wu hanya mempercepat tibanya kiamat karena sisi gelap itu akan terbebas dari tubuh Marie Wu.
Lantas apa yang bisa Marie lakukan untuk mencegah kiamat itu? Hanya diam saja dan menerima nasibnya begitu saja? Tidak, Marie tidak mau menerima begitu saja. Pasti ada cara untuk melindungi semua orang, terutama orang-orang yang ia sayangi.
Seorang peramal mengatakan bahwa Marie bisa mengubah nasibnya jika ia bisa mengontrol sisi gelapnya. Namun, apakah Marie mampu mengendalikan sisi gelapnya yang kian lama kian membabi buta?
Premis
Seorang remaja perempuan yang ingin melawan nasibnya sebagai pembawa kiamat, tetapi kegelapan dalam dirinya terus menguasai dirinya dan ia mulai bersikap destruktif.
Pengenalan Tokoh
Marie adalah bom waktu yang akan membawa kiamat ke dunia. Di hari kelahirannya saja, Marie sudah membawa malapetaka pada Desa Anubawa: hewan ternak mati, gagal panen, wabah penyakit, dan kematian ibu Marie--Wu Lan. Kepala Desa sudah meramalkan bahwa Marie akan membawa kiamat di hari ulang tahunnya yang ketujuh belas karena di saat itu kekuatan kegelapan dalam diri Marie mencapai puncaknya. Tetapi, Marie masih memiliki harapan jika ia berhasil mengontrol kekuatannya dengan bantuan seorang guru spiritual. Namun, Wu Kang, ayah Marie, tidak percaya.
Ketika Marie berumur 8 tahun, Ayah Marie--Wu Kang--menikah lagi dengan Dewi. Dari pernikahan itu, Marie mendapatkan adik laki-laki bernama Tony Wu. Takut Marie akan menyakiti bayi mungil itu, Marie pun disuruh hidup terpisah dari rumah utama, di rumah kecil di halaman rumah keluarga Wu yang dulunya adalah gudang barang. Marie pun tumbuh menjadi penyendiri dan pemalu.
Setiap hari, Marie hanya bisa memperhatikan keluarganya dari kejauhan. Meskipun ingin juga bisa dekat dengan keluarganya, Marie paham bahwa ia bisa membahayakan keluarganya yang ia sayang. Oleh sebab itu, Marie mengalihkan perhatiannya setiap hari dengan membaca dan menulis cerita. Baginya, satu-satunya dunia yang paling membuatnya merasa bebas adalah ruang imajinasinya, di mana ia bisa menjadi siapa pun dan apa pun dalam waktu yang bersamaan.
Suatu hari, ketika Marie sudah menginjak umur 15 tahun, Tony memberanikan diri menghampiri Marie pertama kalinya. Ia mengajak Marie bermain bersama dengan Galih--si pengantar sayur yang ditaksir Marie. Tentu saja Marie menolak. Kalau ia dekat-dekat dengan adiknya atau Galih, mana tahu ia akan menyakiti mereka tanpa sadar atau tiba-tiba mereka mati mendadak seperti ibunya, Wu Lan.
Namun, Tony merengek terus-terusan dan memelas kepada Marie. Tidak tega melihat adiknya menangis, Marie pun mendapat ide. Ia membuat gambar, lalu menempelkan gambar itu pada batang kayu, menjadikannya wayang-wayangan. Setelah itu, Marie mulai menceritakan kisah yang ia selama ini sudah baca. Galih dan Tony terpesona dengan kemampuan Marie bercerita. Keduanya terenyuh dalam cerita Marie. Sejak hari itu, ketiganya bersahabat baik.
Setelah persahabatan mereka terjalin erat, tiba-tiba Galih jatuh sakit. Di hari itu juga, untuk pertama kalinya ketika Marie hendak mulai bercerita untuk Tony, Marie mendengar sebuah bisikan jahat, "Cekik Tony! Bunuh dia!" Marie terkejut bukan main. Apa itu? Apakah ini yang selama ini diingatkan oleh ayahnya?
Marie pun menanyakan hal tersebut kepada ayahnya. Sayang, Marie tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Wu Kang masih menutupi ramalan yang diucapkan Kepala Desa. Sampai akhirnya, di malam yang sama, Sisi Gelap Marie muncul dan memerintahkan Marie untuk menyakiti Tony. Hampir saja Marie menewaskan adik dan ibu tirinya malam itu. Untungnya Marie tersadar dan berhenti menyerang mereka berdua.
Untuk pertama kalinya, Marie sadar bahwa kekuatan jahat dalam dirinya begitu dahsyat. Akhirnya ia tahu sisi monster dalam dirinya. Ketakutan merayapi tubuh Marie dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bagaimana jika suatu hari ia benar-benar membunuh keluarganya, membunuh Tony? Tidak, Marie tidak bisa membayangkan hal itu. Ia tidak mau hal itu terjadi.
Marie pun kabur dari rumah bersama dengan rasa takutnya di tengah hujan deras. Setibanya di pusat perdagangan Desa Anubawa, Jana--ibu Galih--menghampiri Marie dan menyumpahi Marie. Ia menyerang Marie dengan melemparkan Marie sayuran busuk. Satu per satu, warga lain mengikuti.
"Anak pembawa sial!"
"Kenapa kamu harus lahir, sih?!"
"Seharusnya kamu tidak dilahirkan ke dunia!"
Semua caci maki menusuk Marie bersamaan dengan lemparan sayur-sayur busuk dari warga desa. Marie hanya bisa menerima serangan itu dengan pasrah. Toh, yang dikatakan warga desa itu benar. Ia tidak seharusnya lahir, tidak seharusnya ia hidup. Ia hanya membawa petaka saja.
Di tengah keterpurukannya, Kepala Desa datang menghentikan warga desa dari menyerang Marie. Ia membawa Marie ke kediamannya dibantu Bima--pelayan Kepala Desa. Di sana, Kepala Desa pun membuka ramalan Marie bahwa Marie bisa mengubah nasibnya asal ia bertemu dengan Guru Wei, seorang guru besar spiritual yang juga merupakan guru Kepala Desa.
Secercah harapan pun muncul dalam hati Marie. Dalam hatinya, ia bertekad untuk belajar mengontrol kekuatannya dari Guru Wei. Marie pun pergi mencari Guru Wei di Gunung Danirmala, sesuai arahan Kepala Desa. Namun, yang tidak Marie ketahui adalah ia dibuntuti oleh Bima atas arahan Kepala Desa. Kepala Desa ingin memastikan Marie tidak jatuh ke jalan yang salah.
Dalam perjalanannya, Marie mampir ke desa tetangga. Di sana ia bertemu dengan seorang peramal wanita. Peramal itu langsung mengusir Marie begitu melihat wajahnya. Satu desa pun menjadi riuh. Untungnya, ada warga yang berusaha menjauhkan Peramal dari Marie. Tapi kabar buruknya, Sisi Gelap Marie muncul dan mengatakan kepada Marie bahwa Peramal tidak akan berumur panjang lagi.
Marie pun takut. Ia buru-buru pergi ke tempat penginapan dan mencari ruangan yang paling jauh dari pintu utama. Ia mengunci pintau rapat-rapat agar malam harinya, ia tidak akan bisa keluar kalau-kalau Sisi Gelap Marie mengontrolnya lagi. Tentu saja rencana Marie gagal. Malamnya, di bawah kontrol Sisi Gelap Marie, Marie menerobos pintu dan menewaskan satu penghuni penginapan, Peramal, dan lima prajurit.
Ketakutan Marie pun semakin bertambah. Ia ternyata tidak hanya bisa menyakiti orang di sekitarnya, tetapi sampai membunuh. Ia harus lekas bertemu dengan Guru Wei, pikirnya. Di malam yang sama, Marie diserang oleh Bima karena Sisi Gelap Marie berusaha menangkap Bima. Betis kiri Marie terluka akibat panah yang ditancapkan Bima. Alhasil, pencarian Marie pun terhambat.
Ajaibnya, Guru Wei muncul dan membantu Marie. Sisi Gelap Marie merasa curiga dengan Guru Wei. Bagaimana mungkin Guru Wei bisa tiba-tiba muncul tepat di saat ia menemukan Bima menguntitnya? Tetapi Marie tidak percaya dengan kecurigaan Sisi Gelap Marie.
Di Gua tempat persinggahan Guru Wei, Marie diceritakan bagaimana Marie harus belajar mengontrol kekuatannya. Marie harus berlatih meningkatkan spiritualitasnya dengan meditasi. Lalu, Marie baru bisa melakukan astral projection untuk mengontrol tubuhnya. Marie pun setuju dan bertekad keras akan mempelajari teknik tersebut.
Dua tahun berlalu dan ulang tahun Marie semakin mendekat, Marie berhasil melakukan astral projection untuk pertama kalinya setelah berlatih. Sementara itu, Tony dan Galih merindukan Marie. Tony meminta izin kepada ayahnya agar mencari Marie bersama dengan Galih. Bersama dengan restu orang tuanya, Tony dan Galih berangkat mencari Marie di Gunung Danirmala. Tanpa diketahui Tony dan Galih, gerak-gerik mereka juga dipantau oleh Bima.
Tony dan Galih berhasil menemukan Marie. Tetapi ketika mereka bertemu Marie, Marie bukanlah Marie yang mereka kenal sebelumnya. Kini, Marie benar-benar terobsesi mengubah nasibnya sampai-sampai menjadi dingin. Marie bahkan hampir menyakiti Tony dan Galih hanya karena meditasinya terganggu. Tony pun menangis dan kabur dari Marie. Ia tidak menyangka kakaknya sudah berubah.
Tony berlari sendirian menuju hutan. Tony yang sudah menjadi incaran Bima sejak awal pun langsung diculik. Galih yang menyusul Tony pun tidak dapat menemukan jejak Tony di mana-mana. Buru-buru Galih melaporkan hal tersebut pada Marie. Mendengar hal itu, Marie panik dan meninggalkan meditasinya. Marie langsung lari ke hutan untuk mencari Tony bersama dengan Galih.
Sisi Gelap Marie menawarkan bantuannya untuk melacak bau Tony. Tapi, Marie menolak. Marie tidak mau dikontrol oleh Sisi Gelap Marie, apalagi hari ulang tahun ketujuh belasnya sudah semakin dekat. Gagal menemukan Tony setelah mengelilingi hutan seharian penuh, Marie dan Galih pun memutuskan untuk kembali ke gua.
Di dalam gua, Marie menemukan Tony yang tidak sadarkan diri disandera oleh Bima. Marie dan Galih begitu terkejut. Tidak lama kemudian, Guru Wei berjalan keluar dari gua. Seiring Guru Wei melangkah, rupanya perlahan berubah menjadi Kepala Desa. Marie dan Galih pun semakin terkejut.
Kepala Desa menawarkan akan memberikan Tony kepada Marie asalkan Marie mau menyerahkan tubuhnya kepadanya. Kepala Desa menginginkan tubuh Marie yang memiliki kekuatan besar untuk menghancurkan dunia. Ia pun menceritakan dendamnya kepada masyarakat yang telah mengucilkannya dan membuat hidupnya sengsara karena ia memiliki kekuatan. Sayangnya kekuatannya tidak cukup kuat untuk membunuh seluruh makhluk hidup di dunia. Oleh sebab itu, ia butuh kekuatan dari Marie.
Di sela-sela cerita Kepala Desa, Galih mencoba menyelamatkan Tony. Tetapi Kepala Desa sadar dan melemparkan belati ke arah Galih. Belati itu menusuk tubuh Galih dan melukainya. Kepala Desa megancam Galih agar tidak melakukan hal bodoh.
Sekali lagi Kepala Desa menawarkan Marie untuk menukar nyawa adiknya dengan kekuatannya. Marie yang merasa terpojok tanpa berpikir panjang menyanggupi permintaan Kepala Desa. Marie menandatangani kertas perjanjian, lalu keduanya pun bertukar roh. Galih yang tidak setuju dengan keputusan Marie pun berusaha menghentikan ritual itu. Tetapi Kepala Desa mengetahuinya dan malah membunuh Galih. Sebelum Galih mengembuskan napas terakhirnya, Galih menyatakan perasaannya kepada Marie.
Ritual itu selesai, kini Kepala Desa sudah mendapatkan kekuatan yang ia inginkan. Sementara Marie hanya bisa pasrah dan menangisi kematian Galih. Tidak lama setelah itu, Tony terbangun. Marie yang kini hanya roh gentayangan, tidak mampu berkomunikasi dengan Tony. Sementara itu, Tony juga mengira Kepala Desa yang bersemayam di tubuh Marie adalah kakaknya. Tony pun pergi mengejar Kepala Desa dengan tubuh Marie.
Roh Marie berusaha menghentikan Tony, tetapi ia tembus pandang. Frustrasi, Marie menangis dan menangis. Namun, tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. Roh Marie memasuki tubuh Kepala Desa. Kini, setidaknya Marie bisa berbicara dengan Tony. Masalahnya hanya bagaimana ia bisa meyakinkan Tony bahwa ia adalah Marie dengan tubuh Kepala Desa.
Marie pun menyusul Tony dan Kepala Desa. Setibanya di desa tetangga, Marie melihat Kepala Desa sedang sibuk membunuh orang-orang, sementara Tony berusaha menghentikan Kepala Desa. Marie pun dengan cepat menjauhkan Tony dari Kepala Desa. Sesudah Marie berhasil meyakinkan Tony dengan menyebutkan judul cerita pertama yang ia ceritakan kepada Tony, Marie menyuruh Tony bersembunyi.
Di hari itu, terjadi pertarungan sengit antara Marie dan Kepala Desa. Marie berkelahi dengan Kepala Desa sampai titik darah penghabisan. Marie berusaha mengendalikan korban Kepala Desa untuk mengalihkan perhatian Kepala Desa. Setelah berhasil, Marie mengambil kertas perjanjian antara Marie dan Kepala Desa, kemudian menghancurkannya. Setelah itu, Marie baru bisa merebut kembali tubuhnya.
Pertarungan pun selesai. Marie buru-buru mencari Tony untuk tahu apakah adiknya baik-baik saja atau tidak. Kemudian, Tony keluar dari persembunyiannya. Marie dan Tony saling berpelukan. Namun, tiba-tiba Tony melihat Kepala Desa berusaha menusuk Marie. Tapi Kepala Desa kalah cepat, Marie berhasil menghindar dan malah menodongkan pedang itu ke arah Kepala Desa. Kepala Desa akhirnya membunuh dirinya sendiri dengan menghunuskan pedang di tangan Marie ke dadanya. Akhirnya hari kiamat berhasil Marie hentikan. Marie dan Tony pun berjalan pulang ke rumah bersama-sama.