Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Adopt
Suka
Favorit
Bagikan
5. Kebahagiaan selalu dijemput dengan kesedihan, begitupun sebaliknya (Sequence #5)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUANG TAMU - PAGI

Renvara sedang mengisi botol dengan air galon. Papa Eddie yang duduk di kursi meja makan. sedang menggunakan sepatu-

RENVARA

Pa- kemarin aku nemuin papan caturnya. Masih keliatan bagus

PAPA EDDIE

Wah okesip. kamu masih jago apa uda lupa semua strategi yang pernah papa ajarin, nanti kita main.

OMA

Kucing oma yang hitam itu mati ren.. padahal bagus lo itu hitam semuanya badannya.

RENVARA

Yang dulu dari kecil itu ma? kok bisa?

OMA

Iya- nggak tau. Paling kebanyakan ke tambak iti dia. kegigit ular.

PAPA EDDIE

Berangkat dulu ya papa.

RENVARA

Hati-hati pa.

(Jeda)

Oma- nanti kayaknya aku pulang agak malam.

OMA

Ati-ati lo.. kunci sepeda motornya jangan lupa.

RENVARA

Hari ini nggak bawa motor oma. Lagi pengen omong-omongan sama driver ojol

(berdehem)

seru kayaknya.

OMA

Kasih lebih aja nanti. Oh iya tolong kuburin kucingnya ya ren. ditempat biasanya ya..

CUT TO:

EXT. TANAH RERUMPUTAN / DEPAN RUMAH - PAGI

Seperti kata Oma Ia menggali, lalu menguburkan kucing itu. menancapkan tanah dengan kayu. untuk menandai tanah itu.

Renvara membuka pesan suara masuk dari Nichel- bukan anggota yang sebelumnya kita itu. Tapi anggota mu yang sebelumnya lagi itu- bekerja dengan baik kan..

INT. RUANG SCREENING FILM / MALL - PAGI

Renvara menunggu si Vanya. Tak lama Ia bertemu, beserta 2 orang teman-nya.

VANYA

Hai! Yuk langsung masuk aja.

RENVARA

Oke.

Di dalam kita melihat mereka sedang melakukan screening film yang telah dibuat mereka. Renvara mengikuti acara tersebut hingga selesai, Ia merasa tidak berada dalam lingkungan yang tepat. Masih banyak kekurangan diantara mereka dari semua pengetahuan film yang Renvara pelajari, Ia lebih dari semua itu.

Di akhir acara. Vanya menghampirinya.

RENVARA

(berbohong)

Karya-karya nya luar biasa.

VANYA

Itulah kenapa aku disini. Kita terus bergerak juga sih.. oh iya seperti yang kak Reno bilang tadi. bisa nggak kamu ambil jobdesc ini.

RENVARA

Itu hari ini?

VANYA

Iyasih.. maaf aku ngabarinnya telat. kamu kebagian jobdesc soundman. gimana?

RENVARA

Aku kabari lagi nanti siang ya.

VANYA

Oh oke aku tunggu ya.

RENVARA

Oke.

Tawaran itu membuat keputusan awalnya menjadi kuat.

INT. GEDUNG PAMERAN SAINS - SIANG

Gedung yang sangat luas di kelilingi stand pameran sains. Setiap stand membuatnya tertarik, namun pandangannya teralihkan karena suara si Bara yang sedang diatas panggung.

BARA O.S

(dari atas panggung)

Sains ada dimana-mana. kita tidak bodoh dari orang yang pintar, itu karena waktu yang kita punya sama.

Renvara menoleh ke arah panggung

BARA

(Dari atas panggung)

Kunci dari mereka yang kita anggap pintar adalah- mereka mencuri waktu kita untuk belajar lebih dahulu dari kita. Itu yang diajarkan dari guru-ku. Sekian presentasi dari percobaan saya, terimakasih.

Ramai bertepuk tangan. Renvara tersenyum. Ia mengikutinya hingga ke stand milik sekolah Bara.

BARA

(mangajaknya tos)

Mas..

RENVARA

tadi keren.

BARA

Pasti dong.. Ngomong-ngomong mas sendirian? terus kok bisa pas aku naik ke panggung, mas uda didepan.

RENVARA

Waktu itu relatif. Iya sendirian.

GURU BARA

Itu kakak kamu?

BARA

Iya bu kakak fisika.

Renvara tertawa.

CUT TO:

EXT. DEPAN GEDUNG PAMERAN - SORE

Disana Renvara melihat rel kereta di sepanjang pinggir jalan. berniat mencari ketenangan.

EXT. TEPI JALAN REL KERETA - SORE

Ia berjalan di jalanan samping yang mengikuti jalan rel kereta. Ia membuka HP-nya, mengirimkan teks ke grup film yang pernah ia buat. mengirim pesan Kalo aku punya project kedepannya, siapa bakal ikut sampai karya-nya di putar seperti dulu lagi. Setelah hampir 5 menit, tidak ada balasan. Akhirnya satu per-satu dari mereka membalas tanpa penolakan satupun.

Karena itu sepanjang jalan kereta hingga SENJA Ia menelepon semua teman-nya untuk datang di suatu pertemuan. Pada akhirnya Ia menelepon Nichel. Kita melihat Renvara berjalan bersamaan dengan temggelamnya matahari. di sekitar rel kereta.

RENVARA V.O

(Dari jauh)

Udah hubungin mereka. Anehnya mereka semua setuju. mungkin karena mereka semua punya passion sama chel.

EXT. HALTE - MALAM

Renvara menunggu driver ojek online-nya. saat driver-nya datang. Ia mendengar SUARA SAMAR ANAK KUCING YANG BERTERIAK- mulai terdengar jelas.

Driver ojek online itu memberikan helm-

RENVARA

(menoleh kanan-kiri)

Sebentar pak.

Renvara mencari sumber suara itu- melihatnya ke gorong-gorong dekatnya. terdapat-

anak kucing TERTIMPA KAYU BERADA DI GENANGAN GORONG-GORONG, dengan cepat Renvara menarik kayu itu, mengangkat anak kucing. Kucing itu tampak kedinginan. Ia membawa-nya dengan menyelimutkan sapu tangan yang dimilikinya-

Kembali ke driver ojek-nya. dengan membawa kucing itu. lanjut berbincang di perjlanan.

RENVARA

Maaf ya pak.

DRIVER

Kasian ya kucing-nya. mau kamu rawat atau bapak aja. Soalnya dirumah bapak juga punya banyak kucing.

RENVARA

Oma saya juga pelihara banyak kok pak.

DRIVER

Oh ini tujuannya ke oma vivi ya?

RENVARA

Sering antar makanan juga pak?

DRIVER

Wah iya mas hampir tiap hari Oma kamu pesen.

RENVARA

Maklum pak, otot kaki oma saya udah nggak kuat buat berdiri lama. apalagi untuk masak di dapur.

DRIVER

Salam ya untuk oma-mu semoga lekas sembuh, dan dihindarkan dari penyakit lain.

RENVARA

Amin pak. Bapaknya berarti udah lama jadi driver?

DRIVER

Iya mas.. udah 5 tahun-an. lebih enak memulai kerja tanpa beban suruhan dari orang lain. Tapi harus tetep ada niatnya mas..

RENVARA

Oh.. iya pak.

INT. RUANG TAMU - MALAM

Oma membuka-kan pintu untuk Renvara.

OMA

Loh itu kucing?

RENVARA

Habis ketindih kayu di got oma.

OMA

Loalah kasian.

Setelah memberi-nya makan Renvara melihat papa yang terbaring di kasur.

RENVARA

Papa kok udah pulang ma?

OMA

Papa ijin setengah hari tadi terus ke klinik- vertigo-nya kumat. besok rencana ke dokter lagi.

Ia mengecek HP-nya ternyata ada panggilan tak terjawab dari papa Eddie.

Renvara merasa sedih & bersalah, tidak tenang karena hal itu.

INT. RUANG TAMU - TENGAH MALAM

Dalam mimpi-

Renvara melihat Papa-nya yang membawanya ke rumah sakit. saat Ia masih berumur 6 tahun. Papa-nya rela pulang dari kerja-nya demi menemui-nya. menunggu-nya, memberikan obat-nya.

Kemudian Ia terbangun.

Renvara sedang duduk dihadapan laptop, call dengan Nichel yang masih berjalan.

RENVARA

Chel? halo?

NICHEL O.S

(dari laptop)

Iya halo?

RENVARA

Maaf chel. aku barusan tidur berapa menit?

NICHEL O.S

(dari laptop)

Mmm.. baru lima menit kok.

(lembut)

Ren.. Istirahat aja ya. yuk pindah ke kasur. besok masih ada hari.

RENVARA

Okelah.. Chel omong-omong aku habis ngirimin beberapa skenario ku ke suatu PH.

NICHEL O.S

(Dari laptop)

Lanjut besok aja ya.. Dah Ren. Selamat malam..

RENVARA

Dah.

INT. KAMAR - PAGI

Papa Eddie duduk diatas kasur. Sedang meminum obat-nya. Renvara datang memberikan minum untuk papa.

RENVARA

Papa hari ini jadi ke dokter lagi?

PAPA EDDIE

Papa udah enak-an. paling ambil libur hari ini. Pengen tenang- obatnya main catur sama kamu, uda lama nggak main lagi sama kamu.

Renvara tersenyum.

INT. RUANG TAMU - PAGI

Mereka duduk berhadapan, papan catur berada di tengah meja. Renvara mendapat posisi buah putih. Kita melihat bomber yang naik ke kursi kosong tempat biasanya oma duduk. Seolah melihat mereka bermain, namun bomber malah berposisi kucing tidur.

Renvara mulai menjalankan pion-nya.

OMA

Oma dulu jago loh main catur sama anak laki-laki sampai juara kampung, waktu oma kecil.

PAPA

Iya sampai semua pion-nya jalannya L.

Oma dan Renvara tertawa.

OMA

Oma dulu kalo temen-temen-nya oma waktu kecil yang perempuan main bekel. mesti oma nggak mau main bareng sama mereka, malah pengen main sama anak laki-laki main gobak sodor sama petak umpet.

RENVARA

Wah pantesan oma daster-nya mesti sobek-sobek.

Mereka melanjutkan permainan catur-nya hingga Renvara berhasil dikalahkan oleh papa Eddie.

Renvara

Weh nggak ngira bakal jalan itu.

PAPA EDDIE

Walaupun kamu cuma bisa jalan satu langkah demi langkah. kamu tetap bisa berfikir 5 bahkan sampai 10 langkah kedepan ren. Sama seperti di kehidupan nyata.

Dari tatapan-nya Renvara selalu mempelajari semua perkataan papa-nya

EXT. DEPAN RUMAH GALANG - SIANG

Takjub melihat rumah mewah yang berada di depan-nya. Renvara menekan tombol bel yang ada pada pagar besar itu. Pesan masuk dari Galang- langsung masuk aja ren, semuanya uda di dalam.

Ia pun membuka gerbang- menggunakan sedikit tenaga.

EXT. AULA RUMAH GALANG - CONTINUOUS

Di rumah galang yang luas, mereka duduk memanjang berhadapan, di meja yang besar. Terdapat papan tulis yang memfokus-kan pandangan mereka. Renvara datang dari arah tangga- Mereka semua menunggu kedatangan-nya yang telah lama tidak bertemu.

RENVARA

Apa aku terlambat?

GALANG

Aku rasa mereka semua yang datang lebih awal.

SEMUA

(Tak serentak)

Iya kita yang terlalu bersemangat.

Renvara berjalan ke tengah atau pusat perhatian mereka semua.

RENVARA

Jadi sebelumnya. Setelah project kita yang bisa dibilang sukses lah ya. Kita bertemu lagi, namun dengan beberapa anggota baru. Welcome back-

Renvara mulai menjelaskan semua visi yang telah dapatkan selama ini, dengan bantuan Nichel dari jarak jauh yang juga ikut mempresentasikan ide-ide mereka.

Tanpa gangguan, semua-nya berjalan baik hingga akhir. Dengan suasana yang sama pula- menyelimuti Renvara. Membuat-nya semakin bersemangat.

Mereka semua tepuk tangan, diakhiri Galang yang menyusul bertepuk tangan.

TEMAN RENVARA 1

Sekarang aku berpendirian, dan lebih percaya dari apa yang semua kau perjelas tadi. Aku setuju.

TEMAN RENVARA 2

Kenapa nggak?

TEMAN RENVARA 3

Aku ikut.

TEMAN RENVARA 4

Ini lebih tentang ide festival- menarik.

Teman lain-nya yang belum menjawab saling menatap. Semua Meng-iya-kan.

GALANG

Jadi. Karena sudah jelas, aku akan membantu kalian semampu-ku. Selamat berjuang kalian semua, teruskan karya kalian. Aku akan juga mendukungnya sampai akhir-

(Sangat pelan)

Semoga.

Renvara sempat curiga dengan perkataan terakhir Galang. Namun suara-nya terganggu oleh tepuk tangan mereka. Ekspresi- Renvara pun teralihkan.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar