Cuplikan Chapter ini
Malam yang berat untuk seorang Nara ia melangkah mengekor dibelakang papa mertua dengan dipapah oleh sang ibu Setapak demi setapak berjalan menyusuri koridor rumah rumah sakit dengan jejak air mata yang masih terlihat jelas di wajah cantik seorang NaraIni bukan mimpikan Lirih hatinya berbisikLangkahnya berat namun apa daya ia harus tetap memaksa sepasang kaki tetap melangkah untuk menjemput Rendra yang sekarang sedang terbaring kaku di ranjang kamar jenazahNara masih sanggupNakNa