Cuplikan Chapter ini
Rumah Pak Arif tidak begitu jauh dari sawahnya. Butuh sekitar 5 menit sampai mereka menjumpai rumah yang hanya di plamir dengan semen putih tanpa cat. Pak Arif tinggal seorang diri, istrinya sudah meninggal 8 tahun yang lalu, sebenarnya ia masih mempunyai satu anak lelaki. Tetapi sekarang, anak itu pergi mengadu nasib ke luar kota. Rumahnya sendiri dari depan terlihat sederhana. Lantainya bukan dari keramik, melainkan hanya semen halus yang kokoh menunjang dinding-dinding yang sudah tua.
Pak...