Cuplikan Chapter ini
Jari-jariku seolah tidak bisa berhenti mengetuk pelan pinggiran wastafel kamar mandi Beberapa kali aku memejamkan mata Bahkan hampir tidak mampu melihat pantulan wajahku di depan kaca Selebihnya aku lebih banyak mengatur nafas untuk meredam rasa gugup yang menyerang Detik demi detik berlalu Jantungku bertalu begitu kencang saat aku mulai menoleh ke arah alat testpack yang ku celupkan kedalam wadah yang berisi urin Dan matakuseketika membulat Seolah tidak percaya Ya Allah lirihku