Cuplikan Chapter ini
Suatu hari nanti kamu akan tahu, apa yang akan terjadi setelah mengetahui kebenarannya. Rumah yang ingin saya berikan padamu, ternyata harus mengorbankan sedikit kesenangan dan hidup orang lain. Maafkan saya, Amora. Kepalaku dielusnya berkali-kali saat berhadapan dengannya. Apakah dia kakekku yang sangat bahagia dahulu, menantikan aku lahir ke dunia? Air mataku mengalir deras, terasa hangat dalam dada, jadi sesenggukan. Paginya aku terbangun dengan napas terengah, apa ini? Pikirku. Belum per...