Bab kedua ini menjadi titik awal perjalanan Raka memasuki dimensi misterius yang tersembunyi di balik kuburan. Keputusannya untuk mengikuti kucing hitam adalah langkah krusial yang menandai transisi cerita—dari sekadar rasa penasaran, menjadi petualangan hidup dan mati.
Sosok renta, gamelan mistis, dan lorong bawah tanah hanyalah permukaan dari misteri yang jauh lebih besar. Di sinilah pembaca mulai merasakan bahwa kucing itu bukan sekadar penuntun, tetapi juga penjaga sebuah rahasia kelam yang terikat dengan arwah-arwah tak tenang.