Cuplikan Chapter ini
Udara dingin menusuk tulang dan langit kelabu seolah menundukkan diri untuk berbagi kesedihan Doa-doa sunyi terucap tanpa suara hanya dari dalam hati yang remukTENG TENG TENG TENGBunyi lonceng kuil bergema pelan menembus kabut kelam Suara tangis mengalir tanpa henti membaur dengan udara yang berat seakan dunia pun menahan nafasnya Tidak ada canda tidak ada sorak-sorai hanya diam yang penuh makna dan kesedihan yang menuntut penerimaanAku berdiri di hadapan peristirahatan terak