Cuplikan Chapter ini
Sebuah senyum simpul tercetak jelas dari lorong rumah sakit dengan nuansa putih abu Sekitar sepuluh menit yang lalu Ferdi baru saja menyelesaikan psikoterapi pertama dalam hidupnya Selama ini Ferdi merasa tak perlu menjalani psikoterapi karena baginya apa pun yang dilakukan tetap tidak akan pernah bernilai Namun kebersamaannya dengan Arlen di pasar malam itu membuat Ferdi mengerti satu hal bahwa selama dirinya menolak menyembuhkan diri maka itu artinya orang-orang yang ada di samping