Cuplikan Chapter ini
Primus bergerak menuju pusaran angin yang dia nyana mengarah ke kota pusat kota. Semakin dekat ke pusat, kilatan petir menyambar tubuh Primus beberapa kali. Tubuhnya diselimuti aliran listrik yang membuat badannya berpijar terang kebiruan. "Aduh," katanya pelan. Menyengat tajam seperti tersetrum listrik, dan dia sedikit oleng. Tapi Primus tidak kurang satu apa. Dia tetap terus menerjang badai menuju pusat kota. Dari langit dia menyaksikan pemandangan mengerikan. Puting beliung yan.