Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
31. INT. SMA CENDRAWANA NASIONAL - KANTIN - DAY
Cast : ALETA, ALANA, JINGGA
Kita melihat ketiganya duduk berhadapan di salah satu meja. Mereka terkekeh karena guyonan Jingga.
JINGGA
Ih seriusan. Waktu kecil dulu itu gue pernah bilang ke Mama gue, ‘Ma, gunanya belajar apasih? Kita kan nggak pernah tahu kalau sewaktu-waktu ada batu nimpa kepala kita terus kita amnesia. Gimana dong?’
ALETA
Aduh, si kecil Jingga udah pinter, ya, Bun. Ada benernya juga, sih. Di sinetron-sinetron kalau ada orang amnesia, tinggal dibenturin lagi aja biar ingatannya kembali.
JINGGA
Ya itu sinetron, Let. Plis-lah, ya.
Aleta dan Jingga terkekeh. Pandangan Aleta teralihkan ketika mendapati pipi Alana merah.
ALETA
Eh, Al, pipimu kenapa merah?
Alana terpelejit dan menoleh ke Aleta. Lantas menutupkan rambutnya pada bagian pipinya. Aleta meraih tangan Alana dan melihati telapak tangannya.
ALETA (CONT’D)
Ini kenapa juga? Kok lecet-lecet.
ALANA
Ah, ini? Nggak papa, cuma reaksi alergi.
ALETA
Alergi apa?
JINGGA
Alergi nasi. Alana ini alergi nasi. Liat aja makannya dikit banget, pantesan slim. Lah gue? Porsi kuli. Mama gue nyuruh gue diet, ngurangin makan, tapi nasi masih enak. Gimana dong?
Alana tertawa kecil. Aleta masih mengunci pandangan pada Alana.
ALANA
Udah, Let. Gue nggak papa. Ayo cepetan makannya. Habis ini jam olahraga loh.
Aleta kembali melanjutkan makan.
31A. INT. SMA CENDRAWANA NASIONAL - KAMAR MANDI - DAY
Cast : ALETA, JINGGA, ALANA
Kita melihat Alana tengah terhubung dalam panggilan di depan cermin kamar mandi. Sementara Jingga dan Alana masih di dalam bilik.
ALANA
Iya, nanti malam. Jemput aku, ya. Kamu hati-hati. Dah …
Alana menutup telepon. Jingga keluar dari bilik kamar mandi.
JINGGA
Aleta belum selesai?
Alana menggeleng.
JINGGA (CONT’D)
Ntar berak lagi ternyata.
Aleta keluar dari bilik kamar mandi. Mengenakan seragam olahraga sekolah mereka yang memiliki lengan di atas siku dan celana di atas lutut. Aleta menarik-narik celananya dan bagian lengan baju ke bawah. Dia merasa pelik dengan dirinya sendiri. Alana dan Jingga terdiam sejenak melihat Aleta.
ALETA
Aneh, ya? Gue nggak pantes kayaknya pake ini.
JINGGA
Ah enggak. Pantes-pantes aja, kok. Udah-udah, ayo ke lapangan. Kalau nggak mau kena bully sekelas mending jangan telat.
Aleta, Jingga, dan Alana berjalan ke luar.
ALETA
Bully?
JINGGA
Iya. Kalau ada yang ganti baju lebih dari lima belas menit. Satu kelas disuruh push up dua puluh kali.
Aleta segera berlari meninggalkan teman-temannya.
JINGGA (CONT’D)
Eh, tapi masih ada tujuh menit lagi. (intonasi memelan)
Alana tertawa kecil.
31B. EXT. SMA CENDRAWANA NASIONAL - LAPANGAN OLAHRAGA - DAY
Cast : ALETA, JINGGA, ALANA, PARA SISWA, GURU
Aleta tiba di lapangan dan mendapati teman-teman sekelasnya masih duduk bersantai.
ALETA
Belum mulai? Aish, Jingga sialan.
JINGGA
Aleta! Cepet banget lo larinya.
Teman-teman sekelas Aleta mengalihkan pandangan padanya. Beberapa bergosip sambil terus mengunci pandangan pada Aleta. Beberapa menahan tertawa.
SISWA CEWEK #1
Dempal banget tuh lengan.
SISWA CEWEK #2
Cewek, kan, itu?
SISWA COWOK #1
Langka nih yang kayak gini.
Aleta sadar bahwa menjadi pusat perhatian, dia tertunduk. Jingga maju mendekat ke teman-temannya.
JINGGA
Eh-eh, apa kalian semua ini memang suka bergosip?
ALANA
Sungguh, itu menjijikan. Apakah membicarakan orang lain dapat membuat kalian lebih baik darinya? (beat) Pe-cun-dang.
ALETA
Udah-udah, jangan malah buat gue nggak nyaman.
GURU
Oi, kalian mau males-malesan gitu ceritanya?
Para siswa bergegas mendekati Guru di sisi seberang lapangan.
32. INT. RUANG LES BIOLA - NIGHT
Cast : DEVANO, PELATIH
Kita melihat Devano memainkan biola. Sementara PELATIH lelaki (35) mengatur tempo dengan tepukan.
PELATIH
Hentikan! Itu sangat sumbang, Devano. Apa kamu memang nggak niat menang di kompetisi tahun ini?
Devano menghela napas, menahan emosinya.
PELATIH (CONT’D)
Ikuti ketukan saya. Tempo lagu ini jauh lebih cepat dari sebelumnya. Kalau kamu maininnya lambat, penonton malah ngantuk. Paham?
Devano mengangguk.
PELATIH (CONT’D)
Oke, kita mulai.
Devano kembali memainkan biolanya dengan menyuasaikan tempo yang dibuat Pelatih. Tangannya tidak sengaja tergesek senar. Devano berhenti dan mengaduh. Dia menatap tajam Pelatih, lalu keluar dari ruangan.
33. INT. SANGGAR TINJU ANDRI - NIGHT
Cast : ALETA, ANDRI
Kita melihat Aleta tengah memukul dan sesekali menendang samsak. Andri menghampirinya.
ANDRI
Let, berhenti sebentar.
Aleta berhenti dan mendekat pada Andri yang membawa kertas di tangannya.
ALETA
Kenapa, Coach?
ANDRI
Ada seleksi tim nasional. Kamu ikut, ya?
ALETA
Tim nasional?
Aleta melihat kertas yang dipegang Andri.
ANDRI
Kita naikan kelas berat kamu, sanggup? Tim nasional menerima kelas welter yunior. Kalau perempuan itu kisaran 63,503 kg.
ALETA
Di bawah itu nggak bisa, Coach?
ANDRI
Kamu sekarang ada di kelas ringan yunior, kan?
ALETA
Iya. Dan kalau ke welter yunior itu berarti Aleta naik dua kelas? Itu terlalu ekstrem, Coach.
ANDRI
(memegang pundak Aleta)
Serahkan itu ke gue. Masih ada banyak waktu persiapan. Kompetisi Haornas bisa lo gunain pemanasan. Ayah lo dukung ini sepenuhnya, Let. Bukannya elo mau buat Ayah lo bangga? Tim nasional, Let. Jangkauan pertandingannya lebih luas. Dan elo bakal dibimbing oleh pelatih yang bener-bener berpengalaman. Mau disia-siain?
Aleta tertunduk.
ALETA
Kapan kita mulai, Coach?
ANDRI
Yes!
Andri menjabat tangan Aleta dan memeluknya.
34. EXT. TEPI JALAN - NIGHT
Cast : ALETA, ALANA, SEORANG PRIA
Aleta tengah berjalan di tepi jalan dengan beban pikiran.
ALETA
(menghela napas panjang, menyibak rambut ke belakang)
Argh! Hanya Coach Andri yang menyiksa muridnya dengan menaikkan dua kelas berat langsung.
Kita melihat Alana dan seorang PRIA melintas di depan Aleta. Mereka berdua bergandengan tangan, baru keluar dari restoran.
ALETA (CONT’D)
Alana?
Alana menoleh.
ALANA
Eh, Aleta?
Alana buru-buru menyuruh Pria tersebut masuk ke dalam mobil dahulu.
ALETA
Lagi sama siapa?
ALANA
Em … itu tadi? Mas sepupu aku. (beat) Lo habis dari mana?
ALETA
Habis latihan. Ini mau nemuin Jingga. Lo nggak bisa ikut, kan?
ALANA
Iya, maaf, ya. Mas sepupu aku dari luar kota dateng. (beat) Gue duluin, ya, Let.
ALETA
Oh, iya-iya. Hati-hati, Al!
Alana melambaikan tangan sembari berjalan menuju ke mobil. Dia memberikan cium jauh pada Aleta sebelum masuk ke dalam mobil. Aleta tersenyum tipis. Melihat mobil tersebut pergi.
Ponsel Aleta berbunyi, ada pesan dari Jingga.
JINGGA (O.S.)
Ketemuan di Pasaraya langsung, ya, Let. Kalau udah sampe, call gue, ya.
Aleta tersenyum dan mengetik balasan, ‘Siap’
35. INT. PASARAYA - NIGHT
Cast : ALETA, JINGGA
Kita melihat Aleta berjalan di depan Pasaraya dan melongok ke dalam. Mendapati Jingga berdiri di depan rak-rak riasan sembari melambaikan tangan padanya. Aleta mengangguk dan mendekat.
CUT TO:
Jingga dan Aleta asyik memilih riasan. Jingga menjadikan Aleta sebagai peraga dalam mencoba warna lipstick.
JINGGA
Sekali doang, Let.
ALETA
Gue nggak pernah pake benda gituan.
JINGGA
Udah percaya, ini tuh candu.
Jingga memakaikan lipstick tester di mulut Aleta.
ALETA
(mengecap)
Rasa stoberi?
JINGGA
(terkekeh)
Coba ngaca.
Aleta menunduk sedikit dan melihat cermin di meja. Aleta tampak terkejut dengan dirinya di cermin.
ALETA
Seriusan lo, Jing. Itu gue?
Jingga mengangguk.
JINGGA
Suka, kan?
Aleta tersenyum kecil.
36. EXT. TEPI JALAN - TAMAN - NIGHT
Cast : ALETA, JINGGA
Kita melihat Aleta dan Jingga duduk di kursi sembari makan es krim. Di sebelah Jingga banyak tas belanjaan hasil berburu hari ini.
ALETA
Makasih es krim-nya.
JINGGA
Lo beneran kenyang makan es krim doang?
ALETA
Gue udah makan tadi. (beat) Jing, sebenernya elo kalau latihan bisa loh jadi atlet tinju kelas atas.
JINGGA
Kenapa?
ALETA
Nafsu makan lo tinggi.
JINGGA
Ih, tapi nggak tahu kenapa gue makan banyak, gue nggak gemuk. Di saat itu juga gue penasaran, apa banyak cacing menggeliat di usus gue?
ALETA
Itu namanya metabolisme cepat. Ada memang orang yang kayak gitu. Tapi makan banyak juga harus diimbangi olahraga, jangan makan junk food sering-sering juga.
JINGGA
Siyap, Bu Atlet. (beat) Ih, nama lo bagus juga, ya. Aleta, kenapa nggak Atleta.
ALETA
Haha lucu banget Jingga (mencibir)
Jingga memandang Aleta sinis.
ALETA (CONT’D)
Btw lo belanja banyak buat apa?
JINGGA
Serius lo nggak pernah kayak gini, Let?
Aleta menggeleng.
JINGGA (CONT’D)
Jangan-jangan lo nggak bisa bedain mana skin care, mana make up?
ALETA
Gue nggak pernah nyentuh kayak gituan. Eh pernah, waktu TK pas peringatan Hari Kartini. Pake baju adat, tapi gue ogah-ogahan disuruh pake lipstick. Sampe dipaksa sama lima orang, parah sih.
Jingga terkekeh.
JINGGA
Cewek itu butuh ngerawat diri, Let. Bukan semata-mata cuma buat memikat cowok, tapi kalau gue sendiri nganggepnya itu sebagai cara how to respect my self, asek …
ALETA
Jing, gue mau tanya. Cowok itu sukanya apa, sih?
Jingga melihat Aleta dengan mulut terpelongo.
37. INT. RUMAH ALETA - KAMAR - NIGHT
Cast : ALETA
Aleta masuk ke dalam kamar.
JINGGA (O.S.)
Setiap cowok maupun cewek punya tipe ideal-nya masing-masing. Ada cowok yang mandang fisik, tapi masih banyak juga yang mentingin sifat.
Aleta termenung sejenak.
ALETA
(bergumam)
Gerald tipe idealnya gimana, ya? (beat) Argh, kok jadi mikirin Gerald. Ayo kita fokus buat seleksi timnas Aleta.
CUT TO:
Kita melihat jam dinding di kamar Aleta menunjukkan pukul 11.30 malam. Aleta masih terjaga dan menahan kantuknya untuk menonton marathon video-video cara menjadi cantik di depan cowok.
YOUTUBER
Oke, kita akan bahas tentang bagaimana sih bisa tetap cantik di segala kondisi ketika ketemuan sama cowok? Sebelumnya like, subscribe, dan … (memudar)
38. INT. SMA CENDRAWANA NASIONAL - KANTIN - DAY
Cast : ALETA, JINGGA, ALANA, PETUGAS KANTIN
Aleta mengantre untuk mengambil makanan persis di belakang Jingga dan Alana. Petugas Kantin menuangkan lauk ke piring Aleta.
ALETA
Udah, Buk, satu potong ayam aja cukup.
PETUGAS KANTIN
Eh, biasanya porsi ekstra, Neng?
ALETA
Lagi kenyang, Buk. (nyengir)
Aleta melanjutkan berjalan.
CUT TO:
Kita melihat Aleta duduk berhadapan dengan Alana dan Jingga. Jingga sedari tadi sibuk dengan ponselnya, sesekali dia tersenyum dan mengetikkan sesuatu di ponsel.
ALETA
Apa, sih, yang lucu, Jing?
ALANA
Bocah kasmaran, Let, biasalah.
Jingga melirik Alana. Aleta merebut ponsel Jingga. Mendapati Jingga sedari tadi tengah berbincang di chat bersama dengan Anjangsana menggunakan emotikon cinta berkali-kali.
ALETA
Anjangsana, Jing?
Alana tersedak dan meraih ponsel Jingga di tangan Aleta.
ALANA
Beneran? Gue kira selama ini Mark.
JINGGA
Ish. Dia juga ngira gue suka sama dia, padahal selama ini suka sama sahabatnya. Keren, kan, kisah cinta gue?
ALETA
Apa-apaan.
Aleta berdiri, mengeluarkan sikat gigi beserta pasta gigi dari tasnya.
ALANA
Eh, udah selesai, Let?
ALETA
Iya, nih, lagi kenyang. Gue ke kamar mandi dulu, ya. Nanti tolong jagain tempat duduk di kelas berikutnya.
JINGGA
Ogah
ALETA
Ih, gue ngomong sama Alana
Alana terkekeh dan mengangguk. Aleta pergi ke kamar mandi. Pandangan Alana mengikuti punggung Aleta pergi sembari memasang raut bertanya-tanya. Lantas Alana mengangkat kedua bahu.
39. INT. RUMAH ALETA - NIGHT
Cast : ALETA, CANDRA
Kita melihat Aleta masuk ke dalam rumah dan mendapati sang Ayah menyiapkan banyak makanan di meja makan.
ALETA
Astaga, Ayah. Ada acara syukuran?
CANDRA
Ini buat putri Ayah. Aleta kan perlu makan banyak buat ikut seleksi timnas.
ALETA
Tapi …
Candra menghampiri Aleta dan membantunya duduk. Lantas menyajikan makanan porsi besar di piring Aleta. Aleta melotot.
CANDRA
Makan.
ALETA
Ayah …
CANDRA
Ayo dimakan, biasanya juga sampai babak ketiga.
Aleta menyendok makanan di piring dan melahapnya perlahan. Ponsel Candra berdering, ada telepon. Candra mengangkatnya.
CANDRA
Halo? (beat) Iya dengan saya sendiri (beat) Oh iya, segera meluncur. Bisa kirimkan alamatnya di chat, Pak? (beat) Baik terima kasih.
ALETA
Ada panggilan, Yah?
CANDRA
Iya. Kamu habisin loh itu.
ALETA
Iya, Ayah.
Aleta mencium tangan Candra.
ALETA (CONT’D)
Hati-hati, Yah.
Candra berangkat. Aleta melongok dan mendapati Candra sudah tidak ada. Dia bergegas membawa piringnya yang baru setengah perjalanan makan ke wastafel lalu diam-diam membuang makanan tersebut ke kresek hitam dan membuntalnya. Aleta masuk ke kamar mandi.
40. INT. SANGGAR TINJU ANDRI - NIGHT
Cast : ALETA, GERALD, ANDRI
Kita melihat Aleta tengah beradu tinju dengan Andri. Aleta memukul punch mitt di tangan Andri.
Gerald datang. Membuat Aleta dan Andri berhenti.
ALETA
Eh, Gerald? Udah bener-bener sembuh?
GERALD
Lebih mendingan.
ANDRI
Ei temennya Aleta. Kamu bantu tuh si Aleta buat naikin kelas berat. Om amanahin kamu.
GERALD
Kelas berat?
ANDRI
Berat badan Aleta harus naik sampe ke titik 63,5 kg-an.
GERALD
Keren. (berbicara pada Aleta) Beneran tuh, Let?
ANDRI
Eh nih bocah, lo kira gue bohong.
ALETA
(menunduk)
Udah-udah, ayo kita latihan. Ajarin Gerald teknik lanjutan, Coach.
Gerald mengangguk dan meletakkan tasnya di kursi. Lantas turut melepas kacamatanya.