Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Two S and The Balcony
Suka
Favorit
Bagikan
1. Scene 1 - 4

1. INT - LAYAR HITAM - MALAM HARI                           CAST: SERVAN

Sebuah layar hitam dari komputer menyala dan menampilkan foto Servan yang tersenyum.

VO SERVAN
Hai, nama Gue Servan. Dulu, Gue selalu berpikir kalo anak brokem home itu punya title yang buruk. Gue juga punya persepsi kalo mereka itu sifatnya jelek, dan mereka punya masa depan suram. Anak-anak kaya gitu selalu punya alasan kenapa mereka buruk. Sampai Gue lupa, pada dasarnya manusia punya batas ketahanan mental. Dan yah, Gue ketemu sama seorang wanita yang buat Gue sadar. Ga semua anak broken home buruk. Pada akhirnya, Gue sendiri yang jatuh cinta sama

Layar hitam menampilkan foto Servan dengan gambar love di tengah dan di sebelahnya ada foto Selvi.

VO SERVAN
Dan ini, cerita Gue. Perlu digaris bawahi, cerita ini diawali dari kejadian tak terduga
Fade out
MAIN TITLE: TWO S and The Balcony
Fade in

2. INT - KAMAR SELVI - MALAM HARI

CAST: SELVI(18THN/P), SERVAN (18THN/L)

Selvi duduk di kasurnya dan membersihkan luka di lengannya. Ia menangis pelan.

Selvi
Kenapa? Kenapa harus Gue yang dikasarin sama Ayah, si?

MONTAGE: Ayah Selvi membanting kaca di hadapan Selvi dan lengan Selvi berdarah.

MONTAGE END

INSERT: Servan berdiri di depan pintu kamar Selvi. Dia memakai mode penyamaran sehingga dia tidak bisa terlihat siapapun. Dia memakai sebuah jaket hoody berwarna abu-abu. Di tangannya sudah ada sebuah layar i-pad yang menyala. Ia memandang Selvi yang tengah membersihkan lukanya.

SFX: Permintaan target ditemukan, Tuan (Suara seperti google voice)

Servan
Comeback to Room
Servan berbicara lirih pada layar I-pad.

SFX: Sound detected. Kembali dalam hitungan 3, 2, 1 (Suara seperti google voice)

Servan menghilang.

INSERT END

Selvi segera membuang tisu ketika ia selesai membersihkan lukanya.

CUT TO

3. INT - CLOSED ROOM - MALAM HARI

CAST: SERVAN, SILVI(18 THN/P)

ESTABLISH SHOOT:

Servan dan Silvi berada di sebuah ruangan. Mereka berdua duduk di bangku panjang menghadap layar komputer. Di depan ruangan itu. Terdapat sebuah papan yang bertuliskan “CLOSED ROOM”.

CU: Tanggal 24 Desember 2029

Servan
Gue ga yakin dia bisa bertahan sama masalahnya, Sil. (beat) Ini terlalu rumit untuk dituntaskan. (beat) Tadi Gue udah cek keadaan dia. Dia tuh anak broken home, dia pasti punya julukan madesum alias masa depan suram. Dia juga pasti punya sifat yang jelek deh. Dih, jadi males duluan Gue tuh Sil.
Servan menghela nafas panjang dan berdecah kesal
Silvi
Udah deh.. gapapa kali Servan.. Sapa tau Lo jodoh sama dia?
Servan
Ih, kok Lo ngomongnya gitu si Sil? Dih, temen macem apa Lo?
Servan melirik Silvi
Silvi
Ya, gapapa dong. Lagian ni ya, percintaan Lo tu sampek sekarang ga ada bagus-bagusnya coba. Dunia percintaan Lo tuh masih zonk, butuh diisi tau.
Servan membuang nafas kasar, dia menyilangkan kedua tangannya.
Servan
Gue ga butuh cinta. Cinta dari diri Gue sendiri udah lebih dari cukup, Sil! Heran deh. Gue mah ogah, tuh ya. Lo inget ga? Lio aja yang dulunya cool jadi berubah lembek gitu. Bilang sayang.. sayang.. dih jijik Gue. Norak tau ga si
Servan mengerutkan dahinya dan mendobrak mejanya.
Silvi
Eh.. ati-ati Lo kalo ngomong. Emang Lo mau hidup sendirian? Terus? Kalo Lo udah jadi kakek-kakek gimana? Sapa yang mau ngurusin Lo kalo Lo nya aja gamau kenal apa itu cinta? Beuh.. ati-ati kalo ngomong. Kualat Lo ama Gue.. yakin ni Gue..
Silvi tertawa.
Servan
Ah.. udah deh Sil. Terus sekarang Gue harus gimana dong, Lo gamau bantuin Gue apa? Biar objek penelitiannya bisa diganti?
Servan memohon di hadapan Silvi.
Silvi
Begini ya Servan, anak paling ganteng menurut Ibunya dan jadi idaman cewe selangit. Gue ini, gapunya waktu buat bantuin Lo. Karena, Gue juga udah ada permasalahan segebok tuh! Pr Gue aja belom Gue kerjain! Remidian Mtk juga masih seperempat Gue kerjain! Lo sih, sok-sok an masuk Univ terbaik di usia 17 tahun. Jadinya kan, Lo ga sepemikiran sama Gue. Gue aja masih SMA. Tau apa Gue soal permasalahan kuliah?
Silvi tertawa dan meninggalkan Servan. Servan menghela nafasnya kasar.
Servan
Tuh anak gile apa gimana si? Ngomong ga ada remnya sama sekali. Mirip banget kaya sepur tuh. Astaga.
Servan mendobrak mejanya lagi. Dari depan pintu, Silvi membalikkan tubuhnya.
Silvi
Eh Van, Gue lupa mau ngomong soal ini sama Lo.
Silvi tersenyum ragu.
Servan
Soal apaan? Lo mau minta film anime lagi ke Gue? Film anime yang bucin-bucin? Biar Lo bisa ngebucin?
Servan mengerutkan dahi.
Silvi
Ye.. kalo soal itu mah, emang udah jadi jadwalnya rutinan Van, tapi yang ini beda, Gue lagi mode serius ni Van.
Silvi memutar bola matanya malas.
Servan
Sejak kapan Lo bisa serius? Pas lagi diskusi pelajaran aja, Lo malah bahas mimi peri yang lagi viral, inget ga tuh? Pas jamannya mimi peri viral?
Servan menyeringai tajam.
Silvi
Dih, berisik banget. Nih, dengerin Gue.
Silvi berjalan dan berdiri di samping Servan.
 
Silvi
Ga semua anak broken home buruk. Dan satu hal lagi. Nyokap Lo ngasih ujian itu ke Lo mungkin karena dia punya maksud yang baik. Jadi, jangan lari dari tanggung jawab, Lo. Bantuin dia Van.
Silvi berjalan ke depan pintu dan menutup pintu pelan.
Servan
Aaaakkkh… sialan. Gue mana mau ngobrol sama anak kaya gitu. Udah pasti egois.
Servan berdecah kesal dan mendobrak meja.
CUT TO

4. INT - KAMAR SERVAN - MALAM HARI

CAST: SERVAN

ESTABLISH SHOOT:

Servan berada di kasurnya. Di kamar itu, penuh peralatan seperti remot kontrol dan beberapa peta terbentang lebar memenuhi meja kamarnya. Di sana juga ada sebuah rak buku yang berisi deretan buku tentang psikologi. Ada juga layar monitor seperti komputer yang masih menyala di sudut ruangan. Layar monitor itu mengeluarkan suara seperti sinyal.

SFX: Bip bip… observation begin from now (suara seperti google voice terulang 6 kali berturut-turut)

Servan
Aduuuh.. berisik!
Servan menutup kedua telinganya dengan bantal.
Servan
Mode off!

Servan berteriak lagi. Namun, suara itu tak kunjung berhenti.

Servan
Akkkh.. sialan! Apalagi si.. Gue bangun ni!
Servan bangun dan segera mematikan layar monitor komputernya.
Servan
Sebentar? Tadi itu? Peringatan kalo dia ada masalah, kan? Apa Gue ke sana aja? Lumayan kan? Bisa jadi bahan penelitian?
Servan berjalan mondar-mandir sembari memijat kepalanya.
Servan
Itung-itung Gue udah sampek tahap observasi ye, kan?? Ga harus bantuin dia, Soal tindakan apa yang perlu dilakukan nanti? Bisa dimanipulasi kan? Lumayan, nih.
Servan tersenyum tipis. Servan segera mengambil I-padnya dan berdiri di depan dinding kamarnya.
Servan
Portal On
Nampak cahaya biru dari dinding kamarnya.
XXX
Siap Tuan.. tentukan kemana anda pergi (Suara seperti google voice)
Servan
Pergi ke rumah Selvi Ananda.
XXX
Tujuan anda akan tiba tunggu dalam satu menit

CU: Servan melirik jam tangan

SERVAN VO
Udah gila Gue, ngelakuin penelitian di jam-jam malem
XXX
Tujuan telah ditemukan. Silahkan masuk ke portal sebelum light blue menghilang.

Servan berjalan ke dinding dan seketika dia hilang. Ruangan itu kosong. Cahaya biru juga menghilang setelah Servan pergi.

CUT TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Kok asik? Apik, suka aku. Dari awal jelas penggambaran e.
2 tahun 4 bulan lalu