Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Timeless
Suka
Favorit
Bagikan
1. Bagian tanpa judul #1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

OPENING CREDIT


1. INT. RUMAH SATRIA-DAY

MONTAGE

CAST: SATRIA 26

-Scene dimana SATRIA sedang mencuci film di red room/ruang gelap tempat cuci foto. Proses pencucian film yang biasa dilakukan tukang cetak foto dengan cairan-cairan kimia (hal ini riset dulu pastinya sesuai step-step yang diperlukan). SATRIA tampak telaten dan fokus, sesekali tersenyum pada hasil foto yang sudah selesai.

-Di ruang tamu camera menyorot album-album foto.

-Ada scene Satria makan cereal sambil melihat foto-foto lama dia dengan ibunya.

-Di ruang red room ada tv kecil, Satria melihat kartun yang ditayangkan soal superhero, lucu, dia tertawa.

-Kamera menyorot foto-foto yang sudah dicuci, lalu digantung, kenudian ke dua, tiga kamera analog milik Satria.


TITLE: TIMELESS

FADE IN


2. EXT-JALANAN-DAY

CAST: Satria

Satria yang memacu motor bebeknya, memakai helm, jas denim biru yang warna pudar/lusuh dan celana panjang dengan warna senada, daleman kaos merah. Memakai tas selempang.

Dia jalan beberapa meter dan masuk ke toko kamera jadul/antik.

3. INT. TOKO KAMERA-DAY

SATRIA

Misi...

Ada penjaga toko yang sudah kakek-kakek.

PENJAGA TOKO

Eh iya silakan. (melihat Satria, mengenali)Eh siapa mas Satria ya?

SATRIA

Iya pak. (tersenyum)

PENJAGA TOKO

Terakhir kali ke sini sebulan, dua bulan lalu kan? Beli...

SATRIA

Kamera, dua he he

PENJAGA TOKO

Gimana masih berfungsi kah? Mengingat kamera jadul

SATRIA

Masih kok masih dua-duanya, ini (mengeluarkan kamera dari tas) saya masih suka bawa-bawa buat motret-motret sekitar

Si kakek sempat mengernyit sebentar

PENJAGA TOKO

Hoo, apa aja yang dipotret mas?

SATRIA

Macem-macem, biasanya pemandangan suasana kota, bangunan (beat) objek bisa apa aja bahkan orang.

4. EXT. JALANAN- DAY

Satria hendak balik ke motor yang diparkir sebelumnya dia moto-moto pemandangan, orang-orang lalu dia liat ada orng ditarik sama dua orng berbadan besar, dia ikutin, dia liat orang itu dihajar. Lalu ada tokoh politik yang ikut pemilu. Orang itu diinterogasi kedengeran soal korupsi. Satria moto dia dihajar sampai ditembak, kameranya bunyi krn fotony habis, Satria ketahuan dia dikejar

Suara samar terdengar karena dari jauh.

SOSOK 1 dan SOSOK 2 yang bertubuh cukup kekar memegang kencang kedua lengan SOSOK 3. SOSOK 3 tampak lebam mukanya tanda habis dipukuli. SOSOK 3 terus berteriak ampun. SOSOK 1 dan 2 meneriaki balik.

SOSOK 3

Ampunn... ampunn mas, pak...

SOSOK 1&2

Diem!

SOSOK 1 dan 2 menekan tubuh SOSOK 3 ke tanah sehingga dia bersimpuh, kepalanya juga ditekan tunduk ke bawah.

SOSOK 3 terus dalam posisi itu sampai ada sepasang kaki terlihat melangkah keluar dari mobil di depannya.

SOSOK 3 dipegang erat kepalanya, ia meringis kesakitan, tapi ia melihat kaki itu. Pefangan kepala pun dilepas, ia menoleh ke atas perlahan, kamera perlahan naik, seorang berjas dan berdasi terlihat, SOSOK 4.

SOSOK 3 terpaku.

SOSOK 3

Bapak... Bapak...

SOSOK 4

Hmph kamu...

Mengurai senyuman sinis.

SOSOK 3

Ampunn pak... saya sumpah gak tahu apa-apa!

SOSOK 4

Oh yaa? Hmph! Kamu pasti udah sebarin kemana-mana iya kan?

Nadanya kencang.

Satria yang dari tadi melihat dengan mengintip dari balik tembok mendengar dan semakin penasaran. Dia pun memicihgkan mata memerhatikan dan ternyata mengenali siapa SOSOK 4, SOSOK 4 bakal calon politisi untuk pemilu.

SOSOK 3

Gak, gak, pak... Saya bersumpah! Saya gak kasih tahu siapa-siapa!

Nadanya parau karena begitu takutnya. Darah pun menetes dari bibirnya.

SOSOK 3

Percaya ama saya pak... saya mohon ampuni saya...!

Jadi merengek dan menangis.

SOSOK 4

Percaya? Makan tuh percaya!

SOSOK 4 mengambil pistol dari saku SOSOK 5 di sampingnya.

SOSOK 3 panik.

Satria terkejut dia ingat membawa kamera, ia segera mengarahkan lensa dan mau memotret, tapi karena cukup jauh ia ingin mendekat tanpa ketahuan. Ada kardus-kardus buangan, Satria merayap menuju kardus-kardus. Sekarang lebih dekat dia pun mulai menekan tombol.

SOSOK 3 meronta-ronta tapi tetap dipegangi kencang.

SOSOK 3

To-tolong pak! Jangan-

DOR

Peluru tempat mendarat di kepala SOSOK 3. SOSOK 3 jatuh dengan Slow mo.

SATRIA terkesiap bukan main. Dia sempat mengambil foto sampai SOSOK 3 ditembak

Sudah berapa kali cekrekan sampai kameranya berbunyi tanda habis film. Dan itu terdengar.

SOSOK 1&2

Siapa itu ha?

SATRIA langsung menunduk, dia panik.

SOSOK 4

Kenapa?

SOSOK 1

Ada suara tadi bos kayak...

SATRIA masih menunduk, keringat mulai bercucuran.

SOSOK 4

Coba periksa!

SOSOK 1&2 mendekat ke arah SATRIA.

SOSOK 2

Ada orang?

SATRIA

Aduh mati gue! (V.o)

SOSOK 1&2 melangkah semakin dekat. Satria tak punya pilihan, dia segara bewanjak dan lari.

SOSOK 1&2

Woyy!

Segera mengejar setelah menunggu aba-aba bosnya, SOSOK 4 menggerakkan dagunya, dia juga menyuruh SOSOK 5.

Aksi kejar-kejaran dimulai, musik bisa intense dan upbeat.

SATRIA yang sudah berlari keluar dari lapangan, masih terus melangkahkan kakinya dengan kencang ke jalan umum dia melewari orang-orang dan ingin meminta tolong.

Ada sekumpulan pemuda, remaja tanggung.

SATRIA

Tolongg! Tolongin gue! Gue dikejar-

Sebelum selesai, SOSOK 1, 2, 5 berlari mendekat. Satria lanjut lari lagi. Sekumpulan pemuda itu hanya diam terheran-heran.

Satria berusaha menambah kecepatan, dia masih muda jadi jarak antara mereka semakin jauh. Ditambah tiap belokan dia selalu berbelok.

Ada belokan yang mengarah ke gang sempit perumahan warga, Satria sembunyi di salah satu rumah yang pagarnya terbuka.

SOSOK 1, 2, 5 kebingungan mencari. Mereka menjadi pusat perhatian ibu-ibu yang duduk-duduk karena mencurigakan.

IBU-IBU

Cari siapa bapak-bapak?

SODOK 2

Ibu liat ada anak muda pria lari ke sini?

IBU-IBU (saling menimpali)

Kagak. Gak.

SOSOK 1

Ck! Beneran bu?

IBU-IBU

Iyalah ngapain bohong? Kok situ galak? Siapa sih? Pergi kalian!

Mereka diusir.

Satria melihat berlega hati. Musik cooling down. Dia keluar diam-diam tanpa sepengetahuan ibu-ibu. Dia mengambil jalan berbeda. Tapi sayang buntu. Dia pun mencari jalan setapak ke jalan umum. Jalannya seperti mengendap-ngendap memerhatikan sekeliling. Dia ingat motornya di sisi jalan lain.

SATRIA

Duh iya motor gue! Tapi kalo gue balik, gue bisa-bisa ketemu mereka. (beat)

Dahlah!

Satria tampak frustasi. Merasa sudah aman dia berjalan biasa, tanpa diketahui para preman itu muncul jauh di belakang dan menyadari Satria.

Satria tahu-tahu menoleh ke belakang seakan tahu, matanya membulat dia lari lagi. Musik kembali upbeat.

Kali ini jalanan lurus tak ada belokan. Ada satu belokan mengarah ke sungai.

Satria berlari sampai ke tepian sungai, dia segera mengerem kakinya. Dia melihat ada jembatan bambu dan melompat sekuat tenaga karena cukup jauh.

SOSOK 5

Stop! Atau kami tembak!

Satria berhenti. Tapi bukannya sama saja kalau tertangkap ia juga bisa mati.

SOSOK 1

Berhenti! Balik badan!

SOSOK 2 ingin melompat tapi ragu jatuh karena jauh.

SOSOK 2

Gak bisa gue, kejauhan!

Satria tak mau berbalik, wajahnya bisa ketahuan. Kemudian pistol ditembakkan ke atas.

SOSOK 5

Balik!

Satria bisa saja ditembak, jaraknya cukup. Dia pelan berbalik.

SATRIA

Jangan tembak bang...

SOSOK 1

Kamu pikir kita mau tembak kamu?

SOSOK 1 melihat jembatan bambu yang rapuh.

Membisikkan sesuatu ke SOSOK 5.

SOSOK 5

Kamu siapa? Kamu lihat apa barusan?

SATRIA

Gak lihat apa-apa bang!

Suara Satria bergetar, takut.

SOSOK 1

Oh yaa? (melihat kamera yang digantung di leher) Sini kameranya!

Satria diam berpikir.

SOSOK 2

Serahin kameranya! Kamu akan kami lepasin!

SOSOK 1

Ayoo!

Satria tak ingin melepas kamera kesayangannya apalagi itu bukti.

SOSOK 5

Cepatt! Sini! Kamu mau mati ha?

Pistol yang dipegang sosok 5, dikokang. Siap menembak Satria.

Satria menggertakkan gigi, dia kehabisan pilihan. Dia pun melempar tas kameranya untuk mengalih perhatian. Satria langsung berlari. SOSOK 5 mulai menembaki. Meleset beberapa kali, peluru bisa diperlihatkan mengenai sisi-sisijembatan dan hampir kena sepatu Satria.Satria beruntung, dia semakin menjauh tapi tampaknya jembatan itu memang belum jadi, Satria hampir jatuh sehabis berlari ke ujung jembatan.

SATRIA

Duh! Hampir aja!

Satria menoleh ke belakang, napas ngos-ngosan.

Para preman itu melihati Satria. Sampai SOSOK 5 mulai menembaki kerangka bawah jembatan.

Satria terbelalak.

Terus menembaki, mengisi peluru beberapa kali. Ada serpihan-serpihan bambu melayang.

Jembatan lama-lama terkoyak, Satria berpegangan. Jembatan pun roboh. Satria terjatuh ke sungai, gerakan slow mo.

Satria hanpir ke dasar sungai, dia segera berenang ke atas, tapi tak jadi karena ada peluru-pwluru yang melesat ke dalam air, dia masih ditembaki.

Satria menyelam, terus menahan napas berenang ke sisi lain. Dia mengarah ke gorong-gorong.

Satria hampir kehabisan napas, dia keluar di gorong-gorong. Dia batuk-batuk. Dia bersembunyi.

SOSOK 1

Mana tuh anak?

SOSOK 2

Udah mati kali.

SOSOK 5

Kalau udah mati, mayatnya ngambang lah.

SOSOK 1

Cepet kita pergi, kayaknya suara tembakan tadi kedengeran orang-orang.

Ada suara pemukim setempat mendekat. Mereka pun pergi.

Satria masih bersembunyi. Dia masih megap-megap. Entah karena adrenalin, takut, atau habis napas habis menyelam, sepertinya gabungan ketiganya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)