Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 1 : The Investigator
5. INT. RUANGAN INTEROGASI — DAY
Ruangan gelap. Tak lama kemudian, lampu ruangan menyala. Suasana remang-remang. Terlihat sosok lelaki tegap berpakaian rapi mengecek seisi ruangan. Ialah IMAD(L/40). Lelaki ini mengecek lampu di meja, lalu menghidupkannya. Di kedua sisi meja terdapat 2 kursi. Lelaki ini duduk di salah satu kursi, lalu MENGECEK HANDPHONENYA.
Dari arah pintu ruangan, masuklah DULAH(L/43). Lelaki berjanggut panjang dan berjubah ini tengah dikawal dan diborgol oleh FERDI(L/37), rekan Imad. Imad melihat ke Dulah, lalu tersenyum. Imad lalu meletakkan handphonenya di meja.
IMAD
DULAH
Ferdi bergerak ingin memaksa Dulah untuk duduk, tapi Imad menghentikannya. Imad lagi-lagi tersenyum kepada Dulah.
IMAD
DULAH
Dulah duduk di kursi seberang Imad. Mereka saling berhadap-hadapan. Dulah masih berwajah cemberut, sedangkan Imad tenang dan tersenyum.
IMAD
DULAH
Imad tertegun, lalu menatap Dulah dalam-dalam.
DULAH
Imad masih terdiam, mencerna perkataan Dulah. Matanya bergerak kesana kemari. Ferdi terlihat geram dengan Dulah. Dulah menatap Imad dengan pandangan tajam. Imad kemudian tersenyum tenang.
IMAD
DULAH
Dulah ingin menyela, tapi dihentikan dengan gerakan isyarat tangan Imad. Imad menatap tajam ke Dulah, tanpa merubah ekspresi tenang dan datarnya.
IMAD
Ekspresi Imad yang mengatakan itu semua tanpa merubah gerak alis dan matanya, membuat jantung Dulah berdegup kencang. Intimidasi yang datar, tapi benar dan on point.
IMAD (CONT'D)
6. EXT. BANGUNAN BEKAS PABRIK — DAY
Terlihat bagian luar sebuah bekas pabrik pengolahan jagung di pinggir sebuah desa. Aktifitas para buruh terlihat biasa, mengangkut jagung, mengoperasikan alat dan lain-lain.
Di pintu gerbang pabrik, terlihat 1 unit mobil SWAT berhenti, dan 1 peleton pasukan keluar dari mobil, menuju pintu gerbang.
7. INT. RUANGAN INTEROGASI — DAY
Dulah mendengarkan Imad dengan seksama. Lalu perlahan ekspresi Dulah berubah menjadi tenang, dan menyenderkan punggungnya di kursi.
DULAH
Imad menyimak Dulah dengan tenang. Ekspresinya masih sama, tidak pernah berubah sedikitpun.
DULAH (CONT'D)
Ferdi yang sedari tadi berdiri di belakang Dulah tambah geram dengan omongan Dulah. Imad melirik ke Ferdi, mengisyaratkan Ferdi untuk tenang. Dulah melipat tangannya yang terborgol di meja, lalu mencondongkan badannya ke Imad.
DULAH (CONT'D)
Imad terkejut, matanya tiba-tiba melotot. Sejenak kemudian Imad menunduk, lalu bangkit dari duduknya, berjalan dan merangkul Ferdi.
IMAD
Ferdi terkejut. Dulah memalingkan wajahnya ke Imad dan Ferdi yang berdiri di belakangnya. Imad pun mengajak Ferdi pergi ke arah pintu keluar.
FERDI
8. EXT. BANGUNAN BEKAS PABRIK — DAY
Tim SWAT pun bergerak memasuki gerbang pabrik. Para buruh terlihat kocar-kacir, bahkan ada yang mencoba melawan. Tapi melihat pasukan SWAT bersenjata lengkap, para buruh pun mengangkat tangan dan menuruti perintah pasukan SWAT untuk tiarap.
9. INT. RUANGAN INTEROGASI — DAY
Sayup-sayup terdengar suara adzan Dhuhur dari masjid sekitar kantor Polisi. Di dalam, Imad masih merangkul Ferdi dan berjalan ke pintu keluar. Ferdi mencoba protes. Dulah tetap duduk di tempatnya, terlihat bingung melihat perangai Imad.
Tiba-tiba Imad menunjukkan jarinya ke atas, lalu membalikkan badannya dan berjalan menuju Dulah.
IMAD
Imad kembali duduk di seberang Dulah.
IMAD (CONT'D)
Imad mengetikkan sesuatu di handphonenya, lalu memperlihatkannya ke Dulah. Terlihat headline berita 2 tahun lalu "Bom Bunuh Diri di Cipondoh Plaza, 80 Orang Tewas". Dulah terdiam, lalu menatap tajam ke Imad. Imad masih dengan ekspresi tenangnya.
DULAH
Imad yang tadinya berwajah tenang dan datar tiba-tiba menyeringai. Dulah terkejut dengan perubahan mendadak ekspresi Imad.
IMAD
Dulah naik pitam mendengar ucapan Imad. Dulah beranjak dari kursinya dan bermaksud menyerang Imad, tetapi dihentikan oleh Ferdi.
DULAH
Dulah meronta-ronta kesetanan dalam cengkraman Ferdi. Ferdi memaksa Dulah kembali duduk dan mengencangkan borgolnya. Imad masih dengan ekspresi tenangnya, menatap Dulah yang murka kepadanya. Imad lalu mengetikkan sesuatu lagi di handphonenya, lalu memperlihatkan ke Dulah. Terlihat foto seorang Wanita muda berhijab yang sedang berpelukan dengan anak perempuan kecil.
IMAD
Imad berhenti berkata. Handphonenya masih ditunjukkan ke Dulah. Tubuh Imad mulai bergetar. Imad memejamkan mata, lalu mengehembuskan nafasnya yang mulai memburu. Walau begitu, ekspresi Imad masih datar, tidak berubah. Imad kembali menatap Dulah.
IMAD
Dulah melotot terkejut. Imad masih dengan sangat tenang memperlihatkan foto di handphonenya ke Dulah.
IMAD
Dulah terdiam beberapa saat.
DULAH
Imad terdiam, meletakkan handphonenya di meja, lalu menyenderkan punggungnya ke kursi. Imad menatap Dulah, lalu tiba-tiba kembali menyeringai, yang membuat Dulah bahkan Ferdi kaget.
IMAD
10. INT. BANGUNAN BEKAS PABRIK — DAY
Pasukan SWAT mulai memasuki bagian dalam pabrik. Para buruh yang tengah bekerja disuruh menghentikan aktifitas mereka dan tiarap. Pasukan bergerak menuju salah satu ruangan bagian dalam yang PINTUNYA BERWARNA MERAH dan tertutup, lalu mengepung area itu. Pemimpin pasukan mengisyaratkan untuk membentuk formasi di depan pintu merah itu, lalu bersiap mendobraknya.
11. EXT. BANGUNAN BEKAS PABRIK — DAY
Sementara itu di luar pintu gerbang, mobil pasukan SWAT sedang standby. Di luar mobil terlihat TONO (L/38). Lelaki bertubuh gemuk tapi tegap ini adalah sang pemimpin tim yang menyerbu pabrik itu. Tono melihat ke area dalam pabrik dan terus memantau kondisi tim melalui radio komunikasi.
12. INT. RUANGAN INTEROGASI — DAY
Imad masih menyandarkan punggungnya di kursi dan terdiam menatap Dulah. Sedangkan Dulah masih bingung untuk memasang ekspresi wajah yang bagaimana di situasinya saat ini. Ferdi masih berdiri di belakang Dulah.
Tidak lama kemudian, Imad mengambil handphonenya di atas meja lalu mengutak-atiknya.
IMAD
Imad menatap ke Dulah, sembari masih memegang handphonenya. Dulah membalas tatapan Imad dengan tajam.
IMAD (CONT'D)
DULAH
Imad mengetik sesuatu di handphonenya, dan lagi-lagi menunjukkannya ke Dulah. Kali ini terlihat foto yang dikirim melalui jejaring khusus polisi. Terlihat wanita bercadar yang sedang diinterogasi oleh polisi wanita.
WANITA BERCADAR
POLWAN
WANITA BERCADAR
Dulah terdiam melihat video itu. Matanya melotot, mulutnya terbuka. Perlahan tangannya menggenggam, giginya menggeram. Dulah mengalihkan pandangannya ke Imad.
DULAH
Imad, masih dengan wajah datarnya.
IMAD
Dulah terdiam. Pandangannya kosong ke bawah. Keringat dingin mulai keluar dari ubun-ubunnya. Imad berdiri dari duduknya.
IMAD
Imad berhenti berkata sejenak. Tangannya mengelus dagunya. Imad terlihat berfikir. Dulah masih tetap terdiam, degup jantungnya makin meningkat. Dulah mengangkat pandangannya, dan seketika terkejut dengan apa yang dilihat di depannya. Imad sedang memelototinya dengan wajah yang dihadapkan sangat dekat ke wajah Dulah.
IMAD (CONT'D)
Dulah tercekat, terdiam tidak bisa berkata apa-apa. Sejenak Dulah sampai lupa bernafas. Imad lalu bangkit, dan berjalan ke arah pintu keluar. Imad menoleh ke arah Dulah yang masih terpaku, lalu meninggalkan ruangan itu. Ferdi pun mengikuti Imad berjalan ke arah luar ruangan. Sampai di depan pintu, Ferdi menoleh ke Dulah.
FERDI
Dulah menoleh ke Ferdi dengan pandangan kosong. Fikirannya sedang tidak ada di tempat. Ferdi lalu menutup pintu, lalu berjalan meninggalkan ruangan.
Belum jauh Ferdi berjalan, ia menemui Imad yang sedang berusaha menghidupkan rokoknya dengan korek yang macet. Ferdi menghampiri Imad, mengeluarkan korek dari sakunya dan menghidupkan rokok Imad. Imad menoleh ke Ferdi.
FERDI
Imad, masih dengan wajah datar khasnya menatap Ferdi, melirik ke arah ruangan tempat Dulah ditahan, lalu menghembuskan asap rokoknya.
IMAD
13. EXT. BANGUNAN BEKAS PABRIK — DAY
Tono masih memantau keadaan dari luar gerbang pabrik. Tiba-tiba handphone di sakunya berbunyi. Tono sedikit panik dan kaget, lalu kelabakan merogoh handphonenya. Tono mengangkat telfon itu. Belum sempat Tono bicara, lawan bicaranya di telfon langsung menjelaskan sesuatu yang banyak dengan buru-buru. Tono pun terkejut mendengarnya.
14. INT. BANGUNAN BEKAS PABRIK — DAY
Pasukan SWAT masih stand by dengan formasi di depan pintu merah. Semuanya sedang mengecek perlengkapan dan senjata mereka, sedangkan KETUA REGU (L/40) yang berada paling dekat dengan pintu mencoba menghubungi Tono di luar dengan radio komunikasinya.
Gambar beralih ke bagian dalam ruangan berpintu merah itu. Terlihat dibalik pintu terpasang rangkaian kabel yang rumit, yang terhubung dari gagang pintu sampai BOM C4 RAKITAN yang di tempel di dinding.
15. INT. RUANGAN INTEROGASI — DAY
Pintu ruangan terbuka. Imad dan Ferdi memasuki ruangan. Terlihat Dulah yang tidak lagi duduk di dalam ruangan itu, tapi berdiri. Dulah menatap Imad dan Ferdi.
IMAD
Dulah menatap tajam ke Imad.
DULAH
Imad masih memasang wajah yang tenang dan datar.
IMAD
DULAH
Imad tertegun. Ferdi pun terkejut. Imad lalu berjalan mendekati Dulah, tapi Dulah malah mundur beberapa langkah.
DULAH
Imad menghentikan langkahnya. Dulah menatap Imad dengan pandangan takut, tapi serius dengan ucapannya.
DULAH (CONT'D)
Imad menatap Dulah dengan tatapan tajam. Imad lalu menunduk, lalu menoleh ke Ferdi. Ferdi terdiam tanpa ekspresi. Imad kembali menatap Dulah.
IMAD
Dulah menatap balik Imad dengan ketakutan, Imad masih dengan wajah datarnya.
16. INT. KANTOR POLISI - DAY
Ruangan Unit Komando. Ferdi terlihat buru-buru memasuki ruangan itu, lalu menginstruksikan salah satu staf untuk menghubungkannya dengan seseorang melalui perangkat komunikasi khusus di ruangan itu.
17. INT. BANGUNAN BEKAS PABRIK — DAY
Ketua regu mengisyaratkan untuk salah satu pasukannya membuka pintunya. ANGGOTA 1(L/44) yang ditunjuk pun masuk, lalu memegang gagang pintu merah itu.
Anggota 1 menatap Ketua regu yang berada di sampingnya, lalu mengambil nafas pertama, tanda untuk countdown. Tangan Anggota 1 makin erat menggengam gagang pintu merah.
Anggota 1 pun mengambil nafas kedua. Semua pasukan memusatkan perhatian mereka ke pintu merah yang akan dibuka Anggota 1. Kemudian gambar berlaih ke bagian dalam pintu. Terlihat lagi rangkaian kabel dan bom C4 rakitan yang terdapat lampu merah kecil yang berkedip-kedip.
Anggota 1 mengambil nafas ketiga. Berbarengan dengan tangan Anggota 1 bergerak membuka gagang pintu, radio komunikasi milik Ketua regu tiba-tiba berbunyi, mengeluarkan distorsi yang membuat semua mereka kaget.
18. INT. RUANG INTEROGASI - DAY
Dulah duduk berhadapan dengan Imad. Imad masih menatap Dulah dengan ekspresi datarnya, sedangkan Dulah tertunduk. Tiba-tiba pintu dibuka, dan masuklah Ferdi dengan wajah lega dan nafas memburu.
FERDI
Dulah menarik nafas lega. Sedangkan Imad tak bergeming, masih menatap Dulah di depannya. Tetapi tidak lama, Imad pun ikut menarik nafas, lalu bangkit dari duduknya.
IMAD
Imad lalu pergi meninggalkan Dulah. Sesampainya di depan pintu, Imad berhenti melangkah.
IMAD
Dulah yang merasa terpanggil menoleh ke Imad. Imad melihat jam tangannya, lalu menoleh ke belakang, ke Dulah.
IMAD
Dulah terdiam. Imad mengalihkan pandangannya dengan dengusan nafas dan senyum mengejek. Kemudian Imad menghampiri Ferdi lalu menutup pintu.
19. INT. KANTOR POLISI - DAY
Imad berjalan menghampiri pantry, lalu menyendok biji kopi dan menuangkannya ke grinder. Ferdi menghampiri Imad dengan wajah gembira.
FERDI
Imad menoleh ke Ferdi tanpa berekspresi apa-apa, lalu menghidupkan grinder yang mulai menggiling biji kopi.
IMAD
Walaupun Ferdi tidak terlalu mendengar ucapan Imad karena berisiknya grinder, Ferdi tetap mengangguk-anggukkan kepalanya. Saat grinder berhenti, Imad pun menuangkan kopi yang telah menjadi bubuk ke mesin espresso di sampingnya.
FERDI
Imad menoleh ke Ferdi, lalu berdehem dan sedikit memegang tenggorokannya.
IMAD
Ferdi terkejut dan tertawa kagum. Imad memencet tombol di mesin espresso, dan menampung cairan kopi yang keluar dengan gelasnya.
IMAD
FERDI
Imad sejenak terdiam, lalu menatap Ferdi. Ferdi sedikit heran dengan respon Imad. Tapi sejenak kemudian Imad tersenyum, Ferdi pun membalas senyum. Ferdi pun berbincang-bincang dengan Imad di pantry itu, tak lama kemudian Ferdi pun pergi lebih dulu. Sedangkan Imad masih menikmati kopinya sambil menatap jendela ruangan yang berada di lantai 20 itu.