Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
12.EXT. PASAR. SIANG HARI
Cast. Maya, Faizal, Pedagang.
Maya menghentikan mobilnya di parkiran pasar yang sudah mulai sepi. Faizal sibuk mencatat sesuatu di buku catatannya, duduk di kursi penumpang.
Maya menatap kesal ke arah Faizal dari kaca sepion.
MAYA
Permisi, bapak yang terhormat. Sudah sampai.
Maya melepaskan sabuk pengaman kemudian memutar tubuhnya ke belakang, memperhatikan Faizal yang sedang memasukan beberapa sobekan kertas ke sakunya secara acak.
MAYA
(lanjutan)
Sebenarnya mau ngapain sih ke pasar? Lagian tempat ini juga jauh kali sama TKP.
Faizal hanya menatap Maya sebentar kemudian keluar mobil.
Maya membuang nafas kesal.
MAYA
Haah! Nggak sopan banget, astaga.
Faizal berjalan meninggalkan Maya masuk ke pasar tradisional yang lumayan besar.
Maya berhenti sebentar, menatap kesal ke arah Faizal yang mulai menjauh. Maya mendesah lagi karena marah.
MAYA
(mentap langit)
Arka aku kangen..
Maya berlari kecil untuk mengejar Faizal. Maya tidak berbicara lagi dan hanya mengikuti Faizal yang berjalan dari kios ke kios.
Faizal berhenti di kios pakaian yang sepi pengunjung. Melihat-lihat beberapa pakaian.
Maya berdiri di sebelah Faizal, memegang-megang pakaian yang tergeletak. Kepalanya bergerak-gerak, pura-pura mengerti dan menilai kain yang di pegangnya.
PEDAGANG #1
Silahkan masnya, cari apa? Baju, kolor, daster, semuanya ada.
FAIZAL
Cari yang enggak ada bu (bercanda, ramah)
Maya menatap Faizal heran, dahinya berkerut karena tiba-tiba berubah ramah.
PEDAGANG #1
(menunjukan beberapa pakaian, tertawa)
hehe, masnya lucu. Ini loh mas, bisa buat istrinya, ini buat anaknya.
FAIZAL
Lah, saya belum punya anak bu.
Tangan Faizal tetap membolak-balikan pakaian yang disodorkan pedagang itu.
FAIZAL
Ini istri saya bu, kita baru pindah kemarin.
Maya terkejut dan tersedak ludahnya sendiri, terbatuk beberapa kali.
Faizal mengambil minuman milik pedangan dan membukakannya untuk Maya.
FAIZAL
(membantu memegang botol minuman)
Maaf ya bu, Istri saya emang lagi kurang sehat. Tapi ngeyel pengin ke pasar.
PEDAGANG #1
(mengibaskan tangannya)
heee, biasa to mas. Namanya juga penganti baru, penginya jalan-jalan berduaan mulu. Dulu saya juga gitu sama suami..
FAIZAL
(menutup botol minuman)
Asli sini bu? Suah berapa lama bu, disini?
PEDAGANG #1
Loh, saya ini ketua paguyupan pasar ini mas. Udah seumur hiduplah di sini. Nih, masnya baru pindah to, nah sini mau nanya apapun tentang Kawunganten ini, saya tau semuanya.
Faizal memperhatikan pedagang itu berbicara dengan serius.
Maya sedang pergi sebentar untuk menerima panggilan dari Martin.
Tangan Faizal sibuk melipat celana kain panjang motif bunga-bunga dan beberapa daster rumahan, tapi dia tetap fokus mencari informasi.
CUT TO
Maya agak menjauh dari Faizal kemudian mengangkat telfon dari Martin.
MAYA
Iya, sebentar pak.
Maya mengeluarkan buku catatan kecil dan bolpoin. Hp nya dia jepit menggunakan bahu.
MAYA
(menulis nama dan alamat)
Ya, ya baik Pak. Saya akan segera ke sana.
Maya memasukan hp ke saku jaketnya kemudian berhenti sejenak, menatap Faizal dari kajuahan.
Maya menghela nafasnya kasar kemudian berjalan mendekati Faizal.
Faizal masih mengobrol dengan beberapa pegadang di kios yang sama. Beberapa pedangan dari kios sebelah juga ikut bergabung mengobrol.
Maya menyenggol lengan Faizal dan memberi kode untuk segera pergi.
PEDAGANG #1
(menyodorkan dua pakaian)
jadinya ini mau yang mana, mas? Cantik-cantik loh ini.
FAIZAL
(mengeluarkan dompet)
Udah saya ambil yang ping aja, yang cocok sama istri saya.
Faizal membayar baju yang dia pilik kemudian mengajak Maya keluar kios-kios yang mulai tutup.
13.EXT. PARKIRAN PASAR. SIANG HARI
cast. fazal, maya, pencoet
Faizal berjalan sambil mencatat sesuati di buku.
Maya berjalan mendahului Faizal. Tangannya hendak menarik pintu mobil.
Tiba-tiba PENCOPET berjalan terburu-buru melewati Faizal dan menabrak bahunya.
PENCOPET
(membenarkan topinya)
Maaf.
Pencopet hanya menoleh sebentar kemudian langsung pergi.
MAYA
Kamu nggak apa-apa Zal?
FAIZAL
(berjalan melewati Maya)
Ayo jalan.
Faizal memutari mobil dan hendak masuk mobil.
Tiba-tiba pedagang #2 berteriak dan ramai-ramai.
PEDAGANG #2
Copet!! Mas yang tadi di sini, yang pakai topi..Copet. Tolong, Pak!
Pedagang #2 berlari sedikit kemudian terduduk di tanah dan menangis.
Beberapa orang menghampiri Pedangan #2 dan menenangkan.
Faizal dan Maya saling bertatapan.
Faizal berlari terlebih dahulu, mengejar Pecopet yang tadi menabraknya.
MAYA
(berbalik badang, menatap Faizal yang menjauh)
hess. Ada-ada, aja!
(lari)
tunggu!!
14.EXT. PASAR. SIANG HARI
Faizal berhenti di perempatan kecil di dalam pasar. Kepalanya celingukan mencari pencopet.
Pencopet berjalan menjauh dan belok diantara kios-kios yang tutup.
Faizal melihat pencopet kemudian mengambil jalan lain.
Faizal menghadang pencopet.
Pencopet berhenti dan sedikit terkejut.
PENCOPET
(mengankat sedikit topinya)
enggak usah ikut campur..minggir!
FAIZAL
(posisi kuda-kuda, mengepalkan kedua tangan)
gimana, ya? tapi sampah kayak kamu emang pantesnya dihajar, sih.
PENCOPET
Sialan! nambahin kerjaan, aja.
Pencopet melemparkan kardus-kardus yang tertumpuk di depan kios.
faizal menepis kardus.
FAIZAL
(menggumam)
hes..sialan..
faizal melangkah lebar kemudian meninju pipi pencopet.
Pencopet dan Faizal berkelahi.
Faizal berhasil menahan Pencopet di tanah dan menekan dada pencopet dengan lengannya.
FAIZAL
Dasar sampah!
PENCOPET
(meludahi wajah Faizal, kemudian tertawa)
bodoh.
Wajah pencopet memerah karena dadanya terlalu keras di tekan.
Pencopet tetap tertawa mengejek kemudian mengeluarkan pisau lipat dari saku jaket dan langsung menyayat tangan Faizal yang menahan dadanya.
Faizal berteriak dan melepaskan pencopet.
Pencopet berdiri kemudian mengambil tas yang tadi terjatuh saat berkelahi dengan Faizal.
Pencobet berbalik dan hendak meninggalkan Faizal.
Maya baru datang dan langsung menendang dada pencopet.
Pencopet mundur beberapa langkah kebelakang dan memegangi dadanya.
Maya melakukan tendangan memutar dan mengenai wajah pencopet.
Pencopet terjatuh ke tanah.
Maya menginjak tangan pencopet yang masih memegang pisau.
Pencopet berteriak kesakitan dan berusaha melepaskan tangannya. Tangan kirinya memukul-mukul kaki Maya.
Faizal berdiri. Tangan kanannya memegangi lukanya yang mengeluarkan banyak darah.
Maya merohoh saku jaketnya, kemudian menelfon petugas patroli.
MAYA
(berbicara di telfon)
segera kirim petugas.. Kami dapat satu tikus pasar.. Ya, siap laksanakan!
Maya memasukan hp nya ke saku.
MAYA
(berjongkok dan memutar tangan pencopet ke belakang, memasang borgol)
Punya otak cerdas bukan berarti bisa meremehkan orang lain, Zal!
(mengangkat wajah dan menatap Faizal, menarik kerah belakang pencopet dan membuatnya berdiri)
Kuharap kedepannya kamu bisa lebih kerja sama bareng aku atau orang lain.
Beberapa petugas polisi datang dan membawa pencopet.
Maya melaporkan kejadian.
Petugas polisi memberi hormat pada Maya dan Fiazal kemudian pergi.
Faizal berjalan ke arah Maya.
FAIZAL
mm..tadi ketua tim bilang apa?
Maya menghadap Faizal kemudian melipat tangannya di dada. Dia memandang Faizal heran.
MAYA
Kamu masih nanya itu? Enggak mau nanya rumah sakit dimana?
Maya berjalan meninggalkan Faizal.
Faizal melihat tangannya yang terluka kemudian mengrenyitkan dahi karena perih. Dia berjalan menyusul Maya.
CUT TO
15.EXT. HALAMAN RUMAH #1. SORE HARI
cast. Maya, Mantan Suami Korban
Maya mengetuk pintu rumah.
MAYA
Permisi.
MANTAN SUAMI KORBAN
(berteriak dari dalam rumah)
Ya.. sebentar!
Pintu rumah terbuka.
Maya mengajak Mantan Suami Korban bersalaman.
MAYA
(besalaman)
Saya Maya dari kesatuan reserse kriminal dari kepolisian resor Cilacap..
MANTAN SUAMI korban
(melepaskan salaman)
Iya.. ada perlu apa, ya?.. silakan duduk dulu.
MAYA
(berjalan ke kursi di teras, duduk)
Bapak kenal dengan ibu Kartika?
(menyodorkan foto)
Mantan Suami Korban meraih selembar foto dari tangan Maya. Memperhatikan sebentar dengan dahi berkerut.
MANTAN SUAMI KORBAN
(meletakkan foto di meja)
iya kenal..Dia mantan istri saya.
MAYA
(mengambil foto, menyimpannya di dalam buku catatan)
Kalau boleh tahu, kapan terakhir bapak kotak dengan beliau? Lalu apa ada yang mencurigakan dengan beliau?
MANTAN SUAMI KORBAN
Wah, sudah lama banget mbak. Kami cerai tahun 2015. Karena kita enggak punya anak, jadi ya enggak ada alasan ketemu lagi. Dia juga enggak pernah ngehubungi saya, saya suruh dateng buat ngurus harta gono gini juga enggak bales SMS saya.
MAYA
(mencatat di buku)
Selain bapak, yang biasa berhubungan sama beliau siapa lagi ya Pak? Teman, atau saudara yang lain?
Mantan suami korban menarik nafasnya panjang kemudian membetulkan posisi duduknya.
MANTAN SUAMI KORBAN
(menggeleng)
Setau saya dia enggak akur sama saudara-saudaranya. Paling orang tuanya, itupun enggak yakin saya. Dia orangnya keras, kasar. Ke orang tua juga suka ngata-ngatain. Mentang-mentang banyak duit, semaunya sendiri.
Maya kembali mencatat beberapa hal di buku catatannya. Saat hendak bertanya lagi, hpnya berbunyi, mendapat telfon dari Faizal.
MAYA
(berbisik)
permisi sebentar pek.
Maya berjalan sedikit jauh kemudian mengangkat telfon.
MAYA
(lanjutan)
Halo. Iya ada apa?
CUT TO