Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. DI DALAM SEBUAH CAFÉ
Dokter farish terlihat sedang makan siang bersama seorang remaja kelas X berusia 16 tahun.
ZAIDAN
(tampak cuek tapi tetap mendengarkan sambil meneruskan makannya) Hemmm
DOKTER FARISH
Kamu jangan Cuma “hemm” doank kalau dikasih tau sama orang yang lebih tua. Ini udah ke-2 kalinya panggilan ke kantor kepala sekolah. (suara lembut yang ditekankan untuk menunjukkan kebijaksanaannya)
ZAIDAN
(memajukan badannya) Kepala sekolahnya aja kali suka sama DOK-TER FARISH
DOKTER FARISH
(Dokter farish memukulkan sendok ke kepala zaidan)
ZAIDAN
(mengelus-elus kepalanya yang sakit bekas pukulan)
DOKTER FARISH
Sebenarnya, kamu ada masalah apa sama anak-anak itu ?
ZAIDAN
Ga ada apa-apa
DOKTER FARISH
Kalau gak ada apa-apa, muka kamu gak akan babak belur. Kamu bukan anak berandal, jadi ga mungkin kalau gak ada sebabnya. Karena masalah cewek ?
ZAIDAN
(memperagakan gaya orang muntah) no way. Haah, Aku bukan lelaki drama
DOKTER FARISH
(melipatkan tangan di depan dadanya lalu bersandar di bangkunya, membuang nafasnya kasar dan meminum es Americano-nya)
ZAIDAN
(kembali menundukkan mukanya dengan masam sambil memainkan spaghetti di piringnya)
DOKTER FARISH
(kembali menegakkan tubuhnya dan menempelkan es Americano-nya ke wajah zaidan yang lebam)
ZAIDAN
(terkejut karena rasa dingin dan menjauhkan wajahnya dari gelas Americano tersebut)
DOKTER FARISH
Yaudah, kalau kamu ga mau cerita sekarang. Tapi, ingat. Ada keluarga yang sayang sama kamu, jangan sampai kecewakan mamahmu, kalau kamu udah siap untuk cerita, kita ada kapanpun untuk kamu.
ZAIDAN
(menyunggingkan senyum) hheeemmmm kapanpun. (menunjukkan hp dan riwayat panggilan keluar tidak terjawab sebanyak 5x ke nama kontak Dokter farish)
DOKTER FARISH
(tersenyum miris)
Saat sedang mengantri, dokter farish memperhatikan seorang pemuda yang persis berada di samping meja kasir sedang meminum kopinya namun pemuda itu nampak tidak sehat, pemuda tersebut memakai t-shirt hingga terlihat t-shirt tersebut basah dibanjiri keringat dan tampak gelisah. Teman perempuannya yang tampak seperti kekasihnya, menanyakan kondisi kekasihnya tersebut dan memeriksa suhu tubuh kekasihnya dengan memegang lengan kekasihnya itu. Namun, pemuda itu mengatakan ia baik-baik saja. dokter farish merasa agak terusik dengan kondisi pemuda tersebut, ia mengantisipasi penyakit covid atau mungkin kelainan jantung. Dr. Farish keluar dari antrian dan meminjam alat pengukur suhu tubuh pada pekerja di Café, Dr. farish menghampiri mereka.
DOKTER FARISH
Apa kamu lagi sakit ?
PEMUDA
Oh, gak. Saya baik-baik aja
DOKTER FARISH
(mengkonfirmasi jawaban si pemuda dengan melihat ke arah perempuan yang menemani pemuda tersebut)
PEREMPUAN
(hanya mengangkat bahu tanda ketidaktahuannya)
DOKTER FARISH
Saya seorang dokter, kalau boleh, saya mau cek kondisinya ?
PEREMPUAN
Oh, gitu. Yaudah, silakan dok
PEMUDA
(ia tampak menahan rasa sakit kepala, dengan tangan kirinya yang bertumpu pada dahinya)
DOKTER FARISH
(mengukur suhu tubuh pemuda tersebut) Suhu tubuhmu naik. 38,1. Sebaiknya kamu ke RS.
Hei nak, apa kamu merasa sesak?
PEMUDA
Enggak
Dokter Farish berjalan kembali ke arah kasir, belum sampai ke meja kasir. Perempuan tadi berteriak memanggil dokter farish
PEREMPUAN
Dokter..
Dokter Farish berlari menuju perempuan itu, ia melihat pemuda tersebut pingsan dengan kepala terkulai di atas meja dan tak lama ia mengalami kejang. Orang-orang yang berada disana segera menjauh dari tempat pemuda itu. Sedangkan Dokter farish memberikan pertolongan dengan membaringkan pemuda tersebut di lantai dan melepas jas yang dokter farish pakai untuk digunakan sebagai bantalan pada bagian leher dan kepala pemuda tersebut agar kepalanya dapat mendongak dan dokter farish dapat memengangi dagu pemuda itu agar lidahnya tidak tergigit, namun dokter farish melihat sebuah kejanggalan yang tidak biasa terjadi pada pasien epilepsy, vena (pembuluh darah yang berwarna biru atau hijau pada kulit) membengkak, urat nadi pemuda tersebut Nampak menonjol hingga menekan permukaan kulit seperti varises.
Zaidan dari mejanya, melihat dr. farish hanya sendirian menolong pasien tersebut, ia datang menghampiri dokter farish. Dokter farish segera menyuruh Zaidan untuk menghubungi ambulans.
DOKTER FARISH
Zai, cepat telepon 118. Kamu jangan kesini
Zaidan segera menelepon ambulans dan memberikan jarak dari tempat dokter farish berada.
CUT TO
INT. IGD RS
IGD sudah menunjukkan waktu shift pagi hampir selesai, sudah pukul 14.20, saat itu tiba-tiba saja kondisi IGD yang tenang perlahan menjadi gaduh. IGD mendapatkan telepon dari beberapa ambulans sekaligus untuk menyiapkan tempat bagi korban kecelakaan beruntun.
PERAWAT SANTI
(menghampiri dokter Ema) dok, 15 menit lagi datang pasien kecelakaan mobil, korbannya 3 orang, seorang pengemudi berusia 40’an, perempuan usia 40’an, dan seorang anak usia 5 tahunan
DOKTER EMA
Siapkan X-ray portable dan hubungi bagian radiologi dan juga dokter pediatri
CUT TO
INT. CAFÉ
Zaidan yang telah selesai menelepon ambulans tiba-tiba melihat pengunjung café yang duduk dekat jendela mulai berlarian mendatangi jendela dekat pintu café. Mereka mengeluarkan masing-masing hp nya untuk mengabadikan moment diluar café. Zaidan merasa penasaran dan mulai berjalan mendekati jendela luar namun pandangannya terhalang oleh orang-orang yang sudah ramai menutupi jendela. Akhirnya Zaidan menarik bangku dan menaikinya agar bisa melihat ke luar jendela. Ia pun sangat terkejut dan ikut mulai merekam dengan hp nya.
ZAIDAN
(terkejut melihat kondisi di jalanan, beberapa orang mengalami kejang, lalu berubah menjadi agresif. Zaidan langsung tersadar akan bahaya yang mengincar dokter farish, Zaidan membalikkan tubuhnya melihat ke arah pria di café yang barusaja ditolong oleh dokter farish dan berteriak memanggil Dokter farish)
Paaaa..
ZAIDAN
(zaidan berteriak panic dan mulai berlari ke arah dokter farish) Paaa.. cepat pergi darisana.
DOKTER FARISH
Kenapa ? dia butuh bantuan papa
ZAIDAN
Pa, dia bukan pasien
DOKTER FARISH
Zai, siapapun dan dimanapun yang membutuhkan pertolongan medis adalah pasien
ZAIDAN
Iyah, pa. tapi ini beda. Udah Ayo cepet. Ga ada waktu untuk jelasin sekarang. Cepet kita pergi darisini (menarik paksa lengan Dokter farish, lalu melihat ke arah orang-orang yang ada di sekitar pria tersebut, mereka tampak bingung melihat zaidan yang menyuruh seorang dokter untuk tidak memberikan pertolongan medis. Zaidan memberitahu mereka untuk pergi darisana)
semuanya juga pergi darisini, cepet menjauh dari dia (menunjuk ke arah pemuda itu)
Orang-orang di sekitar pasien tersebut masih berdiam diri saja dan bingung dengan perkataan Zaidan. Mereka tidak mempercayai perkataan anak SMA. Karena mereka yang diperingati oleh Zaidan tidak melihat kondisi di luar café.
EXT. PARKIRAN MOBIL
Dokter farish dan Zaidan berjalan keluar menuju parkiran. Sebelum sampai tempat parkiran mobil dokter farish, ia menanyakan perihal ketakutan dan kepanikan zaidan.
DOKTER FARISH
Sebenarnya ada apa zai ?
Zaidan melihat ke berbagai arah untuk memastikan keadaan sudah aman, dan kini Zaidan sudah yakin bahwa tempat mereka aman untuk menceritakan kekacauan yang barusaja terjadi
ZAIDAN
Ini (Zaidan menunjukkan video orang-orang yang semula kejang namun beberapa saat kemudian menjadi agresif dan mampu menyerang secara brutal)
Dokter farish benar-benar terkejut sekaligus bingung dengan apa yang baru saja ia saksikan. Dan ia sangat mengkhawatirkan orang-orang yang berada di café.
DOKTER FARISH
Zai, kita harus balik ke dalam café
ZAIDAN
Udah gak ada waktu pah. Kita harus cepet balik kerumah.
Dr. farish berdiam diri dan berpikir sejenak lalu akhirnya sepakat dengan ide Zaidan. Mereka berdua mengintip dari pintu parkiran, melihat keadaan diluar. Mereka berjalan mengendap-endap ke arah parkiran luar, memastikan keadaan di sekitar mereka aman. Setelah memastikan keadaan aman, mereka segera berlari ke mobil dr. farish.
CUT TO
INT. CAFE
Salah seorang netizen, ada yang menyadari bahwa salah satu pengunjung café di tempat mereka sekarang ada yang mengalami gejala seperti orang-orang diluar café.
NETIZEN 1
Ehh, bukannya tadi disini juga ada yang kayak gitu ya ?
NETIZEN 2
(terkejut mengingat bahwa salah satu pengunjung mengalami kondisi yang sama dengan orang-orang diluar sana) hahhhh ohiya (orang itu melihat ke arah pemuda yang masih pingsan itu)
Namun, mereka sangat terlambat menyadari. Pemuda tersebut sudah melewati fase kejang lalu bangun dengan kondisi cukup menyeramkan, iris matanya tampak terisi oleh darah. Ia berubah menjadi seperti orang-orang dijalan tersebut, yang bisa menyerang apapun dengan brutal. Kondisi café yang masih sedikit tenang, berubah menjadi kacau balau, orang-orang berteriak dan berebut berlarian, pemuda yang memiliki gejala aneh menyerang beberapa pengunjung cafe, lalu ada 2 orang pemuda dengan rasa kepahlawanan yang tinggi, mencoba menyerang balik pemuda yang terinfeksi tadi. Pemuda ke-1, mencoba menyiramkan sisa kopi salah satu pengunjung ke arah pemuda yang terinfeksi, pemuda ke-2 melihat ke arah temannya dan memberikan ekspresi wajah dengan penuh pertanyaan atas tindakan penyiraman tersebut.
PEMUDA 2
Heh, lu pikir itu air keras
Lalu, Mereka menggunakan bangku dan nampan untuk menghalau serangan dari pemuda yang terinfeksi, pemuda ke-1 berhasil mendekap pemuda terinfeksi itu dari belakang. Pemuda terinfeksi itu mengamuk dan mencoba mengigit tangan pemuda ke-1 yang berhasil menahan tubuh pemuda terinfeksi. Namun tidak berhasil karena pemuda ke-2 memberikan pukulan telak ke kepala pemuda yang terinfeksi dengan nampan yang dipegangnya.
PEMUDA 1
Woi, elo main pukul aja. Kalo Dia mati gimana ?
PEMUDA 2
Ya mana gue tau dia bakalan semaput gitu. Elo cek gih dah
PEMUDA 1
Elo aja, kan elo yang mukul
PEMUDA 2
Dihh, udah gue tolongin juga. Ah Udah lah kita pergi aja darisini
Ke-2 pemuda itu akhirnya kabur meninggalkan cafe karena semakin banyak orang yang memiliki gejala aneh.
CUT TO
Sesampainya dr. Farish dan Zaidan di dalam mobil, dr. farish mendapat telepon dari RS untuk segera kembali akibat kekacauan yang terjadi, pasien di RS menjadi membludak.
DOKTER FARISH
Oke, saya segera ke Rumah Sakit
(Pause)
sus siapkan restrain sebanyak mungkin. Segera berikan restrain pada pasien-pasien yang mengalami kejang dan i.v phenytoin
PERAWAT (O.S)
Kenapa harus di restrain dok ?
DOKTER FARISH
Kamu lihat saja video yang saya kirimkan
Dokter Farish menyuruh Zaidan untuk mengirimkan videonya
DOKTER FARISH
Zai, kirimkan videonya ke papa
ZAIDAN
Sudah pa
Dokter Farish meneruskan video Zaidan ke grup Whatsapp RS
Dokter farish mengemudikan mobilnya dengan cepat, dan Zaidan melihat trending topic twitter yang sedang popular dengan hashtag turunnyadajjal, wabahpart2, monsterstrike. Banyak video tersebar tentang orang-orang berubah menyeramkan dimana-mana.
Dr. farish sampai di depan rumah Zaidan
ZAIDAN
Pa, udah sampai sini aja
DOKTER FARISH
Terimakasih ya zai atas pengertiannya
ZAIDAN
Hati-hati pa
CUT TO
INT. RUMAH ZAIDAN
Zaidan keluar dari mobil, segera berlari ke dalam rumah sedangkan dokter Farish menancap gas maksimal agar segera sampai ke RS.
Saat memasuki ruang tamu rumahnya, ia melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 15.00. Zaidan meletakkan tas di sofa ruang tamu dan segera mencari adiknya yang pasti sudah pulang terlebih dahulu.
ZAIDAN
Sha..
Tidak ada jawaban dari adiknya Ayasha. Zaidan menaiki tangga rumahnya dengan perlahan untuk melihat ke kamar adiknya yang berada di lantai 2 rumahnya. Zaidan kembali memanggil adiknya.
ZAIDAN
Sha..
Saat Zaidan mulai mendekati kamar Ayasha, ia sayup-sayup mendengar suara menggeram seperti orang-orang diluar sana dan suara dobrakan pintu dari dalam kamar Ayasha.
Zaidan ketakutan setengah mati, ia segera berlari menuruni tangga dengan cepat lalu memasuki salah satu kamar di lantai 1, ia mengunci kamar dan bersembunyi ketakutan dibalik selimut.
Zaidan meyakinkan dirinya kalau kejadian yang dia alami hanya mimpi buruk
ZAIDAN
Ini pasti Cuma mimpi buruk (Zaidan menampar pipinya)
Aauu. Sakit. Jadi ini kenyataan ?
INT. LOBI KANTOR
Sudah sekitar 15-20 menit mama Zaidan mencoba beberapa kali memesan taksi online namun selalu mendapatkan pembatalan pesanan. Mama zaidan hanya bisa mondar-mandir di lobi itu, begitu juga dengan beberapa karyawan kantor yang tidak membawa kendaraan pribadi bernasib sama dengan mama Zaidan. Mereka terjebak. 30 menit berlalu, orang-orang mulai meributkan berita hari ini, bahkan pemerintah sudah mengeluarkan perintah untuk tidak berkeliaran. Tetap di dalam rumah.
Mama Zaidan terus berusaha menghubungi Zaidan. Mama Zaidan mencoba menghubungi Zaidan melalui sambungan WA. Namun yang tertera di layar selalu memanggil. Mama zaidan berinisiatif melakukan panggilan telepon seluler, dan akhirnya dapat tersambung.
Zaidan segera meraih hp yang bergetar di saku celananya dan melihat nama kontak yang tertera pada layar hp.
MAMA
Zai, kamu dimana ?
Shasha ditelpon kenapa gak diangkat-angkat ?
Kalian dirumah kan ? kalian baik-baik aja ? (suara cemas)
ZAIDAN
Ma. (suara Zaidan terdengar berat menahan tangisan) Ma-ma, cepet pulang
MAMA
Iya, mama lagi tunggu taksi online. Kalian baik-baik aja kan ? (sudah mulai mencemaskan dan gugup dengan kondisi anak-anaknya dirumah)
ZAIDAN
. . . . . (hanya terdiam)
MAMA
Zai..
ZAIDAN
Aku sama Shasha dirumah
Selesai mama Zaidan melakukan panggilan telepon, ia sibuk menjelajah internet dari handphonennya untuk mencari cara agar bisa sampai kerumah. Mama zaidan mengetikkan situs krl, melihat-lihat jadwal kereta. Saat mama Zaidan sibuk dengan hp nya, ia sampai tidak sadar dihampiri oleh seorang pria.
RIDWAN
Ros.. hei ros (menepuk bahu mama Zaidan dari belakang)
ROSMAWATI
(menengok ke belakang) Pak Ridwan..
RIDWAN
Kamu pulang bareng aku aja ya, rumah kita kan searah. Sekarang untuk cari kendaraan umum akan sulit. Kamu sudah lihat berita ?
ROSMAWATI
Iya aku liat berita, dimana-mana tentang wabah aneh. Apa ini bener tanda-tanda kiamat ?
Pause
Aku khawatir sama anak-anak. Perasaan aku ga enak.
RIDWAN
Iya makanya kamu ikut aku aja ya
ROSMAWATI
Tapi, pak..
RIDWAN
Sudah.. tidak usah pake tapi, kalau dalam kondisi seperti ini, anak-anak pasti mengerti. Prioritas kita sekarang adalah memastikan anak-anak selamat
ROSMAWATI
(mengangguk)
Pause
Kamu sudah dapat kabar dari Rendy ?
RIDWAN
Ya, untungnya dia dirumah dan baik-baik aja
Rosmawati dan Ridwan sudah sampai di rumah Rosmawati. Ridwan bersikeras untuk masuk menemani Rosmawati dan mengecek ke dalam rumah. Rosmawati berlari masuk ke dalam rumah, ia berteriak memanggil zaidan dan ayasha
ROSMAWATI
Zaidan, Ayasha..
Anak-anaknya tidak ada yang menjawab, tapi terdengar sayup-sayup suara menggeram dari lantai atas, lalu terdengar kembali suara seseorang yang berusaha mendobrak pintu. Rosmawati sangat terkejut, ia sampai jatuh terduduk dan mulai menangis.
Tidak lama Zaidan keluar dari kamar, ia segera memeluk mamahnya.
ROSMAWATI
Zaidan, kamu gak apa-apa ?
ZAIDAN
Iya, ma tapi Shasa..
Ibunya menangis lebih keras setelah Zaidan memberitahukan bahwa ayasha ikut terinfeksi. Rosmawati memutuskan mengecek sendiri keadaan ayasha, ia ingin menaiki tangga yang menuju kamar ayasha. Tapi dicegah oleh Ridwan.
RIDWAN
Ros, jangan kesana
ROSMAWATI
Itu mungkin bukan ayasha
ZAIDAN
Dari aku pulang, pintunya udah terkunci dari dalam ma. Mama tau kan kebiasaan shasa yang selalu kunci pintu
Rosmawati tetap memaksakan diri untuk pergi kekamar ayasha,
ROSMAWATI
Rid, gimana kalau ini terjadi sama anak kamu ? apa kamu akan membiarkannya ?
RIDWAN
Aku akan pergi menjauh dari dia dan tetap mengisolasinya supaya keadaannya tidak bertambah parah
ROSMAWATI
Iya kamu memang seperti itu, selalu menghindar dari masalah. Tapi aku enggak, aku gak akan meninggalkan anakku
RIDWAN
Ros, tolong jangan keras kepala sekali ini aja. Ayasha pasti gak mau kalau ibunya sampai sakit juga
Ridwan memeluk Rosmawati untuk tidak pergi, tapi ia memberontak dan memaksa untuk pergi. Zaidan dengan mata berkaca-kaca memegang tangan ibunya
ZAIDAN
Ma, jangan kesana demi aku
Rosmawati akhirnya menyerah untuk tidak ke kamar ayasha. Ridwan menawarkan mereka untuk sementara tinggal dirumahnya
Setibanya mereka di rumah Ridwan, mereka mendapatkan sambutan yang tidak menyenangkan dari Rendy yang sedang melihat berita di ruang keluarga
RENDY
Ngapain mereka disini ?
RIDWAN
Ren, kamu yang sopan. Mereka lagi kena musibah
Rosmawati menahan lengan Ridwan untuk tidak memarahi rendy
ROSMAWATI
Maafkan kami ya nak, anak bungsu tante dirumah terinfeksi penyakit aneh itu (menunjuk ke televisi)
Rendy terdiam dan pergi ke kamarnya.
CUT TO
INT – EXT MOBIL DOKTER FARISH DAN JALANAN PROTOCOL MENUJU RUMAH SAKIT
Dari dalam mobil, dokter farish memperhatikan betapa banyaknya korban yang bertambah dalam waktu singkat. Saat mobil dr. farish berjalan menuju lampu merah, ia menyaksikan seorang wanita kantoran yang hendak menyebrang ditabrak oleh sebuah mobil SUV di depannya yang melaju dengan sangat kencang untuk menerobos lampu merah. Orang-orang yang berada di sekitar kejadian mendekati korban tabrak lari tersebut, Dokter farish pun sama seperti yang lain, ia hendak menolong korban kecelakaan yang berada tidak jauh di depannya. Ia sudah mau menepikan mobilnya dengan sedikit membelokkan setirnya ke kiri tapi ia urungkan karena instingnya tidak mengizinkan ia untuk turun dari mobil, dr. farish menjalankan mobilnya dengan lambat ia melihat-lihat kondisi sekitar dari dalam mobilnya dan mencoba menghubungi nomor ambulans yang sedari tadi hanya terdengar nada sibuk. Dr. farish menjadi bimbang karena tidak dapat terhubung dengan 118, ia menunggu lampu hijau menyala dengan cemas. Namun tiba-tiba kondisi mencekam kembali terjadi, korban tabrak lari yang dipenuhi luka dan darah, tentu saja jika dilihat dari kondisi tabrakan, ia pasti mengalami patah tulang yang parah namun ia dapat bangkit berdiri dan menyerang orang-orang di sekitarnya dengan ganas. Ia terlihat seperti hewan rabies atau lebih tepatnya drakula yang haus darah. Ia menggigit korban tanpa ampun. Orang-orang yang tadinya berkumpul untuk menolong, sekarang berlarian menjauhi korban tabrak lari itu. Dr. farish masih memegang handphonenya di atas kemudi. Akibat peristiwa mencekam yang barusaja terjadi, ia kaget dan tidak sengaja menjatuhkan handphonenya, ia berusaha mengambil handphonenya dengan tangan kirinya, tangan kanan bertahan pada kemudinya namun tangan kirinya tidak sengaja malah menekan klakson. Sontak wanita korban tabrak lari itu segera berlari menuju mobil dr. farish dan menabrakkan diri ke kap mobil tepat di depan kursi pengemudi. Dr. farish yang terkejut dengan dentuman tepat di depan mobilnya, segera mengambil hp nya dan kembali duduk menegak. Ia sangat terkejut melihat sosok korban tabrak lari itu berada tepat di depan matanya, yang tampak lebih menakutkan dari hantu, wanita berambut panjang sebahu dengan iris matanya yang merah karena pembuluh darah di matanya pecah, kulitnya tidak hanya terlihat luka-luka namun vena atau pembuluh darah menekan ke area permukaan kulit tampak seperti varises, dan varises tersebut juga terlihat di wajah wanita tersebut ditambah lagi mulutnya penuh dengan darah. Dr. farish spontan menundukkan tubuhnya ke posisi seperti ia mengambil hp dengan kedua tangannya menutupi wajahnya lalu ia berdzikir keras-keras, sedangkan wanita korban tabrak lari itu semakin mengguncang-guncang mobil dr. farish dan menaiki kap mobil, memukul-mukul kaca mobil seperti seekor hewan buas yang ingin menangkap mangsanya yang terkurung di dalam sangkar. lampu merah sudah berubah hijau, Mobil-mobil di belakang dr. farish mulai ramai menyalakan klakson, wanita korban tabrak lari itu menjauhi mobil dr. farish dan ia mengamuk tidak tentu arah. Dr. farish mengambil kesempatan itu untuk tancap gas mobilnya. Tangannya gemetar, tangan kirinya menangkap dan menahan tangan kanan yang berada di kemudi untuk menghentikan gemetarnya, ia juga berkali-kali menarik nafas dan membuangnya lewat mulut untuk mengembalikan kewarasannya, saat kewarasannya mulai kembali. Ia menyalakan radio mobil, dari radio mobil terdengar lagu Nightcore Tokyo drift. Dr. farish menambahkan kecepatan mobilnya dan berusaha menghindar dari kegilaan berikutnya yang terjadi di jalanan. Beberapa pengemudi ternyata ada yang terinfeksi, pengemudi yang terifeksi tetap menjalankan mobilnya dengan tidak terarah, alhasil pengemudi tersebut menabrakkan mobilnya ke mobil-mobil lain yang sama-sama sedang melaju dengan kencang, lagi-lagi dr. farish mengalami kejadian yang meguji mentalnya. Jalanan yang dilalui dr. farish berubah layaknya arena bom bom car. Ia hanya bisa mengandalkan instingnya untuk menghindar dari marabahaya dengan bakat membalap yang muncul karena dipaksa oleh keadaan, ia mencoba tenang dengan bantuan dzikir, mulutnya tak henti komat kamit, ia mengemudi sebaik mungkin, ia melihat dari arah berlawanan di sebelah kanannya datang sebuah mobil ke arahnya dengan kecepatan tinggi yang ternyata mobil tersebut diseruduk tidak terkendali oleh mobil di belakangnya, dr. farish tampak menarik nafas kemudian menahan nafasnya lalu ia sedikit membanting setir ke kiri agar tidak menyerempet mobil di sebelah kirinya yang hanya berjarak beberapa centi saja dari mobilnya agar dapat menghindari tabrakan mobil yang datang dari arah berlawanan. Mobil yang berlawanan dengan mobil dr. farish pun berhasil menghindari tabrakan, mobil itu kemudian berbelok ke garis jalan dan menabrak pembatas jalan sedangkan mobil yang menyeruduk tetap berjalan ke arah mobil dr. farish. Mobil di sebelah kiri mobil dr. farish melambatkan laju dan membiarkan mobil dr. farish berjalan lebih dulu sehingga bisa terhindar dari tabrakan, tapi mobil-mobil di belakang dokter farish tidak dapat menghindari mobil yang datang dengan tidak terkendali tersebut dan akibatnya terjadi kecelakaan beruntun.
INT. IGD RS
Di IGD sudah Nampak gaduh, tidak hanya dipenuhi oleh pasien, begitu juga dengan para dokter, perawat dan paramedis. Mereka sudah berlarian kesana kemari menangani pasien-pasien dengan gejala aneh yang datang hampir bersamaan. Dokter-dokter banyak menangani pasien korban kecelakaan dan beberapa pasien datang dengan gejala aneh yang sedang berseliweran.
Sekarang dokter Ema sedang menangani korban KLL kiriman ambulans, korbannya seorang pria berusia kurang lebih 40 tahun. Kesadaran delirium. Pasien terpasang neck collar dan masker oksigen.
DOKTER EMA
Bagaimana dengan tanda-tanda vitalnya ?
PERAWAT SANTI
Pasien takikardi, tensi 90/80
Setelah mendengar tanda-tanda vital selesai dibacakan, dokter ema memeriksa keadaan pasien
DOKTER EMA
Selain di kaki, sakitnya dimana lagi pak ?
PASIEN
Di dada dok
DOKTER EMA
(mendengarkan bunyi nafas pasien dengan stetoskop dan melihat kebiruan pada area dada dan diafragma) sus, siapkan pasien untuk CT Scan
PERAWAT SANTI
Iya dok, saya hubungi radiologi
INT. RUANG RADIOLOGI
Dokter Ema dan perawat Santi berada di ruang radiologi dan melihat hasil CT, nampak adanya perdarahan dan udara di bagian liver.
PERAWAT SANTI
Gimana dok ?
DOKTER EMA
Liat bagian paru-paru sama liver sebagian tertutup darah dan udara
PERAWAT SANTI
Jadi, kita drainase dok ?
DOKTER EMA
Iya, tolong siapkan alat untuk WSD (Water Seal Drainage) ya sus
PERAWAT SANTI
Oke dok
INT. IGD
Dokter Ema dibantu perawat Santi melakukan drainase
DOKTER EMA
Scalpel
PERAWAT SANTI
(perawat santi memberikan pisau bedah no. 15)
DOKTER EMA
(melakukan insisi sepanjang kurang lebih 2 cm)
Pause
Forceps
PERAWAT SANTI
(memberikan Kelly forceps yang biasa digunakan untuk drainase pleura)
Dokter Ema sudah berhasil mengeluarkan cairan dan memasukkan selang WSD.
Dokter ema selesai melakukan Thoracostomy atau drainase pleura, ia merasa sangat kelelahan, dokter Ema melakukan peregangan pada leher dan punggungnya lalu ia berjalan kembali ke station. Selang beberapa langkah, terdapat pasien dislokasi pada bahu dan tampak dokter tersebut sedang menarik bahu pasiennya untuk mengembalikan posisi tulangnya ke tempat yang tepat. Lalu, tampak dokter lainnya berlarian menangani pasien-pasien dengan gejala kejang. Dokter ema yang merasa masih sangat lelah, mulai berjalan dengan cepat ke station lalu menundukkan tubuhnya berusaha untuk tidak terlihat oleh teman-teman sejawatnya. Namun usahanya seperti sia-sia. Dokter Kornalus melihat dokter ema, mata mereka saling temu pandang. Perawat Nina yang mendampingi dokter Kornalus tidak melihat dokter ema lewat, berinisiatif untuk mencari pertolongan dari dokter lain untuk menangani kegawatan pada pasien yang sedang ditangani oleh dokter Ema.
PERAWAT NINA
Dok, saya panggilkan dokter lainnya ya
Dokter ema berjalan mundur dan menyembunyikan dirinya di balik tirai pasien. Dokter Kornalus dapat melihat sepatu dokter ema dibalik tirai dan memanggil dokter ema
DOKTER KORNALUS
Gak usah sus
Pause
Dokter ema, bisa tolong kesini ? bantu aku intubasi pasien
DOKTER EMA
(keluar dari persembunyian) iya dok
PERAWAT NINA
(Perawat nina mendampingi dokter Ema melakukan intubasi dan memberikan semangat pada dokter ema) semangat dok
DOKTER EMA
(mengangkat tinjunya ke depan dadanya dan membalas motivasi perawat nina dengan terpaksa) Semangat. Orang baik punya banyak keajaiban dan rezeki. Semangat
DOKTER KORNALUS
(melirik, tersenyum sinis) motivasi yang sangat mulia sekali dok
(lanjut Menyiapkan peralatan usg)
DOKTER EMA
(membuat posisi hiperekstensi yaitu meninggikan leher pasien, lalu mata dokter ema menangkap sesuatu pada bahu belakang pasien wanita yang sedang ia tangani. Dokter ema menyingkap rambut pasien dan melihat lebih jelas tanda bull’s eye rash yang menjadi ciri khas dari penyakit lyme)
Dokter Ema, melanjutkan tindakan intubasi, dokter ema membuka mulut pasien, dan memasukkan laringoskop miller. Belum selesai dokter ema memasukkan miller sampai ke tenggorokan, pasien membuka mata dan mulai menggeram dan juga mengamuk seperti kerasukan, dengan miller yang tersangkut di mulut pasien tersebut. Dokter ema segera menjauhkan diri dari pasien. Dokter Kornalus yang sedang memegang alat usg pun ikut terkejut dan ketakutan.
DOKTER KORNALUS
Bagaimana mungkin dia bisa bangun ? padahal baru aku kasih penenang kurang lebih 10 menit lalu
DOKTER EMA
(hanya bisa menggelengkan kepala karena ia pun tidak tau jawabannya)
Jadi, sekarang gimana dok ?
DOKTER KORNALUS
Kalo gitu, aku akan naikkin dosis obat penenangnya lagi
(dokter kornalus memberikan alat usg yang sedang dipegangnya ke dokter ema)
DOKTER EMA
(menerima alat usg dan masih terbengong)
Cepet dok
DOKTER KORNALUS
(ia memberanikan diri mendekati pasien)
PASIEN
(menghadapkan wajahnya ke arah dokter kornalus dan menggeram kepadanya)
DOKTER KORNALUS
(memberikan suntikan penenang melalui bolus)
Akhirnya pasien perlahan tertidur kembali. Lalu dokter ema, dokter kornalus dan perawat nina mengamati kondisi pasien dalam diam dengan ekspresi kosong.
Pasien tampak tenang, dokter ema berjalan mendekati pasien dan mencabut miller laringoskop dari mulut pasien. dokter ema tidak jadi melakukan intubasi
DOKTER EMA
Dok, apa udah ada kabar dari IDI ?
DOKTER KORNALUS
(menggeleng kepala) belum
DOKTER EMA
Mungkin sebaiknya kita tidak usah bertindak apa-apa dulu dengan pasien gejala aneh ini sebelum ada instruksi dari IDI.
Pause
(melihat ke arah pasien) saya rasa, se-complicated apapun kondisinya, dia tetap bertahan aja dok
DOKTER KORNALUS
Iya, kamu bener em. (Melihat ke monitor yang menunjukkan saturasi oksigen pasien semakin menurun lalu melihat ke arah pasien yang terlihat baik-baik saja)
DOKTER EMA
Ohiya dok, dokter liat bull’s eye rash pasien ?
DOKTER KORNALUS
Bull’s eye rash ?
DOKTER EMA
Iya (dokter ema berjalan pelan ke arah pasien dan menunjukkannya pada dokter kornalus)
DOKTER KORNALUS
(Datang mendekat ke dokter ema dan melihat tanda khas dari penyakit lyme pada bahu belakang di area klavikula pasien)
Oh iya dok. Berarti kejang dan aritmianya kemungkinan dari penyakit lyme
Dokter Ema tampak berpikir, lalu mengungkapkan kecurigaannya
DOKTER EMA
Apa jangan-jangan pasien yang lain juga sama ?
DOKTER KORNALUS
Gak mungkin penyakit lyme akan seperti ini dok. Walaupun ada beberapa gejala yang mirip penyakit lyme
DOKTER EMA
Gak ada salahnya kita cari tau. Coba dokter check ada rash atau enggak pasien-pasien yang disana (menunjuk ke arah utara), yang gejalanya sama kayak pasien ini. aku coba check pasien yang disana (menunjuk ke arah selatan). Suster nina coba hubungi ruang rawat dengan pasien-pasien gejala ini
Dokter Ema berlari kecil, mendatangi pasien dengan gejala kejang, lalu memberitahukan dokter yang menangani pasien untuk mengecek adanya rash atau tidak. Dokter-dokter segera menscreening tubuh pasien untuk tanda-tanda bull’s eye rash.
Dan hasilnya beberapa dari pasien dengan gejala-gejala aneh tersebut memiliki bull’s eye rash dan lainnya rashes biasa seperti gigitan nyamuk dan pasien lainnya tidak memiliki rashes namun tetap mengalami penurunan kesadaran dan kejang.