Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
86. EXT. RUMAH SAKIT - IGD — NIGHT
Arul dan Indra turun dari motor dengan terburu-buru memakirkan kendaraannya seadanya. Lalu berlari memasuki wilayah IGD. Indra masih membopong Rusdi, menuju ke area IGD. Mereka langsung disambut oleh dua PERAWAT yang sigap menawarkan ranjang untuk Rusdi. Mereka masuk.
CUT TO :
87. INT. RUMAH SAKIT - IGD — NIGHT
Rusdi duduk di atas ranjang pasien menggunakan masker oksigen. Napasnya sudah tak terdengar sesak. Sementara di belakangnya ada seorang DOKTER yang tengah menyuntik bagian belakang Rusdi. Bisa terlihat cairan tertarik keluar dan masuk ke suntik. Cairan itu berwarna merah kecoklatan. Di samping dokter pula ada seorang PERAWAT lain yang memegang wadah seperti nampan, di mana di atasnya ada beberapa suntik berukuran besar berisi cairan yang sama.
Dokter selesai dengan suntikan terakhir. Ia melepas alat penyedot dari tubuh Rusdi, lalu menutup bekasnya dengan kapas.
Indra, Arul dan Desi sudah memperhatikan sejak tadi dengan penuh ketegangan dan keseriusan.
Indra mengangguk paham.
Rusdi mengangguk lemah.
Ketiga anak Rusdi mengangguk paham.
88. INT. RUMAH - DAPUR — DAY
Indra duduk di kursi meja makan, di belakangnya ada mesin cuci yang sedang bekerja, berisik sekali suaranya. Indra tengah memainkan telepon genggamnya sebentar, lalu meletakkan telepon itu ke atas meja makan, lalu beranjak menuju mesin cuci yang sudah selesai bekerja. Terdengar suara dering telepon dari telepon di atas meja.
89. EXT. RUMAH - HALAMAN SAMPING — DAY
Kita mendengar suara dering telepon yang diangkat. Indra meletakkan baskom berisi jemuran seperti seprai dan selimut Rusdi.
Indra mulai menggantungkan jemuran satu-persatu.
Indra selesai menjemur, mengambil baskomnya lalu berjalan ke halaman belakang.
90. INT. RUMAH - DAPUR — DAY
Indra masuk membawa baskom kosongnya. Dari pintu, kita melihat di luar, kasur Rusdi tengah dijemur di atas kursi yang ditata rapi di bawahnya.
Indra. meletakkan baskomnya di atas mesin cuci. Lalu beranjak mengambil handphonenya yang ia letakkan di atas meja.
Indra mengetik sesuatu.
Syarat membuat kartu kesehatan di kantor administrasi kesehatan.
91. INT. RUMAH - KAMAR RUSDI — DAY
Terdengar bunyi dering telepon di latar belakang. Indra masuk ke kamar membawa kursi. Lalu membuka laci yang ada di bagian bawah lemari baju. Sedikit kesusahan karena lacinya macet.
Indra menarik sebuah tas hitam berbentuk kotak dari laci itu. Lalu menaruhnya di lantai. Lalu membuka resleting yang menutup tas itu. Ia mengeluarkan dokumen-dokumen yang dicarinya.
Indra beranjak, menempatkan kursi menempel pada lemari, lalu naik di atas kursi itu.
Ada dompet Rusdi di ataa lemari. Juga sebuah album foto yang sudah ditutupi debu dan sarang laba-laba. Indra mengambil dompet dan album foto itu.
Indra turun dari kursi. Lalu membersihkan album foto yang dia ambil. Itu adalah album foto keluarga yang beberapa bagiannya sudah hangus terbakar.
Indra membuka dompet Rusdi, mengambil KTP dari sana.
92. EXT. JALAN RAYA — DAY
Indra mengendarai motornya, ia menggunakan tas ransel berwarna oranye.
93. INT. KANTOR ADMINISTRASI KESEHATAN — DAY
Indra berjalan menyusuri lobi menuju ke meja resepsionis.
Indra sampai di meja resepsionis, dan bertemu seorang PETUGAS.
Indra merogoh tas ransel yang dibawanya. Lalu mengeluarkan dokumen-dokumen yang ia bawa, juga KTP milik Rusdi ke atas meja resepsionis. Indra selesai, menunggu petugas selesai memeriksa dokumen.
94. INT. TOKO CETAK FOTO — DAY
Indra berdiri di depan meja kasir. Seorang KASIR tengah melakukan scan pada sebuah album foto berwarna hitam.
Indra mengambil dompet dari saku celananya.
95. INT. RUMAH SAKIT - KAMAR PASIEN — DAY
Indra duduk di ranjang pasien kosong, meletakkan tasnya di atas ranjang itu.
Rusdi tertidur pulas di atas ranjang. Sudah tidak memakai masker oksigen. Hanya selang oksigen biasa di hidungnya.
Arul bersandar di kepala ranjang yang sama yang diduduki Indra. Ranjang Rusdi di bagian tengah. Sementara dua ranjang lain di sampingnya kosong.
Indra mengeluarkan kartu kesehatan milik Rusdi dari ranselnya. Menunjukkannya ke Desi yang duduk di ujung ranjang Rusdi.
Desi mengambil dan melihat-lihat kartu itu.
Indra hanya menjawab dengan anggukan.
Indra kemudian mengeluarkan album foto baru yang dia beli. Lalu meletakkannya ke atas ranjang. Kemudian mengeluarkan album foto yang hangus. Desi dan Arul langsung terkejut melihat itu. Desi beranjak untuk mendekat.
Desi mengambil album foto hangus itu, lalu kembali duduk. Arul mendekati Desi, bersama-sama melihat isi foto itu.
Kita fokus melihat foto-foto di dalam album itu. Mulai dari foto acara pernikahan Rusdi bersama istrinya, Arni.
Halaman selanjutnya album foto berisi foto kehamilan Arni.
Halaman selanjutnya, foto lahiran. Kita melihat foto Indra, Desi dan Arul saat masih bayi.
Makin dibuka halaman selanjutnya, foto mereka makin memperlihatkan perkembangan mereka menjadi anak yang lebih besar. Beberapa ada foto Rusdi bersama masing-masing anaknya, begitu juga dengan Arni.
Kemudian halaman selanjutnyaa lagi, berisi foto-foto keluarga dengan bertema warna baju yang berbeda, kuning, biru, merah semua warna-warna terang. Mereka semua masih nampak lebih muda di foto-foto itu. Namun beberapa foto di halaman paling belakang sudah hangus sebagian.
Desi memberikan album itu. Arul kembali duduk di tempatnya, memainkan handphonenya sebentar.
Arul sedang saling mengirim pesan dengan Salsa, saling menanyakan kabar terbaru. Arul fokus di handphone-nya.
Indra mulai memindahkan foto-foto di album lama satu-persatu ke album yang baru.
Seorang pasien lain terbatuk. Mengalihkan perhatian Indra dan Desi sebentar.
Raut wajah Desi terlihat sedih.
Desi tiba-tiba menangis. Namun hanya sebentar, lalu menyeka air matanya.
Indra tertawa kecil.
Desi menoleh ke Rusdi yang masih tertidur pulas. Menatapnya dengan wajah kasihan.
96. INT. RUMAH SAKIT - RUANG TUNGGU — DAY
Indra, Desi dan Arul duduk di kursi. Mereka menunggu dengan takut, khawatir, cemas.
Tidak ada yang menjawab.
97. INT. RUMAH SAKIT - KAMAR PASIEN — NIGHT
Rusdi terjaga, berbaring di atas ranjangnya. Sementara Indra, Arul dan Desi duduk di lantai menikmati satu porsi nasi goreng.
Rusdi tiba-tiba ter-kentut. Dia tertawa lega.
Desi berdiri.
Desi beranjak keluar.
98. INT. RUMAH SAKIT - KAMAR PASIEN — NIGHT
Perawat memeriksa bekas luka Rusdi, masih basah dan tampak sedikit merah pada pinggirannya.
CUT TO :