Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Scene 71 hari kelima apartemen she
Prolog
She selalu dibuat bingung dengan sikap dya yang tidak mau bicara apapun, aku harus mengerti tindakannya, sikapnya, sampai dengan selepas senja yang dingin karena turun hujan di hari ke lima, semakin terasa tajam, dan kami saling berpelukan..
Dya: she, terima kasih untuk lima hari yang indah ini, terima kasih untuk meluangkan waktu untuk aku (kami pun terdiam, dan meneteskan air mata bersama). Aku sayang kamu, selalu sayang kamu, kamu selalu ada di hati aku, aku mau minta maaf untuk segalanya, maaf aku tidak bisa bersama kamu selamanya seperti yang kita inginkan.
Rasa dinginpun seketika hilang, aku menangis sejadi-jadinya, dia pun menangis di hadapanku, mencium kening dan bibirku, dia mengusap rambutku. Sesaat aku terdiam, perasaan ini campur aduk. Karena terasa sedetik aku sangat bahagia aku masih bisa dekat dengan dia, tapi sedetik kemudian aku menangis karena kami berpisah dan tidak bisa bertemu empat mata kembali.
She: kenapa kamu tidak bicara dari awal kita bertemu, dari awal kita janjian, supaya aku tahu kamu itu kesini untuk apa?
Dya: karena aku tidak sanggup melihat kamu sedih kamu menangis, aku cuma ingin lihat kamu yang bahagia, walaupun nantinya bahagia tanpa aku, tapi kamu akan bahagia dengan orang yang tepat, yang bisa membahagiakan kamu, jadi simpanlah kisah kita di hati, kita harus sama-sama untuk bisa tulus dan ikhlas menerima kenyataan hidup dan menjalaninya dengan bahagia.. jurang pemisah kita terlalu dalam she, kita masing-masing saling mengetahui itu, dan aku ga mau jadi penghalang di keluarga kamu, begitu juga dengan kamu, jangan sampai aku menjadi penghalang kamu. Maaf aku baru bisa utarakan ini semua she, karena akupun sulit menerima ini semua pada awalnya. Aku pikir dengan kita putus, semua bisa selesai, ternyata itu salah. Maka sekarang, aku harus menyelesaikan rasa ini dengan kamu, rasa kita. Rasa kita memang tulus dan indah. Tapi, rasa kita tidak berada di tempat yang tepat. Karena rasa yang tulus dan indah, harus ada di tempatnya yang tepat untuk terus bisa berjalan bersama. Selamat tinggal ya, She.
Prolog
Seketika aku tersadar, mengapa dia masih suka mengajak untuk bertemu, mengapa aku selalu menerima dia jika mengajak untuk bertemu. Karena selama dua tahun kita terjebak dalam situasi ini. Situasi dimana perjalanan cinta kita berjalan di tempat. Situasi dimana kita sebenarnya masih sama-sama belum bisa menerima keadaan, belum bisa ikhlas menerima kenyataan. Untukku, banyak cowok yang benar-benar sayang denganku, tapi aku belum bisa bergerak dari perasaan hati yang terkunci. Semuanya memang harus diselesaikan, aku tidak bisa terus terjebak dalam situasi ini. Perkataan Dya benar. Penyelesaian ini benar-benar membuatku sadar, bahwa cinta harus terus ditemukan, di tempat yang tepat. Cinta tidak bisa ditemukan di tempat yang tidak seharusnya, sekalipun mempunyai tempat yang indah.
Dan benar, sejak ucapan selamat tinggal dan bukan sampai bertemu lagi saat itu, kami tidak pernah bertemu lagi, sampai saat ini. Kamu benar-benar misteri, tapi kamu benar-benar menyelesaikan dan menutup kisah cinta antara aku dan Dya ini dengan indah, walaupun cerita cinta ini tidak bisa berakhir dengan happy ending sesuai dengan keinginan kita.
Semakin kami dewasa, kami paham. Rasa ini hanya untuk dirasakan, bahwa cinta yang tulus itu nyata, tapi tidak selalu untuk dimiliki.
Saat ini Dya menjadi seorang musisi. Dan setiap mendengar lirik lagu nya, semuanya seakan bicara tentang apa yang selama ini tidak terjawab, dan hanya untuk diketahui. Dari sekian banyak lirik, ada satu lirik yang aku sangat ingat, itu dibuat saat kami bersama dirumahnya. Ya, coba-coba membuat lagu saat itu. Dan lagi, aku tidak sadar saat itu lirik atas inspirasi siapa dan karena apa. Tapi sangat sesuai dengan keadaan ini. Saat semua sudah terjadi, baru aku sadar. Kami jaga kenangan itu baik-baik, kami jaga komunikasi itu baik-baik. Karena kami tahu, kami akan sama-sama selalu untuk menunggu, yang tidak akan pernah datang. Karena hidup kami bukan seperti cerita di film-film, yang semua terlihat mudah, yang bisa bersatu dengan mudah. Kami tidak semestinya. Cinta semestinya tidak bersemi karena kita tidak akan pernah bisa satu untuk selamanya. Waktu sudah menjawab, walau kami sama-sama perih. Bahkan, saat kami berpisah dan pergi untuk menemukan yang lain, akan selalu ada kenangan itu dalam setiap hembusan nafas kita. Dya pergi dan menemukan sosok pengganti yang tepat. Sampai suatu hari kulihat di facebook nya kalau dia mau menikah. Sedangkan aku, bertemu seseorang untuk menggantikan dia di hatiku yang tidak lama lagi juga akan bertunangan dengan aku.