Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
TEKS : BAB 2 JANUS
FADE IN:
11. EXT - JALAN - MALAM
Janus sedang duduk (jongkok) di trotoar, dekat motornya. Ia merokok di sana. Meminum sebotol minuman mineral. Kawannya, Sodik, kemudian datang dengan motor pula. Ia lantas menghampirinya, meminta satu batang rokok.
Mereka merokok bersama di trotoar itu.
Sembari itu Janus tetap fokus memerhatikan gedung plaza.
Janus kemudian membuang puntung rokoknya. Ia memasukkan gawainya ke saku celananya. Lelaki itu beranjak dari duduknya. Membersihkan celananya.
Janus menyeberang jalan menuju gedung plaza itu.
CUT TO:
12. INT - MAL - SELANJUTNYA
Janus berjalan memasuki mal. Pandangnya celingukan mencari keberadaan bos itu.
Ia beberapa kali naik eskalator. Berjalan berkeliling mal, melewati deretan toko hingga ia memastikan kantor manajerial plaza. Ia ditatap penuh curiga oleh beberapa karyawan kantor pusat. Lelaki itu kemudian memutuskan pergi dari tempat itu.
Janus, lalu berjalan keliling lantai dua, melihat-lihat toko. Melihat-lihat tempat bermain anak. Melihat-lihat keluarga yang sedang makan bersama di restoran cepat saji. Ia kemudian melihat toko baju, Janus masuk sebentar menuju tempat pakaian anak-anak. Ia jadi teringat istrinya yang sedang hamil, dan ia belum membelikannya perlengkapan bayi.
Sesaat, Sodik mengirim pesan, menanyakan keadaannya.
Janus lantas keluar dari toko, turun dari eskalator, lalu menuju parkiran dalam.
CUT TO:
12A. INT - MAL/AREA PARKIR DALAM - SORE
KILAS BALIK
Janus berjalan dari mal ke area parkir dalam. Ia kemudian bertanya kepada penjaga parkir: seorang lelaki tua yang tampak rapi mengenakan seragam hitam.
Penjaga parkir itu menunjukkan televisinya di dalam ruangan jaga. Di dalam itu ada salah satu kawan penjaga itu sedang memakan mie instan sambil ditemani rokok dan kopi. Janus melirik sekilas ke televisinya.
Penjaga parkir itu duduk di bangku panjang dekat ruang jaga.
Janus masih berdiri tak jauh dari lelaki paruh baya itu.
CUT TO:
12B. INT - TEMPAT PARKIR MAL - SORE
Janus memfoto tempat parkir mobil Ali Handojo. Ia melihat hasilnya sekilas, lalu kembali berjalan memasuki area mal.Naik eskalator. Di tangga berjalan itu ia melihat suami istri menggandeng anaknya. Janus lalu kembali pergi ke toko perlengkapan bayi. Ia disambut ramah oleh penjaga toko. Janus berkeliling, memilih-milih baju. Ia melihat harganya, lalu kepalanya lantas menggeleng-geleng.
KEMBALI KE
12C. INT - TEMPAT PARKIR MAL - MALAM
Janus melihat mobil Camry hitam masih di tempat parkir tersebut.
Saat melihat sosok Pak Ali Handojo hendak menuju mobilnya, Janus segera bersembunyi di antara mobil lainnya. Ia terus memantau gerak-geriknya.
Janus pun melihat Ali Handojo tampak celingukan sebab merasa sedang diawasi.
Sembari terus memantau pergerakan Ali, Janus memberitahu Sodik untuk bersiap-siap 'bergerak'.
12D. EXT - JALAN - SELANJUTNYA
Sodik menerima pesan dari Janus. Ia segera membuang rokoknya, lalu naik ke motornya. Ia mulai menyalakan mesinnya.
Namun, Sodik masih terus memantau perkembangan Janus dari ponselnya.
12E. INT - TEMPAT PARKIR MAL - SELANJUTNYA
Janus melihat Ali sudah menyalakan mesin mobilnya. Sebentar, mobil mewah itu telah melaju menuju pintu parkir.
Janus kembali mengirimi Sodik pesan.
Wartawan itu kemudian berjalan cepat menuju area dalam mal. Lalu menaiki eskalator; berjalan lagi melewati deretan toko, hingga menemukan pintu keluar.
Di selasar mal, Janus melihat mobil Ali sudah keluar dari tempat parkir, hendak melewati palang penjaga.
Mobil Ali kemudian melewati palang dan melaju keluar mal.
Janus lantas berlari keluar dari wilayah parkir luar mal.
Orang-orang melihatnya.
12F. EXT - JALAN - SELANJUTNYA
Motor Sodik segera melaju cepat meninggalkan motor Janus yang masih terparkir di tepi jalan.
Janus berlari ke motornya. Ia buru-buru memakai helm. Menyalakan mesin. Motor Janus siap melaju di jalan raya malam.
Sesaat, ia menutup kaca helm. Mesin motornya pun meraung.
Honda CB-100-nya berpacu di lalu-lalang kendaraan.
FADE OUT
FADE IN:
13. EXT - PINGGIR JALAN - SELANJUTNYA
Motor Sodik berhenti di pinggir jalan. Ia tampak memegang gawai, menghubungi kawan kerjanya yang masih belum tiba. Sodik duduk melamun di jok motornya, usai panggilannya tak juga terjawab. Sesekali ia memandangi mobil Camry hitam yang terparkir di pinggir jalan. Tepat di jarak tiga meter di depan motornya terparkir.
Di samping mobil itu, berdirilah bangunan bar dan karaoke.
Parkiran luar tempat itu tampak penuh.
Sayup-sayup, Sodik mendengar lantunan lagu dangdut dari salah seorang penyanyi perempuan di dalam tempat itu.
Ia sebentar turun dari motornya, mengintip ke dalam tempat itu.
Sodik tersenyum sejenak, saat melihat beberapa perempuan keluar dengan pakaian minim.
Lelaki itu kembali ke motornya. Matanya masih berusaha menunggu perempuan itu melewat di hadapannya.
13A. EXT - PINGGIR JALAN - SELANJUTNYA
Motor Janus tiba tepat di belakang motor Sodik. Ia melihat Sodik sedang mengobrol dengan dua perempuan berpakaian minim.
Sodik menoleh sesaat. Kawannya itu malah terus bergurau dengan perempuan tersebut, hingga mereka merasa tak nyaman dengan keberadaan Janus. Dua perempuan itu pun akhirnya meninggalkan Sodik.
Janus membuka gawainya. Wajahnya masih cemberut. Sementara Sodik terus menggodanya, agar ia mau menatap perempuan-perempuan berpakaian minim yang hilir-mudik di hadapan mereka.
Volume suara musik dangdut di tempat itu mengencang.
Sodik berjoged-joged di jalan.
13B. EXT - PINGGIR JALAN - SELANJUTNYA
Janus melihat arlojinya. Telah setengah jam mereka di tempat itu.
Musik dangdut sudah pelan. Suaranya, sayup-sayup saja dari tempat itu.
Janus masih parkir di belakang motor Sodik. Keduanya sama-sama bersiap di jok motornya sendiri. Mereka pun sama-sama merokok sembari menunggu batanghidung Ali Handojo keluar dari tempat tersebut.
Janus menyuruh Sodik menatap ke depan. Mereka melihat Ali Handojo keluar dari tempat itu. Mereka terperangah tatkala lelaki tua dan kaya itu buru-buru memasukkan seorang perempuan ke dalam mobilnya. Hal itu membuat Janus dan Sodik saling berpandangan.
Tak lama, mobil Ali melaju meninggalkan mereka.
Janus dan Sodik lantas terburu-buru menyalakan mesin motor.
Setelah mesin motor hidup, mereka pun mengejar mobil mewah itu.
CUT TO:
14. EXT - JALAN - SELANJUTNYA
Motor Janus dan Sodik tampak saling susul. Mereka berdua masih berusaha mengintili mobil Camry hitam milik Ali Handojo di jalan.
Mereka lantas berhadapan dengan kemacetan, yang membuat motor Janus dan Sodik sulit mencari celah. Namun, mereka masih bisa melihat keberadaan mobil Ali, kendati tertutup oleh kendaraan-kendaraan besar.
Klakson bertaburan.
Janus mendengar Sodik memaki salah satu pengguna jalan, seorang sopir mobil pribadi. Mereka saling adu argumen.
Sodik mencari jalan untuk mendekati Janus. Janus memberikan tanda agar Sodik mengikutinya. Motor Janus melaju di pinggir ruas jalan. Sodik pun berusaha tetap di belakangnya.
Motor Janus maju mundur, menghadapi mobil yang keluar-masuk. Laju mereka melambat, namun mereka berhasil berada persis di belakang mobil Ali. Janus melihat bayang-bayang perempuan duduk tenang di jok depan mobil itu dari kaca belakang Camry.
Janus mendengar mobil mewah itu melantunkan klakson nyaring.
Mereka menunggu jalanan mengurai lancar.
Setelah lama menunggu, akhirnya Janus dan Sodik bisa bergerak. Mereka makin leluasa mengintili mobil Camry hitam tersebut.
DISSOLVE TO:
ESTABLISH: SUASANA MALAM KOTA
DISSOLVE TO:
15. EXT - PINGGIR JALAN - MALAM
Janus dan Sodik masih ada di atas motor. Mereka memantau sebuah bangunan hotel--yang sebenarnya dikunjungi oleh Janus pada sore tadi.
Motor mereka terparkir di depan toko yang telah tutup.
Sodik kemudian mengajak Janus turun dari motor, lalu mampir ke sebuah warung kopi di dekat parkir motor mereka. Dari situ, mereka bisa leluasa mengintai hotel, tempat Ali dan perempuan misterius itu berada.
Janus dan Sodik menyalakan batang rokoknya. Mereka duduk di sebuah bangku panjang. Sodik mulai membuka gawainya.
Janus tampak cemas melihat gawainya. Sebentar-bentar, pandangnya selalu teralih dari bangunan hotel di seberang mereka ke layar gawainya.
Janus beringsut dari duduknya. Ia berjalan ke pinggir jalan. Lelaki itu tampak ingin menyeberang jalan: menuju hotel yang ia datangi sore tadi.
Gawainya masih tergenggam erat di tangannya.
Janus hanya memberikan tanda oke melalui tangannya. Wartawan lepas itu pun mulai menyeberang jalan. Ia berlari-lari kecil menuju gerbang hotel. Tangannya memberikan tanda kepada pengguna jalan agar mereka bersedia menghentikan perjalanannya sesaat.
CUT TO:
16. INT - PELATARAN HOTEL - SELANJUTNYA
Janus berjalan memasuki pelataran hotel. Napasnya sedikit terengah-engah.
Namun, ia malah terdiam saat telah tiba di depan pintu masuk. Janus hanya melihat-lihat suasana di dalam hotel tersebut: para pelayan hotel, satpam, resepsionis, para pengunjung yang hilir mudik.
Janus mondar-mandir di depan pintu masuk, sembari melihat arlojinya. Ia terlihat dilema. Ia mengembuskan napas panjang berkali-kali. Lalu, menatap aktivias pengunjung hotel dengan tatapan cemas. Beberapa pengunjung menatapnya curiga. Janus pun lantas membuang pandangnya ke arah lain.
Ketika Janus melihat ke pintu restoran hotel tersebut, ia jadi ingat kekikukan saat pertama kali masuk restoran yang terbilang cukup mewah itu beberapa waktu yang lalu. Janus tersenyum pucat.
Tak lama, seorang satpam menyapanya dari dalam.
Satpam itu mengangguk-angguk. Wajahnya masih serius.
Satpam itu kini keluar ke pelataran hotel. Mereka berdiri berseberangan.
Janus bersiap pergi. Satpam itu tampak makin serius melihat Janus. Namun, belum Janus keluar dari serambi, ia menghampiri satpam lagi.
Janus kembali berjalan pergi.
Janus terheran-heran dengan perubahan sikapnya.
Satpam itu meletakkan satu telunjuknya di depan bibirnya. Dan Janus mengerti akan tanda itu.
Janus pergi dari pelataran hotel dengan senyuman.
CUT TO:
17. INT - WARUNG PINGGIR JALAN - SELANJUTNYA
Sodik masih mengopi di tempat semula. Ditemani dengan rokok, segelas kecil kopi hitam, dan sepiring pisang goreng.
Matanya tak bisa serius melihat gawainya. Ia terus memeriksa keberadaan kawannya di seberang.
CUT TO:
18. EXT - HALAMAN HOTEL - SELANJUTNYA
Janus berjalan di pekarangan hotel. Ia mencabut batang rokok dari bungkusnya. Membakarnya. Menghisapnya.
Sebentar, gawainya berdering. Adik iparnya yang bernama Siti meneleponnya.
Janus mematikan gawainya. Ia membuang batang rokok yang masih panjang ke halaman hotel. Wajahnya tampak cemas, bercampur dilema.
Namun, ia tak bisa berpikir lebih lama lagi. Ia mengingat istrinya yang sedang hamil itu akan melahirkan anak pertamanya. Janus pun segera berjalan cepat ke gerbang hotel.
18A. EXT - GERBANG HOTEL/JALAN - SELANJUTNYA
Janus tampak cemas, berdiri di gerbang hotel. Ia hendak menyeberang jalan.
Setelah yakin tak banyak mobil atau motor yang berseliweran cepat, Janus segera melangkah. Ia berlari kecil hingga melihat warung kopi pinggir jalan.
Ia masih melihat motornya dan motor si Sodik terparkir.
18B. INT - WARUNG KOPI PINGGIR JALAN - SELANJUTNYA
Janus melihat kawannya masih mengopi.
18C. EXT - PARKIRAN MOTOR - SELANJUTNYA
Janus menuju motornya cepat. Ia memasang helm, menaikkan resleting jaketnya. Kemudian menyalakan mesin motornya.
Motor Janus melaju meninggalkan Sodik. Ia sempat melambaikan tangan kepada kawannya. Sodik balas melambaikan tangan. Ia melihat motor Janus melaju cukup kencang di jalanan.
CUT TO:
19. EXT - JALAN - MALAM
Motor Janus kian melaju kencang. Ia meliuk-liuk melewati mobil pribadi dan kendaraan umum; melewati gedung-gedung bertingkat, dan toko-toko yang masih buka, tampak menerangi lajunya.
Ia melihat beberapa orang masih lalu-lalang di trotoar, beberapa toko pun masih dipenuhi orang.
Di balik helmnya. Wajah Janus makin dikuasai oleh cemas dan dilema.
SLOW FADE TO BLACK