Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Sebelum Tengah Malam
Suka
Favorit
Bagikan
6. Scene 21-24

21. INT. KAMAR — PAGI

Sakit.. Altino bangun dengan lengan terbungkus perban. Ruat muka bingung menatap lengan.


ALTINO

Kenapa lenganku? Perasaan tadi malam aku langsung tidur.


Altino menepuk lengannya sendiri, meringis kesakitan, meniup-niup lengannya yang sakit. Buru-buru mengambil HP di atas nakas sebelah tempat tidur, melihat rekaman CCTV. Terheran, tidak ada rekaman kejadian semalam, layar buram semutan.


ALTINO (V.O)

Telepon Vero saja, dia orang paling jujur di dunia. (senyum)

SFX Nada sambung telepon.

DiSSOLVE TO:


22. INT. RUANG BOS KANTOR LAMA — SIANG

Suasana tegang, Vero, Altino, dan Frans berdiri sejajar di depan meja Bos. Ketiganya terdiam, tertunduk bersalah.


BOS

Saya dapat laporan, kemarin selesai jam istirahat kalian bertiga tidak kembali ke kantor. Kemana? (nada tegas)


VERO

Cari makan, Pak. (menatap)


BOS

Lalu habis makan? Harusnya kembali ke kantor, tidak keluyuran waktu jam kerja.


VERO

Main billyar, Pak. (spontan mendongak)


Altino mencubit lengan kiri Vero. Bos dan Frans mendelik lebar bersamaan.


BACK TO:


23. INT. KAMAR — SAME TIME


ALTINO (INTO PHONE)

Hallo, Ver.

 

VERO (OVER THE PHONE)

Ada Apa?


ALTINO (INTO PHONE)

Tadi malem kamu pulang jam berapa?


VERO (OVER THE PHONE)

Jam satuan kenapa?


ALTINO (INTO PHONE)

Jam satu, berarti aku sendirian di rumah.


VERO (OVER THE PHONE)

Enggaklah, ada pacar kamu.


ALTINO (INTO PHONE)

Pacar? Kamu kan tahu aku nggak punya pacar.


VERO (OVER THE PHONE)

Loh, terus yang nganter kamu semalem, siapa?


ALTINO (INTO PHONE)

Maksudmu?(muka bingung)


VERO (OVER THE PHONE)

Nggak tahulah, aku jadi ikut bingung.


ALTINO (INTO PHONE)

Kan, tadi malem habis kalah main aku tidur.


VERO (OVER THE PHONE)

Iya, jam sebelas kamu tidur. Jam dua belas malem kamu keluar.


ALTINO (INTO PHONE)

(Membelalak kaget) Keluar ke mana?


VERO (OVER THE PHONE)

Nggak tahu. Kamu keluar jalan kaki, terus balik sama Fanny. (Jeda)


Altino menggaruk kepala, muka bingung.


VERO (OVER THE PHONE)

Tuh cewek anak mana? Manis.. semanis kue donat kesukaan gue. Lesung pipinya bikin kebayang-bayang.


ALTINO (INTO PHONE)

Busyet dah! Makan tuh gombal. Maksud kamu cewek yang mana?


VERO

Masa sama pacar sendiri lupa?


ALTINO

Pacar siapa? Kan, kamu tahu sendiri aku nggak punya pacar. Kamu ini.. ditanya malah tanya balik. (Jeda) Aku mau tanya, tanganku kenapa kok luka?


VERO (OVER THE PHONE)

Oh.. tangan lo. Tadi malem Fanny cerita kalau tangan lo sobek gara-gara melerai orang berantem di rumah sakit.


ALTINO (INTO PHONE)

Eh, tunggu, tunggu. Tuh cewek, siapa namanya?


VERO (OVER THE PHONE)

Fanny..


ALTINO (INTO PHONE)

Tahu nama lengkap sama bintinya nggak?


VERO (OVER THE PHONE)

Enggaklah, buat apa juga aku nanya bintinya. Emang mau ngelamar.


ALTINO (INTO PHONE)

(Tertawa terkekeh) Kali aja kamu mau kawin sama hantu.


VERO (OVER THE PHONE)

Kok, hantu sih. Bukanlah, wong semalem aku sama anak-anak ngobrol lama sama dia.


ALTINO (INTO PHONE)

Dia bilang nggak kerja di mana?


VERO (OVER THE PHONE)

Katanya sih perawat, tapi masih magang.


ALTINO (INTO PHONE)

Oh ya, perawat. Perawat di mana?


VERO (OVER THE PHONE)

Di RS Husada 1.


SFX Teriakan cewek dari arah Vero.


VERO

Eh, Al. Udah dulu ya.. aku nganterin adekku dulu.


ALTINO

Oke.


CLOSE ON Membuka daftar panggilan, menelepon 'Sayangku'. SFX Nada telepon di angkat.


ALTINO

Hallo..


CUT TO:


24. INT. RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT — SIANG

Altino duduk kedua paha kaki terbuka lebar, memainkan HP-nya, matanya sesekali melihat kanan dan kiri. Merasa haus, Altino berdiri dari duduk, berjalan menuju kantin. Sekembalinya dari kantin, tiba-tiba seorang gadis berpakaian perawat duduk di kursi tempat Altino duduk.


ALTINO

Kamu Fanny kan? (telunjuk kanan menunjuk ke depan gadis itu)


FANNY

Mm.. iya.


Altino duduk di sebelah Fanny. Keduanya terdiam, saling memalingkan muka malu-malu. (Jeda)


FANNY

(Muka cemas)
Tangan kamu gimana? Masih sakit?


ALTINO

Enggak, nggak apa-apa kok.


Fanny tersenyum senang melihat Altino, mengepalkan kedua tangan di atas paha. (malu)


FANNY

Syukurlah


ALTINO (V.O)

Ini waktunya aku tanya sama dia.


ALTINO (CONT'D)

Mm.. boleh tanya? Jangan tersinggung ya..


FANNY

Tersinggung? Tersinggung kenapa?


Altino salah tingkah, bingung memulai bicara.


ALTINO

Bukan.. Maksudnya, kita pernah ketemu?


FANNY

(Terdiam sejenak) Menurut kamu?


ALTINO

(Salah tingkah) Ya.. katanya temenku semalam kamu yang bawa aku pulang ke rumah.


FANNY

Kamu nggak ingat?


ALTINO

(Menggeleng pelan) Aku merasa nggak pernah ketemu kamu. Mmm.. apa aku juga beliin kamu sesuatu? Kemarin tagihan kartu kreditku sampai 3 juta, padahal aku nggak merasa pakai.


FANNY

Kenapa? Kamu mau aku balikin uangmu?


ALTINO

Bukan, bukan begitu maksudnya. Maksudku..


ALTINO (V.O)

Nih, cewek jadi bikin tambah bingung.


Saat Altino membuka mulut hendak bicara, seorang berpakaian perawat bertubuh gemuk datang mendekat.


PERAWAT

Fanny, dicariin dari tadi. Ternyata di sini.


Altino dan Fanny sama-sama melihat ke perawat gemuk.


FANNY

(Muka cemas) Iya, Bu. Sebentar.. ada teman saya.


ALTINO

Kayaknya aku ganggu. Lain kali aja aku ke sini lagi.


FANNY

(mengatupkan kedua tangan di depan dada)
Maaf ya..


ALTINO

Iya nggak apa-apa.


Baru dua langkah, Fanny membalikkan badan, melihat Altino.


FANNY

Nanti sore, kamu bisa ke sini nggak? Gantiin perbanmu.


ALTINO

(melihat perban di lengan) Oke (jari membentuk huruf O)


Keduanya saling tersenyum.


CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar