1. INT.RUMAH HARRY - RUANG MAKAN - MALAM HARI
CAST: ROMEO (17), HARRY (49), ELLEN (43)
MONTAGE:
Keheningan mewarnai suasana di meja makan. Wajah muram dan sikap dingin Harry membuat Ellen dan Romeo menjadi tidak enak dan salah tingkah.
HARRY
(nada berat)
Romeo, bagaimana dengan Almira?
(memecah keheningan suasana)
ROMEO
(gugup, terbatah)
Maafkan Romeo paman Harry, aku belum berhasil membujuk Almira pulang.
HARRY
(sinis)
Lalu sekarang dia di mana?
ROMEO
(gugup)
Almira bersama dengan Friska, paman.
HARRY
(sinis)
Kemarin dia tidur di mana?
ROMEO
(gugup)
Kemarin Almira tidur di rumah Friska, paman.
HARRY
(sedikit melunak, datar)
Romeo, sebenarnya apa yang telah kamu perbuat pada Almira hingga membuatnya sangat marah padamu? Apa benar seperti yang dikatakan Almira?
(menatap tajam ke wajah Romeo)
ROMEO
(terbatah)
Semua hanya salah paham saja paman, maafkan aku, aku tidak ada niatan sedikitpun untuk menyakiti hati Almira.
HARRY
(datar)
Aku sangat kecewa padamu, tidak seharusnya kamu menyakiti hatinya.
ROMEO
Baik paman, aku berjanji tidak akan menyakiti perasaan Almira.
ELLEN
Romeo, kamu harus bisa menjaga perasaan Almira, kasihan dia.
ROMEO
Baik Bu.
HARRY
(mendesah)
Paman masih belum percaya Almira nekat meninggalkan rumah. Kalian tahu, dia adalah anak yang manja dan selama ini selalu bergantung padaku. Dan selama ini pula aku tidak pernah berkata kasar apalagi sampai menampar pipinya. Kalian tahu aku sangat menyayangi Almira.
INSERT:
Wajah tanpa ekspresi, hanya guratan-guratan di dahinya.
HARRY
Romeo, besok tolong kamu bujuk Almira lagi agar mau pulang! Aku tidak mau tahu, bagaimana caramu yang penting dia mau kembali pulang ke rumah ini.
ROMEO
Baik paman, maafkan aku!
ELLEN
(nada berat)
Aku sangat menyesalkan kejadian kemarin, kenapa harus terjadi.
HARRY
(dingin, tanpa ekspresi)
Tidak ada yang perlu disesali karena semua telah terjadi, aku hanya menginginkan Almira kembali ke rumah ini.
CUT TO
2. INT. RUMAH HARRY - TAMAN BELAKANG - MALAM HARRY
CAST: ROMEO (17), ELLEN (43)
INSERT :
A. Romeo melangkah menuju taman belakang.
B. Ellen menyusul Romeo ke taman belakang.
C. Ellen mendekati Romeo.
D. Ellen duduk di samping Romeo.
ELLEN
Romeo, kamu lihat langit malam yang kelam di atas sana (mengacungkan jari telunjuk ke atas)
Apakah kamu melihat bintang jatuh?
ROMEO
(menengadah)
Bintang jatuh? Benarkah malam ini akan ada bintang jatuh? Mana mungkin Bu, bintang-bintang kecil yang biasanya saja tidak kelihatan, hari ini kan langit lagi mendung, masa malam ini mau ada bintang jatuh. Ibu ada-ada saja deh.
ELLEN
(tersenyum)
Tidak, ibu hanya bercanda.
(menyandarkan punggung di bangku taman)
Romeo, di atas sana, bintang-bintang itu selalu bahagia. Mereka tak pernah mengeluh apalagi menangis. Walau ketidakadilan itu bisa dikatakan terjadi pada mereka.
ROMEO
(penasaran)
Kenapa begitu, Bu?
ELLEN
Karena mereka hanya bisa kita lihat pada malam hari. Padahal bisa jadi, mereka ingin juga bisa terlihat pada siang hari.
ROMEO
Lantas mengapa pada siang hari mereka tidak muncul?
ELLEN
Karena jika tidak demikian, maka mereka tidak akan bisa mengkerlipkan cahayanya.
MONTAGE:
Angin berhembus semakin kencang.
FX: Suara gesekan daun dan serangga.
ELLEN
(nada berat)
Romeo, ibu sangat mengkhawatirkan keadaan Almira. Ini ibu ada sedikit simpanan uang satu juta. Tolong besok kamu berikan uang ini kepada Almira.
ROMEO
(kaget)
Tapi Bu,uang ini kan.
ELLEN
(memotong ucapan Romeo)
Sudahlah nggak apa-apa, besok kamu berikan saja uang ini, mudah-mudahan dengan ini Almira mau pulang.
(diam sejenak, mengambil nafas panjang)
Romeo, sesampainya di sekolah besok, segera kamu cari Almira dan kamu bujuk dia agar mau pulang. Ibu jadi nggak enak sama pamanmu. Semua ini kamu yang mulai dan kamu juga harus bisa membawa Almira kembali.
ROMEO
(ragu)
Iya bu tapi..
ELLEN
(serius)
Sudah tidak ada tapi-tapi.
CUT TO
3. INT. RUMAH FRISKA - KAMAR TIDUR FRISKA - MALAM HARI
CAST: ALMIRA (17), FRISKA (17)
FRISKA
Al ngomong-ngomong kenapa kamu tadi menampar Romeo, memangnya sedemikian besar kebencianmu padanya?
ALMIRA
(jutek)
Biar! Biar tahu rasa dia, bagaimana rasanya ditampar! Dasar anak pemerkosa!
(diam, mengambil nafas panjang, gemertak gigi)
Fris, sebenarnya sejak dulu aku tidak menyukai kehadiran Romeo di rumahku, dia pembawa sial saja. Dia kotor. Dan nggak habis pikir, kenapa ayah mau menerima mereka tinggal di rumahku?
FRISKA
(menyanggah)
Lho kamu ini bagaimana sih, wajar dong kan ibunya Romeo masih saudara ayahmu. Bukan begitu? Ya sudah seharusnya ayahmu membantunya. Ini membuktikan kalau ayahmu adalah memang orang yang baik, Almira.
ALMIRA
(menggerutu)
Iya sih, Romeo memang masih berkerabat denganku tapi aku tidak menyukainya. Apalagi itu tuh, ia mulai berangan-angan dan berpikiran mesum. Dasar cabul! Aku benci mata nakalnya itu saat menatapku.
FRISKA
(tertawa)
Akh itu cuma perasaanmu saja, aku nggak yakin dengan Romeo (tersenyum)
Tapi iya juga sih, kupikir wajar jika banyak pria yang suka padamu, kamu kan cantik (tertawa)
Al, kamu harus sadar bahwa kamu ini memang cantik dan memiliki tubuh yang seksi, jadi wajar jika Romeo juga tergoda saat melihatmu
(tertawa)
ALMIRA
(jutek)
Iii.. apaan sih, Fris tapi aku tidak suka sama Romeo. Norak tahu!
FRISKA
(serius)
By the way, kamu mau pulang atau bagaimana nih
ALMIRA
Aku masih ingin di sini, aku masih belum mau pulang.
FRISKA
Okey, okey, lalu bagaimana dengan ayahmu, pasti Om Harry akan sangat mengkhawatirkanmu! Al, sebaiknya kamu pulang ya, kasihan ayahmu.
ALMIRA
(merajuk)
Please, Fris, aku masih belum ingin pulang.
FRISKA
Atau begini saja, aku akan menelepon ayahmu bahwa kamu di sini baik-baik saja.
ALMIRA
Jangan, tolong jangan kamu telpon ayahku, biarkan saja!
FRISKA
Al, apa kamu masih marah pada ayahmu?
ALMIRA
(menggerutu)
Tentu saja, sepertinya ayah tidak lagi sayang padaku, ayah lebih membela Romeo. Ayah pilih kasih. Padahal Romeo lah yang salah. Justru kenapa aku yang kena tampar!
FRISKA
Al, yakinlah ayahmu masih tetap sayang padamu.
ALMIRA
(kesal)
Ayah nggak sayang lagi padaku! Kalau memang benar ayah sayang padaku, lalu kenapa ayah kemarin menamparku!
FRISKA
Mungkin saja kemarin ayahmu hanya terbawa suasana emosi sesaat, pasti setelah itu ayahmu merasa sangat menyesal.
ALMIRA
Biar. Aku masih tidak ingin pulang.
FRISKA
Ya sudah terserah kamu saja tapi aku berharap sih kamu mau pulang karena pastilah ayahmu sangat mananti kepulanganmu.
(mengambil nafas dalam-dalam)
Kalau memang kamu tidak suka dengan Romeo ya jangan lantas kamu juga tidak suka sama ayahmu.
Al, ayahmu sudah banyak berkorban padamu jadi jangan kamu kecewakan ayahmu.
ALMIRA
(diam mematung)
Fris,apakah aku masih boleh tinggal di sini?
FRISKA
(salah tingkah)
Al, tolong kamu jangan salah paham dulu, kamu boleh tinggal di sini sesukamu.
ALMIRA
Fris, maafkan aku, mungkin saat ini aku sangat merepotkanmu. Tapi tolong untuk kali ini saja ya, aku masih malas bertemu dengan Romeo dan ibunya.
CUT TO