Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PULIH
Suka
Favorit
Bagikan
8. Scene 57 - 64

57. INT. KORIDOR SEKOLAH – PAGI

Nara dan Tisha berjalan bersisian, asik mengobrol sambil tertawa-tawa. Tiba-tiba berpapasan dengan Mada dan Aura yang juga sedang asik mengobrol. Senyum Nara pudar seketika, Mada terlihat senang, bahkan sampai tidak menyadari kehadiran Nara. Tisha meremas pundak Nara untuk menabahkan hati Nara.

CUT TO:

58. EXT. DEPAN KELAS EKSKUL MUSIK – SORE

Nara duduk sendirian, membaca partitur. Perhatiannya teralihkan oleh suara Aura yang memanggil Mada. Aura membawakan Mada sebotol air mineral ketika Mada selesai ekskul basket. Nara berusaha mengabaikan pasangan itu dan kembali membaca partitur.

CUT TO:

59. EXT. GERBANG SEKOLAH – PAGI

Abhi (17 tahun) mengendarai motor Honda CBR250RR memasuki gerbang sekolah, mengundang banyak perhatian siswa-siswi, tapi Abhi tidak sekalipun membalas senyuman gadis-gadis disekitarnya, ekspresinya selalu datar. Abhi berhenti di parkiran sekolah, melepas helm dan mulai menelepon seseorang.

CUT TO:

60. INT. KELAS NARA – PAGI

Nara dan Tisha sedang berdiskusi tentang tugas sekolah.

SFX: Bel jam istirahat.

NARA

Bukan, Tisha. Aku tadi udah coba pakai rumus itu, tapi enggak nemu jawabannya.

TISHA

Ah, masa sih? (Membolak-balik halaman buku)

NARA

Iya, percaya sama aku. Itu salah.

SFX: Dering handphone Tisha.

TISHA

Eh, bentar. (Mengangkat telepon) Halo?… Lo di mana?... Serius udah nyampe? Masuk aja, cari ruang kepala sekolah atau ruang guru, tanya ke satpam… Ya Allah, manja banget sih. Oke, oke, gue ke sana. (Mematikan telepon)

NARA

Siapa?

TISHA

Sepupu aku, dia pindah sekolah ke sini. Minta disusulin segala. (beat) Kamu lanjutin sendiri aja dulu tugasnya ya, Ta.

NARA

Oh, oke.

Tisha beranjak keluar dari kelas.

CUT TO:

61. EXT. PARKIRAN – PAGI

Abhi masih duduk di motornya, banyak siswi di sekitarnya mencoba menarik perhatian Abhi, tapi Abhi tetap acuh. Tisha pun muncul, berkacak pinggang.

ABHI

Harusnya kalau gue datang, lo sambut dengan gembira dong.

TISHA

Iya, lo enggak lihat, ini gue lagi gembira.

ABHI

(Terkekeh) Gembira apanya, muka lo aja kusut banget kayak gitu.

TISHA

(Memaksakan senyum) Selamat datang di SMA Nusantara. Mau cari ruang guru kan, Pak? Sini, ikutin gue.

Abhi tersenyum tipis, berjalan menyusul Tisha.

CUT TO:

62. INT. KORIDOR SEKOLAH – PAGI

TISHA

Nah, yang itu ruang guru (Menunjuk salah satu ruangan) Lurus dikit, ruang kepala sekolah. Terserah lo mau ke mana. Oke? (Berbalik arah)

ABHI

Lo mau ke mana?

TISHA

Mau ke kantin. Lo enggak nyuruh gue buat nemenin lo ketemu sama kepala sekolah juga kan? Nanti jam istirahat keburu habis, kalau gue enggak makan, mag gue bisa kambuh (Memelas)

ABHI

Ya udah, lo ke kantin aja.

Tisha menyengir, menepuk-nepuk pundak Abhi dan melambaikan tangan dengan ceria. Seperginya Tisha, Abhi berjalan menuju ruangan kepala sekolah.

CUT TO:

63. INT. KANTIN – PAGI MENUJU SIANG

Nara duduk sendirian memilih menu jajanan di kantin, Tisha datang dan duduk di samping Nara.

TISHA

Udah pesan?

NARA

Belum, masih bingung.

Tisha dan Nara memesan makanan. Belum lama menunggu, terlihat Abhi berjalan memasuki kantin, menyapukan pandangan mencari sosok Tisha. Tisha melambaikan tangan dan menyuruh Abhi mendekat. Nara ikut menoleh, matanya membelalak ketika mengenali Abhi. Nara panik, ia segera menyembunyikan wajahnya.

TISHA

Gimana, udah ketemu Bu Tamara?

Abhi mengangguk.

TISHA

Baguslah. Lo mau makan juga? Duduk sini aja sama gue, sama Mesta (Menunjuk Nara).

Abhi menengok ke arah Nara yang masih memunggunginya.

TISHA

Ta, kenalin ini sepupu aku, namanya Abhi. Dan… Abhi, kenalin ini sahabat gue, Mesta.

NARA

(Membalikkan badan dan mendongak dengan takut-takut) Hai, salam kenal.

ABHI

(Memelotot, terkejut) Lo?

TISHA

Kenapa, Bhi?

Abhi tidak menjawab, tatapannya lurus tajam ke arah Nara.

TISHA

Ya udah, aku mau pesan minum dulu (Beranjak meninggalkan Nara dan Abhi)

Nara bergeser pelan-pelan, mencari celah untuk melarikan diri, Abhi segera menahan tangan Nara.

ABHI

Kali ini, lo enggak bisa kabur lagi dari gue.

NARA

Enggak… Siapa yang mau kabur?

ABHI

(Ketus, dingin, datar) Siapa nama lo tadi? Mesta?

NARA

Panggil Nara aja, cuma Tisha yang manggil aku Semesta.

ABHI

Oke… Sekarang, beliin gue makanan sama minuman.

NARA

Dih, apa-apaan? Kok nyuruh-nyuruh?

ABHI

Lo lupa, punya hutang sama gue?

Nara merasa bersalah meski kesal dengan Abhi. Nara ingin kabur lagi, namun ia melihat Mada. Tiba-tiba sebuah ide gila muncul lagi, kebetulan sekali karena Abhi masih menahan tangan Nara.

NARA

(Mendekat pada Abhi, menatap Abhi dengan lembut dan menyunggingkan senyum termanis) Aku senang banget karena sekarang kita satu sekolah, makin sering ketemu, makin bisa nempel.

ABHI

(Mengernyit, memandang Nara dengan jijik, galak sekaligus benci) Lo kenapa? Sakit lo kumat?

NARA

Ssstt… (Meletakkan jari telunjuk di bibir Abhi, kemudian memberi kecupan singkat dijarinya)

Abhi mematung. Nara memundurkan tubuh. Semua orang di sekitar mereka tercengang, termasuk Mada. Mada pergi karena kesal.

TISHA

Kalian pacaran?!

Abhi dan Nara terkejut, mereka menoleh pada Tisha, tidak tahu harus menjawab apa.

CUT TO:

64. EXT. TEPI LAPANGAN BASKET - SIANG

Tisha sangat gembira dan tidak bisa duduk diam.

TISHA

Demi apa?! Sahabat dan sepupu gue jadian?! Fix no debat, enggak ada yang lebih membahagiakan dari ini.

NARA

Tisha, bukan gitu kejadiannya.

ABHI

Gue enggak jadian sama siapapun.

TISHA

Udah… Enggak usah mengelak terus deh. Kalian enggak perlu malu-malu kucing kayak gitu.

Nara dan Abhi saling melempar tatapan sinis.

TISHA

Abhi, gue yakin kalau Om Wira denger kabar ini, dia pasti sangat happy. Soalnya lo udah bisa jatuh cinta lagi, akhirnya bisa move on dari Hanna.

Raut wajah Abhi berubah, dingin dan sangat marah.

TISHA

Sorry, enggak bermaksud…

ABHI

Terserah lo deh, Sha. (Beranjak pergi dengan gusar)

NARA

Sha, aku sama Abhi enggak pacaran. Sumpah, tadi di kantin…

TISHA

Belum jadian, tapi akan. Iya kan? Aku dukung seribu persen! Yang terpenting kamu harus move on dari Mada. Lupain Mada. Ada banyak cowok yang jauh lebih baik ketimbang Mada.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar