04. EXT. WARUNG - PAGI
Kayla mendatangi sebuah warung sederhana untuk membeli sarapan pagi. Ada beberapa orang ibu-ibu dan anaknya yang masih kecil sedang membeli sarapan juga.
KAYLA
Bu, masih ada nasi uduknya?
IBU WARUNG
Eh, Neng Kayla. Tumben kesiangan nyari sarapan?
KAYLA
Iya nih, Bu. Ketiduran. Badan lemes banget karena cuma makan mie instan dari kemarin.
IBU WARUNG
(heran)
Kenapa cuma makan mie?
KAYLA
Beberapa hari ini saya males masak. Gampanglah, bisa beli nasi goreng dari Mamang yang keliling.
IBU WARUNG
Nasi goreng Pak Karto?
KAYLA
Iya, dia. Sayangnya udah dua malam saya nungguin, tapi selalu saja kehabisan. Ya, jadinya terpaksa masak mie instan, deh!
IBU WARUNG
Itu sekarang, kalau dulu-dulu nasi gorengnya nggak laku. ( menoleh kiri-kanan) Tapi setelah dia pakai pesugihan dagangannya selalu cepat habis!
KAYLA
(tertawa kecil)
Jangan menyebar berita bohong, Bu.
PEREMPUAN 1
Nasi uduk saya mana, Bu Titin?
IBU WARUNG
Iya, sebentar. Ini saya bungkusin.
Ibu Warung sibuk membungkus makanan. Kayla memperhatikannya.
KAYLA
Ibu yakin kalau Pak Karto melakukan pesugihan?
Ibu Warung diam saja, tapi perempuan yang berada di situ yang menjawab.
BU LILIS
Dari mana dia bisa bikin rumah bagus dan besar seperti itu, kalau hanya berdagang nasi goreng keliling?
Kayla menoleh dan tersenyum tipis kepada Bu Lilis yang berada di warung itu.
IBU WARUNG
Sudahlah, Lis! Jangan ngomongin Pak Karto, nanti kalau sampai dia mendengar, siap-siap lu jadi tumbal!
BU LILIS
(bergidik)
amit-amit, deh!
Ibu Warung memberikan bungkusan nasi uduk kepada perempuan 1. Setelah membayar perempuan 1 pergi sambil menuntun anaknya.
KAYLA
(menyelidik)
Memang ada yang pernah jadi tumbal di kampung sini?
IBU WARUNG
(berbisik)
Ada. (menoleh kiri-kanan) dari kampung sebelah juga banyak!
KAYLA
Apa buktinya?
BU LILIS
Setiap tahun pasti pembantu di rumahnya Pak Karto selalu meninggal secara tiba-tiba.
IBU WARUNG
Sampai-sampai orang kampung sini tidak ada lagi yang mau bekerja di rumah Pak Karto.
BU LILIS
Terus dia ngambil pekerja dari kampung sebelah. Kejadiannya sama, pasti di akhir tahun sejak bekerja di tempat Pak Karto, pembantunya selalu meninggal secara tiba-tiba dan kematiannya sangat tidak wajar.
Kayla terdiam dan tampak serius menyimak Perkataan Bu Lilis
IBU WARUNG
Semua mayat yang jadi tumbal pesugihan Pak Karto, jasadnya gosong seperti terbakar
Bu Lilis tampak ketakutan.
BU LILIS
Cepetan Bu Titin, mana nasi uduk saya?
IBU WARUNG
Makanya kalau takut jangan nyeritain Pak Karto!
BU LILIS
Mana jalan ke rumah saya, harus ngelewatin rumah dia lagi?
IBU WARUNG
Ati-atiiii Bu Lilis. Ntar lewat situ ditangkap Pak Karto, disekap terus dijadikan tumbal, deh!
BU LILIS
Jangan becanda seperti itu, Bu Titin!
Bu lilis buru-buru membayar dan mengambil bungkusan nasi uduknya kemudian bergegas pergi.
KAYLA
Ternyata kampung ini menyimpan cerita horor juga ya, Bu?
IBU WARUNG
Itu bisa jadi tambahan objek penelitian kamu, Neng!
KAYLA
Saya meneliti tentang budaya, bukan -cerita horor lokal atau yang menjadi urban legend, Bu
IBU WARUNG
Sepertinya pesugihan itu juga sudah menjadi budaya di daerah ini, Neng!
CUT TO