Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PENYIHIR DARI KUBURAN KARANG ANYAR
Suka
Favorit
Bagikan
3. Kota Kumbang Api

ACT 1

ESTABLISHING SHOT:

1 EXT. PUSAT KOTA - KOTA KUMBANG API - AFTERNOON

EAGLE EYE SHOT: Pusat Kota Kumbang Api dengan gedung-gedung tinggi memperlihatkan kesibukan dengan nuansa dingin. 

SUPERIMPOSE: 100 tahun mendatang.

SHOT: Lampu-lampu di Kota Kumbang Api hari itu dengan cepat menyala seiring dengan pergeseran matahari yang menghilang sebelum sore menjelang. 

2 INT. LABORATORIUM - PUSAT STUDI KUMBANG API MULTINETRA - KOTA KUMBANG API - SAME

Beberapa ignis melitolog atau ilmuwan pengembang kumbang api sedang menyedot cairan darah kumbang api. Di background, tampak kota-kotak kaca tempat penyimpanan apis melliferrarignis dengan bolongan-bolongan kecil ventilasi pada dua sisinya.

IGNIS MELITOLOG 1: 
Kita cukupkan untuk hari ini, saudara-saudara. Waktunya untuk pertunjukan ajaib!


3 EXT. PETERNAKAN KUMBANG API - PUSAT STUDI KUMBANG API MULTINETRA - KOTA KUMBANG API - SAME

SHOT: Sebuah peternakan kumbang api di sisi kanan pesisir Kota Kumbang Api, di mana ribuan lebah-lebah yang mengeluarkan lampu merah seperti api itu meliuk-liuk melawan arah angin terlihat dari dedaunan yang tertiup seperti gelombang berbentuk spiral.

BACK TO:

4 EXT. MAISONETTE "CINCIN PANGERAN" - KOTA KUMBANG API - AFTERNOON

Di serambi Maisonette Cincin Pangeran, sebuah bangunan tempat tinggal yang tinggi, melalui teropong binokularnya, AMADEO (43) melihat pemandangan Telaga Kembang di balik kota megapolitan Kumbang Api.

P.O.V AMADEO: Tampak seorang anak perempuan di atas kano 'super-pesat' mengayuh sampan 'cepat-sampai' dari pesisir Telaga Kembang di kaki Gunung Purapura, yang lebih dikenal dengan Gunung Apiapi oleh warga Kota Kumbang Api itu, menuju pesisir Kota Kumbang Api.

AMADEO:

Kamu lihat, anak perempuan berani itu, Mido? Ini kali ketiganya dia dalam minggu ini pulang pergi memetik safron dari Gunung Apiapi.

Di samping Amadeo berdiri, MIDEO a.k.a MIDO (13), putra sulungnya juga memegang teropong binokular yang sama, hanya saja lebih kecil.

MIDEO:
Yang mana, Pah?

AMADEO:

Arah jam sebelas.

Mideo menggeser fokus obyek teropongnya sedikit ke kiri.

P.O.V MIDEO: Anak perempuan itu menepikan kanonya ke pesisir.

MIDEO:
Gimana Papah tahu dia pergi memetik safron ke sana?
AMADEO:
Dari penampilannya dia itu seorang penyihir. Hanya safron yang dicari oleh para penyihir ke Gunung Apiapi untuk pakan kumbang api.
MIDEO: (V.O)
Kita selalu minum teh safron, Mido paling suka kalau nambahin Madu Api ke teh safron Karena rasanya jadi kayak minum parfum. Tapi apa khasiat safron yang dibutuhkan untuk kumbang api? Karena, pakan kumbang api, kan cabe rawit?

5 EXT. KAKI GUNUNG - GUNUNG PURAPURA - EVENING

Kaki gunung merapi yang hijau itu, sangat kontras dengan Kota Kumbang Api yang gloomy. Tak jauh dari pesisir Telaga Kembang, terbentang rumput safron yang subur. Pemukiman di gunung itu mulai bertambah, hanya orang-orang kaya dan orang-orang beruntung mendapat warisan leluhur saja yang tinggal di sana.

AMADEO: (V.O)
Menurut e-koran NEW CURRENT dan majalah sains HARI-H, seorang penyihir bernama Mahaguru yang tinggal di kaki Gunung Apiapi itu, menemukan terobosan cairan alternatif, yang bisa mencuci bahkan menggantikan darah. Bahannya adalah cairan kumbang api yang merah menyala lebih terang dari cabe rawit itu dan ekstrak buah bit yang merah.

SHOT: Pemukiman gunung yang asri, di tengah-tengahnya terdapat sebuah bangunan rumah mewah mirip kastil dengan halaman rumah ditanami dengan safron. Di sudut taman itu, tumbuh tanaman buat bit yang subur.

CLOSER SHOT: Halaman rumput safron, rumput berwarna merah yang cantik. MAHAGURU DAW'SARIE a.k.a MAHAGURU (101), seorang laki-laki berjanggut putih, berjubah serba putih dengan kerah kuning emas tengah memetik buah bit. Di sampingnya terdapat keranjang berisi setumpuk safron yang sudan dipetik. Menurut warga setempat, beliau adalah keturunan dari SHEIKH 'ABYAD AL-DOUSARY, seorang farmasi dunia dari kota Bacca yang hijrah ke Iobadua demi terinspirasi oleh buatan-buatan Mahaguru, yang bisa meneropong ke masa depan dan juga masa lalu. Namun, Mahaguru sendiri mengklaim bahwa daw' diambil dari kata 'obat', dan sarie diambil dari kata 'cahaya'.

AMADEO: (V.O)
Setelah buatan Mahaguru ini terbukti ampuh, bahkan mendapat hak paten dunia, para sastrawan Inggris mulai berasumsi bahwa nama beetroot yang terbentuk dari kata beet itu merupakan bentuk kata ketiga dari bee atau kumbang. Sifat beetroot yang getahnya keras ini memiliki satu larangan, yaitu tidak boleh makan kacang-kacangan karena efek buah bit yang bikin alergi ke kulit hingga merah-merah dan gatal. Akan tetapi, dengan komposisi tambahan safron, yang sangat baik bagi kulit, larangan tersebut bisa diatasi.

6 EXT. PETERNAKAN KUMBANG API - KUMBANG API - AFTERNOON

Kumbang-kumbang api itu terbang dengan kecepatan tinggi melalui badai angin.

CLOSER SHOT: Sebuah kumbang api terbang hampir menabrak kamera, sehingga tampak bentuknya yang elegan seperti mobil Ferrari.

AMADEO: (V.O)
Kamu sendiri tahu, kalau kumbang api, yang nama Latinnya Apis Melliferrarica itu adalah lebah penghasil Madu Api yang tiga kuku lebih hangat menancap di lidah dari lebah biasa jenis Apis Mellifera. Menurut mitos, kumbang jenis Apis Melliferrarica yang cepat dan elegan mirip Ferrari ini tercipta dari lava Gunung Apiapi itu. Yang ketika tertimbun dalam lava, mereka masih bisa bernafas, hanya bulu-bulunya saja yang terbakar dan itupun tumbuh menjadi rumput safron yang subur sekali di sana.

SHOT: Kumbang yang memakan cabe rawit dengan bulb-bulb merah di tubuh mereka yang semakin membulat cerah seperti cherry itu, semakin terang seperti bola lampu.

AMADEO:

Karenanya, hanya dengan memakan sedikit saja safron, seekor kumbang api bisa hidup tanpa perlu pakan lagi selama 3 hari, hanya saja nyala lampu apinya, tidak terlalu terang seperti jika mereka makan cabe rawit, yang disenangi burung cenderawasih yang berbulu indah itu.

Mideo mengangguk paham.

CUT TO:

7 EXT. DAERAH GHETTO - KOTA KUMBANG API - EVENING

Pelataran toko menjelang sore itu sudah sepi, hanya dikunjungi oleh dedaunan yang hilir mudik terhembus angin. Dari jauh tampak seorang anak remaja melesat dengan floatroller-nya.

Seorang anak perempuan bergaun panjang, bertopi runcing, dengan senada warna dark olive, dirangkap jubah ber-train panjang warna dark violet peninggalan mendiang ibunya, menjejakkan kaki bersepatu lancipnya di atas konkret yang becek.

SFX: Terdengar suara BATUK-BATUK dan MENGGIGIL perempuan tua, lalu ANGIN MELIUK.

ZIPPY AURELIUS (9), bergegas langkah menuju sebuah pintu gang berjeruji menuju dapur sihirnya. Jeruji itu berdekorasi hiasan sapuan kuas mirip huruf Z yang lagi take-off ke atas. Mirip gambar petir dengan flipped mirror.

BRENG! JEKLEK! Suara pintu jeruji yang berat itu tertutup, diselot oleh si Zippy dari dalam. Suara kas ketokan sepatunya itu dikenali langsung oleh pintu highly-secured dapur canggih si Zippy, yang langsung berdenyit ZZZP, DENYITTT! Terbuka.

Zippy melenggang masuk dapur. Ketika lampu menyala secara otomatis, ia berhenti di ambang pintu, dan langsung berteriak.

ZIPPY:
I told you, never ever touch anything in my lab!

Sebuah kepala berambut kribo menjulur dari lubang loteng. Itu adalah HYMAN AURELIUS (42), Papahnya.

HYMAN:

I didn't! I swear!
(sambil menulis pada secarik kertas)

Kepala Hyman menghilang.

ZIPPY:
Aku tahu dari reposisi gelas lab sejauh 5 inci dari tempat asalnya!! Apa Mahaguru pernah mampir hari ini?
(melangkah masuk dapur)
HYMAN: (V.O)
(berteriak)
Nggak tahu! Papah nggak denger apa-apa!!

Terdengar GERAMAN kesal Zippy.

FADE TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar