Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PENCURI REALITA
Suka
Favorit
Bagikan
7. ACT III Sequence 7

ACT III SEQUENCE 7

74. INT. RUANG MAKAN — SIANG

CAST: COCO, CACA, JEJE

Coco terbangun dari tidur dan melihat jam sudah siang, Coco terbangun dan keluar dari kamar. Di ruang makan Caca sedang makan dan Ibu Wulan sedang duduk membaca buku. Coco turun dari tangga dan duduk di meja makan.

CACA
Wih enak banget bangun siang hari gini yaaa.

Coco terlihat acuh.

COCO
Berisik lu.
CACA
Galak banget, biasa aja dong. Lagi kenapa sih?

Coco dengan kesal.

COCO
Gausah ikut campur lu, dasar bocah.

Caca hanya melirik bingung. Ibu Wulan berhenti membaca buku dan meletakan-nya di meja.

IBU WULAN
Kamu itu kalo lagi marah mirip bapak-mu ya. Tertutup dan cuman mau-nya marah marah.
COCO
Apaa sih mah.

Ibu Wulan menggeleng-kan kepala.

IBU WULAN
Kamu ada masalah apa? ga mau cerita nih jadi?

Coco hanya diam.

IBU WULAN
Yaudah, kalau pesen Mamah, mau bagaimanapun kamu yang tau apa yang kamu butuhin. Jangan nyesel nanti.
CACA
Tuh, dengerin jangan diem aja.

Coco dengan nada keras dan marah.

COCO
Pusing woii, dari dulu di bilang egois sama ga pernah ada yang mau denger penjelasan orang.

Caca terkejut kaget.

CACA
Sekali-nya ngomong malah teriak lagi, emang egois juga lagian.

Ibu Wulan mendekati Coco dan merangkul-nya.

IBU WULAN
Kamu yang mulai duluan, jadi kamu yang harus selesaiin. Jawaban-nya cuman kamu yang tau, karena itu teman-mu.

Coco menahan nangis, tiba tiba HP Coco berbunyi dan terdapat pesan dari Siska "Kapan nih mau jalan?".

CUT TO

75. INT. CAFE — MALAM

CAST: RAFI, OWNER

Rafi sedang melayanin customer dan memberikan secangkir kopi, dilanjut-kan dengan membersihkan area sekitar. Tiba tiba Owner memasuki Cafe dan melihat Rafi dengan terkejut.

OWNER
Loh, kok kamu udah disini Fi tumben?

Rafi hanya melirik ke arah Owner.

OWNER
Loh, ditanya kok malah kamu diem, sini duduk dulu.

Owner duduk di kursi, Rafi berjalan duduk di dekat Owner.

RAFI
Saya sedang tidak banyak kerjaan Pak, jadi saya langsung kesini.
OWNER
Ga mungkin kamu pasti lagi ada masalah kan? Coba cerita sama saya ada apa.

Rafi melihat ke arah Owner.

CUT TO

76. INT. KAMAR ARIF — MALAM

CAST: ARIF, IBU RANI

Arif sedang duduk di meja sambil membuka buku berisi data joki yang harus di kerjakan. Ibu Rani memasuki kamar dan berdiri di depan pintu.

IBU RANI
Kamu ada masalah apa lagi, kenapa kamu kembali ke kerjaan lama kamu?

Arif hanya diam.

IBU RANI
Kamu beruntung ada seorang teman yang melihat sesuatu dalam diri kamu. Tapi kamu malah masi mempermasalah-kan masalah lama aja.

Arif hanya diam sambil mulai membuka laptop.

IBU RANI
Sekarang terserah kamu, apapun yang kamu pilih akan menentukan masa depan kamu nanti.

Ibu Rani keluar meninggalkan kamar, Arif memegangi kepala dan terlihat pusing.

CUT TO

77. INT. CAFE — MALAM

CAST: RAFI, OWNER

Owner menatap Rafi serius, dan terlihat meledek.

OWNER
Jadi cuman karena itu kamu mau balik nyeduh kopi lagi disini?
RAFI
Iya Pak, saya rasa cuman ini kemampuan yang bisa saya gunakan untuk bertahan hidup. Apa lagi sebagai anak rantau saya harus kirim uang juga ke kampung.

Owner menggeleng-kan kepala dan terlihat kecewa dengan Rafi.

OWNER
Fi, dalam proses itu masalah seperti ini memang adalah hal yang wajar. Masa lalu tidak perlu di bawa untuk melangkah maju-kan?
RAFI
Saya mengerti Pak, tapi banyak juga yang ga bisa mempercayai kami untuk ini.

Owner mengambil pulpen dan buku kecil di saku celemek Rafi. Ia terlihat menulis Pembuktian.

OWNER
Satu kata ini tidak bisa untuk dibuktikan sendiri Fi, tapi karena kamu sudah punya orang yang bisa mewujudkan kata kata ini. Saya yakin kamu tahu jawaban-nya.

Rafi hanya menunduk. Owner berdiri dari kursi.

OWNER
Kalau hanya masalah tempat buat kamu bikin coreo iklan kamu Fi. Kamu bisa pake disini setiap pagi, gratis dari saya. Sekalian bikinin kopi buat tim kamu.

Owner meninggalkan Rafi menuju Barista yang lain. Rafi duduk dan tersenyum.

CUT TO

78. EKS. TEMPAT MAKAN JALANAN — MALAM

CAST: COCO, SISKA

Coco dan Siska berjalan di sekitar trotoar dan berhenti di warung yang berjualan "SATE", kedua-nya masuk kesana.

COCO
Makan disini aja gpp ya?
SISKA
Ayok.

Coco dan Siska duduk di kursi dan memesan kepada seorang penjual sate yang ialah laki laki gemuk.

COCO
Mas sate ayam 15 tusuk pake lontong sama es teh manis 2 ya.
PENJUAL SATE
Oke mas.

Coco dan Siska duduk dan saling menatap berhadapan.

SISKA
Jadi gimana langkah kita setelah ini Co?

Coco terlihat bingung dan kusam.

COCO
Belum tau nih, keliatan-nya gw emang harus lepas project ini.

Siska terkejut.

SISKA
Tapi Co, kita sudah sejauh ini sekarang.
COCO
Percuma Sis, tim kita udah pincang sekarang. Teman teman saya udah ga bisa maafin saya.
SISKA
Emang masalah seperti apa yang dulu kalian alami sih?
COCO
Sebenar-nya masalah ini antara gw dan Arif.
Coco menunduk membayang-kan masa lalu.

FLASHBACK

79. INT. RUANG HIMPUNAN — SIANG

CAST: COCO, ARIF

Coco dan Arif terlihat berdebat membahas Musyawarah Mahasiswa dengan menggebu-gebu.

COCO
Lu harus dateng Rif, kita masi bisa menang kalau ngikutin rul sama tata tertib-nya.
ARIF
Ga bisa gw harus jagain Bokap Co, lagian kita ga punya bukti kuat kalau mereka black and kamp.

Coco mengeluar-kan Hp dan menunjukan Screen Shot kepada Arif.

COCO
Nih, gw dapet dari Tim Sukses mereka kalau ada pihak yang menjelakan-kan kita ini. Jadi kalau mereka dapet pengurangan Poin otomatis kita yang naik Rif.

Arif membuang muka dan terlihat kesal.

ARIF
Eh, bukti chat itu ga bakal kuat cuy. Mereka juga pasti udah siapin plan buat tackel itu. yang ada buat situasi gw sekarang ga masuk akal.
COCO
Rif ayolah, kita perjuangin ini dulu sampe kelar.

Arif mengambil tas dan bergegas pergi meninggal-kan Coco.

ARIF
Sorry Co, Bokap gw butuh gw.

Coco kecewa melihat Arif meninggalkan-nya.

CUT TO

80. int. kamar rumah sakit - siang

CAST: ARIF, IBU RANI, DOKTER, AYAH ARIF

Arif memasukin kamar rumah sakit dan terkejut melihat Ayah-nya tertindur mengangap tak bernyawa. Disana terlihat Ibu Rani menangis dan seorang Dokter. Arif berlari ke arah Ayah-nya.

ARIF
Pah, bangun bangun. Dok ada apa ini?
DOKTER
Maaf Mas, kami sudah berjuang semampu kami, tapi nyawah Ayah Mas tidak bisa kami selamat-kan.

Arif menangis menggerakan tubuh Ayah-nya, Ibu Rani memeluk Arif dari belakang.

CUT TO

81 EKS. TEMPAT MAKAN JALANAN — MALAM

CAST: COCO SISKA

Coco terlihat selesai bercerita dengan sedih.

COCO
Setelah itu Arif udah ga pernah menunju-kan diri-nya lagi di kampus.

Siska memegang pundak Coco.

SISKA
Co itu bukan salah lu, dan masalah yang sekarang juga ga ada hubungan-nya sama masalah itu. Mau bagaimana juga, kita harus selesain project ini karena kita yang udah mulai.
COCO
Gw bakal pikirin kok.

Tiba tiba penjual sate datang membawa-kan sate kepada mereka.

DISSLOVE TO

82. INT. RUANG PAK MALIK — SIANG

CAST: COCO, PAK MALIK

Pak Malik sedang Duduk memeriksa dokuman, tiba tiba Coco mengetuk pintu.

PAK MALIK
Iya, masuk.

Coco masuk kedalam ruangan.

PAK MALIK
Wahm Mas Coco silahkan duduk mas. Gimana apa ada yang baru hari ini? Persiapan kalian udah oke buat minggu depan?

Coco tertunduk malu.

COCO
Maaf Pak, saya rasa project ini tidak bisa berlanjut.
PAK MALIK
Loh kok bisa ada apa?
COCO
Tim tahu saya bekerja keras hanya untuk kontrak dari Bapak, bukan untuk kemajuan tim ini.

Pak Malik tersenyum dan menyederkan diri di kursi.

PAK MALIK
Saya sudah tebak dan tahu hal ini akan terjadi.
COCO
Bagaimana Bapak bisa tahu?
PAK MALIK
Dari cara kamu percaya diri, ambisius, dan selalu menuntut tim kamu untuk gol. Padahal kamu sendiri ga tau-kan apa yang tim kamu butuh-kan?

Coco terlihat bingung dan tidak tahu.

COCO
Apa itu Pak?
PAK MALIK
Kepercayaan dan Kebutuhan mereka.

Coco merasa menyadari sesuatu.

COCO
Selama ini saya hanya menuntut pada mereka ya Pak?
PAK MALIK
Ya wajar lah mas, ini kan pelajaran buat kamu sebagai ketua tim. Tapi ingat kepercayaan itu hanya bisa kamu yang berikan, dan kebutuhan yang mereka butuh hanya kamu yang tahu.

Coco tersdar dan tersenyum.

COCO
Terima Kasih Pak, saya mengerti sekarang. Permisi ya pak.

Coco meninggal-kan ruangan, di luar ia terhenti dan mengingat sesuatu.

CUT TO

83. INT. RUMAH ARIF — SIANG

CAST: ARIF, IBU RANI

Ibu Rani sedang duduk melihat TV, disamping-nya terdapat tumpukan baju yang telah di plastikan. Arif keluar dari kamar dan menuju luar. Ibu Rani memanggil Arif.

IBU RANI
Rif, sini kamu duduk dulu.

Arif melihat Ibu Rani dan berjalan menuju kursi dekat ibu-nya.

ARIF
Ada apa mah emang?

Ibu Rani membuka satu baju dan menunjukan-nya kepada Arif.

IBU RANI
Ini mamah bikin buat kamu dan tim kamu nanti pas presentasi.

Arif terkejut melihat baju tersebut yang mengingat-kan dengan seragam harian-nya di Himpunan kampus.

ARIF
Kenapa mah, Arif kan udah bilang ga akan ada presentasi.

Ibu Rani menggeleng-kan kepala.

IBU RANI
Mamah udah ga tau lagi harus pake cara apa buat meluluh-kan hati kamu. Ini usaha terakhir mamah pokok-nya.
ARIF
Mah, Coco itu kan....

Ibu Rani memotong pembicaraan.

IBU RANI
Iya mamah udah bosen denger-nya. Tapi inget ini ya, semua orang yang mau berubah ga selama-nya bisa konsisten, mereka juga perlu waktu buat mengubah diri mereka. Kamu juga harus bisa mengubah sikap kamu yang keras kepala ini, ngerti?

Arif terlihat tersadar sesuatu.

IBU RANI
Sekarang kamu pikir ini baik baik lagi oke.

Ibu Rani Pergi meninggal-kan Arif. Arif terlihat merenung dan sadar bahwa diri-nya juga menjadi salah satu penyebab konflik yang terjadi.

CUT TO

84. INT. CAFE — MALAM

CAST: RAFI

Rafi duduk memikir-kan perkataan Owner dan merasa diri-nya bisa lebih dari sekedar membuat kopi. Diri-nya membuka HP dan menghubungi seseorang.

RAFI
Hallo......

DISSLOVE TO


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar