Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 1
1. INT. BALLROOM HOTEL. DAY
CAST. DWI.
Ballroom hotel bintang 5 terlihat ramai, mahasiswa berdatangan bersama sanak keluarga.
PEMBAWA ACARA
Ayu Dwi Lestari S.E
Dwi tersenyum dan berjalan menuju mimbar.
Ibu Dekan mengalungkan samir dan memberi ijazah kepada Dwi.
DEKAN
Selamat ya Dwi... semoga ilmu yang kamu dapat bisa bermanfaat...
DWI
Terimakasih bu...
DWI, DEKAN
(berjabat tangan)
CUT TO :
2. EXT. HALAMAN HOTEL
CAST. DWI.. BASUKI. NINGRUM. ANDI. TEMAN-TEMAN
Dwi foto bersama dengan Ningrum, Basuki dan Andi
Dwi dan teman-teman foto memakai kacamata hitam. Mereka tertawa.
Dwi dan teman-teman kemudian melempar toga bersama-sama.
CUT TO :
3. INT. KAMAR DWI. MORNING. NEXT MONTH
CAST. DWI.
Beberapa bulan kemudian.
Dwi melamun di dalam kamar membayangkan wisudanya yang berlangsung 3 bulan lalu.
DWI (V.O)
Kupikir perjuangan telah usai tapi ternyata peperangan baru saja dimulai.
Dwi mendengar Ningrum memanggilnya.
DWI
DALEM BU
Dwi keluar dari kamar menuju dapur.
CUT TO :
4. INT. DAPUR. MORNING.
CAST. DWI. NINGRUM
Dwi datang menemui Ningrum
DWI
Wonten nopo Bu ?
(Ada apa Bu ?)
NINGRUM
(menyerahkan catatan dan uang)
Ki, belonjo ning Pak Tomo
(Ini, belanja di Pak Tomo)
DWI
Nggeh Bu.
(Ya Bu)
CUT TO :
5. EXT. PINGGIR JALAN. MORNING
Dwi berjalan di trotoar hendak berbelanja di tukang sayur ujung jalan.
DWI (V.O) :
Ayu Dwi Lestari itulah namaku. Kalian sudah tau kan sejak tiga bulan lalu ada imbuhan S.E dibelakang namaku dulu aku begitu bangga tapi sekarang rasanya aku malu. Bagaimana tidak sampai sekarang aku masih nganggur dan kalian tau ujian terbesar seorang pengangguran adalah...
(beat)
Omongan tetangga yang pedesnya melebihi bon cabe level 1000.
(Visualnya Dara berjalan dan melihat Ibu-Ibu yang memilih sayur dan mengerubungi gerobak)
CUT TO :
6. EXT. UJUNG JALAN. MORNING
Cast Tomo. Dwi. Mirna
Dwi memilih sayuran.
TOMO
(Merapikan barang dagangan)
Eh mbak Dwi nembe ketok.
(Eh mbak Dwi baru kelihatan)
MIRNA
Yo iyolah Pak nembe ketok kan selama iki ndekem ning omah terus.
(Ya iyalah baru kelihatan selama ini diam di rumah terus)
Dwi memicingkan mata mendengar Mirna berbicara.
MIRNA (CONT’D)
Piye Dwi wis entuk kerjo opo durung ? (Gimana Dwi udah dapat kerja belum ?)
MIRNA (CONT’D)
Mosok iyo kalah karo anakku sing lulusan SMA.
(Masak iya kalah sama anakku yang lulusan SMA)
Anakku wis kerjo lho ning Bank, gajine yo gede.
(Annakku sudah kerja di Bank, gajinya besar)
Dwi tak menjawab pertanyaan Mirna. Hanya tersenyum.
Dwi (V.O)
(Dwi mengelus dada)
Sabar Dwi, sabar... istighfar.
TOMO
Gede ndi bu karo awake jenengan ?
(Besar mana Bu sama badan kamu ?)
MIRNA
(Mirna melemparkan sayur kangkung ke arah Tomo)
O... kurangajar sampeyan Pak gajine anakku kok dipadakke awakku !
O... (kurangajar kamu Pak gaji anakku disamakan dengan badanku)
Yo jelas gede awakku.
(Ya jelas besar badanku)
Dwi tersenyum melihat Mirna dan Tomo berdebat
DWI
Pak sampun, monggo dietang.
(Pak sudah, silahkan dihitung)
Dwi menyerahkan belanjanya ke Tomo, Tomo menerima dan menghitungnya.
Mirna masih melihat Dwi dengan tatapan sinis.
TOMO
Sedoyo, Selawe ewu cah ayu.
(Semuanya dua puluh lima ribu anak cantik)
Dwi menyerahkan uang kepada Tomo
DWI
Niki Pak, matursuwun nggeh.
(Ini Pak, terimakasih ya)
TOMO
Sami-sami.
(Sama-sama)
Dwi mengangkat belanjanya.
DWI
Monggo Ibu-ibu sedanten kula riyen.
(Mari Ibu-ibu semua saya duluan)
MIRNA
YO.
IBU-IBU
Ya nduk.
CUT TO :
7. EXT. TERAS RUMAH. MORNING
CAST. BASUKI. DWI.
Basuki sedang duduk di teras rumah membaca koran. Melihat Dwi datang dengan wajah ditekuk
BASUKI
Ngopo nduk ?
(Kenapa Nak ?)
(beat)
Teko-teko kok tutuke kaya donald bebek !
(Datang-datang mulutnya kayak donald bebek !)
Basuki melipat koran dan meletakkan di meja.
Dara duduk di depan Basuki.
DWI
Bapak... Dwi cantik gini kok disamakan sama donald bebek.
BASUKI
La ngopo ? Kok mecucu ?
(La kenapa kok cemberut ?)
DWI
Mboten nopo-nopo Pak.
(Enggak apa-apa Pak)
Pak... Dwi bade nyuwun restu kesah teng Jakarta.
(Pak, Dwi mau minta ijin pergi ke Jakarta)
Basuki terkejut mendengar Dwi meminta ijin untuk pergi ke Jakarta.
BASUKI
Arep ngopo ?
(Mau ngapain ?)
Awakmu krungu omongan e tonggo meneh ?
(Kamu dengar pembicaraan tetangga lagi ?)
(beat)
Dwi mengangguk.
BASUKI (CONT’D)
Bapak kan wis ngendiko, omongan e wong ora sah digagas !
(Bapak kan sudah bilang, omongan tetangga tidak udah dipedulikan)
Mlebu kuping tengen metu kuping kiwo
(Masuk telinga kanan keluar telinga kiri)
DWI
Nggeh Pak, tapi
(Ya Pak)
(beat)
Dwi pengin nyambut damel Pak.
(Dwi ingin bekerja Pak)
BASUKI
Kerjo kui ora kudu ning Jakarta !
(Kerja itu tidak harus di Jakarta !)
Ning Jakarta yo akeh wong do nganggur.
(Di Jakarta juga banyak pengangguran)
Basuki masuk ke dalam rumah meninggalkan Dwi.
Dwi terlihat sedih mendengar jawaban Basuki.
CUT TO :
8. INT. DAPUR. MORNING. DAY
CAST. DWI. NINGRUM
Dwi menyerahkan belanja ke Ningrum.
Dwi dan Ningrum memetik daun kangkung.
DWI
Bu, niki belonjone.
NINGRUM
Yo deleh kono.
(Ya taruh situ)
DWI
Bu...
NINGRUM
(memetik daun kangkung)
Hem... ono opo Wi ?
(Ada apa Wi ?)
DWI
(memetik daun kangkung)
Bu...
NINGRUM
Ono opo Wi ?
(Ada apa Wi ?)
Kok Bak Buk Bak Buk wae lo ket mau...
(Kok Ibu Ibu terus dari tadi...)
Ibu kui durung sudo rungu !
(Pendengaran Ibu belum berkurang)
DWI
(nyengir)
Bu... bantu Dwi bujuk Bapak...
NINGRUM
Soal apa ? Jakarta ?
DWI
Nggeh bu... Dwi kan juga pengin jadi wanita karir Bu, berpendidikan juga punya pengalaman.
(beat)
Dwi pengin membuktikan kalau Dwi juga bisa sukses...
NINGRUM
Wi, Bapakmu melarang kamu itu karena kamu anak gadis nduk...
DWI
Dwi janji Dwi akan menjaga diri.
CUT TO :
9. EXT. TERAS RUMAH. NIGHT. NEXT DAY.
CAST. NINGRUM. BASUKI.
Ningrum membawakan kopi untuk Basuki yang sedang duduk di teras rumah.
NINGRUM
(meletakkan kopi di atas meja)
Niki Pak kopine.
(ini Pak Kopinya)
Ningrum duduk disamping Basuki.
BASUKI
Matursuwun Bu.
NINGRUM
Pak... Mesakke Dwi nggeh dereng angsal gawean.
(Pak... Kasihan Dwi belum dapat kerjaan)
BASUKI
Yo, kabeh kui memang kudu sabar...
(Ya, semua itu memang harus sabar...)
Sing penting ikhtiar lan berdoa Gusti Allah mboten sare...
(Yang penting usaha dan berdoa, Allah tidak tidur)
NINGRUM
Pak... Kersane Dwi nggayuh impen.
(Biarkan Dwi meraih mimpi)
BASUKI
Bukane bapak kui melarang anake dewe nggayuh impen, tapi bapak kuwatir.
(Bukannya Bapak itu melarang anak kita meraih mimpi tapi bapak kuwatir)
NINGRUM
Ibu nggeh kuwatir tapi Ibu percaya Dwi saged jogo diri, wonten Gusti Allah ingkang jogo Dwi Pak.
(Ibu ya khawatir tapi Ibu percaya Dwi bisa jaga diri dan ada Allah yang selalu menjaga Dwi)
NINGRUM (CONT’D)
Sing penting Dwi saged jogo diri, tetep ileng Gusti Allah lan njaga unggah ungguh.
(Yang penting Dwi bisa menjaga diri, tetap ingat Allah dan menjaga tata krama)
CUT TO :
10. EXT. STASIUN KERETA API TAWANG SEMARANG. MORNING. NEXT DAY
CAST. NINGRUM. BASUKI. DWI. ANDI.
Ningrum dan Basuki mengantarkan Dwi ke stasiun, terlihat orang berlalu lalang di stasiun. Ada yang sedang menunggu kereta sembari bermain HP dan ada yang mengobrol.
Kereta yang ditunggu sudah tiba, Dwi berpamitan kepada Basuki, Ningrum dan Andi.
DWI
Pak, Bu... Dwi pamit nggeh.
Dwi bersalaman dengan Ningrum dan Basuki.
DWI (CONT’D)
Ndi jaga Bapak Ibu, sinau sing rajin.
Andi salim ke Dwi dan Dwi mengusap kepala Andi.
ANDI
Siap mbak.
BASUKI
Ya nduk, hati-hati kalau sudah sampai kabari Bapak sama Ibu. Ingat pesan Bapak lan Ibu.
DWI
Nggeh Pak. Siap Laksanakan
Assalamualaikum.
BASUKI & NINGRUM
Waalaikumsalam
NINGRUM (O.S)
Sebenere Ibu sedih nduk ngelepas awakmu ning rantau tapi Ibu luwih sedih ngerti awakmu sedih amarga deremehke wong-wong.
(Sejujurnya Ibu sedih nak melepas kamu di rantau tapi Ibu lebih sedih melihat kamu sedih karena diremehkan orang lain).
Dwi berjalan menuju pintu kereta kemudian berhenti sekejap membalikkan badan dan tersenyum kepada Ningrum dan Basuki.
Basuki merangkul pundak Ningrum yang menahan kesedihan karena harus melepas putrinya.
CUT TO :
11. INT. KERETA API. DAY
CAST.DWI.
Dwi masuk ke dalam kereta dan duduk.
Saat kereta mulai berjalan Dwi melihat keluar dan melambaikan tangan pada Basuki dan Ningrum.
Dwi memutar musik yang didengarkan dengan headset.
DWI (V.O)
Aku enggak menyangka ternyata kehidupan setelah kuliah setragis ini. Mencari pekerjaan tak semudah yang dibayangkan, padahal dulu dipikiranku setelah lulus aku akan bekerja kemudian menikah dan hidup bahagai bersama pasangan hidupku. Tapi yang terjadi...
DWI (V.O)(CONT’D)
Setelah menjadi pejuang skripsi kini aku menjelma menjadi pejuang amplop cokelat, yang sibuk mengirim berbagai lamaran ke perusahaan-perusahaan berharap dewi fortuna berpihak padaku agar aku mampu merubah nasib.
DWI (V.O)(CONT’D)
Dan semoga dewi fortuna itu ada di Jakarta. Aamiin.
Sepanjang perjalanan Dwi menikmati pemandangan dan mendengarkan musik.
CUT TO :
12. EXT. STASIUN KERETA API GAMBIR. DAY
CAST. DWI
Dwi melihat sekeliling mencari Andre.
Dwi mencoba menelepon Andre tapi tidak nyambung.
DWI
Andre kemana sih ? Kok ndak ada ya ?
INTERCUT
13. EXT. TERMINAL BUS GAMBIR. DAY
CAST. ANDRE
Andre melihat sekeliling mencari Dwi.
Andre mencoba menelepon Dwi tapi tidak nyambung.
ANDRE
Ini bocah dimana sih ? Ditelepon enggak nyambung-nyambung !
Andre mencoba menelepon Dwi lagi.
INTERCUT
12A. EXT. STASIUN KERETA API GAMBIR. DAY
CAST. DWI
Tiba-tiba ponsel Dwi mendapat telepon dari Andre.
DWI
Halo ? Assalamualaikum Andre.
CUT TO :
13A. EXT. TERMINAL BUS GAMBIR. DAY
CAST. ANDRE
ANDRE
Waalaikumsalam Dwi, lo dimana ?
CUT TO :
12B. EXT. STASIUN KERETA API GAMBIR. DAY
CAST. DWI
DWI
(menengok kanan kiri, depan belakang)
Aku di pintu keluar sebelah barat.
CUT TO :
13B. TERMINAL BUS GAMBIR. DAY
CAST. ANDRE
ANDRE
(menengok kanan kiri, depan belakang)
Lah ini gue udah di pintu keluar sebelah barat.
CUT TO :
12C. EXT. STASIUN KERETA API GAMBIR. DAY
CAST. DWI
DWI
Tapi kok aku ndak lihat kamu ya Ndre ?
CUT TO :
13C. TERMINAL BUS GAMBIR. DAY
CAST. ANDRE
ANDRE
Sama gue juga.
(beat)
Tunggu...tunggu...kok ada suara kereta.
Lho dimana sih ?
CUT TO :
12D. EXT. STASIUN KERETA API GAMBIR. DAY
CAST. DWI
DWI
Di Stasiun Gambir !
CUT TO :
13D. TERMINAL BUS GAMBIR. DAY
CAST. ANDRE
ANDRE
WHAT ?
(beat)
Sampai Gajah bertelur juga enggak akan ketemu kita !
CUT TO :
12E. EXT. STASIUN KERETA API GAMBIR. DAY
CAST. DWI
DWI
Lah emang kamu dimana ?
CUT TO :
13E. EXT. TERMINAL BUS GAMBIR. DAY
ANDRE
Aku di Terminal. Ya udah tunggu disana!
Andre mematikan telepon. Melajukan motor menuju stasiun gambir.
CUT TO :
12F. EXT. STASIUN KERETA API GAMBIR. DAY
CAST. DWI
DWI
Ye... enggak salam ! Dasar Andre
Dwi memasukkan ponsel ke dalam tas
CUT TO :
14. EXT. GERBANG KELUAR STASIUN GAMBIR. DAY
Dwi mondar-mandir menunggu Andre.
Dwi melihat Andre datang.
DWI (O.S)
Dia adalah Andre Tauladan,sepupu aku meskipun galak tapi dia baik kok.
CUT TO :
ANDRE
Heh Dwi, gue WA lo centang satu ! Gue kan jadi muter-muter lagi cari lo.
DWI
(cengingisan)
Hehe... Kuota data aku matiin. Hemat data, maklum pengangguran !
ANDRE
Dasar ! Ayo... buruan naik !
(menyerahkan helm)
Nih helmnya pakai, awas kalau enggak dipakai. Kalau ditilang polisi gue kasih lo ke dia.
DWI
(menerima helm)
Ih enggak apa-apa Dwi ikhlas loh kalau di kasih ke Polisi siapa tau dijadiin istri.
ANDRE
Nah iya kalau polisinya muda kalau tua mau jadi istri kedua ?
DWI
Ya, kalau polisinya tua jadi menantunya juga enggak apa-apa !
ANDRE
Dasar ! Ngarep banget.
(beat)
Lagian lo kenapa sih enggak bilang kalau naik kereta ?
DWI
Iya...iya... ini juga baru pakai helm
(beat)
Kan kamu enggak nanya, harusnya kamu tanya dong “Dwi kamu naik apa ?”
Dadi cowok mbok ya peka jangan pekok !
(Jadi cowok itu peka jangan kepala batu !)
Dara membonceng Andre.
ANDRE
Emang ya cowok dimata cewek itu selalu salah.
DWI
SSSST.....! Udah buruan jalan !
(beat)
Ngomel terus kayak embok-embok !
Andre dan Dwi berboncengan pulang ke rumah Andre.