Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
FADE IN
1. INT. RUMAH KELUARGA ROY (RUANG MAKAN) - PAGI.
Sebuah bangunan rumah megah dua lantai lengkap dengan kolam renang.
RUDY dan MAYA sedang sarapan, namun ROY belum juga muncul, ia masih terlelap tidur. RUDY mengomel lantaran hari itu dia dan istrinya akan pergi ke London untuk urusan bisnis, dan berniat menitipkan ROY di rumah Eyang WILY.
RUDY
Lho, Roy mana, Mah? Kenapa ngga sarapan bareng kita?
(Meminum orange jus di hadapannya)
MAYA
Paling masih tidur, Pah. Kayak ngga tau dia aja.
(Menyantap roti)
RUDY
Gitu lah jadinya kalau kamu terlalu memanjakan dia, jadi kebiasaan malas. Apa dia lupa ini hari yang sibuk buat kita. Bisa ketinggalan pesawat kalau gini ceritanya.
(Kesal)
MAYA
Udah deh, Pah. Jangan panik gitu, bentar lagi juga dia turun.
CUT TO :
2. INT. KAMAR ROY - PAGI.
CLOSE UP Wajah Roy yang masih tertidur pulas.
SFX : suara alarm jam waker tepat jam 7 pagi.
ROY
Oh my God! Aku benci hari ini.
(Meraih jam waker di atas nakas)
ROY bergegas ke kamar mandi untuk gosok gigi, membasuh wajah lalu memakai kaos dan celana jeans. Dan segera turun ke ruang makan bergabung bersama MAYA dan RUDY.
MAYA
Tuh dia Roy, Pah.
(Menoleh ke arah Roy datang)
INSERT : ROY menarik kursi lalu duduk dan mengambil roti tawar dan mengolesinya dengan selai.
RUDY
Udah jam berapa ini, kamu ngga lupa kan kita mau ngapain, Roy?
ROY
Yang penting belum telat banget kan. Lagian ini bukan mau Roy buat tinggal di rumah Eyang. Dipikir Roy anak kecil, pakai acara dititipin segala.
(Muka kesal)
MAYA dan RUDY meminta ROY agar tinggal di rumah Eyang WILY, pria 64 tahun, seorang milyarder yang hidup berlimpah harta. Kerajaan bisnisnya meliputi perusahaan besar dan hotel mewah akan diwariskan pada salah satu anaknya yang dianggap layak menurut penilaiannya. MAYA adalah anak pertama dari Eyang WILY, berhubung dia dan suaminya ada urusan bisnis di London yang tak bisa ditunda, maka keduanya bersepakat untuk mengirim ROY, anak semata wayang mereka untuk tinggal di rumah Eyang WILY, dan harus bisa mengambil hati sang Kakek agar mau mewariskan kerajaan bisnisnya untuk kedua orang tua ROY.
MAYA
Roy, ini bukan waktunya berdebat. Keputusan udah bulat, kamu tinggal di rumah Eyang Wily untuk sebuah tujuan. Kamu ngga lupa kan rencana kita? Ini bukan cuma soal warisan tapi juga harapan kamu buat lanjutin S2 di New york. Kamu pikir Universitas unggulan itu mau dengan mudahnya menerima kamu yang selalu dapet nilai di bawah rata-rata??
(Menatap ROY)
RUDY
Inget pesan Papa, Roy. Selama kamu tinggal disana jangan berbuat macam-macam, patuhi aturan Eyang. Jangan buat Eyangmu marah.
INSERT : ROY menghela napas panjang.
CUT TO :
3. INT. RUMAH EYANG WILY (RUANG KERJA) - PAGI.
Seorang pria berambut putih dan berkaca mata sedang duduk, fokus menatap layar laptop di hadapannya, jemarinya sibuk mengetik di atas keyboard. Lalu datang ARMAN, asisten pribadi menghampirinya.
ARMAN
Permisi, Tuan. Nyonya Maya sudah datang, sedang menunggu Tuan di ruang tamu.
EYANG WILY
Ya, sebentar lagi saya kesana.
(Menutup laptop dan menyeruput kopi di meja)
CUT TO :
4. INT. RUMAH EYANG (RUANG TAMU) - PAGI.
Melihat kedatangan Eyang WILY, MAYA dan RUDY langsung berdiri menyalami pria itu.
MAYA
Papa sehat? Kami merindukanmu, Pah.
(Memeluk ayahnya)
INSERT : RUDY memberikan isyarat pada ROY yang masih duduk di sofa agar mendatangi Eyang WILY.
EYANG WILY
Mana cucuku? Apa dia ngga kangen sama Eyangnya?
(Melepas pelukan)
ROY berjalan pelan menghampiri Eyang WILY. Dia tak begitu dekat dengan sang Kakek sebab perbedaan yang sangat mencolok diantara keduanya. Eyang WILY adalah pebisnis yang menerapkan kedisiplinan tinggi dan tegas dalam mendidik anak, serta kegigihannya tentu sangatlah berbanding terbalik dengan ROY yang urakan, bandel dan semaunya sendiri.
EYANG WILY
Roy, cucuku, kemari, Nak!
(Memeluk Roy)
ROY (V.O)
Oh my God! Kapan drama ini akan berakhir. Roy! Welcome to the hell.
ROY yang masih canggung mencoba tersenyum di hadapan Eyang Wily.
RUDY
Ya sudah, Pah. Kita berdua harus segera ke bandara. Saya titip Roy ya, Pah. Tolong jaga dia.
MAYA
Kami pamit ya, pah. Roy, mama papa pergi dulu ya. Patuhi perintah Eyangmu! Daaah!
(Menggandeng tangan Rudy dan beranjak pergi)
INSERT : Eyang WILY melambaikan tangan dan tersenyum.
EYANG WILY
Oke, Roy, selamat datang di rumah ini. Biar Arman mengantar dan membawakan kopermu ke kamar atas.
(Menepuk bahu Roy)
ARMAN
Mari, Den. Saya antar ke kamar Den Roy.
(Membawa koper Roy)
ROY
Emm ... Roy mau langsung ke Kampus aja, Eyang. Soalnya udah siang.
EYANG WILY
Oh, gitu. Oke, Roy. Pergilah dan jangan keluyuran, langsung pulang. Oya, jam 7 malam kamu harus udah di rumah, kita akan makan malam. Oke!
(Pergi kembali ke ruang kerjanya)
ROY (V.O)
Sabar, Roy, sabar. Ini baru hari pertamamu disini. Ujianmu masih panjang.
(Menghela napas panjang)
CLOSE UP wajah Roy yang menahan kesal.