Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
BAB 2
MASIH MISTERI
Sampai di sekolah, Arfa masih memikirkan tentang mimpinya itu.
Sandy, sini nak Nenek rindu padamu. Sini nak, Sandy. Ini nenekmu, Sandy. Sini masuk, nenek rindu padamu. Bukan Sandy?, terus kamu siapa?. Hanya Sandy yang tahu dan bisa melihat rumah nenek. Yasudah kalau kamu bukan Sandy tak apa masuk, nenek ingin melihat dirimu. Kata-kata Nenek dalam mimpinya itu masih terngiang.
Sini aku bunuh kau, Sandy!. Tapi yang lebih terngiang lagi adalah kata-kata yang diucapkan oleh sosok besar dalam mimpi nya itu.
Pada dasar nya Arfa ialah orang yang bersikap tak peduli akan hal-hal aneh seperti yang ia alami saat ini, tetapi karena mimpi itu kembali datang pada nya, lama kelamaan hati Arfa bertanya-tanya. Mengingat perkataan Medina, ada maksud dari mimpinya itu.
Ada apa ya sebenarnya?. Siapa Sandy?. Kenapa Nenek itu panggil gue Sandy?. Terus kenapa sosok itu panggil gue Sandy juga, dan mau bunuh gue?. Pertanyaan yang masih mengganjal dihati Arfa.
“Kenapa bro?, lagi banyak pikiran kayaknya nih.” Tanya Reyhan. “Gapapa bro.” Singkat Arfa. “Yaelah, kek cewek aja lo. Ditanya malah jawabnya cuma gapapa.” Gurau Reyhan. “Gebetan lo ditikung orang bro?” kata Andi. “Lebih parah sih ini, bro.” Jawab serius Arfa.
Arfa pun menceritakan tentang mimpi nya kepada tiga sahabat nya yaitu Andi, Dandi, dan Reyhan. Arfa juga meminta solusi kepada sahabat nya atas mimpi nya itu.
“Dalam mimpi lo itu, lo lihat wajah nya Sandy gak?” Tanya Dandi penasaran. “Enggak, bro. Pokoknya Nenek dan sosok itu terus memanggil gue dengan nama Sandy.”
“Kan lo bilang, kalo lo kayak lagi jalan gitu kan kearah rumah tua itu?” Tanya Andi. “Iya betul, terus?”
“Kira-kira lo kenal gak sama lokasi rumah tua itu?” sambung Andi.
“Gue kayak nya pernah ngeliat, dan bagi gue rumah tua itu gak asing sih. Tapi, gue belum tahu pasti.” Jawab Arfa
“Nah, gimana kalo kita cari tahu bareng-bareng?” sahut Reyhan. “Kan kita ada UAS, bro” timpa Dandi.
“Enggak sekarang juga, setelah UAS lah.”
“Gimana Fa setuju gak?” Tanya Reyhan.
“Gue sih setuju aja, bro.” Sahut Dandi
“Yang ditanya Arfa, bukan lo Dandi.” Celetuk Reyhan.
“Nyamber aje nih, bun.” Sambung Andi
“Emang gue bunda lo?” tegas Dandi.
“Iya gue setuju.” Jawab Arfa. “Tapi, mau cari tahu mulai dari mana?, terus kemana?” sambungnya.
“Tinggal lo tidur lagi, gampang kan?” Sahut Dandi.
“Gampang ye kalo ngomong.” Andi sambil menoyor kepala nya Dandi.
Ketika Arfa dan ketiga sahabat nya sedang asyik berdikusi tentang mimpinya Arfa itu, dan mencari solusi untuk memecahkan maksud dari mimpi itu yang masih menjadi misteri, tiba-tiba Saskia, perempuan yang sedang dekat dengan Arfa datang menghampiri Arfa dan ketiga sahabat nya.
“Arfa.” Panggil Saskia.
Dandi menoleh ke arah Saskia “Fa, udah disamperin sama pacar nya tuh.”
“Belom pacaran, masih calon.” Sahut Andi
“Ya udah Fa, kita tinggal ke kantin dulu ya. Ngobrol dah lo sama calon pacar.” Pamit Reyhan.
“Iye Fa, gue kantin dulu ye.”
“Sas, Arfa lagi ada masalah nih.” Kata Dandi.
Andi, Dandi, dan Reyhan menuju ke arah kantin, meninggalkan Arfa dan Saskia di kelas.
“Arfa, benar kamu lagi ada masalah?, masalah apa?” tanya lembut Saskia.
“Gapapa kok, Sas.” Singkat Arfa.
“Arfa, cerita aja. Kali aja aku bisa bantu.” Sambil memegang tangan Arfa yang dingin. “Tangan kamu dingin, sakit kamu?”
“Enggak aku gak sakit kok.”
“Ya, terus kenapa, Arfa?. Cerita sama aku.”
Arfa mulai menceritakan mimpinya itu kepada Saskia.
***
“Dan nenek itu panggil aku Sandy terus.” Kata Arfa. “Aku gak kenal siapa Sandy. Awalnya aku cuek sama mimpiku ini, karena ku fikir ini hanya bunga tidur. Sempat berhenti dan akhirnya mimpi itu datang lagi.” Sambungnya.
“Sandy?.” Tanya Saskia
“Iya, dalam mimpi itu.” Jawab Arfa. “Kenapa, kamu kenal? Atau tahu?.” Sambung Arfa.
“Aku ke kelas dulu ya, Fa. Hari ini aku ada presentasi.” Gugup Saskia.
“Tapi Sas---"
Setelah mendengar cerita Arfa mengenai mimpi nya, dengan rasa gugup Saskia meninggalkan kelas Arfa.
Saskia beralasan jika ia ada presentasi. Arfa tampak bingung melihat sikap Saskia yang gugup setelah mendengar nama Sandy.
***
Ketika jam istirahat, Arfa ditemani oleh tiga sahabat nya menghampiri kelas Saskia dan ingin mengajak Saskia ke kantin bersama. Tetapi Arfa tak melihat Saskia dalam kelasnya dan menanyakan kepada Santi, teman sekelas Saskia.
“Santi, liat Saskia gak?, kok kayak nya gak keliatan ya?” tanya Arfa kepada Santi.
“Eee.. tadi dia kelihatan kurang sehat, jadi sama Bu Meta suruh ke UKS.” Jawab Santi.
“Seriusan?, gue ke UKS dulu deh.” Arfa sambil berlari menuju UKS.
“Arfa, tungguin kita.” Teriak Reyhan
Tiga sahabat nya itu pun berlari mengejar Arfa menuju arah UKS.
***
Sesampainya di UKS, Arfa dan ketiga sahabat nya tidak melihat keberadaan Saskia di ruang UKS.
“Lah, kata nya Santi tadi Saskia di UKS.” Celetuk Andi. “Lah iya ya, kemana Saskia?” Lanjut Dandi.
“Apa Saskia marah sama gue?. Tadi gue sempat cerita tentang Sandy yang ada dalam mimpi gue itu, terus Saskia jadi kayak gugup setelah dengar nama Sandy.”
“Apa urusannya?, emang dia tahu Sandy itu siapa?” Sahut Dandi. “Kenapa Saskia gugup Fa?” Sambung Andi. “Wah, gue curiga nih. Jangan-jangan ada hubungan nya antara Sandy dan Saskia.” Curiga Dandi.
“Jangan asal fitnah lo, Dan. Kan tadi kata Santi emang Saskia sakit, terus makanya sama Bu Meta suruh ke UKS. Mungkin sekarang Saskia izin pulang.” Timpal Andi. “Iya nih, Dandi asal aja kalo ngomong.” Sambung Reyhan
“Iya juga sih, pulang sekolah nanti gue ke rumah Saskia deh. Gimana lo pada mau ikut gak?” Sahut Arfa.
“Sorry Fa, gue gak bisa ikut nih nemenin lo ke rumah Saskia. Gue mau nemenin nyokap ke bandara.” Jawab Andi.
“Iya Fa sama, gue juga gak bisa dulu nih. Biasa lah.” Timpal Dandi. “Alasan aja lo sih.” Sahut Andi.
“Kalo lo gimana Rey?” tanya Arfa. “Kalo gue bisa kok, nanti gue ikut.” Jawab Reyhan
“Ya udah yuk kita ke kantin, laper nih gue.” Ajak Dandi. “Iya iya, yuk” Sahut Andi
Arfa, Andi, Dandi, dan Reyhan pergi meninggalkan UKS dan menuju ke Kantin.
Setelah mereka pergi dari UKS, tiba-tiba dari pojok UKS terlihat seperti sosok nenek yang sedang menghadap ke dinding sambil melantunkan tembang dan terdengar menyebut nama Sandy.
***
Setelah pulang sekolah, Arfa dan Reyhan pergi menuju rumah Saskia untuk melihat keadaan nya.
“Fa, jadi kan ke rumah Saskia?” tanya Reyhan kepada Arfa.
“Jadi dong,” jelas Arfa. “Kalian berdua beneran gak mau ikut nih?” sambung Arfa bertanya kepada dua sahabat nya yang tidak ikut menjenguk Saskia bersama dirinya dan Reyhan.
“Sorry Fa, enggak bisa,” jawab kompak Andi dan Dandi.
“Kompak banget sih kalian,” gurau Reyhan.
“Yaudah, kalo emang gak bisa. Gue sama Reyhan cabut duluan dah.”
“Hati – hati, bro.”
Afra dan Reyhan pun segera menancapkan gas nya, dan menuju rumah Saskia
***
Sesampainya di depan rumah Saskia, Reyhan tampak terdiam dan memandangi rumah Saskia.
“Lo kenapa Rey?,” tegur Arfa.
“Hmm, eng.. engga. Gapapa kok,” jawab gugup Reyhan. “Rumah nya Saskia keren banget,” sambungnya.
“Oh, ya udah. Yuk,” Ajak Arfa.
Arfa dan Reyhan pun menekan bel rumah Saskia, dan yang keluar dari rumah itu ialah Bunda nya Saskia.
“Iya, siapa ya?” tanya wanita cantik, yaitu Bunda nya Saskia.
“Maaf tante, ini aku Arfa dan ini Reyhan. Kami teman sekolah nya Saskia,” Jawab tegas Arfa.
“Panggil Bunda saja. Oh, teman sekolah nya Saskia ya kalau begitu silahkan masuk saja,” Sahut Bunda dengan tersenyum manis.
***
Arfa dan Reyhan dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu oleh Bunda nya Saskia. Dan Bunda Saskia membuatkan teh yang sungguh nikmat.
“Silahkan diminum teh special buatan Bunda.”
“Terima kasih Bunda. Ini teh nya aku minum ya.”
“Silahkan, silahkan.”
“Enak banget Bun teh nya,” Puji Arfa.
“Iya benar bun, enak banget deh teh nya. Aku belum pernah minum teh se enak ini,” sambung Reyhan.
“Yang benar ini kalian, Bunda jadi malu,” kata Bunda sama tersipu dan tersenyum manis.
“Pantes saja, Saskia cantik. Bunda nya aja cantik banget senyumnya.”
“Bisa saja kamu,” kata Bunda kembali tersenyum. “Sebentar ya, Bunda panggil Saskia dulu,” sambung Bunda, lalu Bunda menuju kamar Saskia.
Bunda mengetuk pintu kamar Saskia, “Kia, ini ada teman sekolah mu.”
Saskia menyahut dari balik pintu kamarnya “Iya Bunda, sebentar nanti aku temui temanku.”
Saskia menuju ruang tamu untuk menemui teman-teman sekolahnya. “Hai.” Sapa Saskia. “Kamu gapapa Sas?.” Tanya perhatian Arfa kepada Saskia. “Ekhm, serasa dunia milik berdua nih kayaknya ye.” Gurau Reyhan. “Bilang aja lo iri Rey, ketara banget deh lo jomblo nya.” Sahut Arfa. Sambil tertawa kecil Saskia berkata “udah udah jangan pada ribut ah, tapi kalian lucu sih emang, itu dicobain teh sama kukis nya”.
“Kita emang mau jenguk kamu Sas, khususnya aku sih. Aku khawatir banget kamu kenapa-kenapa.” Kata Arfa sambil tersenyum. “Ekhm.” Ledek Reyhan.
“Kenapa kalian tau kalo aku sakit?” tanya Saskia kepada Arfa dan Reyhan.
“Tadi aku pas istirahat aku ke kelas kamu, kata Santi kamu sakit terus ke UKS. Tapi pas aku cek ke sana malah gak ada orang sama sekali.” Jawab Arfa.
“Makanya aku inisiatif buat jenguk ke rumah mu aja.” Sambung Arfa lembut.
“Gimana keadaan lo Sas?” tanya Reyhan.
“Masih rada pusing aja sih, tapi udah mendingan kok.” Jawab Saskia dengan nada yang lembut.
“Oh ya Sas, tadi pas aku cerita tentang mimpiku itu, kenapa kamu tiba-tiba pergi?.” Tanya Arfa penasaran. “Aku salah ya?” sambungnya.
“Eee..eee.. ak..aku kan tadi baru inget kalau ada presentasi kelas, makanya aku ninggalin kamu Fa. Maaf ya.” Sahut Saskia dengan sedikit gugup.
“Iya Sas, gapapa. Tapi kamu kenal emang sama yang namanya Sandy?” Tanya Arfa dengan raut wajah yang kian penasaran.
“Uhuk..uhuk..uhuk” Saskia terbatuk.
Sambil memberikan cangkir yang berisikan air putih Reyhan berkata, “eh Sas, nih Sas minum dulu Sas.”
Saskia menerima segelas air yang diberikan oleh Reyhan, “makasih ya Rey.”
“Kayaknya lo butuh istirahat deh Sas, yaudah deh gua sama Arfa balik ya. Salam buat bunda lo.” Pamit Reyhan. Reyhan beranjak dari sofa dan menarik tangan Arfa.
***
“Lah kenapa kita pulang?, kan Saskia belum jawab pertanyaan gua Rey.” Tanya Arfa serius.
“Dia butuh istirahat Fa, lo gak liat tadi pas lo nanya ke Saskia terus dia tiba-tiba tersedak?” Jawab Reyhan tegas.
“Tapi gua malah jadi tambah penasaran Rey.”
“Sebenernya gua juga sih, tapi kan jangan terlalu gegabah kita.”, “next time kita cari tau, ada hubungan apa Saskia dengan Sandy?” sambung Reyhan.
“Iya Rey, lo bener juga.”
Arfa dan Reyhan kemudian pulang ke rumah masing-masing. Terlihat ternyata Saskia yang sedang mengintip dan mendengar pembicaraan dari dari balik jendela rumah nya, melihat ke arah Arfa dan Reyhan, lalu Saskia menutup gorden.