Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
19 RUANGAN KHUSUS – RUMAH MEWAH – PAGI
Mila tengah serius memejamkan mata sembari berkomat-kamit di hadapan sajen, selembar kertas usang, kalung hitam dan sebuah foto yang tidak lain merupakan foto Babas.
MILA
Babas Trian Darmawan sakabehna nu aya di diri anjeun bakal manut ka abdi Mila Sanggika. Nu aya dipikiran anjeun, di jero hate anjeun di unggal urat nu patula-patali di awak anjeun, kabeh manut ka diri abdi.
DISOLVE TO
20 RUMAH BABAS – RUANG KELUARGA – MALAM
Rosma seperti biasa gelisah di ruang keluarga, menunggu kepulangan Babas yang entah kemana padahal sudah tengah malam. Bahkan Babas tak memberi kabar sedikitpun.
ROSMA
Kenapa semakin hari kamu seperti ini Bas? Apa ada wanita lain? Anak-anak bahkan sekarang ketakukan melihat wajahmu Bas. Kenapa kamu seperti ini?
Babas pulang, dan berjalan lagi ke arah kamar mereka tanpa mempedulikan Rosma.
ROSMA
Berhenti Bas, kasih aku penjelasan kenapa kamu selalu pulang tengah malam? Ke tempat wanita yang mana Bas?
BABAS
(menatap tajam) bukan urusanmu!
Rosma berkaca-kaca dan memilih untuk menyusul Babas ke dalam kamar.
21 EXT. WARUNG BU MINAH – PAGI
Di warung Bu Minah terlihat ada 2 ibu-ibu yang tengah bergosip ria sembari memilih-milih sayuran.
IBU 1
Bu, memangnya Hutan Lebet Desa itu sekarang dibuka ya? Maksudnya boleh siapa aja masuk kesitu?
IBU 2
Hah? Enya kitu Bu? Setahu saya mah yang masuk situ Cuma orang-orang yang memang punya kepentingan tertentu Bu. Gak ada yang berani atuh Bu, kalo dibuka buat umum mah.
IBU 1
Ah, enya saya juga tahunya begitu Bu. Cuma kemarin saya lihat Pak Babas masuk sana Bu, kayaknya pulang ngajar. Jadi saya teh agak aneh aja gitu.
Ibu-ibu itu terkejut melihat Rosma sudah dihadapan mereka, mereka langsung gelagapan setelah terpergok istrinya Babas yang tengah mereka ceritakan.
ROSMA
Ibu beneran lihat suami saya?
IBU 1
Ah iya Bu Rosma, saya kemarin gak sengaja lihat Pak Babas kesana. (agak malu)
ROSMA
Kesana kemana Bu?
IBU 1
(agak takut-takut) ke Hutan Lebet Desa Bu.
Rosma memikirkan perkataan ibu-ibu itu dan ia akan memastikan sendiri kemana suaminya pergi selama ini.
22 EXT. JALAN MENUJU HUTAN LEBET DESA – SORE
Rosma berdiri di belakang tiang listrik yang menghadap jalanan, ia memperhatikan jalanan. Lalu Babas dengan sepeda motornya melintas dijalan itu, Rosma terbelalak kaget. Rosma terus memperhatikan Babas sambil berjalan mengikuti.
23 JALAN SETAPAK HUTAN LEBET DESA – SORE
Rosma memperhatikan Babas yang masuk ke dalam hutan lebet desa, dengan lancar Rosma mengikuti sepeda motor Babas. Lalu Rosma terkejut karena di dalam hutan itu ada sebuah rumah mewah dan Rosma melihat Babas yang tengah memarkirkan sepeda motornya di halaman rumah mewah tersebut.
CUT TO CUT
24 EXT. HALAMAN RUMAH MEWAH – SORE
Mila membuka pintu rumah mewah itu, dan berjalan menuruni anak tangga untuk menghampiri Babas yang tengah memarkirkan sepeda motornya.
MILA
Suara motor kamu aku hafal sekali Bas.
BABAS
Ah apa itu membuat telingamu sakit? Harusnya aku mengganti motor butut itu.
MILA
Tidak usah berlebihan, selama yang menaikinya kamu itu bukan masalah Bas.
BABAS
(menyentuh pipi Mila dan tersenyum) ah kenapa kamu cantik sekali Mil? Kenapa aku baru membuka mataku sekarang?
MILA
Aku sedih kamu baru menyadari adanya aku disini Bas (memeluk Babas)
BABAS
Jangan sedih, aku akan selalu bersamamu mulai saat ini, dan jangan ada siapapun diantara kita. (membalas pelukan Mila)
MILA
Aku tahu, mari masuk sayang.
Babas dan Mila masuk ke dalam rumah mewah itu.
25 INT. RUANG TAMU – RUMAH MEWAH – SORE
Babas dan Mila yang baru saja duduk di sofa dan tengah saling memeluk terkejut dengan gebrakan pintu yang lumayan keras. Muncul lah Rosma yang sedari tadi sudah melihat mereka dengan amarah.
ROSMA
Kurang ajar kamu Bas, jadi disini kamu beberapa hari ini? Dengan wanita ini?
Babas terdiam tetapi dengan tatapan kosongnya, lalu Mila tersenyum sinis.
MILA
Ah istrimu Bas? Apa yang harus kita lakukan? Kita ketahuan.
BABAS
(menatap Rosma) dia bukan istriku, istriku hanya kamu.
ROSMA
(menghampiri Babas) kurang ajar! Berani sekali kamu bicara seperti itu padaku, tidak mengakuiku? Apa kamu sudah gila Bas? Dia pengaruhi kamu! Sadar Bas!
MILA
Jaga mulutmu, Babas memang mencintaiku sejak dulu. Hanya kamu tidak pernah tahu. Maaf Rosma aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku juga mencintai Babas, sudah seharusnya kamu merelakan dia untukku.
ROSMA
(menampar Mila) dasar awewe gelo! Ternyata kamu parawan kolot tidak tahu diri. Kamu! Kenapa memilih laki-laki yang sudah beranak istri? Otakmu dimana Mila! (menunjuk Babas) dan kamu! Sadar Bas anak kamu selalu nanyain kamu akhir-akhir ini karena kamu pulang malam terus gak ada waktu buat mereka, mereka sedih Bas! Jangan karena pengaruh dia kamu lupa segalanya, lupa kalau kamu itu bukan bujangan lagi!
BABAS
Aku tidak pernah dipengaruhi siapasiapa, aku tidak peduli yang aku mau hanya Mila. Aku baru sadar bahwa dia lebih baik daripada kamu Rosma!
ROSMA
(menangis tersedu) Ini bukan kamu Bas! Ini terlalu tiba-tiba, aku akan kasih tahu orang tua kita. Kamu dalam pengaruh dia (menatap Mila tajam)
BABAS
Kamu tidak akan bisa melakukan apa-apa Rosma! Tidak ada yang boleh menyakiti Mila!
Mila tersenyum sinis, Rosma menangis dan berlari menuju pintu. Namun belum menggapai daun pintu, tiba-tiba Rosma terhempas dan menabrak tembok sebelah kanan lalu tersungkur. Darah segar mengucur dari dahinya. Rosma terkejut atas apa yang ia alami, lalu Rosma menoleh ke belakang Mila dan Babas hanya berdiam menatapnya dan Mila terlihat berkomat-kamit.
ROSMA (V.O)
Benar, ini pengaruh guna-guna. Mila menggunakan ilmu hitam untuk semua ini. Aku harus segera keluar dan memberitahu bapak dan emak.
Rosma bangkit ia berusaha melarikan diri lagi, namun saat akan menggapai daun pintu Rosma terseret lagi ke hadapan Mila dan Babas. Lalu Mila mencengkram kuat rambut Rosma.
MILA
Jangan harap kamu bisa keluar dari sini. Citraku harus terjaga dengan baik diluar sana, kamu tidak akan kubiarkan membocorkan hal ini pada siapapun, tak ada pilihan lain selain membuatmu bungkam selamanya.
Tangan Rosma yang terbebas meraih tas nya dan melemparkan tas itu ke arah Babas dan Mila yang tengah memperhatikannya. Mereka kelimpungan karena isi tas Rosma berhamburan. Rosma mencoba berlari lagi, namun Babas mengejarnya. Rosma yang sadar dikejar, segera menyeret meja dibelakangnya dan menghantamkan sekuat tenaga pada Babas dan Mila yang berusaha meraihnya. Mereka pun terbentur dan terjengkang ke sofa belakang. Rosma pun berlari lagi dengan melafalkan ayat kursi dimulutnya, akhirnya Rosma berhasil menggapai daun pintu dan keluar dari rumah mewah itu.
26 EXT. JALAN SETAPAK HUTAN LEBET DESA – MALAM
Rosma masih berlari, lalu ia menoleh ke belakang. Dirasa tidak ada siapa-siapa ia berhenti dibalik pohon dan bernafas dengan cepat, darah masih mengucur di dahinya.
27 INT. RUANG TAMU – RUMAH MEWAH – MALAM
Mila memijit kepalanya, dan menahan lengan Babas yang akan pergi mengejar Rosma.
MILA
Jangan, kamu jangan kemana-mana. Disini saja ya sayang, aku yang akan mengejar Rosma.
BABAS
(mengangguk)
28 EXT. JALAN SETAPAK HUTAN LEBET DESA – MALAM
Rosma tengah berjalan agak cepat dan takut-takut. Tiba-tiba ada suara langkah kaki, Rosma waspada lalu berlari tetapikakinya tersandung sebuah batu, Rosma pun tersungkur. Lalu dari kejauhan Mila menyeringai melihat Rosma tersungkur. Mila pun menghampiri Rosma, Rosma dengan kaki yang terkilir mencoba bangkit dan berlari, namun Mila ikut berlari. Ketika Mila akan mencengkram lengan Rosma, seorang lelakitua berhenti didepan Rosma yang ternyata kakinya telah menginjak jalanan beraspal. Mila tidak jadi mencengkram lengan Rosma.
LELAKI TUA
Ada apa ini nak? Kalian terluka?
ROSMA
Cepat pak antar saya ke kampung!
LELAKI TUA
Tapi kalian, itu..
ROSMA
Aduh, cepat pak saya gak punya waktu banyak.
LELAKI TUA
Ah iya kami pamit ya teh.
Rosma menaiki sepeda motor bersama lelaki tua itu, lalu Mila hanya tersenyum saat lelaki tua itu berpamitan. Rosma berlalu, Mila mengepalkan kedua tangannya dan bergegas kembali ke rumah mewah itu.
29 EXT. HALAMAN RUMAH ORANG TUA BABAS – MALAM
Sepeda motor yang dinaiki Rosma dan Lelaki Tua itu berhenti di depan rumah. Lantas Rosma turun dan berpamitan.
ROSMA
Hatur nuhun pisan Pak, saya bener-bener berhutang budi pada Bapak yang sudah menyelamatkan saya dari bahaya.
Rosma buru-buru masuk ke dalam rumah.
LELAKI TUA
Saya menyelamatkan si neng dari bahaya? Walah gening saya teh superhero(tertawa).
Lelaki tua itupun melajukan motornya meninggalkan rumah itu.
CUT TO CUT
30 INT. RUMAH TAMU – RUMAH MEWAH – MALAM
Mila berjalan gontai menuju ruang tamu dan menghampiri Babas yang tengah meringis memegangi kepalanya yang terbentur. Mila berjongkok di hadapan Babas.
MILA
(memegang Babas) Babas sayang, tenang sayang semuanya akan baik-baik saja. Kamu akan bersamaku selamanya.
BABAS
(Babas menoleh pada Mila dan mengangguk) Iya.
Mila menyeringai.
CUT TO CUT
31 INT. RUANG TAMU – RUMAH ORANG TUA BABAS – MALAM
Orang tua Babas, Rosma, Kedua anaknya dan juga Ceng Danu sedang berkumpul di ruang tamu. Dan Ceng Danu tengah serius melafalkan ayat-ayat untuk mengembalikan Babas. Sedangkan Plita dan Ghisa memeluk Rosma erat ketakutan. Orang Tua Babas ikut berdoa.
PLITA
Ma, Papa akan kembali pada kita kan? (menangis)
GHISA
Iya Ma, Ghisa takut. Takut Papa pergi.
ROSMA
Semuanya akan baik-baik saja nak, ayo berdoa untuk kesembuhan Papa. Papa akan kembali nak.
Tiba-tiba angin kencang berhembus, membuka pintu rumah orang tua Babas. Semua orang terkejut, Ceng Danu membuka matanya. Dan berjalan ke depan pintu.
CUT TO CUT
32 INT. RUANGAN KHUSUS – RUMAH MEWAH – MALAM
Mila tengah serius duduk di hadapan sajen dengan kalung hitam di tangannya. Mila berkomat-kamit.
MILA
Nur arah nur wantah sing jadi palingdung abdi jeung ngaréképkeun abdi jeung kakasih abdi. Nyungkeun pitulung gejrétkeun sakabeh panghalang pikeun tujuan abdi.
CUT TO CUT
33 INT. RUANG TAMU – RUMAH ORANG TUA BABAS – MALAM
Ceng Danu terus melapalkan sebuah doa untuk Babas.
CENG DANU
Laa ilaha ilallah wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa a’la syai’in qadir.
Ceng Danu membuka matanya, lalu tangannya gemetar.
CUT TO CUT
34 INT. RUANGAN KHUSUS – RUMAH MEWAH – MALAM
Mila menoleh pada Babas yang kini tengah menatap kosong ke depan, tangan dan kakinya masih terikat di sebuah kursi. Mila memegang dadanya, nafasnya tak beraturan, kalung yang tadi tengah digenggamnya kini, hancur berkeping-keping di lantai.
MILA
(terbata-bata) Bas, apa ini kali terakhir aku melihatmu? Aku menyesal caraku salah (menangis) aku tidak akan melihatmu lagi setelah ini Bas.
BABAS
(masih dengan tatapan kosong ke depan) Apa yang kamu bicarakan? Aku hanya menurut pada apa yang kamu katakan. Jiwaku telah pergi lebih dulu dari jiwamu, jika kamu ingin pergi juga mari ikut aku.
MILA
(menangis) mungkin, hanya mungkin aku harapkita bertemu pada kehidupan dimana hanya kau yang menjadi takdirku.
Babas menitikan air matanya, tetapi tetap dengan padangan yang kosong. Jiwanya telah mati.
Tiba-tiba sekelebat bayangan ibu Mila menghampiri Mila yang telah berbaring merasakan nafasnya semakin pendek.
ARWAH IBU MILA
Mila anakku sayang, ibu terlambat menghampirimu. Ibu ingin sekali memberitahumu bahwa kotak yang kamu temukan itu tidak pernah ada.Pikiranmu kacau saat itu, obsesimu mendelusikan hal yang bahkan tak pernah ibu ajarkan nak. Hatimu terlalu keras, terlalu serakah. Ibu sedih nak, ibu mengharapkan kehidupanmu baik, bukan berakhir seperti ini. Tetapi jika memang ini akhir mu, permintaan ibu meskipun entah dikabulkan atau tidak ibu berharap Tuhan memaafkan kesalahan besarmu ini.
Mila terhenyak dan menghembuskan nafas terakhirnya seiring sekelebat bayangan ibunya menghilang.
35 INT. RUANG TAMU – RUMAH MEWAH – MALAM
Rosma terburu-buru mencari Babas namun ia tak menemukannya di ruang tamu.
ROSMA
Kang! Kang Babas dimana kang? (berlinang air mata)
Rosma melihat satu ruangan yang pintunya terbuka dan ada kepulan asap dari dalam ruangan itu. Rosma pun menghampiri ruangan itu.
36 INT. RUANGAN KHUSUS – RUMAH MEWAH – MALAM
Rosma masuk pada ruangan itu dan Rosma hampir terjatuh karena ia tersandung sesuatu. Ketika ia melihat ke lantai ternyata itu adalah mayat Mila. Sontak Rosma menutup mulutnya kaget. Lalu Rosma pun menatap sekeliling ruangan itu, ia terkejut lagi dengan banyak sajen di ruangan itu. Lalu di pojok ruangan ada Babas dengan kondisi terikat disebuah bangku, lantas Rosma pun menghampiri Babas.
ROSMA
(menangis dan bersimpuh) Bas, ternyata kamu tidak apa-apa Bas. Aku senang.
Rosma pun bergegas melepaskan ikatan di tangan dan kaki Babas. Rosma memeluk Babas dengan erat namun tak ada balasan dari Babas. Babas masih menatap kosong ke depan.
ROSMA
Kenapa kejadian ini harus menimpa kita Bas? (menangis)
FADE OUT
CREDIT TITLE
TAMAT