Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Manut
Suka
Favorit
Bagikan
1. Manut part 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

1 EXT. HUTAN LEBET DESA — SORE

MILA (45) berjalan menyusuri jalan setapak hutan yang agak basah. Ia menuju pada sebuah rumah mewah yang terdapat dibalik hutan yang rimbun dan mencekam.

2 EXT. HALAMAN RUMAH MEWAH - HUTAN LEBET DESA — SORE

Mila melangkahkan kakinya ke depan pintu dan memeriksa sekitar halaman rumah itu, lalu ia membuka kunci pintu dan masuk ke dalamnya.

3 INT. RUANGAN KHUSUS - RUMAH MEWAH — MALAM

Mila melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan luas dengan banyak sajen dan dupa yang dinyalakan, lalu ia menghidupkan lampu ruangan itu dan dengan ajaib ruangan gelap itu berganti dengan lampu kuning remang-remang, lalu ia duduk sopan dihadapan sajen dan mengeluarkan sebuah foto dari saku kemeja nya, namun foto itu tidak terlalu jelas.

OVERTURE

DISOLVE TO

4 INT. RUMAH BABAS – MEJA MAKAN – PAGI

Di meja makan rumah Babas yang menghadap ke tangga untuk naik ke kamar, GHISA (9) anak perempuan BABAS (40) paling kecil berlarian dari tangga menuju meja makan. ROSMA (38) tengah menata makanan di meja dan Babas bersiap duduk di kursi.

BABAS

Hati-hati nak, kakakmu mana?

GHISA

Kakak masih anteng sama dasi Pa.

ROSMA

Ya sudah kalian sarapan duluan, Mama ke atas dulu bantuin Kakak.

BABAS

Papa aja Ma, Mama duduk samaGhisa.

Rosma pun duduk, dan Babas pergi menuju kamar Plita.

5 INT. RUMAH BABAS – KAMAR PLITA – PAGI

Babas menutup pintu kamar PLITA (14) dan menghampiri Plita yang tengah sibuk dengan dasinya di depan cermin. Plita terperanjat kaget dan seketika menoleh pada Babas.

PLITA

Papa! Ngagetin aja ah.

BABAS

Papa kamu sendiri Plita, kebanyakan ngelamun kamu.

PLITA

Ya Papa ga ketuk dulu, kan jadi gak tahu ada yang masuk kamar.

Babas membetulkan dasi Plita.

BABAS

Sudah 2 tahun sejak kamu masuk SMP, kok masih belum bisa pasang dasi.

PLITA

Bukan gak bisa Pa, tapi lupa caranya.

BABAS

Ya sama aja Plita, kamu ini ngeles aja sama Papa.

PLITA

Lagian Plita cuma hari senin pakai dasi nya.

BABAS

Kenapa?

PLITA

Plita sebenernya males Pa, cuma kalau hari senin suka ada razia jadi ya terpaksa.

BABAS

(tertawa) Kamu emang Papa banget. Sudah cantik, ayo ke bawah sarapan. Mama sama adekmu udah nunggu.

Babas dan Plita pun keluar kamar.

6 EXT. HALAMAN RUMAH BABAS – PAGI

Babas, Plita dan Ghisa hendak menaiki motor dan sebelum itu mereka berpamitan pada Rosma.

PLITA

Ma, Plita berangkat dulu. (mencium tangan Rosma)

GHISA

Ghisa juga Ghisa juga. (mencium tangan Rosma)

BABAS

Kita berangkat dulu ya Ma. (Rosma mencium tangan Babas)

ROSMA

Hati-hati ya, Ghisa kalau Mama belum sampai sekolah kamu, kamu jangan dulu kemana-mana ya. Tunggu dulu sama Ibu Guru.

Ghisa mengacungkan jempolnya, lalu naik pada sepeda motor di bagian depan bersama Babas dan Plita di belakangnya. Mereka pun melambaikan tangan pada Rosma. Begitupun Rosma pada mereka.

7 EXT. JALAN RAYA – DI ATAS SEPEDA MOTOR BABAS – PAGI

Sepeda motor Babas melaju menuju ke sekolah Ghisa terlebih dahulu. Di perjalanan Plita tak sengaja melihat Mila berdiri dengan tatapan tajam di depan rumahnya sendiri ke arah mereka bertiga. Plita ketakutan dan menoleh pada Babas.

CUT TO

8 EXT. HALAMAN RUMAH MILA – PAGI

Mila menyilangkan tangannya di depan pintu rumahnya sembari menatap tajam sepeda motor Babas dan kedua anaknya.

MILA (V.O)

Bertahun-tahun membiarkanmu berkeluarga dengan pilihanmu cukup membuat seluruh tubuhku sakit. Apa yang harus ku lakukan Bas?

Mila berlalu ke dalam rumahnya.

9 EXT. HALAMAN SEKOLAH GHISA – PAGI

Setelah sepeda motornya berhenti Ghisa turun dan mencium tangan Babas dan Plita.

BABAS

Jadi anak baik dan pintar ya anaknya Papa yang cantik.

PLITA

Ghisa aja Pa yang cantik?

BABAS

Anak Papa dua-duanya cantik, ayo kamu masuk kelas.

GHISA

Kakak iri aja. Dadah Pa,Kak Plit.

PLITA

Ih, kan disuruh manggil Kak aja jangan pake Plit, disangka pelit dong Kakak nanti padahal sangat baik tidak sombong dan rajin menabung.

BABAS

Udah-udah Papa pergi dulu ya.

GHISA

(tertawa) oke, hati-hati Papa sayang.

10 INT. SEKOLAH PLITA – RUANG KELAS PLITA – SIANG

Plita melamun di bangku sekolahnya. Sedangkan bel istirahat telah berbunyi. Teman sebangkunya nampak heran pada Plita, dan berusaha menyadarkannya.

TEMAN 1

Lita! Lita hey!

PLITA

(terperanjat) hah kenapa?

TEMAN 1

Ayo ke kantin, laper nih Lit.

PLITA

Ah aku mau makan bekal dari Mama aja deh. Gak apa apa kan?

TEMAN 1

Oh, ya sudah Lit aku ke kantin dulu ya. Dah Lit.

PLITA

Oke, bye.

Sepeninggal temannya Plita kembali tenggelam dalam lamunannya, mengingat kejadian tadi pagi.

PLITA (V.O)

Apa tante Mila punya masalah ya sama Mama Papa? Kenapa dia keliatan sinis banget, padahal selama ini dia selalu ramah sama orang lain. Semoga gak ada apa-apa deh.

Plita pun membuka bekal dari Mamanya. Dan mulai makan.

CUT TO CUT

11 EXT, WARUNG BU MINAH – SIANG

Rosma tengah memilih sayur mayur dan daging-dagingan di warung Bu Minah dengan beberapa ibu-ibu lain. Tampak juga Mila tengah membayar belanjaannya.

BU MINAH

Semuanya 45 ribu, bu.

MILA

ini uangnya bu, kembaliannya ambil aja ya bu.

BU MINAH

Aduh hatur nuhun pisan bu Mila, semoga rezekinya tambah banyak bu.

MILA

Terima kasih bu doanya, saya duluan.

Mila meninggalkan warung, ibu-ibu segera berbisik.

IBU 1

Bu Mila ini memang baik ya bu, gak heran rezekinya lancar terus.

IBU 2

Iya bu, tapi sayang dia perawan tua.

IBU 1

Iya udah berapa ya umurnya dia masih belum kawin juga, kasihan banget.

Rosma yang mendengar percakapan ibu-ibu di hadapannya hanya diam saja dan menyimak. Ia merasa tidak perlu untuk ikut menggosipkan hal yang bukan urusannya.

ROSMA

Bu, ini belanjaan saya, di hitung dulu bu.

BU MINAH

Udah aja ini teh Bu Rosma belanjanya?

ROSMA

Udah dulu bu, kalo kebanyakan nanti yang lain gak kebagian Bu.

BU MINAH

(tertawa) ah Bu Rosma, padahal kalau mau borong saya seneng bu.

CUT TO CUT

12 INT. SEKOLAH SMA – RUANG GURU – SIANG

Babas tengah mengobrol santai dengan beberapa guru di ruang guru karena mereka tengah beristirahat.

GURU 1

Kalau kelas lagi di isi Pak Babas pasti rame terus bu, Pak Babas ini seneng ngobrol.

BABAS

Biar gak jenuh pak, kita teh harus bisa membangun suasana yang menyenangkan untuk murid-murid.

GURU 2

Betul itu pak, daripada bapak ngajarnya bikin anak-anak tidur berjamaah di kelas.

GURU 1

Loh bagus atuh kalau saya,biar muridnya gak cape.

GURU 2

Jadi bapak ini niat enggak mengajar? Kepala sekolah tahu alasan bapak, bapak bisa dipecat loh.

BABAS

Aduh kenapa jadi serius gini, kalem atuh bu kita punya cara masing-masing buat mengajar anak-anak

GURU 1

Betul tuh Ibu, meskipun gaji guru honorer kecil kita mah harus tetep semangat untuk mencerdaskan anak bangsa ya pak Babas?

BABAS

(tertawa) leres pisan pak.

CUT TO CUT

13 INT. RUMAH MILA – KAMAR MILA – MALAM

Mila membuka lemari bajunya dan akan mengambil baju, lalu sebuah kotak terhalang baju terlihat olehnya dan Mila bawa keluar. Mila pun terduduk di tepi ranjangnya dan membuka kotak tersebut. Lalu terdapat sebuah surat, kunci rumah dan kalung hitam serta sepotong kain putih di dalamnya.

OUTSOUND SURAT

Anakku, bila suatu hari kamu membaca tulisan ini mungkin ibu sudah tidak di sisimu lagi. Ibu tidak bisa selalu membantumu nak, tetapi ibu mempunyai beberapa cara jika kamu membutuhkan bantuan untuk kelangsungan hidupmu. Datanglah ke rumah kita yang berada di hutan lebet desa. Tidak usah takut, itu semua memang milik ibu dari nenek moyangmu. Mungkin itu akan membantumu, menjawab kegundahan hatimu.

Mila tertegun, sekujur tubuhnya merinding bukan main. Tetapi tiba-tiba Mila memiliki ide, dan bergegas mengembalikan surat itu pada kotak hitam tadi.

FADE OUT

FADE IN

14 RUMAH BABAS – KAMAR BABAS DAN ROSMA – PAGI

Babas terbangun dan menggeliat di atas tempat tidurnya, Rosma pun ikut terbangun.

ROSMA

Kenapa Pa? gak enak badan?

BABAS

Enggak Ma, Cuma pegal-pegal aja. Apa karena kemarin Papa lari sore ya sama Pak Suryo.

ROSMA

Biasanya juga lari sore, kok baru pegal sekarang, aya-aya wae Pa. Mama buat sarapan dulu ah.

15 INT. RUMAH BABAS – RUANG MAKAN – PAGI

Babas tampak tidak berselera makan dan hanya melamun. Rosma, Plita dan Ghisa terheran dan saling pandang.

ROSMA

Kalau gak enak badan jangan dipaksain Pa, Papa istirahat saja dulu jangan ke sekolah.

PLITA

Iya Pa, Plita berani kok naik kendaraan umum nanti Ghisa sama Plita aja Pa.

ROSMA

Kamu istirahat aja ya Pa hari ini.

Babas menatap tajam keluarganya. Meletakkan sendoknya dengan kasar.

BABAS

Siapa yang sakit? Aku masih mampu kok kerja dan anterin kalian! Kalau sudah sarapannya, Papa tunggu di depan.

Babas meninggalkan meja makan, menyambar tas kerjanya. Rosma, Plita dan Ghisa terkejut dengan sikap Babas.

ROSMA

Kak, Ghisa Papa kalian mungkin lagi gak enak badan makanya seperti itu. Ayo-ayo berangkat, Papa udah nungguin di depan.

16 EXT. HALAMAN RUMAH BABAS – PAGI

Setelah anak-anaknya menaiki motornya, Babas langsung pergi begitu saja. Rosma terheran dan merasa sedih pada sikap Babas yang tak seperti biasanya.

17 INT. RUMAH BABAS – RUANG KELUARGA – MALAM

Plita dan Ghisa tengah mengerjakan tugas sekolah di karpet sedangkan Rosma bergerak gelisah menunggu kedatangan Babas.

PLITA

Ma, Papa kok belum pulang sih Ma?

ROSMA

Mama juga khawatir Kak.

PLITA

Mama udah telpon Papa?

ROSMA

Udah Kak, gak aktif handphonenya.

Babas pulang dan lekas berjalan ke dalam kamar dengan tatapan kosong.

ROSMA

Pa, kemana aja? Tumben pulang ngajar selarut ini?

Rosma tak mendapat respon Babas, Rosma pun menyusul Babas ke kamar.

18 INT. RUANG MAKAN – RUMAH BABAS – PAGI

Keluarga Babas tengah sarapan, Babas masih tetap dengan pandangan kosongnya.

GHISA

Pa, mau disuapin.

BABAS

(menatap tajam pada Ghisa) biasakan makan sendiri.

ROSMA

Biar sama Mama aja sini nak.

Ghisa ketakutan melihat respon Babas, Ghisa segera beringsut menghampiri Rosma. Plita pun hanya menunduk tak berani menatap Babas yang semakin bersikap aneh.

CUT TO CUT

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar