Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
KUPU-KUPU DI ATAS BATU NISAN
Suka
Favorit
Bagikan
4. PEDULI

31. EXT. JALAN KAMPUNG. NIGHT

CAST : SUPRIONO & SEORANG LELAKI

Supriono bersepeda dengan kencang, namun tak lama kemudian rantai sepedanya putus.

Supriono kesal, apalagi jalan perkampungan itu sudah sepi, tak ada seorang pun yang lewat.

Supriono memutuskan untuk mendorong sepedanya, lalu tampak seorang lelaki keluar dari rumah.

Lelaki itu tampak ke luar dan kemudian menyalakan sebatang rokok.

SEORANG LELAKI

Kenapa Pak?

SUPRIONO

Rantainya putus Pak.

Tanpa menjawab perkataan Supriono, Lelaki itu masuk kembali ke dalam rumah.

Supriono bingung, namun akhirnya ia tetap melanjutkan berjalan mendorong sepedanya.

Tak jauh dari rumah lelaki itu, terdengar suara memanggil Supriono.

SEORANG LELAKI

Pak....

Supriono pun menoleh ke arah suara itu.

SEORANG LELAKI

Ini Pak, pakai sepeda saya aja dulu. 

(JEDA)

Sepeda Bapak tinggal di sini aja dulu, besok pagi baru diambil.

Supriono pun tersenyum bahagia, ia berjalan ke arah rumah lelaki itu lalu membawa sepeda tersebut.

SUPRIONO

Makasih ya Pak, besok akan segera saya kembalikan.

Lelaki itu tersenyum dan mengangguk.

SEORANG LELAKI

Iya Pak, santai aja.

(JEDA)

Hati-hati ya Pak.

Supriono membalasnya dengan mengangguk, lalu ia pergi.

CUT TO:

32. INT. KAMAR. NIGHT

CAST : AMINAH & SUPRIONO

Supriono membangunkan istrinya yang tertidur.

Aminah pun terbangun dari tidurnya, lalu duduk di samping suaminya.

Supriono memberikan segelas air putih serta obat kepada istrinya.

SUPRIONO

Minum obat dulu ya, terus lanjut tidur lagi.

Aminah pun meminum obat itu lalu kemudian berbaring kembali.

Supriono pun memeras kain untuk mengompres kening istrinya.

SUPRIONO

Cepat sembuh ya Bu.

Supriono mengelus kepala istrinya.

Mata Aminah melirik ke arah suaminya, lalu kemudian ia mengangguk dan tersenyum.

CUT TO:

33. EXT. DEPAN RUMAH SEORANG LELAKI. DAY

CAST : SUPRIONO & SEORANG LELAKI

Supriono mengetuk pintu rumah lelaki itu.

SUPRIONO

Permisi....

Mengetuk kembali.

SUPRIONO (CONT'D)

Permisi...

Terdengar jawaban dari dalam rumah.

SEORANG LELAKI

Iya sebentar.

Tak lama kemudian lelaki itu pun membuka pintu.

SUPRIONO

Saya mau mengembalikan sepedanya Pak.

Raut wajah Lelaki itu masih terlihat masih mengantuk.

SEORANG LELAKI

Wah pagi banget Pak.

SUPRIONO

Mungkin Bapak memerlukan sepeda ini, makanya saya kembalikan jam segini.

SEORANG LELAKI

Oalah, ya udah letak di situ aja Pak.

Supriono meletakkan sepeda itu, lalu Lelaki itu pun mengeluarkan sepeda Supriono dari dalam rumahnya.

Supriono kaget karena melihat rantai sepedanya sudah tersambung kembali.

SUPRIONO

Aduh, rantai sepeda saya dibenerin Pak?

SEORANG LELAKI

Iya, udah nggak apa-apa.

(JEDA)

Malam kebetulan ada adik saya ke sini, dia kerjaannya di bengkel, rantai putus itu masalah kecil bagi dia.

Lelaki itu tersenyum kepada Supriono.

SUPRIONO

Berapa Pak?

SEORANG LELAKI

Halah, nggak usah Pak, santai saja.

SUPRIONO

Duh, jangan begitu Pak, saya jadi ngerepotin begini.

SEORANG LELAKI

Udah Pak, nggak apa-apa, beneran.

SUPRIONO

Ya udah, kalau Bapak menolak, saya berterima kasih sekali dengan Bapak karena sudah banyak bantuin saya.

SEORANG LELAKI

Sama-sama Pak.

Lelaki itu pun memberikan senyuman tipis ke Supriono.

CUT TO:

34. INT. WARUNG BUBUR. DAY

CAST : SUPRIONO & PENJUAL BUBUR 1

Supriono tiba di sebuah warung bubur.

SUPRIONO

Pak, bubur ayam satu ya.

PENJUAL BUBUR 1

Maaf Pak, bubur ayamnya sudah habis.

SUPRIONO

Aduh, di mana lagi ada yang jual bubur ayam ya Pak?

PENJUAL BUBUR 1

Coba Bapak lurus aja dari sini, nanti sebelah kanan ada lapak kecil yang jual bubur ayam juga.

SUPRIONO

Makasih ya Pak.

PENJUAL BUBUR 1

Iya Pak.

Supriono pun bergegas pergi.

CUT TO:

35. EXT. JALAN KAMPUNG. DAY

CAST : SUPRIONO

Supriono bersepeda dengan kencang.

CUT TO:

36. EXT. DEPAN LAPAK BUBUR AYAM. DAY

CAST : SUPRIONO & PENJUAL BUBUR 2

Supriono pun menghentikan laju sepedanya.

SUPRIONO

Mbak, bubur ayamnya masih ada?...

PENJUAL BUBUR 2

Wah, barusan habis Pak.

Supriono tampak sedih mendengar jawaban penjual bubur itu.

SUPRIONO

Oh ya Mbak, kalau buat bubur sendiri itu gimana ya Mbak?

Penjual bubur 2 tampak bingung.

PENJUAL BUBUR 2

Kalau bikin bubur nggak susah kok Pak, Bapak bisa lihat tutorial masaknya di Youtube.

SUPRIONO

Saya nggak punya handphone Mbak.

(JEDA)

Mau bikin bubur ayam untuk istri saya, dia lagi sakit.

Penjual bubur itu pun merasa kasihan mendengar perkataan Supriono.

Penjual bubur mengambil handphone di saku celananya, lalu kemudian membuka tutorial membuat bubur ayam di Youtube dan memperlihatkannya ke Supriono.

PENJUAL BUBUR 2

Ini Pak, saya buatkan catatan bahan-bahannya ya.

SUPRIONO

Iya Mbak, terima kasih banyak.

Supriono memperhatikan tutorial memasak bubur, sedangkan Penjual bubur membuat catatan bahan-bahannya di kertas.

CUT TO:

37. BEHIND MONTAGE

CAST : SUPRIONO

A. INT. PASAR. DAY 

Supriono membeli bahan-bahan untuk membuat bubur seperti : Beras, kaldu ayam, daun salam, ayam, merica bubuk, garam, santan instan, kacang kedelai goreng, daun bawang, kerupuk dan telur.

DISSOLVE TO:

B. INT. DAPUR. DAY

Supriono memotong bahan-bahan yang sudah ia beli, lalu memasak bubur ayam.

Ia mencicipi masakannya hingga menghidangkannya ke mangkok.

END MONATGE

CUT TO:

38. INT. KAMAR. DAY

CAST : AMINAH & SUPRIONO

Supriono membangunkan istrinya yang sedang tertidur.

Aminah terbangun, lalu Supriono menyuapkan bubur ayam yang sudah ia masak.

SUPRIONO

Makan bubur ayam dulu ya, makan yang ringan-ringan.

Aminah mengangguk.

SUPRIONO

Habis makan terus minum obatnya biar cepat sembuh.

AMINAH

Iya Pak.

Supriono menyuapkan sesendok bubur ayam ke mulut istrinya.

Aminah pun membuka mulut lalu memakan bubur ayam itu.

AMINAH

Beli bubur ayam di mana Pak?

Supriono tampak berpikir untuk menjawab pertanyaan istrinya.

SUPRIONO

Tadi beli di dekat sini.

AMINAH

Enak buburnya Pak.

Supriono tersipu malu.

SUPRIONO

Pasti orang yang bikin bubur ayam ini bikinnya pakai hati, makanya enak.

AMINAH

Hahaha, lebay kamu Pak.

SUPRIONO

Lah, kata Ibu begitukan hahaha.

Aminah mengangguk dan tersenyum, tak lama kemudian terdengar suara telepon masuk.

SUPRIONO

Paling Dimas yang telpon.

Supriono beranjak dari duduknya, namun tangannya di pegang istrinya.

AMINAH

Pak, jangan bilang Ibu lagi sakit ya. Takutnya Dimas jadi kepikiran terus nggak fokus kerja.

Supriono mengangguk setuju, lalu pergi menuju ruang tengah, sedangkan Aminah melanjutkan makan.

CUT TO:

39. INT. RUANG TENGAH. DAY

CAST : SUPRIONO

Supriono mengangkat telepon itu.

SUPRIONO

Assalamu'alaikum Nak.

DIMAS (V.O.)

Waalaikumsalam Pak.

(JEDA)

Lagi ngapain Pak?

SUPRIONO

Habis masak bubur ayam tadi.

DIMAS (V.O.)

Wah enak, tumben makan bubur.

SUPRIONO

Iya, Ibumu lagi pengen makan bubur katanya.

DIMAS (V.O.)

Wah pasti enak banget, jadi pengen makan bubur.

SUPRIONO

Bikin sendiri atau beli aja.

DIMAS (V.O.)

Iya Pak, tapi masih enak masakan Ibu.

SUPRIONO

Ibumu itu kalau urusan masak memasak memang juara!

DIMAS (V.O.)

Oh ya Pak, besok bakal ada orang untuk masang CCTV di rumah.

SUPRIONO

Wah kok pakai pasang CCTV segala untuk apa?

DIMAS (V.O.)

Biar bisa lihat Ibu dan Bapak di rumah dari handphone Dimas.

(JEDA)

Dulu Dimas mau beliin Bapak dan Ibu handphone tapi nggak mau.

SUPRIONO

Iya nggak usah Nak soalnya Bapak dan Ibumu ini nggak paham cara pakainya.

DIMAS (V.O.)

Iya Pak... Mungkin besok orangnya datang ke rumah.

SUPRIONO

Oalah, iya iya.. . nanti Bapak kasih tahu Ibu juga.
Ya Pak, Dimas lanjut kerja dulu ya, salam buat Ibu.

SUPRIONO

Iya nanti Bapak sampaikan, Ibumu lagi nonton sinetron kesukaannya, hahaha. 

(JEDA)

Salam buat cucu Bapak dan Istrimu ya.

DIMAS (V.O.)

Iya Pak, Assalamualaikum.

SUPRIONO

Waalaikumssalam.

Supriono menutup teleponnya.

CUT TO:

40. EXT. DEPAN RUMAH. DAY

CAST : SUPRIONO

Saat Supriono hendak memberi makan burungnya di dalam sangkar, ia melihat seekor burung peliharaanya mati.

Raut wajahnya tampak sedih.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar