Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1.EXT. KEBUN SAYUR — MENJELANG SIANG
ESTABLISH Hamparan perkebunan sayur dengan view gunung tanggamus yang menjulang tinggi. Banyak petani yang sedang bekerja.
CUT TO
2.EXT. JALANAN MENUJU KEBUN — MENJELANG SIANG
AIDA(9) bersama Datuk MAD(50)naik sepeda. Aida duduk di batangan sepeda bagian depan. Datuk Mad yang mengayuh, sementara di boncengannya terdapat tas obrok kosong. Keduanya tampak bahagia.
Datuk Mad mempercepat laju sepedanya. Terlihat lebih bersemangat.
CUT TO
3. EXT/INT. GUBUK — SIANG
Sebuah rumah-rumahan berbentuk panggung kecil yang terbuat dari kayu dengan atap daun aren, dan tanpa dinding. Aida duduk sembari meracik kopi,
insert
Di tengah kebun berjarak beberapa meter dari gubuk, Datuk Mad menata sayuran (apa saja/sesuaikan dengan kondisi di lapangan) ke dalam tas obrok.
cut to
4. EXT/INT. GUBUK — SIANG
Datuk Mad menyeruput kopi. Terlihat sangat menikmati kopinya.
Datuk Mad tersenyum sembari menatap Aida dan mengelus kepalanya.
Datuk Mad dan Aida saling menatap, diam sesaat. Lalu, Datuk Mad beranjak kembali ke tengah kebun.
Aida langsung memasukkan termos dan gelas kotor ke dalam tas keranjangnya, lalu berlari menyusul Datuk Mad.
cut to
5.EXT.JALAN — SIANG
Diperlihatkan suasana jalan yang tidak begitu ramai dengan pemandangan kebun sayur dan gunung tanggamus. Datuk Mad dan Aida naik sepeda penuh kebahagiaan. Diboncengannya terdapat tas obrok yang penuh dengan sayuran.
fade in/ fade out
6.EXT.JALAN RAYA — PAGI
AIDA(19) naik motor menuju ke pasar Gisting. Diboncengannya terdapat tas obrok berisi sayuran. Berbelok ke arah pasar yang sangat ramai seperti kondisi pasar pada umumnya. Truk pengangkut sayuran yang berjajar. Para kuli panggul sibuk berebut antrean barang dari mobil.
cut to
7. EXT.PASAR GISTING — PAGI
Aida memarkir motornya. Beberapa tengkulak menghampirinya. Aida Mengambil setumpuk sayuran dari dalam tas obrok, lalu membagikannya ke para tengkulak, sekaligus menerima uang setoran sayur sebelumnya. Sayurannya masih sisa beberapa ikat. Aida pergi masuk ke dalam pasar membawa sayuran sisa.
CUT TO
8.EXT.PASAR GISTING — PAGI
Aida berjalan di tengah pasar sembari membopong sayuran sisa. Kondisi jalanan agak becek. Dia menghampiri seorang tengkulak yang menggelar dagangannya di tanah.
Aida menyodorkan sayurannya kepada si tukang sayur.
Aida menerima uang dari si tukang sayur. Lalu pergi.
cut to
9.EXT.PARKIRAN PASAR — PAGI
Aida menghampiri motornya, berniat mau pulang. Tiba-tiba terdengar suara RATIH(19) memanggil.
Aida menoleh. Tampak Ratih dan SUCI(19) berjalan menghampiri Aida. Masing-masing membawa kantong belanjaan yang sudah terisi.
Aida melihat jam tangannya.
Aida langsung menghidupkan mesin motornya, lalu pergi.
cut to
10.EXT/INT.RUMAH SUCI.TERAS — SIANG
Ratih mematut baju gamis dan jilbab di jendela kaca. Lalu melihat jam di tangannya.
Suci keluar dari dalam rumah.
Sebuah mobil memasuki halaman rumah suci.
cut to
11.EXT.RUMAH SUCI.HALAMAN — SIANG
MIRZA(22)keluar dari dalam mobil. Suci dan Ratih menghampiri.
Ratih terpaku menatap Mirza. Terpesona.
Mirza memperhatikan dandanan suci.
Suci manggut-manggut. Lalu beralih ke Ratih yang masih menatap Mirza.
Mirza dan Ratih bersalaman. Ratih terlihat malu-malu. Ketiganya masuk ke dalam mobil Mirza. Lalu pergi.
cut to
12.EXT.JALANAN KAMPUNG — SIANG
Mobil Mirza memasuki jalanan sebuah kampung. Kanan dan kiri jalan terdapat banyak rumah panggung milik penduduk suku lampung. Suasana jalanan cukup ramai. Ada arak-arakan pengantin lampung. Mirza menepikan mobilnya di badan jalan. Lalu, Mirza, Suci, dan Ratih keluar dari mobil. Mereka terpukau dengan acara adat pernikahan lampung. Puluhan orang berbaris, berjalan beriringan. Barisan paling depan adalah sepasang mempelai berpakaian adat lampung berwarna merah yang diapit oleh pengawal. Di belakang pengantin, NURMAN 42 dan ROSMUNA 41, Datuk Mad dan Aida juga. Puluhan warga kampung banyak yang menonton juga.
cut to
13.RUMAH NURMAN.HALAMAN — SIANG
Sebuah rumah nuwo sesat dengan halaman yang cukup luas. Arak-arakan pengantin disambut oleh pertunjukan pencak khas lampung oleh laki-laki dewasa. Beberapa bujang gadis lampung menabuh rebana sembari mendendangkan syair islami. Mirza, Suci, dan Ratih makin antusias untuk menonton acara adat. Mereka mencoba mendekat. Aida melihat ketiganya, langsung keluar dari barisan.
cut to
14.EXT.RUMAH NURMAN. HALAMAN — SIANG
Aida menghampiri Mirza, Suci, dan Ratih.
Mirza terpesona memandang Aida. Sementara Suci dan Ratih pangling dengan penampilan Aida yang nggak kayak biasanya.
Ratih memutar tubuh Aida. Aida terima pasrah.
Ratih dan Suci memperhatikan kain tapis yang terlilit di pinggang Aida.
Aida manggut-manggut sembari tersenyum. Mirza makin terpukau.
Aida, Suci, dan Ratih tertawa.
Aida menatap Mirza, sedikit mengangguk sembari tersenyum. Mirza melakukan hal yang sama. Perasaan Mirza cukup canggung. Beda dari saat kenalan dengan Ratih.
Cut to
15.EXT/INT.RUMAH NURMAN.HALAMAN. TARUP — SORE
Suasana masih ramai dengan para tamu undangan yang berpesta di bawah tarup. Hiburan organ tunggal disajikan untuk tamu undangan dengan panggung besar. Suara biduan terdengar dari hiburan yang disediakan. Aida terlihat mempersilakan tamu-tamunya untuk menikmati hidangan. (Bukan di tempat prasmanan. Tapi ramah tamah dengan tamu yang sedang menikmati makanannya). Ratih, Suci, dan Mirza sudah makan. Mereka sedang menikmati hiburan. Datuk Mad mendekati ketiganya.
Ratih dan Suci bangun. Mereka menyalami Datuk Mad(mencium punggung tangannya).
Datuk Mad memperhatikan Mirza. Merasa asing.
Suci langsung menyangkal. Sementara Mirza langsung bangun.
Aida datang menghampiri.
Datuk Mad langsung pergi. Aida mencari kursi kosong. Cuma ada satu, di samping Mirza. Aida langsung duduk. Sementara Ratih dan Suci asik nonton biduan yang lagi nyanyi di panggung.
Mirza ikut canggung. Lalu kembali diam dan mengalihkan pandangan ke arah panggung. Aida juga melakukan hal yang sama.