Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
I AM AN AUTISTIC GIRL
Suka
Favorit
Bagikan
2. SELAMAT DATANG!

11. EXT. NISMARA COFFEE SHOP - SIANG

LS. Ayah, Bunda, Dya, dan Tari keluar dari mobil dengan gaya khas mereka masing-masing. Tampak Tante Bintang dan Om Daka yang sudah berdiri di depan Coffee shop milik mereka.

MS. Tante Bintang dan Om Daka dengan senyum khas mereka. MS. Bunda yang langsung bergegas memeluk Tante Bintang.

ANANDYA (V.o)

Perkenalkan, mereka adalah Tante Bintang dan Om Daka. Tante Bintang adalah sahabat Bunda Ketika mengambil magister di salah satu Fakultas Kedokteran di Yogyakarta. Bunda dan Tante Bintang adalah biolog yang kini bekerja sebagai dosen. Tante Bintang dosen di salah satu Fakultas Kedokteran di Bandung dan suaminya juga dosen di Fakultasku, Ilmu Hayati.  

BUNDA

Akhirnya aku beranikan diri Sis!

TANTE BINTANG

Mau nggak mau, waktu itu akan datang Mbak!

LS. Semua masuk ke dalam Coffee shop

CUT TO :

12. INT. NISMARA COFFEE SHOP - SIANG

LS. Keluarga Anandya dan keluarga Tante Bintang duduk Bersama di salah satu meja.

MS. Tante Bintang meminta pelayan untuk menyajikan hidangan. LS. Anandya dan Anantari berjalan mengitari coffee shop yang dipenuhi dengan lukisan-lukisan.

AYAH

Nggak nyangka ya, Warung Kopi turun temurun ini kalau direnovasi jadi kekinian banget!

OM DAKA

Harus menyesuaikan zaman bro! Ayah saya menurunkan usahanya ini sudah menjadi beban tersendiri, eh di tambah sekarang pasar coffee shop untuk anak muda sedang hype! Ya, memang renovasi satu-satunya cara.

LS. Tampak Bunda dan Tante Bintang menuju dapur dan melihat-melihat penyajian makan siang mereka. MS. Bunda keluar membawakan sepiring goreng bakwan.

BUNDA

Ini kesukaan Ayah! Legendaris. Itu Art Studionya jadi bagus juga loh Mas Daka paska renovasi. Jadi kayak ada ruh baru ya. Keponaanmu itu emang luarbiasa! Oh ya, dimana Lingga?

OM DAKA

Lingga memang keren, nggak salah keluarga menunjuk dia yang turun tangan.

TANTE BINTANG

Lingga lagi mengurus pengajuan beasiswanya di Kampus. Sebentar lagi kan dia lulus magister bisnisnya. Jadi mau langsung mengejar S3. Persis nih kayak Pamannya! (menepuk bahu Om Daka).

BUNDA

Masih 23 tahun ya padahal? Ah, anak zaman sekarang memang sadis-sadis. Kita aja S2 usia 26-27 tahun ya Sis? (mencomot bakwan).

LS. Anandya dan Anantari mendekat ke meja makan dan ikut bergabung. MS. Bunda menaruh bakwan masing-masing ke piring putri-putrinya. LS. Pelayan datang bergantian menyajikan makan siang. Tampak beberapa pelanggan datang dan memesan makanan.

 

CUT TO :

 

13. EXT. HALAMAN RUMAH TANTE BINTANG – SIANG

LS. Tampak keluarga Anandya memasuki rumah dan membawa beberapa barang untuk mereka stay 3 hari. Tampak pula mobil barang yang mengangkut barang-barang milik Anandya baru datang dan Ayah menginstruksikan untuk langsung menaruhnya di kamar kos Anandya. MS. Bunda duduk di teras Bersama tante Bintang. Sedangkan Anandya dan Anantari masuk ke dalam rumah tante Bintang untuk meletakkan barang-barang mereka.

TANTE BINTANG

Maaf ya Mbak, aku nggak bisa Menuhin rikuesmu untuk menaruh Dya di dalam rumah. Karena kan 6 bulan ini kamar itu dipakai Lingga. Dia awalnya ngekos juga di sekitar sini, katanya prinsip anak laki-laki. Tapi, karena dia yang pegang proyek renovasi ya kami sarankan tinggal di sini. Jadi, Anandya di paviliun yang paling deket dengan rumahku saja, nggak apa-apakan?

 BUNDA

Ah apaan sih Sis! Gini aja udah bersyukur banget loh! Aku bukannya nggak yakin kalau Dya kos di belakang yang mayoritas anak-anaknya harus berbaur. Ya, masih agak ragu aja sih. Apa dia nggak kaget?

 TANTE BINTANG

Pelan-pelan aja Mbak! Kalau Dya menginginkan seperti itu suatu saat, dirimu harus acc loh! Karena mau nggak mau dia harus belajar mandiri jauh dari keluarganya. Seperti bahasan yang seringkali kita bahas!

LS. Tampak Lingga dan Nares datang mendekati rumah. MS. Tante Bintang memberi kode untuk mereka segera masuk. Begitupula Ayah dan Bunda menyusul masuk ke dalam rumah.

 

CUT TO :

 

14. INT. RUMAH TANTE BINTANG – SIANG

LS. Ruang keluarga rumah Tante Bintang. Tampak keluarganya dan keluarga Anandya berkumpul guyub. Beberapa duduk di kursi, beberapa duduk di lantai. Mengisaratkan bahwa kedua keluarga ini sangat dekat.

BUNDA

Lingga gimana beasiswanya? Ngincer apa sih di luar negeri itu?

LINGGA

Stanford Bunda, doain ya? Semoga di acc segera.

BUNDA

Yah padahal Bunda mau minta tolong kamu jagain Dya di kampus! (melihat ke arah Dya yang sibuk melihat ponsel Bersama tari).

LINGGA

Kan masih 6 bulan lagi lah Bun, kalau missal aku lolos!

BUNDA

Okelah daripada enggak sama sekali (tertawa renyah dan menepuk Pundak Lingga).

MS. Lingga menatap ke arah Anadya. Mata merekapun beradu dan saling bertukar senyum. CS. Terlihat senyum Anandya yang canggung. MS. Foto-foto keluarga Om Daka.

ANANDYA (V.o)

Oh ya, yang ini namanya Kak Lingga. Aku baru kenal saat ia membantu kami mengurus berkas registrasi setelah diumumkannya hasil seleksi. Dia orang yang baik, ulet, tekun, dan ternyata pandai melukis. Ia dipercayai Om Daka untuk merenovasi usaha orangtuanya yang dulu seorang pelukis, Prof. Nismara yang sangat terkenal di Indonesia. Seorang seniman lukis yang mendedikasikan dirinya untuk kemajuan seni lukis di Indonesia. Tadianya aku ingin sekali masuk Fakultas Seni Rupa, tapi Bunda bilang…

FADE IN : FLASHBACK

 

15. INT. KAMAR ANANDYA – MALAM

LS. Tampak Anandya dan Bunda sedang duduk depan meja belajar menatap layar laptop. MS. Mereka sedang mencari jurusan apa yang cocok untuk Dya. 

 

BUNDA

Kak, kamu yakin masuk Seni Rupa? Apa nggak ada hal lain yang Kakak suka?

ANANDYA

Biologi? Seperti Bunda… Boleh?

BUNDA

Kamu suka? Bunda tadi mikirnya kamu bagus di Seni Rupa karena sesuai dengan hobimu. Tapi setelah Bunda tanya teman-teman… Bunda jadi ragu!

ANANDYA

Ragu karena takut aku kesulitan beradaptasi ya? Apa bedanya dengan jurusan lain?

BUNDA

Iya juga sih… Tapi Biologi bukan jurusan yang mudah loh, kamu yakin?

ANANDYA

Aku yakin, Bunda yang selalu tidak yakin!(Menutup laptop, menatap ke arah bunda)Bunda, beri kepercayaan untuk Dya pilih sendiri boleh?

BUNDA

Hmmm, tapi yang terjauh di Bandung ya! Bagus lagi kalau di sini saja (bunda tersenyum merajuk).

 

FADE OUT : FLASHBACK

KEESOKAN HARINYA…

 

 

16. EXT. HALAMAN RUMAH TANTE BINTANG – PAGI

LS. Keluarga Anandya siap-siap menuju kampus dengan mobil mereka. Tampak juga keluarga Tante Bintang yang naik mobil terpisah. Hari itu mereka akan ke kampus menemani Anandya mengatarkan berkas penunjang sebagai syarat untuk bisa mengikuti masa orientasi.

 

BUNDA

Ketemu di sana ya Prof Daka! (bunda tersenyum mengejek ke arah Om Daka)

OM DAKA

Siap Ibu Ananta! (melambaikan tangan membalas ejekan bunda)

ANANDYA

Bunda, aku deg-deg an!

ANANTARI

Ciye, deg-deg an karena ada Kak Lingga, atau karena… Ahay! (goda Tari sambil belari ke arah mobil).

LS. Bunda merangkul bahu Anandya sambil tersenyum melihat putrinya tersenyum tipis kepada Lingga.

CUT TO :

17. EXT. KAMPUS– PAGI

LS. Dua mobil terparkir di halaman kampus karena akses dari Om Daka yang merupakan kepala program studi di sana. MS. Anandya yang tersenyum melihat tempat di mana ia akan menyambung babak baru dalam hidupnya.

ANANDYA (V.o)

Selamat datang di Kampusku. Hari ini kami semua Bersama-sama melihat lebih dekat seperti apa tempatku belajar 3-4 tahun ke depan. Akankah Anandya si gadis autistik ini mampu melaluinya tanpa dukungan langsung dari Ayah, Bunda,dan Tari?

MS. Bunda merangkul Anandya, haru bercampur ragu tersirat dari tatapannya. 

BUNDA

Anak Bunda nanti kalau pergi pulang sekolah sendiri, kira-kira kangen nggak ya sama bunyi klakson bundanya?

AYAH

Bun, jangan buat anaknya melow dong! (Ayah menepuk Pundak Bunda perlahan)

BUNDA

Aduh maaf, Bunda baper... Kebawa perasaan. Yuk ah masuk!(Bunda menggandeng tangan Anandya untuk masuk menyusul Om Daka dan keluarganya).

CUT TO :

18. INT. RUANG PROF DAKA – PAGI

LS. Bunda, Tante Bintang, Lingga, dan Om Daka memasuki ruangan. MS. Om Daka mempersilahkan yang lain duduk. CS. Ia meletakkan tasnya di atas meja kerja.

 

TANTE BINTANG

Mbak, ayo dong!Aku tahu ini berat untuk Mbak. Bayangin aku nemenin kalian dari usia Anandya 18 bulan. Dari dia pertama kali dicurigai autis. Aku tahu banget effort mu mengurus gadis cantik itu. Sampai pada titik ini nggak mudah. Tapi, kamu harus siap kalau titik ini pada akhirnya tiba.

FADE IN : FLASHBACK

 

19. INT. RS YOGYAKARTA – PAGI

LS. Tante Bintang dan Bunda mendaftar di Rumah Sakit Yogyakarta. Hari itu adalah hari pertama bunda memeriksakan kondisi Anandya. MS. Wajah cemas bunda sambil menggendong Anandya. Ayah saat itu belum diberitahu karena ada dinas panjang ke Kalimantan.

 

BUNDA

Seperti apa ya hasilnya Sis? Aku takut banget.

TANTE BINTANG

Aku yakin, apapun kondisi Anandya kamu akan bisa tetap menyayanginya seperti apa seharusnya ibu menyayangi anaknya. Kan Mbak sendiri yang bilang, cinta itu tidak akan mudah berubah karena suatu kondisi.

BUNDA

Bismillah ya Sis! (sambil mengambil berkas yang akan dibawa ke Poli Tumbuh Kembang Anak)

LS. Tante Bintang dan Bunda berjalan di Lorong Rumah Sakit menuju Poli Tumbuh Kembang. MS. Bunda memasukin poli tersebut dan menyerahkan berkas serta duduk di ruang tunggu.

PERAWAT YOGYAKARTA

Bu, karena dokter mau ada visit jam 9 pagi dan di sini jadwal ibu jam 9. Dan sekarang masih setengah 9. Mau lebih dulu? Atau nanti nunggu setelah visit?

TANTE BINTANG

Sekarang aja Mbak! Kita kan ada kelas jam sepuluh (melihat ke arah bunda)

BUNDA

Sekarang aja deh(berdiri untuk bersiap masuk ke ruangan)!

LS. Perawat mengarahkan Bunda ke ruang dokter. Sedangkan Tante Bintang menunggu di luar.

 

CUT TO :

 

20. INT. RS YOGYAKARTA – PAGI

LS. Bunda berjalan lesu keluar dari ruangan dokter. Ia duduk di samping Tante Bintang dan menyerahkan secarik kertas. CS. Kertas hasil pemeriksaan. 

BUNDA

Suspect ASD, Autism Spectrum Disorder. Langit sudah runtuh tepat di atas kepalaku.

TANTE BINTANG

(Mengambil kertas pemeriksaan)Mbak… (memeluk bunda).

MS. Pecah tangis dan mereka berpelukan. LS. Para perawat melihat dengan rasa iba. Dokter keluar dan ia menepuk Pundak bunda perlahan.

DOKTER YOGYAKARTA

Saya yakin, ibu akan melakukan yang terbaik untuk anak cantik ini. Dan dia akan bangga tumbuh bersama ibu yang luarbiasa seperti ibu. Ini masih dugaan, perlu dievaluasi mendalam 3 tahun. Karena idealnya pada usia 5 tahun anak baru bisa didiagnosis autis. Jadi, sebelum itu masih ada kemungkinan lain. Tapi seperti yang saya bilang tadi. Kita boleh berharap pada kemungkinan lain, namun yang terpenting adalah kita berusaha sekuat dan semampu yang kita bisa, jika kenyataan itu benar. Ya bu? Saya paham perasaan ibu, tapi saya yakin ibu bisa!

MS. Bunda mengangguk. LS. Dokter izin pamit untuk visit pasien. Tante Bintang merangkul Bunda menguatkan.  

FADE OUT : FLASHBACK

21. INT. RUANG PROF DAKA – PAGI

LS. Bunda duduk di samping Tante Bintang. Tante Bintang berusaha menguatkan bunda. MS. Om Daka duduk di kursi kerjanya. LS. Lingga izin pamit ke luar ruangan.

OM DAKA

Kan sudah ada saya di sini. Saya akan berusaha membantu Dya dan mengarahkannya. Orang-orang di sini juga sudah tahu. Bahwa gadis autistik yang lulus di sini itu adalah keponakan saya. Dan mereka semua bangga di sini kedatangan murid hebat seperti Anandya. Jarang loh ada individu autistik yang bangga mengakui dirinya autis. Lebih jarang lagi ada orangtua seperti Bu Ananta ini!

BUNDA

Tapi apakah ini pilihan yang tepat? Saya khawatir Dya memilih di sini karena saya. Bukan karena keinginanya. Saya takut dia terpaksa.

MS. Om Daka menelpon seseorang dan memintanya membawakan sebuah berkas.

OM DAKA

Saya akan menunjukkan sesuatu, bacalah… (lalu karyawanpun masuk membawa map bertuliskan nama Anandya)Ini bacalah!(menyerahkan beberapa lembar kertas ke bunda)

BUNDA

(Mengambil kertas)Apa ini?

OM DAKA

Itu adalah tulisan alasan dan harapan yang ditulis setiap calon mahasiswa saat ujian tes masuk. Dan itu milik anakmu! Tulisan inilah yang membuat kami berbahagia menerimanya.

MS. Bunda membaca kertas itu. Di sampingnya Tante Bintang ikut menyimak.

DISSOLVE TO : 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar