SEGMEN 9
80.INT – KANTOR DONI – SIANG
Yohan mampir ke kantor Doni (tampak mobil Yohan diparkir didepan kantor Doni dan keluar dari mobilnya) ketika Yohan masuk kedalam dan disambut oleh staf resepsion yang berada didepan.
YOHAN
Selamat siang, apakah pak Doni ada ditempat?
EKSTRAS (staf)
Maaf, boleh tau bapak dari mana?
YOHAN
Saya pak Yohan, kakak iparnya.
EKSTRAS
Oh, baiklah, kalau begitu silahkan ikut saya, saya akan antar ke ruangan pak Doni.
Yohan mengikuti langkah staf Doni dari belakang, pintu ruang Doni diketuk tok…tok…tok…
YOHAN
Excuse me, Don!
DONI
Hai, kok tumben kau datang kesini tak berkabar dulu Han? (agak kaget)
YOHAN
Iya, ini tadi berencana mau ketemu dengan pasien lama pas kebetulan lewat daerah sini, jadi belum sempet bikin janji sama bos Doni langsung melipir kesini deh hehehe.
Cuma pengin ngobrol-ngobrol santai aja sih, apakah mengganggu kerjaanmu Don?
DONI
Oh No! (sambil menggelengkan kepala)
Udah lama juga kita enggak nge-pub bareng yah bro hehehe.
Gimana nih kabar perkembangan ilmu kedokteran sekarang, apa ada kemajuan Han? Barangkali ada solusi untuk kesembuhan penyakitnya Tamara?
YOHAN
What?? Penyakit Tamara? Emang dia sakit apa? (terkaget)
Kok saya enggak tau kalau Tamara sakit yah! (sambil tepok jidat).
DONI
Really?! Kau selama ini tak pernah tau tentang penyakitnya Tamara? Bukankah Tamara mengidap penyakit kanker hati? Apakah dia enggak memberitahukanmu Han?
YOHAN
Oh my God! Kenapa Tamara menyembunyikan dariku yah Don? Padahal selama ini dia selalu terbuka denganku, atau mungkin dia enggak ingin membuatku kuatir kali yah Don?
DONI V.O
Sepertinya ada yang ganjil kalau Yohan kakaknya yang paling dekat dengan Tamara saja sampai tak tahu menahu soal penyakit adiknya sendiri, jangan-jangan Tamara sedang membohongiku ini!!
YOHAN
Oya Don, I have a good news!
Isabella and me in a relationship now, mungkin dalam jangka waktu kedepan kami akan bertunangan, mohon doa restumu ya Don.
DONI
What?! In a relationship? Bertunangan?
Melihat ekspresi Yohan yang terkejut membuat Yohan jadi bingung.
YOHAN
Yes! Is there something wrong? (penasaran)
DONI
Oh No! I’m just surprised to hear that bro!
Doni berusaha menutupi perasaannya dengan tersenyum lebar.
YOHAN
Kau adalah sahabat sekaligus keluarga terdekat yang paling kupercayai Don.
I hope your support first!
DONI
Sure, I'll always support you and good luck! (sambil terpaksa senyum).
YOHAN
Thank you Don!
Aku pamit dulu yah, sudah ditunggu pasien.
(sambil menepuk pundak Doni lalu meninggalkan ruangan).
CUT TO
81.INT – RUMAH DONI – MALAM
Didalam kamar Doni duduk sambil membaca buku, sementara Tamara baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya, tiba-tiba Doni mempertanyakan perihal penyakit Tamara.
DONI
Gimana perkembangan kankermu, Tamara? Apakah sudah berkonsultasi dengan dokter lagi dan bagaimana hasilnya?
Please tell me! Aku pengin tau lebih lanjut!
Mendengar pertanyaan Doni yang memberondong ini, mendadak Tamara mulai cemas kebingungan dan menjadi gelagapan menjawabnya.
TAMARA
Oh iya, hampir kelupaan kalau besok jadwalnya aku harus check up lagi ke dokter nih Don.
DONI
Kalau begitu besok aku akan menemanimu ke dokter supaya aku juga bisa tahu sejauh mana perkembangan kankermu sekarang.
TAMARA
Hmm...ga usah diantar Don, aku kan udah terbiasa periksa sendirian, kamu fokus sama pekerjaanmu saja supaya tidak buang-buang waktu hanya untuk menemaniku ke dokter Don.
DONI
Tak apalah, sesekali aku perlu meluangkan waktu untukmu demi melihat hasilnya dari dokter yang menanganimu.
TAMARA
Aku kan bisa memberitahumu Don, apa kamu enggak mempercayaiku lagi Don?
DONI
Oh, No! Aku percaya dengan semua perkataanmu Tamara.
But I'm just make sure apakah kondisimu dalam keadaan baik-baik saja?
TAMARA V.O
Gawat!! Apa yang harus kulakukan ya? Sepertinya Doni mulai curiga padaku, aku harus cari ide supaya Doni tetap percaya dengan penyakitku.
Doni mulai mendekatkan wajahnya dan menatap Tamara face to face sambil memegang pundaknya serius berbicara.
DONI
Tamara, tolong katakan dengan jujur, apakah kamu benar-benar sakit atau ini hanya rekayasamu saja?
TAMARA
How can you say that? Do you know something about me, Don?
DONI
Yap! (dengan tatapan serius)
Bagaimana mungkin Yohan orang terdekatmu selama ini sekaligus kakak kandungmu sendiri tidak pernah tahu menahu soal penyakit yang kamu derita? Mustahil kan Tamara?!
Tamara menunduk malu sambil berpikir lalu akhirnya memberanikan diri untuk berkata jujur kepada Doni.
TAMARA
Iya, memang kanker hati itu adalah kebohonganku!
Tahukah kamu bahwa penyakit yang sesungguhnya kualami adalah sakit hatiku Don!
DONI
Apa maksudmu mengatakan sakit kanker kepadaku? Kenapa kamu tega membohongiku?
TAMARA
Karena aku enggak mau kehilangan kamu lagi Don!
(suara Tamara mulai memelas lagi)
DONI
Sudahlah Tamara, jangan bersandiwara lagi, aku sudah muak dengan kebohonganmu semacam ini!
TAMARA
Aku juga muak dengan kebohonganmu selama ini Don! Ternyata kau diam-diam juga menyimpan hati dengan Isabella sampai kau mengiriminya buket mawar tanpa sepengetahuanku?
DONI
Tamara, let me tell you, please listen me!
Sebelum Arya menghembuskan nafasnya yang terakhir, dia sudah berpesan agar aku menjaga Isabella, dan disaat itulah aku sudah memutuskan akan menikahi Isabella.
Tapi tiba-tiba kau muncul dengan membawa berita penyakit palsu yang membuatku menjadi iba denganmu, apa kau pikir dengan kebohonganmu ini aku bisa mencintaimu kembali? No, Tamara!
TAMARA
Please forgive me, Don!
DONI
Sorry Tamara, aku harus berterus terang kepadamu, aku enggak bisa hidup dengan penuh kebohongan seperti ini.
Maapkan aku Tamara, demi ketentraman kita bersama lebih baik kita berpisah dulu karena aku butuh ketenangan, besok kau kuantar pulang ke tempat Yohan lagi, mungkin ini adalah jalan terbaik untuk kita berdua saat ini,Tamara.
TAMARA
(hanya bisa terdiam membisu)
CUT TO
82.INT – APARTMENT YOHAN – PAGI
Tok….tok….tok….pintu apartment Yohan diketok, Yohan membuka pintunya dan kaget melihat kedatangan Doni dan Tamara.
YOHAN
Hai, kok tumben sekali kalian datang kesini, ada apa ini?
Tamara membisu dengan muka cemberut dan langsung nyelonong masuk.
DONI
Han, maapkan aku sebelumnya, dengan terpaksa kuantar Tamara kembali kepadamu lagi karena kami berdua butuh break time dulu Han (suara lirih).
YOHAN
Kenapa bisa sampai seperti ini Don?
What happened?
DONI
Hmm...lebih baik kau dengarkan penjelasan langsung dari Tamara saja Han.
Saya pamit dulu ya Han!
Setelah Doni pergi, Yohan segera menghampiri Tamara di kamarnya.
YOHAN
Tamara, apa yang sebenarnya sedang terjadi antara kamu dengan Doni?
Come on, tell me please what happened Tamara?
TAMARA
Sebenarnya ini juga salahku, sejak awal bertemu dengan Doni, aku telah membohonginya supaya dia enggak meninggalkanku lagi kak.
Jadi waktu itu aku mengatakan bahwa diriku sedang mengidap kanker hati dan divonis dokter hanya bertahan hidup sebentar saja, makanya Doni mau menerimaku karena kasihan denganku bukan karena mencintaiku.
(sambil menangis tersedu-sedu)
YOHAN
Darimana kau tahu kalau Doni hanya kasihan denganmu dan tak mencintaimu?
TAMARA
Dia sendiri yang mengatakannya, kak!
YOHAN
Hah?! Apa katanya?! (mulai sewot)
TAMARA
Katanya, dia sudah berjanji kepada almarhum Arya akan menjaga Isabella selamanya.
Jadi meskipun aku bisa hidup seatap dengan Doni tetap saja hatinya akan menjadi milik Isabella, kak.
YOHAN
What?! Doni mencintai Isabella?! (suara makin tinggi)
TAMARA
Maka dari itu kak, untuk apa juga aku harus mempertahankan hidup bersamanya tanpa cinta? Makin nyesek dihati kak!
Kak, gimana kalau kamu segera menikah dengan Isabella saja, supaya Doni tak punya kesempatan untuk merebut Isabella darimu, daripada nanti kamu menyesal kehilangan dia!
YOHAN V.O
Tak akan kubiarkan Isabella jatuh ke tangan Doni, aku harus membuat perhitungan dengan Doni, seenaknya sendiri mencampakkan adikku lalu sekarang ingin merebut calonku!
YOHAN
Tamara, aku pergi dulu!
(sambil beranjak menyambar kunci mobil)
TAMARA
Kamu mau kemana, kak?
YOHAN
Akan kutemui Doni sekarang juga!
Sudahlah kamu tenang saja disini!
(sambil berjalan ke arah pintu keluar)
CUT TO
83.INT – KANTOR DONI – SIANG
Sesampainya Yohan dikantor Doni, dengan perasaan marah Yohan langsung nyelonong saja masuk kedalam ruangan Doni tanpa menggubris staf Doni yang berada didepan kantor tersenyum sambil menyapa Yohan, tanpa mengetuk pintu ruangan Doni, Yohan langsung membuka dan menghampiri Doni sambil mengepalkan tangannya, seketika itu juga dengan kemarahannya Yohan menarik kerah baju Doni sambil menantangnya.
YOHAN
Apa maksudmu kau meninggalkan adikku lalu ingin merebut Isabella dariku?
(sambil mengepalkan kerah baju Doni)
DONI
Wait, wait Han!!
Well, akan kujelaskan semuanya kepadamu supaya clear.
(sambil menenangkan Yohan agar melepaskan cengkraman bajunya).
Begini Han, sejujurnya dari sejak almarhum Arya meninggal itu aku sudah bertekad bulat akan menikahi Isabella karena dia sudah berpesan agar aku menjaga Isabella, tapi...
(belum selesai Doni bicara langsung dipotong Yohan)
YOHAN
Biarkan aku yang menjaga Isabella dan kau harus tetap menjaga Tamara!
Ingat Don, kau adalah suami Tamara, sedangkan aku adalah calon suami Isabella, paham kau?!
DONI
Han, ini bukan perkara siapa menikahi siapa, tapi ini perkara hati juga Han!
YOHAN
Apa maksudmu? Kau ingin mengatakan kalau kau lebih mencintai Isabella daripada Tamara?
DONI
Han, bagaimana kalau kita langsung menanyakannya ke Isabella, toh selama ini kita berdua juga tidak pernah tahu apa yang menjadi isi hatinya kan?
No one can understand about heart, right?
YOHAN
Jadi kau ingin dia yang memilih diantara kita? Kau yakin tak akan kecewa?
DONI
Saya siap menerima apapun yang menjadi keputusan Isabella, setidaknya saya sudah menepati janji dari almarhum Arya, Han.
YOHAN
Oke, kalau begitu sampai ketemu dijamuan malam kita bertiga, kutunggu kau disana Don!
Sambil menepuk pundak Doni, Yohan lantas keluar dari ruangan Doni, sementara itu Doni masih termenung cemas menantikan malam tiba sambil menyandarkan kepalanya dikursi empuk kantornya terbayang olehnya detik-detik terakhir ketika Arya berpesan sebelum meninggal dunia.
DONI V.O
Oh Tuhan, jika memang Isabella adalah jodoh yang dariMu kiranya ijinkanlah aku untuk menjaganya selama aku masih hidup, biarlah ini terjadi sesuai kehendakMu saja ya Tuhan.
CUT TO
84.EXT – JALANAN – SIANG
Didalam mobil Yohan menelepon Isabella untuk membuat janji temu dinner bersamanya tanpa memberitahukan perihal maksud dan tujuan pertemuannya nanti malam bersama Doni, dan ketika telponnya berdering.
ISABELLA
Halloo kang!
YOHAN
Bella, nanti malam apakah kita bisa bertemu, ada hal penting yang ingin kubicarakan segera.
ISABELLA
Idih, sepertinya serius amat kang?
Okay deh, saya bisa kang.
YOHAN
See you Bella!
Setelah menutup telpon, mobil Yohan tancap gas mampir ke toko jewellery, tampak Yohan masuk ke dalam toko tersebut.
CUT TO
85.INT – RESTO – MALAM
Yohan dan Isabella telah berada didalam private room sebelum Doni datang.
YOHAN
Bella, maukah kamu menikah denganku?
(sambil menyodorkan kotak cincin kehadapan Isabella).
ISABELLA
(terdiam dan menunduk)
YOHAN
Bella, do you love me?
ISABELLA
Untuk inikah kamu mengajakku kemari kang?
YOHAN
Yes, I just want to make sure do you really love me or not, Bella?!
If you say “Yes” we will get married soon, but if you say “No” dengan berat hati saya akan mundur.
(menatap Isabella dengan serius)
Belum sempat dijawab oleh Isabella, tiba-tiba Doni muncul dihadapan mereka, spontan Isabella pun terkaget-kaget melihat kehadiran Doni di ruangan tersebut.
ISABELLA
Lhooo pak Doni kok bisa ada disini, ada apa ini? (kaget)
YOHAN
Sengaja kuundang dia untuk mendengarkan jawabanmu atas pertanyaanku tadi, Bella.
Kalau kamu menjawab “Yes” maka Doni yang harus keluar dari ruangan ini, tapi jika kamu menjawab “No” maka saya yang akan keluar dari ruangan ini.
(masih tetap berbicara dengan serius)
ISABELLA
(speechless dan menunduk)
DONI
Bella, saya sudah berjanji kepada almarhum suamimu untuk menjagamu selamanya, jika kamu berkenan saya akan memenuhi janji itu, tapi jika kamu punya pilihan yang lain I give up.
Yohan juga bersedia untuk menjagamu selamanya Bella, jadi pilihan ada ditanganmu, which one will you choose?
YOHAN
It doesn’t matter who loves you, kami sudah sepakat untuk menerima apapun yang menjadi keputusanmu.
Come on Bella, please tell us your choice!
ISABELLA
It’s hard for me to decide, huh….(menghembuskan nafasnya dengan berat)
Sejujurnya saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan pria-pria hebat seperti kalian berdua ini.
Kalian telah mensupport saya dalam segala hal dan menemani saya dikala saya merasa sendiri, saya yakin kalian berdua melakukan itu semua demi menyenangkan hati saya kan?
Jika hari ini kalian mengharapkan saya harus memilih salah satu dari kalian, tentu akan ada yang tersakiti perasaannya.
Saya berharap ini bukan akhir dari segalanya, biar bagaimanapun juga kalian telah menjadi bagian dari hidupku selama ini, I will never forget it!
Isabella berdiri menuju ke hadapan Yohan lalu menggenggam tangan Yohan sambil berkata:
Kang Yohan adalah pria yang pintar dan setia mendampingi saya ketika saya membutuhkan dukungan untuk berani melangkah dan menatap masa depan, saya yakin kelak kau akan menjadi suami bijaksana yang menjadi idaman para wanita (sambil tersenyum).
Lalu Isabella melepaskan genggaman tangannya dan menuju ke hadapan Doni sambil berujar:
Pak Doni adalah pria yang baik hati dan penuh tanggung jawab bahkan mau menerima apa adanya saya sewaktu suamiku masih hidup maupun setelah meninggal, bahkan suamikupun berani mempercayakan diriku kepadamu sebelum dia meninggal, dan saya tau bahwa sesungguhnya kamupun juga mencintaiku kan?
Apakah boleh jika sekarang saya memutuskan untuk menerima cintamu?
(sambil menggenggam tangan Doni dan tersenyum).
DONI
Really? (terkejut dan tersenyum lebar)
ISABELLA
(menganggukkan kepala pertanda “iya” sambil tersenyum).
YOHAN
Wow, super sekali!
(sambil menggeleng-gelengkan kepala dan tepuk tangan diperlambat).
ISABELLA
Kang, maafkan saya jika selama ini saya tak sesuai harapanmu, saya takut mengecewakanmu.
YOHAN
Yap, dan inilah realitanya kan Bella?
Kau benar-benar telah mengecewakanku dan ternyata kau memang wanita yang tak sesuai harapanku!
(agak sinis dan ketus bicaranya)
DONI
Han, kenapa kau bicara seperti itu kepada Bella?
Bukankah kita sudah sepakat mau menerima apapun jawabannya tanpa paksaan?
Tidak sepantasnya kamu bersikap seperti itu Han, seharusnya tunjukkan ke-gentlemen-mu donk bro!
YOHAN
Okay, okay, you are the winner, congratulation!!
(sambil menahan marah meninggalkan mereka berdua).
ISABELLA
Ini semua mungkin memang salahku juga karena saya terlalu memberi harapan kepadanya.
(dengan nada agak sedih)
DONI
Ahh, sudahlah Bella, tak usah dipikirkan lagi toh semuanya sudah berlalu, lebih baik kita pikirkan masa depan kita aja yuk, kira-kira kapan kita akan menikah?
(sambil tersenyum lebar menggandeng tangan Isabella)
ISABELLA
Hmm...Pak Doni maunya kapan?
(tertawa dan tersipu malu)
DONI
Tomorrow, are you ready? hahhaha....
ISABELLA
Whattt?? Ahh, siapa takut??!
(mereka tertawa terbahak-bahak sambil berjalan bergandengan tangan)
-The End-
"Cinta sejati lahir dari hati yang tulus mencintai"