44. EXT. POS RONDA - MALAM
Terlihat pos ronda Gang Senggol berisi Oji, Rudi, dan Wisnu.
Oji terus menatap hape yang menampilkan nomor WA Anita. Ragu-ragu ingin chat.
Oji menulis kalimat di kolom chat WA:
‘Hai Nit lagi apa? Ini Oji cowokmu di film. Mau ga bikin aku jadi cowokmu juga di luar film?’
Oji menghapus kalimat barusan.
Oji menutupi hapenya dari pandangan Rudi.
RUDI
Tumben lu nongkrong bawa hape? Udah beli hape baru buat adek lu?
OJI
Boro! Gue emang lagi butuh banget kabar. Tadi ada crew yang minta nomor gue.
RUDI
Wih, gacor juga karir lu di dunia entertain!
OJI
Aamiin, ya Allah! Gue anggap itu doa, Rud!
WISNU
(Berhenti main gitar)
Doain gue juga dong, Rud!
RUDI
Gue doain karir lu di dunia gaib lancar!
WISNU
Aamiin.
OJI
Gue doain lo tambah sibuk dalam menganggur.
WISNU
Aamiin. Tengkyu, guys. Kalian emang temen terbaik gue!
(Lanjut main gitar)
OJI
(Berbisik pada Rudi)
Gimana nggak terbaik teman dia kita doang.
RUDI
Hahaha.
Hape Oji berbunyi notifikasi.
RUDI
Tawaran suting kali tuh?
OJI
(Melihat hape)
Chat buat adek gue.
RUDI
Ada juga yang chat adek lu.
OJI
Sering! Biasanya ngajak mabar, sama ngirim stiker-stiker bocil.
RUDI
(Tersenyum kecil)
Seenggaknya lu punya adek.
OJI
Enakkan elu lah, anak tunggal. Idaman cewek matre.
RUDI
Iya kalu punya warisan banyak!
OJI
Bisa aja, kalau cewe matrenya nggak matre!
RUDI
Lah, gimana lu?
Hape Oji berbunyi notifikasi lagi, membuat Oji langsung antusias.
OJI
Akhirnya!
RUDI
Suting?
OJI
Iya. Jilan lagi.
RUDI
Mantap!
OJI
Sabtu
RUDI
Sabtu?
OJI
Iya. Pagi, lagi! Wah nggak bisa bantuin lu masang keramik, nih gue.
RUDI
Ya udah selow.
OJI
Asbes gue dibongkar lagi nggak nih ntar?
RUDI
Hahaha. Paling anti-bocornya gue keletin.
OJI
(Tertawa)
Cut To
45. INT. DEPAN KANTIN KAMPUS LOKASI SUTING JILAN - SIANG
Terlihat set film, sutradara, crew, dan pemain stanby.
FIRZA RUSTOMI
(Menggunakan TOA)
Oke, semua udah standby?
ASTRADA
(Teriak)
Standby!
FIRZA RUSTOMI
Figuran stanby?
ASTRADA
(Teriak)
Standby!
FIRZA RUSTOMI
Figuran jangan kaku! Ngobrol seolah kalian benar-benar mahasiswa! Sekali-kali makan minum! Tapi jangan dihabisin takut ngulang!
(Melihat sekeliling)
Kameraaaa?
KAMERAMEN 1
Rolliiing!
KAMERAMEN 2
Rolliing!
FIRZA RUSTOMI
Action!
Pemeran utama dan pemeran pembantu mulai akting berjalan mendekati kantin lalu duduk di meja kosong.
46. INT. KANTIN KAMPUS LOKASI SUTING JILAN - SIANG
Oji dan Anita duduk di meja di belakang meja peran utama dan peran pembantu yang sudah ada makanan dan minuman.
FIRZA RUSTOMI (VO)
(Teriak)
Action!
OJI
Senang, deh, bisa ketemu lagi sama kamu.
ANITA
(Tersenyum, menyedot minuman dari sedotan)
OJI
Kamu boleh kok merasakan kesenangan yang sama.
ANITA
(Anita tersedak sambil menahan tawa, batuk kecil berkali-kali)
OJI
Batuk, Bu Haji? Hehehe. Sori yah kalau bikin kamu keselek. Habis kita nggak dikasih scenario sih. Jadi, bebas-bebas aja, dong?
ANITA
Iya, iya. Nggak apa-apa.
(Mengusap bibir dengan tisu)
OJI
Suatu saat bibirku akan menggantikan fungisi tisu itu.
ANITA
(Batuk lebih keras dari sebelumnya, marah tapi bercanda)
Apaan sih kamu?
OJI
(Tersenyum lebar)
Aku tau seharusnya kamu menanggapi itu dengan kesel atau marah. Tapi mumpung kamu nggak bisa, jadi aku sembarangan aja ngomongnya. Maksud aku, bukan sembarangan sih, tapi terbuka aja.
ANITA
Itu vulgar, bukan terbuka!
OJI
Emang iya, ya?
ANITA
Untung cuma akting.
OJI
Kamu harus tetap professional, kan?
ANITA
(Tersenyum)
Mau nggak mau.
OJI
Oiya, kita mau punya anak berapa nanti?
ANITA
Oh, my God!
OJI
Hahaha. Oke, oke. Kamu mau punya anak berapa kalau setepah nikah nanti?
ANITA
Hmmm … Tiga … Kembar.
OJI
Aku bisa kasih kamu lima!
ANITA
Kebanyakan.
OJI
Oke. Terserah kamu aja. Kan kamu yang ngandung.
ANITA
Bisa ganti topik nggak?
OJI
Bisa. Mau seputar apa?
ANITA
Apa aja, asal yang lain.
OJI
Hmmm … Kamu masih punya ayah?
ANITA
Masih. Kenapa?
OJI
Biar kebayang dengan siapa aku ijab kabul nanti.
ANITA
Ih, kamu kok gombal sih?
OJI
Ini kan film JILAN.
ANITA
Hmmm … Alasan yang bagus.
OJI
Tapi bagaimana kalau ternyata itu bukan gombal?
ANITA
Bagaimana apanya?
OJI
Bagaimana tanggapan kamu?
ANITA
Ya terlalu cepat, lah. Masa udah ngomongin ijab Kabul aja.
OJI
Yakin terlalu cepat? Kamu nggak sadar kita hidup di akhir zaman? Sangkakala bisa terdengar kapan saja. Bagaimana kalau kita nggak sempat bercinta yang berbuah pahala?
ANITA
(Tertawa, menggeleng)
OJI
Lagi pula, bagaimana kalau semua ini memang takdir?
ANITA
Takdir apa.
OJI
Takdir! Bahwa (melihat sekeliling) pertemuan kita di sini. Kamu dan aku satu meja kemarin. Dan satu meja lagi hari ini. Mungkin pertanda bahwa kita memang harus satu meja saat makan malam keluarga. Aku dan kamu. Kita ditakdirkan punya kesamaan.
ANITA
Apa?
OJI
Anak! Kita punya anak yang sama!
ANITA
Kenapa ke anak lagi, sih?
OJI
Karena memang anak itu hampir segala-galanya, kan? Lihat semua yang ada di sini.
(Menyisir pandangan)
Pelayan kantin. Kasir kantin. Dosen di sana. Sutradara kita. Kameramen. Satpam. Semua yang kerja sekarang ini buat anak-anak mereka.
ANITA
Kamu? Kamu bekerja buat siapa? Emang kamu udah punya anak?
OJI
Baru akan. Kan kamu ibunya.
(Tersenyum)
Sekarang baru buat emakku di rumah dan adikku yang bocil game kemarin itu.
(Meragakan adegan nelepon)
Sambil berharap, dari figuran aku bisa menjadi pengusaha tambang.
ANITA
Kok jauh banget!
OJI
Maksudnya, dari figuran, mungkin nanti jadi peran pembantu peran utama, dan yang penting peran sebagai ayah dari anak-anak kita.
ANITA
Ke situ lagi!
OJI
(Tersenyum)
Eh, kamu mau nambah? Pesen aja! Mumpung produser yang bayar!
ANITA
(Menggeleng, minum lagi)
Udah cukup. Kasian produser, nanti nggak ada budget buat baya figuran kaya kita.
OJI
Eh, tapi kamu sadar nggak sih? Bahwa di dunia nyata kita selalu jadi peran utama, sementara yang lain adalah figuran.
ANITA
Oiya, aku ngerti. Setuju. Bagi hidup kamu, aku adalah figuran. Bagi hidup aku, kamu adalah figuran.
OJI
Mmmm … Nggak semua figuran, dong. Kalau yang dekat mungkin peran pembantu.
ANITA
Tapi kan kita nggak dekat. Selain dalam adegan.
OJI
Yaaah, sedang aku usahakan biar dekat juga di luar adegan. Kamunya mau nggak?
ANITA
(Raut berpikir sambil menatap tajam ke wajah Oji)
FIRZA RUSTOMI
Cut! Bungkus!
CREW (VO)
(Suara tepuk tangan)
ASTRADA
Untuk figuran yang ada di sini, jangan lupa besok masih di sini, datang lebih pagi! Bawa dua kostum! Kita bakal ada adegan di kelas! Tengkyu!
Cut To Black
47. INT. RUANG TENGAH RUMAH OJI - MALAM
Oji sedang goleran di kamar sambil lihat hape. Ical masuk menghampiri.
ICAL
Bang, hape mana?
OJI
Ada. Mau ngapain?
ICAL
Pinjem, bang, mau mabar.
OJI
Ah, elu kalau udah ngegame lama. Mending nggak usah. Abang masih nunggu kabar suting.
(Berdiri)
ICAL
(Cemberut, ngaduk-ngaduk nasi dan sayur asem di piring)
EMAK
Nggak makan lu, Ji?
ICAL
Masih kenyang, Mak, tadi makan nasi kotak di lokasi suting.
EMAK
Terus mau kemane?
ICAL
Ke pos dulu. Miting sama Rudi.
EMAK
Gaya bener. Miting, akting, suting.
Cut To
48. INT. KELAS KAMPUS LOKASI SUTING JILAN - SIANG
Terlihat set film dengan sutradara, crew, dan pemain standby.
Oji duduk di kursi kuliah jajaran depan, melihat ke arah Anita di jajaran belakang dengan senyuman.
Akting peran utama dimulai.
Oji pindah tempat duduk ke samping Anita.
ANITA
(Berbisik)
Kamu ngapain pindah? Nanti dimarahin sutradara loh!
OJI
(Berbisik)
Nggak mungkin, lah. Kan memang biasa mahasiswa pindah tempat duduk buat deketin mahasiswi. Aku memang nggak kuliah, tapi di sekolah kan begitu. Jadi bisa dipastikan sama.
(Melihat sekeliling)
Akhirnya aku bisa merasakan jadi mahasiswa, walau cuma akting. Mudah-mudahan bisa kuliah beneran.
ANITA
Kamu lulusan apa?
OJI
SMK Bangunan.
ANITA
Oh, masih ada, yah?
OJI
Masih, dong. Emang kamu pikir udah punah. Nanti siapa yang bakal membuat beton dan membuat tembok kalau kami-kami ini tidak ada?
ANITA
Eh, dosennya datang. Kita harus akting ketakutan.
OJI
Emang iya?
(melihat ke pemeran dosen)
Eh, kayanya sering liat di tivi deh yang jadi dosen.
ANITA
Itu Matias Machas!
OJI
Oh iya bener!
(Menatap wajah Anita)
ANITA
(Merasa ditatap)
Kenapa?
OJI
Cantik.
ANITA
(Raut ge’er)
OJI
Ingin rasa hati berbisik.
ANITA
Lagu bener!
VO: Astrada teriak: Cut! Bungkus!
ASTRADA
Jangan lupa lusa talent figuran datang pagi kita adegan di perpustakaan! Anita berdiri. Oji ikut berdiri.
OJI
Sampai jumpa besok.
ANITA
(Tersenyum lalu berjalan keluar kelas)
Hape Oji bergetar. Panggilan dari Soni.
OJI
(Menempelkan hape pada telinga)
Halo, Om!
SONI
Ji, lusa suting scene terakhir kamu yah.
OJI
Oh, lusa ya, Om?
SONI
Iya.
OJI
Euh. Iya, Om. Tapi, Om. Euh, nanti saya ke rumah deh, Om.
Cut To Black
49. INT. PENDOPO RUMAH SONI - MALAM
Terlihat Oji duduk berhadapan dengan Soni di Pendopo rumah Soni dengan Aldo di samping mereka.
SONI
Nanggung sekali sebenarnya. Tapi kalaupun bisa saya usahakan, kamu harus bawa orang yang bisa menggantikan kamu. Yang mirip kamu. Biar nggak jumping.
OJI
(Melihat ke arah Aldo, melihat raut kecewa)
Saya bakal cari, Om!
SONI
Ingat! Bukan cuma cari, tapi kamu bawa orangnya ke sini!
Cut To Black