Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 1
1. INT. RUMAH GENA - PAGI HARI
GENA (P/28) memotong-potong wortel di dapur. RAGA (L/21)
menemani PUPUT (P/6) bermain masak-masak dengan di lantai,
ruang tengah dekat dapur. Raga memegang semangkuk bubur
sumsum untuk disuapkan ke Puput.
GENA
Maaf ya, jadi ngerepotin. Pagi-pagi udah suruh kamu datang.
RAGA
Nggak apa-apa. Ini bukan pertama
kalinya kan?
Raga menyuapkan sesendok bubur untuk Puput.
RAGA
Puput, aaak. (sesendok bubur
dilahap Puput) Aummm (tersenyum).
CUT TO:
2. EXT. DEPAN GERBANG TAMAN KANAK-KANAK - PAGI HARI
Raga tiba di depan sekolah Puput, menghentikan motornya.
Puput masih memeluk pinggang Raga di jok belakang. Raga
turun dari motor, menggendong Puput turun dari motornya.
RAGA
Udah sampai nih. Belajar yang
pinter ya.
PUPUT
Iya.
Puput menyalimi tangan Raga, menciumnya. Raga mengacak ujung
rambut Puput. Puput pergi sambil melambaikan tangan, Raga
balas melambai sambil tersenyum lebar.
3. INT. RUMAH GENA - PAGI HARI
Gena mencuci piring. Ketika Raga masuk rumah, Gena menoleh.
GENA
Eh, udah datang. Ini sarapan buat
kamu. Cepet makan, saya mau antar
cathering di kantor sebentar lagi.
Raga berdiri di dekat meja makan, melihat gerak-gerik Gena.
Raga pun menghampiri Gena, mengambil alih spon cuci yang
dipegang Gena.
RAGA
Saya udah makan. Kamu bisa
istirahat saja.
Gena tersenyum. Dia mencuci tangannya, lalu mengambil
segelas air putih dan duduk di meja makan.
Raga ganti mencuci piring dan gelas yang tersisa.
GENA
Kamu lagi sibuk apa akhir-akhir
ini?
RAGA
Nggak sibuk apa-apa.
GENA
Kamu makan teratur kan?
RAGA
Iya.
GENA
Kamu masih suka futsal?
RAGA
Masih kok. Sebagai ajang refreshing
dan memperkuat ikatan silaturahmi
aja.
Raga menmbilas piring terakhir, lalu mencuci tangan dan
melapnya dengan kain. Dia duduk bergabung Gena.
GENA
Terima kasih sudah bantu saya hari
ini.
RAGA
Sama-sama.
Gena menggoyang-goyangkan gelasnya, menimbang-nimbang
sesuatu untuk dibicarakan.
GENA
Kadang saya berpikir tentang
keadaan kamu. Karena saya sudah
jarang mampir ke rumahmu sejak buka
usaha cathering.
RAGA
Saya baik-baik saja. Kamu nggak
perlu datang. (beat) Kabar ayah ...
bagaimana?
GENA
Baik, sehat. Kembali berlayar
seperti biasa.
Raga mengangguk-angguk. Gena menyodorkan amplop putih berisi
uang.
GENA (CONT'D)
Ayah kamu yang titipin ini ke saya,
buat kamu.
RAGA
Sekarang sudah nggak bisa menipu
lagi, kalau ini uang darimu
berkedok pemberian orang lain.
Gena tersenyum. Dia menarik tangan Raga dan memberikan
amplop tersebut pada genggamannya.
GENA
Cuma ini cara saya untuk
berterimakasih ke kamu. Saya nggak
bisa bantu kamu apa-apa
RAGA
Tapi jangan menyesal kalau nggak
bisa belikan Puput mainan baru.
Saya pamit dulu.
Raga beranjak dari tempat duduknya.
GENA
Saya harap kamu bisa jaga diri
sendiri karena sekarang sulit cari
orang yang benar-benar peduli.
Raga membalikkan badan, melempar senyuman ke arah Gena.
4. EXT. JALAN RAYA - PAGI HARI
Raga naik motor dengan kecepatan sedang. Wajahnya datar.
Begitu sampai di lampu lalu lintas, ia berhenti. Wajahnya
berubah bungah.
5. INT. COFFEE SHOP - PAGI HARI
Raga masuk ke cafe, berjalan ke arah kasir.
RAGA
Espresso macchiato dua.
Raga duduk di bangku terdekat, melihat FIA (P/19) yang duduk
agak jauh darinya, sedang mengobrol di telefon.
FIA
Kamu memang cocok jadi psikolog,
Al.
CUT TO:
6. INT. RUMAH ALICIA - KAMAR - PAGI HARI
ALICIA (P/19), gadis berkacamata, memakai hoodie kuning dan
trining hitam, menaruh buku di atas meja belajar. Beberapa
buku tentang psikologi ada di sana.
ALICIA
Makanya aku juga pingin kuliah
jurusan psikologi. Tapi aku masih
ragu.
Alicia mengelus buku yang baru saja ditaruhnya.
ALICIA CONT'D
Kamu kapan balik dari Bandung?
Nanti aku traktir sate ayam. Kamu
nggak kangen lihat reog di
alun-alun? Besok mulai pembukaan
lho.
CUT BACK TO:
7. INT. COFFEE SHOP - PAGI HARI
FIA
Masih belum tahu.
Raga diam menguping, lalu namanya dipanggil. Pesanannya
sudah siap. Ketika dia berjalan keluar, ponsel di dalam
sakunya bergetar.
Raga mengangkat telefon.
RAGA
Halo?
CUT TO:
8. INT. RUMAH ESTER - KAMAR - PAGI HARI
ESTER (P/21) berdiri di dekat jendela, mengintip sebuah
mobil yang ada di depan rumahnya dari balik tirai.
ESTER
Kamu nggak usah antar aku hari ini.
RAGA (O.S)
Kenapa?
ESTER
Biasa.
RAGA
Diantar Garrel?
ESTER
Iya.
RAGA (O.S)
Gue udah beli espresso 2 lho.
ESTER
Bagus dong, kamu bisa minum
sepuasnya. Maaf ya, aku udah
ditungguin.
Ester mematikan ponselnya dan membawa tote bag. Dia bergegas
keluar kamar.
Ester naik ke mobil dan melempar senyum ke arah GARREL
(P/21). Ester memakai safety belt-nya.
GARREL
Kamu hari ini kelihatan bersinar
banget.
(menyelipkan rambut Ester
ke belakang telinga)
Aku bawain kamu americano.
Garrel memberikan kopi kepada Ester. Dengan muka terkejut,
kecewa, sekaligus khawatir, Ester menerimanya sambil
berusaha tersenyum.
ESTER
Makasih.
GARREL
Iya sayang.
Ester menyalakan ponselnya dan melihat pesan masuk dari
Raga.
Garrel melirik Ester yang kemudian mengabaikan pesan itu
sambil mendengus. Garrel hanya tersenyum tipis dan kembali
melihat ke depan.
CUT BACK TO:
9. INT. COFFEE SHOP - PAGI HARI
Raga mendengus, kemudian keluar dari coffee shop. Raga naik
ke motornya dan melaju dengan cukup kencang.
10. EXT. JALAN RAYA - PAGI HARI
Raga melamun, menatap kosong ke jalan raya.
GENA (O.S)
Saya harap kamu bisa jaga diri
sendiri karena sekarang sulit cari
orang yang benar-benar peduli.
Saat sampai di lampu merah, Raga malah terus menjalankan
motornya. Ia lewat bertepatan dengan mendekatnya sebuah truk
dari arah kanan.
SFX: KLAKSON TRUK
CUT TO:
11. INT. CHAT ROOM - PAGI HARI
Sebuah chat room dengan background berwarna biru laut
pucat, dengan awan-awan putih.
Mencuat sebuah chat dari akun facebook bernama ALICIA.
ALICIA
Hei Mr. Nobody.
Lagi berburu?
MR. NOBODY
Hah? Apa?
ALICIA
Aku pikir kamu bikin postingan
tentang perburuan tadi.
MR. NOBODY
Oh iya
ALICIA
Berburu apa?
MR. NOBODY
Menurut lu?
ALICIA
Berburu raga.
MR. NOBODY
Kenapa begitu?
ALICIA
Karena kamu nggak punya raga, Mr.
Nobody.
SFX: SUARA KAMBING MENGEMBIK
MR. NOBODY
Siapa bilang?
Gue punya satu, ada di nama gue.
ALICIA
Sebenarnya aku tahu sih. Aku
Alicia, senang berkenalan denganmu
:)
MAIN TITLE:
12. INT. SEKOLAH - SIANG HARI
Seorang murid melewati pagar, berusaha masuk setelah bel
berbunyi. Tapi kemudian dia ketahuan guru BK dan ditarik
telinganya.
RAGA (O.S)
Cewe ini kenapa ngechat gue, sok
asik, pakai lawakan garing.
Bolehlah, sedikit menghibur. Tapi,
siapa sih Alicia?
Murid-murid lain sedang memerhatikan gurunya yang
menjelaskan materi di papan tulis.
Sedangkan itu, di suatu kelas, Alicia membaca sebuah buku
psikologi karena penjelasan guru prakarya-nya terdengar
membosankan.
GURU PRAKARYA
Hei, itu yang di depan! Baca buku
apa?
ALICIA
(sambil menyelipkan buku
ke loker)
Baca-baca aja, pak.
GURU PRAKARYA
Simpan bukunya, perhatikan saya
bicara.
ALICIA
Baik, pak.
Bel istirahat berdering. Kantin mulai ramai. Alicia keluar
dari kantin dengan beberapa bungkus makanan ringan di
kantongnya.
ALICIA (O.S)
Hal yang paling sulit dimengerti
adalah cara berpikir manusia yang
bisa mempersulit segalanya, menjadi
lingkaran setan yang sesat.
Alicia berakhir di bangkunya, menaruh snack-snack di
kantongnya ke atas meja. Sebelum membaca bukunya lagi, AYU
(P/21), teman sebangkunya menyela.
AYU
(menepuk bahu Alicia)
Al.
ALICIA
Apa?
AYU
Aku mau curhat nih. Jadi...
Alicia diam mendengarkan, mematung sambil menatap kosong ke
arah temannya.
ALICIA (V.O)
Yang didengerin cuma penjelasan
yang setengah-setengah, nggak
memunginkan untuk kasih solusi.
Banyak faktor memengaruhi sikap
seseorang, nggak bisa disimpulkan
dari sikap dia di suatu peristiwa
aja. Itu cuma respon bawah sadar
seseorang atas stimulus, bukan
sikap sebenarnya.
AYU
Aku sebel banget digituin, Al.
ALICIA (V.O)
Dan berakhir dengan kata-kata
ambigu menggantung yang nggak
memberi tanda pendengar harus
memberi respon apa.
ALICIA
Sabar ya, pasti ada hari dimana
kesedihan kamu saat ini akan
berakhir kok.
Alicia tersenyum kecut, kecewa dengan responnya sendiri.
CUT TO:
13. INT. KOMPUTER - FACEBOOK - MALAM HARI
Postingan gambar sebotol wine dengan caption "Air / wine?
Tolong, aku nggak bisa berhenti" oleh MR. NOBODY.
Kemudian muncul chat dari ALICIA.
ALICIA
Berhenti minum wine.
CUT TO:
14. EXT. TAMAN - MALAM HARI
Raga berdiri menghadap Alicia dengan tatapan tajam.
RAGA
Kenapa?
ALICIA
Nggak baik buat kesehatan, tentu
saja.
CUT TO:
15. INT. RUMAH RAGA - KAMAR - MALAM HARI
Raga duduk berselonjor di atas ranjang, bersandar di bantal,
sambil menggenggam ponselnya. Dia mengetik chat di sana.
RAGA (V.O)
Ya sebenarnya gue mencoba. Ini cuma
pelampiasan gue sesekali.
CUT BACK TO:
16. EXT. TAMAN - MALAM HARI
Alicia berdiri menghadap Raga, tampak kecewa melihat
kenyataan di depannya.
ALICIA
Kenapa melampiaskan dengan cara
yang salah?
RAGA
Setidaknya gue nggak merugikan
orang lain.
ALICIA
Ada pilihan yang lebih baik
daripada ini.
RAGA
Gue tahu. Tapi sulit.
ALICIA
Love yourself. (beat) Nggak ada
yang mencintai lu sekuat dan
sedalam lu mencintai diri sendiri.
CUT TO:
17. EXT. TAMAN - MALAM HARI
Raga dan Alicia berdiri berhadapan.
RAGA (V.O)
Gue pengen meluk lu sekarang.
ALICIA
(menggeleng)
Jarak nggak mengizinkan kita untuk
melakukannya.
SPLIT SCREEN:
Raga terpaku di posisi duduknya. Dan di kamar Alicia, Alicia
duduk di meja belajar sambil memangku dagu menatap jendela.
CUT TO:
18. INT. RUMAH RAGA - KAMAR - MALAM HARI
Tak lama kemudian muncul notifikasi pesan dari akun facebook
bernama MOLEKUL: "Pergi ke taman kalau belum tidur."
Raga melirik jam di pojok layar ponselnya, pukul 11 malam.
Raga mengambil jaket di gantungan, memakainya lalu pergi
keluar dari rumah.
19. EXT. TAMAN - MALAM HARI
Raga menyusupkan tangan ke saku jaket, berjalan di atas
rumput taman, menghampiri Ester.
Ester sedang meringkuk di atas bangku panjang sendirian,
menenggelamkan wajah pada dekapannya.
Suara rumput yang ditendangi Raga terdengar semakin jelas,
membuat Ester menoleh.
Wajah Ester agak pucat, bibirnya merah ceri. Ia sedang
menahan senyum melihat kedatangan Raga.
ESTER
Aku kira kamu masih tidur.
Rencananya, kalau lima menit lagi
kamu nggak datang, aku mau pergi.
Ester memberikan sekaleng soda yang masih berembun kepada
Raga yang sudah berdiri di hadapannya.
Raga belum menerima soda tersebut. Ia melepas jaketnya, lalu
menggantungkannya pada pundak Ester. Ester tersenyum samar.
RAGA
Gue malah belum sempat tidur.
Raga mengambil soda dari tangan Ester dan sempat
memerhatikan cat kuku Ester yang berwarna hijau telur asin
yang sedikit mengelupas.
Raga duduk, lalu membuka kaleng soda dan menimbulkan desisan
singkat yang menyegarkan. Ia meneguknya sedikit.
RAGA (CONT'D)
Kenapa ke sini? Harusnya lu tidur
di rumah. Sebentar lagi pagi, lu
harus siap-siap ke kampus, kan?
ESTER
Aku nggak mau berangkat hari ini.
RAGA
Kenapa?
Ester hanya menggeleng. Dia meluruskan kakinya, lalu
menunduk. Raga melirik curiga ke arah Ester.
RAGA (CONT'D)
Cerita aja.
Raga meneguk sodanya lagi.
Ester memainkan jari-jarinya. Ia terlihat ragu untuk
mengatakan apa yang sedang ia rasakan meskipun ia sangat
ingin memberitahu Raga.
RAGA (CONT'D)
Soal Garrel? Ada masalah apa lagi
sama kalian?
ESTER
Ijinin aku menginap di rumahmu.
RAGA
(mendesah)
Nggak.
Raga menengadah ke langit, melihat bintang-bintang yang
bersinar. Ester mengerling ke arah Raga, lalu menoleh ragu
dan ikut menengadah ke langit.
ESTER
Rasanya, malam selalu punya suasana
yang pas buat overthinking,
menggiring ke perasaan khawatir,
buat takut kalau-kalau nggak bisa
menjalani kehidupan di esok hari.
Tapi, secara bersamaan, malam tadi
dan malam-malam sebelumnya selalu
kasih harapan kalau esok akan lebih
baik.
Raga menunduk, memainkan kaleng soda di tangannya. Kemudian
ia menghabiskan soda yang tersisa.
RAGA
(meremas kaleng soda)
Omong kosong. Definisi itu nggak
benar. Malam cuma menyediakan hampa
dan kekosongan.
ESTER
(meraba tengkuk)
Ya itu kan dari sudut pandangmu.
Mungkin ini saatnya kamu cari
pacar, biar malammu nggak terasa
hampa.
RAGA
Gue kenal seseorang. Harapan muncul
di depan gue seperti matahari
terbit, tapi berujung dengan
kegelapan malam lagi.
ESTER
Hei, bagus dong. Jangan negative
thinking dulu. Kamu punya teman
baru yang nggak jelas asalnya,
alasannya. Dan bikin kamu merasa
punya harapan, nyaman, bagus kan.
Raga melirik buku besar di sebelah Ester yang sejak tadi
terbuka dan lembarannya terbalik tertiup angin, membuat
gesekan kertas yang berisik.
RAGA
Belajar buat ujian? Katanya nggak
mau berangkat?
ESTER
Sebenarnya pingin berangkat, tapi
nggak mood.
Ester melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan
tangan kirinya.
ESTER (CONT'D)
Aku masih punya waktu untuk ngobrol
sama kamu, lalu mandi, sarapan,
buka materi lagi, dan berangkat.
Karena kamu lagi ada disini,
temenin aku sebentar lagi. Sebentar
aja.
Raga melempar kaleng sodanya ke arah tong sampah yang tak
jauh darinya.
ESTER (CONT'D)
Kelihatannya, kamu sulit tidur. Mau
pakai aromaterapi?
Raga menoleh, sedikit menautkan alisnya. Memberi tatapan
bertanya.
RAGA
Gue nggak pakai itu. Ada cara lain
supaya gue bisa tidur. Lu mau
bantu?
ESTER
Gimana?
RAGA
Jangan kirim chat suruh gue datang
dan tidur di rumah lu sendiri
karena gue nggak akan ijinin lu
tidur di rumah gue, sekalipun lu
diusir sama keluarga lu.
Raga bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menjauh.
Ester melepas jaket Raga.
ESTER
Aku tahu orang itu jadi harapan
kamu.
Raga berhenti dan membalik badannya. Ester melempar jaket
Raga, membuat Raga sedikit terkejut saat menangkapnya.
ESTER (CONT'D)
Entah harapan apa yang kamu
inginkan dari dia, tapi sebaiknya
coba dulu.
RAGA
Gue cari temen karena sudah terlalu
gila kalau cuma kenal lu. Kegilaan
ini nggak akan ada habisnya. Ini
lebih parah dari sekadar overdosis
obat.
Raga membalik badannya lagi, dan sebelum ia berjalan, ia
kembali menghadap Ester karena ia baru saja mengingat
sesuatu yang lupa untuk dikatakannya.
RAGA (CONT'D)
Gue memang bedebah nggak tahu diri
yang mencoba tetap keren. So don't
think anything about my bastard
soul, because it will be saved by
myself.