Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
DI MANA REST(U) KU?
Suka
Favorit
Bagikan
1. January 2019 (Scene 1 - 3)

# PART 1

ESTABLISH SHOT : Suasana indah di pusat kota

BACK SOUND : ANNETH - MUNGKIN HARI INI ATAU ESOK NANTI (PLAY)

NARASI :

HANAYA

Bagiku, Hidup ini bagaikan berada diatas arus, saat aku mengarunginya, sifatnya kadang tenang, deras bahkan menakutkan. ada kekhawatiran, ada kebahagiaan. Namun saat mengarunginya, aku takkan pernah tau arus akan mengikuti angin dan membawaku sampai kemana. Meskipun aku punya tujuan, tetapi arus bisa saja menghantarkanku ke jurang dan menghempaskanku ke bawah air terjun. Pada akhirnya, aku akan dihadapkan pilihan. Apakah aku akan tenggelam atau tetap bertahan untuk bangkit. seperti itulah kisah hidupku. Aku melukiskan sejarahnya dalam diariku.

(MORE)

MONTAGE :

- seseorang yang duduk diatas batu yang besar di pinggir pantai - ombak dilaut berayun-ayun.

- suasana seseorang ketakutan - Suasana keluarga bahagia

- seseorang mengkayuh perahu disungai yang mengalir - Air terjun

- Pusaran air

- Angin menghembuskan dedaunan

- Menulis pada buku harian/diary

END MONTAGE :

NARASI :

HANAYA

Namaku Hanaya Putri Aurora, Mama memberi nama yang begitu indah untukku. Nama seperti Amanah, ada harapan keluarga, cinta, ada doa dan restu yang tersemat didalamnya. Aku dilahirkan dari sosok yang sederhana, dari kesederhanaan aku belajar banyak arti kehidupan, kerja keras, dan semangat untuk menjadi orang yang besar. Dan aku percaya hal besar akan datang kepada orang-orang yang sabar. Namun tentang kehidupan, keberhasilan tidak cukup ditentukan dari kehebatan diri saja, tapi tak terlepas dari sebuah Restu.

MONTAGE :

- Seorang perempuan wanita karir yang sukses sedang berbagi dalam sebuah seminar

- Rumah sederhana dan keluarga kecil

- Seorang Ibu memeluk anaknya

- Ibu sedang mendoakan anaknya ketika salat

- Ibu merestui anaknya yang bersimpuh di kakinya.

END MONTAGE :

01. INT. KAMAR HANAYA - MALAM HARI

CAST : HANAYA (22THN/P), SOFI (16THN/P)

Hanaya duduk diatas tempat tidur melihat galeri foto kenangan dirinya beserta kerabatnya di sebuah buku album sambil bersandar terdiam dan melamun bersedih.

INSERT : FOTO HANAYA SAAT SUKSES SEBAGAI PEBISNIS, FOTO BERSAMA SAHABAT, FOTO BERSAMA REKAN BISNIS, DAN FOTO BERSAMA SAUDARA SAAT lIBURAN DI SINGAPURA

FX : KETUKAN PINTU

HANAYA

Hanaya menoleh ke arah pintu dan menutup album lalu menghela napas.

SOFI

Sofi membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Hanaya.

SOFI

Kak, lagi ngapain. Kenapa belum tidur?

HANAYA

(Tersenyum))

hmm..Gapapa dek.

Hanaya menaruh kembali album fotonya diatas meja didamping tempat tidurnya. Kemudian berbaring ke kiri di tempat tidurnya membelakangi Sofi.

SOFI

Ini sudah malam kak, tidurlah atau kakak mau salat tahajud?

Duduk didamping Hanaya dan mengepuk pundaknya dari belakang.

HANAYA

Nggak dek, aku mau tidur. Kamu tidur sana, malam ini kamu tidur sama mama dulu aja, aku lagi pengen sendiri.

SOFI

Baik ka kalo gitu, aku ke kamar dulu. Goodnight kakak sayang.

Mengusap belakang badan Hanaya. Sofi berdiri dan melangkah kemudian berhenti sejenak di depan pintu dan menoleh ke arah Hanaya sambil menutup mulutnya dan bersedih. Sofi keluar menutup pintu.

FX : Dorongan pintu tertutup

HANAYA

Hanaya mengambil kembali album fotonya dan memeluknya, kemudian Hanaya meneteskan air mata dan mengusapnya. Lalu memejamkan mata tertidur.

CUT TO :

02. INT/EXT. KAMAR HANAYA - TERAS RUMAH - PAGI HARI

CAST : HANAYA(22), SOFI(16), MAMA(45THN/IBU)

HANAYA (VO)

(Membuka matanya)

Hanaya bangun duduk dan menoleh ke arah jendela dan menatap ke langit.

Ya Allah, kini mentariku tak lagi seindah dulu, aku seperti terbangun dari mimpi buruk yang nyata. Aku harus kehilangan semua yang telah ku perjuangkan, Apa salahku Tuhan? Apalagi yang bisa ku perbuat demi masa depanku yang kandas saat ini. Aku ingin aku bisa kembali seperti dulu, aku rindu semuanya. Beri aku jalan-Mu Tuhan.

Hanaya berdiri dan menempelkan telapak tangannya di kaca jendela sambil berkedip melihat ke langit.

CUT TO :

SOFI

Mah, Ka Naya udah bangun belum?

Sofi mengikat tali sepatunya, bersiap-siap untuk sekolah dan merapikan jilbabnya menghadap kaca jendela yang ada di teras.

Mama :

Belum sepertinya nak? Ada apa?

Mama sedang menyapu di teras.

SOFI :

(Tersenyum sedikit)

Hmm.. nggak apa-apa mah, mungkin kakak kelelahan saja, makanya belum bangun. Ya udah mah, Sofi berangkat sekolah dulu ya.

Sofi menyambut tangan Kanan mama untuk berpamitan. Sofi pergi menggunakan sepeda jelek dan meninggalkan rumah

MAMA :

(Bersedih)

Huh, Ya Allah.. kasihan anak-anaku, mereka harus berjuang untuk memulai kehidupan yang baru. Berikanlah keluarga kami kekuatan untuk menjalani kehidupan serta cobaan ini. Lindungilah anak-anak dari segala kejahatan yang tidak kami harapkan. Aamiin..

Mama meletakkan sapu, kemudian duduk di kursi yang berada di depan teras rumah. Mama menyatukan kedua tangannya dengan penuh harapan sambil berdoa.

CUT TO :

03. INT. KAMAR MAMA - PAGI HARI

CAST : PAPA (47THN/L), MAMA(45/P), KEVIN(25THN/L), HANAYA(22/P)

Di dalam kamar, terjadi perdebatan antara Papa, Mama, dan Kevin yang terdengar oleh Hanaya dari kamarnya, karena Hanaya mendengar desus seperti keributan dari kamar Mamanya. Hanaya segera keluar dari kamarnya dan mengintip dari depan kamar mama untuk menguping pembicaraan yang ada didalam kamar.

PAPA :

(Marah, Kesal)

Ya Allah, kenapa hidup kita jadi seperti ini, bagaimana nasib keluarga kita selanjutnya, hutang kita banyak, sebagian harta sudah digadaikan, dan sebentar lagi rumah ini juga akan diambil oleh Mas Effendi. aku sudah malu sama keluargaku, karena sudah banyak mereka membantu kita membayar ganti rugi dari bisnis Hanaya. Papa pusing ma!

MAMA :

Pa, sabar pa, tidak ada satupun orang yang mau susah seperti ini, mungkin ini hanya cobaan dari Allah untuk kita, jangan di sesali, kita harus percaya, Allah tidak akan menguji kita diluar batas kemampuan kita. Mungkin suatu hari nanti, ada hal yang lebih baik untuk keluarga kita, Ikhlas saja pa.

Mama mengusap pundak papa dan mecoba untuk memenangkan papa. kemudian mama menangis.

PAPA :

Tapi ma, kalau saja Hanaya tidak lalai dan ceroboh untuk memberikan kepercayaannya kepada orang lain dengan begitu mudah, keluarga kita tidak akan begini jadinya. kita gak akan jadi orang susah dan kehilangan semuanya mah! dia bodoh. Anak satu itu bisanya hanya menyusahkan saja. bikin susah orangtua bikin malu juga.

Papa meninggikan suaranya, dengan penuh kekesalan papa meluapkam semuanya di hadapan mama dan kevin. papa memegang dan menggelengkan kepalanya.

HANAYA :

(Mengintip dan menguping)

Hanaya tak sengaja lewat didepan kamar Mama dan berhenti.

Hanaya mengintip sedikit dan menyimak perdebatan dari depan pintu kamar mamanya. Hanaya sangat bersedih dan merasa bersalah mendengar pembicaraan orangtua dan kakaknya.

KEVIN :

(senyum penghinaan)

Heh, Iya pa, bener banget, bodoh! gara-gara dia pun jadi kuliah ku terhambat, laptop pun ikut jadi korbannya, di laptop dia itu ada laporan skripsi aku, ini jadinya aku terpaksa minjem punya temen aku. kacau banget bener-bener bawa sial itu bocah, gak berguna, nyusahin keluarga doang. Mama aja nih suka masih belain dia. Kuliah dia enggak selesai, mau jadi apa dia kedepannya?

MAMA :

(mengerutkan kening, menggelengkan kepala)

Astagfrullahaladzim nak.. kamu nggak boleh ngomong kayak gitu, gimanapun Hanaya, dia itu adek kamu, kamu harus inget juga nak, masa-masa bisnisnya jaya setidaknya dia masih ada memberikan kita kebahagiaan kecil, bersyukur! inget pa, kevin ! selama papa berlayar diluar kota, papa nggak tau, keuangan keluarga itu dia yang menanggung, dan Kevin, uang kuliah semester kamu juga kadang dibayarkan oleh Hanaya kan. jangan anggap itu tidak pernah ada. mama bukan mau ngebelain Hanaya, hargai usaha yang pernah dilakukannya untuk kita. kalian jangan egois, disaat sulit seperti ini kalian ingin melimpahkan semua kesalahan kepada dia. sadarlah.

mama menatap berbicara kepada Papa dan Kevin

PAPA :

(menunduk, terdiam)

Hmm...yasudah terserah mama saja.

HANAYA (VO) :

(Menangis)

maafin aku mah, karena aku, keluarga kita jadi susah dan malah ribut seperti ini, sepertinya papa dan kakak nggak menginginkan aku lagi. apa yang harus aku lakukan ya Tuhan.

Hanaya bersandar membelakangi dinding kamar mama.

CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
parah
3 tahun 9 bulan lalu