Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
76. EXT. SISI DANAU MENGHADAP PERPUSTAKAAN - EVENING
James mengajak Vega untuk duduk di salah satu sisi danau yang menghadap perpustakaan pusat. Setelah itu, mereka duduk bersebelahan di atas rerumputan.
JAMES:
Nggak terasa ya kita udah hampir
empat tahun kuliah di sini.
VEGA:
Kalo sekarang sih kayak emang gak
berasa. Tapi kemaren pas lagi
menjalani kuliah, pergantian
harinya terasa lama banget.
JAMES:
Kan waktu itu relatif, kayak
katanya Albert Einstein gitu loh.
VEGA:
Bener juga. Kalo kita lagi
ngejalaninnya, kita ngerasa lama
banget. Tapi kalo kita mau
flashback, rasanya cepet banget.
JAMES:
Iya. Dan aku bersyukur bisa
berkuliah di sini. Karena aku
jadinya bisa mengeksplor diri aku
menjadi pribadi yang lebih baik
lagi.
(Menatap Vega)
Dan aku bisa bertemu dengan kamu.
Orang yang aku sayang dan sudah
menemani aku selama sekian semester
berkuliah.
VEGA:
(Tersipu malu)
Bisaan aja kamu. Tapi aku juga
senang sih karena aku mendapatkan
banyak sekali pengalaman yang bisa
aja gak aku dapetin kalo aku gak
kuliah di sini. Teman dekat juga,
lalu ada kamu juga. Dan sekarang
kita udah sampai di akhir cerita
kuliah kita.
JAMES:
Harapan kamu untuk segera lulus di
semester ini akhirnya terkabul ya.
VEGA:
(Menatap lurus ke depan)
Iya. Aku juga gak nyangka ternyata
aku bisa nge-push diri aku sampai
sejauh ini. Padahal kemarin-kemarin
aku rasanya ingin nyerah aja.
JAMES:
Itu karena kamu sebenarnya bisa
melampaui apa yang ada di dalam
pikiran kamu. Pikiran kamu nganggep
limit kamu sekian, padahal
sebenarnya kalo di-push, kita bisa
lebih dari itu.
VEGA:
(Menatap James dan
tersenyum)
Makasih ya.
JAMES:
Hahahaha, kamu belakangan ini jadi
sering ngucapin makasih ya.
VEGA:
Itu karena aku menyadari bahwa
hidup aku dikelilingi sama
orang-orang baik. Dan aku bersyukur
karena itu, makanya aku ingin
mengucapkan terima kasih kepada
setiap momen yang aku berhasil
lewati.
JAMES:
Baiklah, aku terima ucapan terima
kasih kamu ya.
Mereka berdua terdiam sejenak. Menikmati semilir angin sore.
VEGA:
Aku gak tau mesti senang atau sedih
setelah akhirnya bisa menyelesaikan
semua ini. Belom semua sih, masih
ada sidang akhir. Tapi bisa
dibilang, kita udah hampir sampai
di garis finish dalam masa kuliah.
JAMES:
Mau senang atau sedih, tapi kita
udah berhasil menuliskan satu
lembaran baru di hidup kita. Stage
perkuliahan yang penuh warna, baik
suka maupun duka.
VEGA:
Dan sebentar lagi kita bakal
menutup buku cerita yang udah kita
lukis tentang perkuliahan itu.
JAMES:
Satu langkah lagi yuk. Kita
selesaikan sidang akhir biar kita
benar-benar bisa sampai di garis
finish. Ayo kita tutup akhir cerita
kuliah ini dengan hasil yang
memuaskan.
VEGA:
(Mengacungkan jari
kelingkingnya)
Kita berjuang sampai akhir?
James tersenyum lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Vega. Setelah itu, mereka kembali duduk bersantai, menikmati udara sore hari di kampus mereka. Menikmati hari-hari terakhir mereka sebagai mahasiswa Universitas Sains Bangsa.
77. INT. RUANGAN PAK HERU - ANOTHER DAY
Vega memasuki ruangan Pak Heru dengan semangat. Skripsinya sudah selesai dan sekarang tinggal menunggu persetujuan dari Pak Heru untuk boleh lanjut ke sidang akhir atau tidak. Vega kemudian menyerahkan draft skripsinya kepada Pak Heru. Pak Heru membolak-balikan skripsi Vega dan mengangguk. Pak Heru lalu mengembalikan draft skripsi itu sambil tersenyum ke arah Vega.
PAK HERU:
Sudah bagus. Oke. Silahkan kamu
daftarkan draft ini ke TU, kamu
bisa sidang skripsi di periode ini.
VEGA:
Benar, Pak? Terima kasih banyak,
Pak.
PAK HERU:
Sama-sama. Persiapkan diri kamu
untuk sidang akhir ya.
Materi-materi selama perkuliahan
juga jangan dilupakan karena nanti
bisa saja ditanya-tanya. Pahami
juga mengenai skripsi yang kamu
tulis ya.
VEGA:
Baik, Pak. Saya akan berusaha
memanfaatkan waktu yang tersisa
untuk mempersiapkan diri di sidang
akhir. Sekali lagi, terima kasih,
Pak.
Vega kemudian berjabat tangan dengan Pak Heru. Setelah itu, sambil memeluk draft skripsinya, Vega keluar dari ruangan Pak Heru dengan ekspresi senang.
CUT TO:
78. INT. KAMAR KOS VEGA - MORNING.
Vega sudah berpakaian rapi dengan kemeja putih dan rok hitam. Hari ini adalah sidang skripsi bagi Vega dan tiga puluh menit lagi, Vega akan memulai sidangnya. James datang ke kos Vega untuk menyemangati Vega sekaligus nantinya membawakan sebuah bingkisan yang akan diberikan kepada Vega setelah Vega selesai mengikuti sidang skripsi.
JAMES:
(Menghadap Vega dan
merapikan poni Vega)
Sayang, kamu siap untuk hari ini?
VEGA:
(Tersenyum)
Harus siap dong. Kamu kemaren aja
lancar jaya, masa aku hari ini gak
lancar.
JAMES:
Ini baru Vega yang aku kenal.
VEGA:
Oh iya, aku mau ngabarin keluarga
aku dulu ya.
Vega mengambil handphone-nya lalu menelpon Timo. Setelah Timo mengangkat telponnya, Vega meminta Miranda dan Hendra untuk hadir juga di panggilan video tersebut.
VEGA:
Ma, Pa, Timo. Sebentar lagi Vega
bakal sidang skripsi, doain Vega
biar bisa lancar ya sidangnya.
MIRANDA:
Semangat, Vega. Lakukan yang
terbaik, jangan lupa berdoa juga.
Apapun hasilnya, kita semua bangga
sama kamu.
HENDRA:
Papa yakin Vega bisa menyelesaikan
apa yang sudah Vega mulai.
TIMO:
Yeay, penderitaan Kak Vega bentar
lagi selesai. Semangat, Kak.
VEGA:
Vega matiin dulu ya. Nanti Vega
kabarin lagi kalo udah selesai.
Setelah selesai mematikan teleponnya, James memegang pundak Vega.
JAMES:
Are you ready, honey?
VEGA:
(Tersenyum menatap James)
Yes. I'm ready.
Vega kemudian membuka microsoft teams, aplikasi tempat sidang hendak dilaksanakan. Sambil menunggu waktu gilirannya, Vega mempersiapkan dirinya kembali.
79. INT. KAMAR VEGA - A MOMENT LATER
Vega menjelaskan hasil penelitiannya dengan lancar di hadapan penguji. Saat sesi tanya jawab, Vega juga menjelaskan dengan baik sambil sesekali mencatat masukan dari dosen penguji skripsinya.
80. INT. KAMAR VEGA - A MOMENT LATER
IBU DILAH:
Baik, saya kira sudah cukup baik
untuk pemaparan penelitian skripsi
dari saudara Vega. Saya rasa juga
sudah cukup untuk pertanyaan dari
saya. Bagaimana dengan Ibu Nova?
IBU NOVA:
Dari saya juga sudah cukup.
IBU DILAH:
Baiklah kalau begitu. Untuk
sekarang, silahkan semua penonton
di meeting ini untuk leave karena
kami akan berdiskusi dengan dosen
pembimbing. Untuk saudara Vega
nanti akan kami call setelah kami
selesai berdiskusi. Karena itu,
saudara Vega tetap stand by di
depan laptop dulu ya.
Vega mengangguk lalu ia keluar dari room meeting. James melihat Vega dengan harap-harap cemas namun tetap senang karena Vega sudah berusaha dengan sangat baik.
JAMES:
(mengacungkan jempol)
You did well, honey. Very well.
VEGA:
(mengepalkan tangan)
Makasi ya, James. Makasi udah mau
nemenin aku buat sidang ini.
JAMES:
Anything for you, Vega. Aku juga
udah bawain kado buat kamu. Nanti
habis nilainya keluar, kita
foto-foto ya.
Vega mengangguk. Tiba-tiba terdengar notifikasi dari laptop Vega, menandakan ada yang memanggilnya. Vega langsung menerima panggilan itu dan masuk kembali ke room meeting.
IBU DILAH:
Saudara Vega, dengan NPM
1702069828, dari jurusan ilmu kimia
Universitas Sains Bangsa, peminatan
biokimia. Kami sudah berdiskusi
dengan dosen pembimbing anda, maka
kami menerima hasil skripsi anda
[menampilkan nilai] dan anda berhak
lulus di penelitian skripsi ini
dengan nilai A. Selamat atas
keberhasilan anda dan semoga ilmu
yang sudah anda peroleh bisa anda
aplikasikan kedepannya.
IBU NOVA:
Selamat, Vega. Semoga anda bisa
menyelesaikan revisi yang ada ya.
PAK HERU:
Selamat, Vega. Saya bangga bisa
menjadi dosen pembimbing kamu.
VEGA:
(tersenyum dan sedikit
berkaca-kaca)
Terima kasih, Ibu Dilah dan Ibu
Nova, sudah memberikan masukan
mengenai penelitian saya. Terima
kasih juga untuk Pak Heru karena
sudah membimbing saya sampai
penelitian saya berakhir. Terima
kasih untuk semua ilmunya.
IBU DILAH:
Baik, kalau begitu saya akhiri
sidang skripsi untuk hari ini.
Semoga Vega bisa segera
menyelesaikan semua urusan
perkuliahannya dan segera
mendapatkan gelar S.Si. Terima
kasih.
Room meeting diakhiri. Vega mengangkat kedua tangannya dengan girang karena sudah menyelesaikan sidang akhirnya di waktu yang tepat. Vega lalu berlari ke arah James kemudian memeluknya.
VEGA:
(berpelukan dengan James)
Akhirnya aku unofficially S.Si,
yeay!
JAMES:
(berpelukan)
Congrats, my darl Vega! Pejuang
deadline akhirnya lulus juga yeay.
Wisuda bareng kita!
VEGA:
Makasih ya kamu udah selalu nemanin
aku sampai di titik ini. Kalo gak
ada kamu, kayaknya aku udah ikutan
meninggal deh gara-gara deadline.
JAMES:
Sama-sama. Yuk foto dulu kamunya,
biar bisa pamer di IG stories.
James memberikan buket bunga berisi snack, selempang bertuliskan nama Vega Ariyanti, S.Si. dan juga boneka. James kemudian memfoto Vega yang sedang membawa hadiah-hadiah dari James, lalu mereka berdua berfoto bersama menggunakan kamera SLR yang ditempatkan di atas tripod.
[Musik dibunyikan.]
Di sisi meja belajar Vega diperlihatkan tempelan beberapa foto dengan pin dan juga sticky notes. Ada foto berisi momen mesra antara Vega dan James, Vega dan James yang membentuk love di pantai, Vega dan James yang sedang belajar bersama, nge-lab bersama. Lalu sticky notes berisi ucapan semangat dari James: Aku yakin kamu bisa, Sedikit lagi kita akan menyelesaikan S-1, Terima kasih kamu sudah mau berjuang sampai saat ini.
VEGA:
(Mengambil handphone
setelah selesai
foto-foto)
Aku mau telpon keluarga aku dulu
ya. Mereka pasti udah nungguin
kabar aku.
JAMES:
Silahkan, Nyonya Vega. Apapun untuk
kamu.
Vega menyengir sedikit. Setelah itu, ia menelpon adiknya, Timo, dengan mode video call.
VEGA:
Timo, papa sama mama mana?
TIMO:
Mama lagi di dapur, papa lagi di
ruang tengah.
VEGA:
Panggil mereka dong, biar kumpul
bareng sama lo.
TIMO:
Asik. Mau ngabarin hasil skripsi
tadi ya? Tapi mager ah, Kak Vega
aja yang telpon mereka satu-satu.
VEGA:
Ribet. Makanya gua suruh lo biar
bisa manggil mereka. Kalo lo kan
lebih cepet nanti.
Timo kemudian memanggil Miranda dan Hendra untuk berkumpul di ruang tengah. Tidak beberapa lama, mereka semua sudah tampil di layar handphone Timo.
VEGA:
Buat kalian semua yang ada di
rumah, Vega cuma mau bilang...
(Vega mengambil jilid-an
skripsinya dan juga
selempang S.Si dari
James)
Vega lulus sidang! Vega udah
selesai kuliahnya.
MIRANDA:
Selamat, anakku Vega! Kamu memang
hebat!
HENDRA:
Selamat, Vega. Papa bangga sama
kamu.
TIMO:
Asik, Kak Vega udah lulus. Jadi
pengangguran dong berarti ya.
MIRANDA:
(Memukul kepala Timo)
Heh, kamu gak boleh gitu sama kakak
kamu. Gitu-gitu dia udah S-1
sekarang.
VEGA:
Terima kasih, Papa dan Mama. Vega
janji bakal segera cari kerjaan
setelah urusan Vega dengan kuliahan
benar-benar selesai. Dan buat Timo,
awas ya lo. Liat nanti kalo gua
udah balik.
HENDRA:
Tidak perlu buru-buru, nak.
Selesaikan dulu apa yang harus kamu
selesaikan, setelah itu baru kamu
pikirkan langkah ke depannya.
MIRANDA:
Benar apa yang diucapkan sama papa
kamu, nak. Kamu berbahagialah dulu.
Setelah kejadian berat yang kamu
lalui, sekarang kamu beristirahat
dulu. Nanti baru kamu lanjut lagi
ya.
VEGA:
Terima kasih, Pa, Ma. Oh iya, di
sini juga ada James yang udah bantu
aku.
(menatap James lalu
memanggilnya untuk ikut
serta dalam panggilan)
James, ayo sini. Mumpung ada
keluarga aku juga.
JAMES:
(Melambaikan tangan
kepada keluarga Vega)
Halo, om dan tante.
HENDRA:
Terima kasih sudah membantu Vega
ya. Nanti kalo Vega pulang ke
rumah, kamu ikut juga ya.
MIRANDA:
Iya. Kami tunggu kamu di rumah loh.
JAMES:
Terima kasih untuk undangannya, om
dan tante.
VEGA:
Udahan dulu ya, Pa, Ma, Timo. Nanti
Vega kalo udah mau pulang ke rumah,
Vega kabarin lagi ya. Dadah.
Vega lalu mematikan handphone-nya. Setelah membereskan kembali barang-barangnya, Vega tersenyum ke arah James.
VEGA:
(Menatap James)
Terima kasih untuk semuanya, James.
JAMES:
(Menatap Vega lalu
mengelus kepala Vega)
Terima kasih juga karena kamu tidak
mau menyerah sampai di titik ini.
James dan Vega kemudian berpelukan. Merayakan kebahagiaan karena Vega berhasil menyelesaikan skripsinya tepat waktu.
VEGA:
(Narasi)
Menghadapi deadline tentunya akan
menjadi tantangan bagi setiap
orang. Terlebih jika deadline
tersebut adalah proyek besar dalam
hidup. Aku juga termasuk salah satu
yang berada di fase itu. Aku
beruntung karena mempunyai beberapa
orang yang bersedia menemani aku
yang sedang berjuang. Keluarga,
James, Erlin, Clarissa, dan juga
Pak Heru. Mereka semua telah
menjadi bagian dalam perjuangan aku
menyelesaikan skripsi ini. Meskipun
tidak lancar sesuai yang aku
harapkan, tapi akhirnya aku bisa
sampai di titik akhir dalam skripsi
ini. Untuk kalian semua pejuang
deadline, aku berharap agar kalian
semua bisa segera menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Aku yakin
kalian juga ingin merasakan
kebahagiaan ketika mencapai titik
akhir itu. Percayalah akan ada
kebahagiaan tersendiri apabila kita
berhasil menyelesaikan apa yang
seharusnya kita selesaikan.
Semangat selalu, wahai pejuang
deadline.
Musik penutup.
SELESAI