Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. MOVIE CLIP - DAY
SUARA VIDEO:
Selesai S-1 check!
Postingan video dari aplikasi TikTok. Di video ini digambarkan ada seseorang (bernama Christine) yang sudah selesai dalam perkuliahannya. Terdapat caption "Selesai S-1 check" dan gambar-gambar yang diposting yaitu: Foto saat menggunakan selempang bertuliskan Christine, S.Si., lalu foto Christine dengan skripsi yang diselesaikannya, kemudian foto screenshot zoom meeting saat sudah selesai sidang sarjana, dan juga foto from this to this yang menggambarkan foto Christine saat menjadi mahasiswa baru yang berfoto dengan almamater kampus lalu foto dirinya dengan toga wisuda kampus.
2. INT. KAMAR VEGA - A MOMENT LATER
Vega Ariyanti (22 tahun), seorang mahasiswi jurusan Kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sains Bangsa, sedang memegang handphone-nya dan terlihat sedang asik scroll timeline dari aplikasi TikTok. Di sana ia melihat berbagai macam video mahasiswa kampusnya sedang ber-euforia merayakan hari kelulusannya. Vega menggunakan headset dan sedang mengikuti perkuliahan secara online karena kondisi pandemi COVID-19. Namun Vega sedang tidak menaruh perhatian terhadap kelas yang sedang berlangsung tersebut. Laptop yang menampilkan share screen materi hari ini tidak Vega perhatikan dengan baik.
VEGA:
Duh, isi timeline semua tentang
wisuda. IG juga sama. Isinya kalo
gak "Selesai S-1 check" ya
caption-caption panjang tentang
terima kasih atas sekian tahunnya
kuliah. Hih.
(Sambil tetap meneruskan
membuka aplikasi TikTok)
Tapi gua juga kepengen sih ikutan
kayak gitu. Tar gua buat
captionnya, "Teruma kasih, S.Si.",
atau ngga, "Akhir cerita kuliah",
terus fotonya macem-macem. Kan
asik.
Vega kemudian menghadap kembali ke arah laptopnya, tak lama ia mengangguk.
VEGA:
Fix. Semester depan gua harus
ikutan kayak gini juga. Gua udah
kelamaan kuliah, gak mau lama-lama
lagi jadi beban keluarga. Semester
8 nanti selesai, dadah kampus deh.
Beberapa saat kemudian, Pak Heru, dosen yang mengajar kelas Vega, menghentikan share screen materinya. Menandakan pembelajaran hari ini sudah usai.
PAK HERU:
Ya, jadi sekian untuk materi hari
ini. Apa masih ada yang ingin
ditanyakan di pertemuan terakhir
ini sebelum UAS?
MAHASISWA A:
Tidak, Pak.
MAHASISWA B:
Sudah cukup jelas, Pak.
VEGA:
Dari saya sudah cukup, Pak.
PAK HERU (DOSEN)
Oke. Kalo begitu untuk pertemuan
kali ini saya cukupkan dahulu.
Mohon diingat kembali untuk ikut
UAS. Tidak ada toleransi bagi yang
berhalangan. Saya tidak menerima
juga alasan jika ada yang terlambat
nanti saat mengikuti ujian. Semua
peraturan sudah saya tulis dengan
jelas di e-learning, jadi silahkan
dipelajari. Sekian untuk hari ini,
sampai bertemu lagi nanti.
MAHASISWA A:
Baik, Pak.
MAHASISWA B:
Terima kasih, Pak.
MAHASISWA C:
Selamat siang dan terima kasih,
Pak.
VEGA:
(Langsung leave dari zoom
meeting lalu mematikan
laptop)
Giliran kayak gini aja strict
banget. Tapi giliran dimintain
bimbingan buat proposal aja susah
banget. Heran.
Vega kemudian mengambil kembali smartphone miliknya, terdapat satu pesan masuk dari James Poernomo (22 tahun), pacar Vega dan berada di satu jurusan yang sama dengan Vega. James juga sedang mengerjakan proposal skripsi
JAMES:
(Dalam pesannya)
Udah kelar belom kelasnya? Video
call yuk?
VEGA:
(Langsung menekan tombol
video call)
Hai, James. Cerah banget muka kamu
ya.
JAMES:
(Dalam video call)
Hai, sayang. Kok kamu masih kayak
gitu aja mukanya? Kesel gara-gara
proposal kamu?
VEGA:
Hahahaha, bisa aja kamu. Iya nih.
Biasa, Pak Heru suka gitu. Kalo
lagi kelas aja rajin banget
ngingetin mahasiswa buat
ribet-ribet. Giliran minta
bimbingan aja susah banget.
(menghela napas)
Kalo kamu sendiri gimana sama Ibu
Prita?
JAMES:
(Dalam video call)
Dasar ya kamu. Kan aku udah ajakin
kamu buat bareng sama Ibu Prita
biar lebih diurus, kamunya gak mau.
Aku sih males kalo sama Pak Heru,
bisa stres cuma gara-gara bimbingan
doang. Proposal aku udah acc sih,
tinggal bimbingan terakhir buat bab
3. Terus sempro deh. Progress kamu
gimana?
VEGA:
(Tertawa sarkas)
Progress? Hellowww. Boro-boro
progress. Ini bab 1 kalo bisa
selesai minggu ini, bakal
loncat-loncat aku.
JAMES:
(Terkejut)
Jadi udah tiga minggu masih di bab
1?
VEGA:
(Memijit dahinya)
Ralat. Masi di latar belakang. Itu
juga belom selesai. Pusing kepala
aku ini kalo sepert ini terus
caranya.
JAMES:
Aku hanya bisa menyemangati kamu
kalo gitu. Anyway, udahan dulu ya,
aku mau ngerjain yang lain dulu.
Dadah, sayang.
VEGA:
(Memajukan bibirnya)
As you wish.
Vega lalu melambaikan tangannya, berpamitan dengan James, lalu mematikan handphone-nya. Vega kemudian menyalakan laptopnya kembali, hendak mengerjakan proposal penelitiannya.
VEGA:
(Bergumam)
Proposal harus kelar. Proposal
harus kelar. Gua harus cepat-cepat
lulus. Gak mau gua nambah satu
semester gara-gara ginian doang.
Tiba-tiba pintu kamar Vega terbuka, datang Timo (17 tahun) dan berdiri di depan pintu kamar Vega.
TIMO:
Kak Vega, dipanggil mama buat turun
ke bawah.
VEGA:
(Gusar)
Aduh, Timo. Kan gua udah bilang
berkali-kali, kalo mau masuk ke
kamar gua, ketok dulu. Jangan main
ngejeblak buka pintu gitu aja.
TIMO:
(Tertawa kecil)
Hehehehe. Maaf, kak. Biar cepet.
VEGA:
Yauda sana, gua mau beres-beres
dulu.
TIMO:
Cepetan, kak. Udah ditungguin mama
di bawah. Jangan pacaran mulu
makanya, main laptop mulu kan
jadinya.
VEGA:
Gua habis kelas, nyet. Kayak lo
ngga kelas online aja. Dan gua
pacarannya masih di kadar normal,
gak kayak lo ngebucin mulu.
TIMO:
Bawel.
(Meninggalkan kamar Vega)
VEGA:
(Bergumam)
Dih, harusnya kan gua yang marah,
kok jadi dia. Aneh. Duh, ini
proposal kapan kelarnya coba kalo
kayak gini mulu.
Vega lalu mematikan kembali laptopnya. Setelah membereskan sejenak kamarnya, Vega turun ke ruangan di bawah.