ACT 3
FADE TO:
INT. RUMAH SAKIT – UGD – AFTERNOON
Rey yang kepalanya diperban dan tangannya lecet-lecet membuka mata secara perlahan. Melihat ke atas lalu ke samping, terlihat perawat laki laki sedang membenarkan infusan
REY
(to perawat, lemas) mas.
PERAWAT
(to Rey, sudah selesai membenarkan infusan) Alhamdulillah ... mas udah bangun.
REY
Siapa yang membawa saya ke sini?
PERAWAT
Seorang perempuan muda mas, dia juga sudah mengurus semua administasinya.
REY
Perempuan? Ciri - cirinya?
PERAWAT
Dia berhijab, kulitnya kuning langkat, tingginya sedikit pendek dari mas.
Rey berpikir sejenak.
REY
Kania?
Rey berusaha bangun, perawat membantunya hingga duduk.
REY
(Menarik perban infusan) Saya harus pergi!
PERAWAT
(Terkejut) Jangan mas, mas kan baru siuman.
REY
(Berdiri dari brankar) Saya udah gapapa ko.
Saat Rey melangkah, tak sengaja kaki kanannya menginjak buku diary yang terbuka. Rey mengambil buku tersebut lalu membacanya , dia terkejut, wajahnya berubah menjadi sendu.
KANIA (S.O)
Mungkin aku benar benar harus mengikhlaskan Rey walau sangat sulit tapi itu harus, meski aku selalu mengingatnya bahkan di tengah tengah kesibukanku. Ya Allah sangat besar kuasamu menciptakan perasaan ini. Saat ini hanya doa yang mampu menguatkanku. Ya Allah sang pemiliki hati dan takdir, jika dia baik untukku semoga dia kembali dengan versi terbaiknya tetapi jika dia ditakdirkan bukan untukku semoga perasaan ini hilang begitu saja. Dan walaupun nantinya dia bukan untukku, semoga dia tetap mendapatkan kebahagiaan serta hidayah darimu Aamiin.
Selesai membaca, wajahnya masih sedih dan langsung mengeluarkan gawai dari sakunya
REY (V.O)
(menatap sedih layar gawai yang ia pegang, tangan yang satunya memegang diary) Ternyata sepeduli ini Kania sama gue, tapi tega banget gue sama dia, gue malah ngearsipin chatnya sampai ga sempat gue buka.
Rey mencoba menelpon Kania tapi ga aktif. Rey memasukan kembali gawainya, kemudian cepat cepat dia meninggalkan perawat yang ada dibelakangnya.
PERAWAT
Mas..
CUT TO:
EXT.RUMAH KANIA – DEPAN PINTU MASUK – AFTERNOON
MAMA KANIA
(to Rey) Mohon maaf nak, Kania sekarang sudah ke stasiun kereta api gambir, dia mau melanjutkan studynya di kampus impiannya di surabaya.
REY
(to mama, terkejut) Surabaya?
MAMA KANIA
Iya nak, memangnya ada apa ya?
REY
(to mama tanpa mencium tangan) Makasih ya Tante infonya, mohon maaf saya harus pamit dulu, Assalamulaikum.
Rey cepat-cepat meninggalkan mama Kania
MAMA KANIA
(Bingung) Waalaikumsalam.
CUT AWAY:
(Musik berbunyi) Dengan tergesa gesa, Rey menghampiri tukang ojek yang dari tadi menunggunya di depan gerbang. Rey naik ke jok belakang dan memberi intruksi ke tukang ojek yang kemudian mengangguk. (suara tak terdengar karena musik masih berbunyi).
FADE TO:
EXT. STASION KERETA API - AFTERNOON
(Musik masih berbunyi) Rey mondar mandir kebingungan mencari Kania. Suasana tak teralu ramai, rey berhenti berjalan karena mengetahui kalau itu Kania walaupun dari belakang.
REY
Kania ...
Kania berhenti berjalan, diam sejenak kemudian kembali berjalan lebih cepat dari sebelumnya.
REY(CONT’D)
(mengejar kania) Kania ... tunggu ...
REY (CONT’D)
(Sudah disamping Kania dan mereka berjalan beriringan) Kania maafin aku ...
Kania diam namun tatapannya masih kosong ke depan, Rey pun ikut diam
REY (CONT’D)
(to Kania) Kania,tolong maafin aku. Kamu harus tahu, perasaanku ke kamu sama seperti perasanmu padaku
Kania sediki terkejut, tatapannya masih ke depan.
REY (CONT’D)
(Menyerahkan buku diary, matanya sayu) Makasih ya udah meluangkan waktu kamu buat bawa aku ke rumah sakit, padahal kamu mau berangkat, ini buku diary kamu.
Kania menerima buku diary tersebut, tatapannya masih kosong ke depan. Mata rey meneteskan air mata
REY (CONT’D)
(Mengusap air mata) Yaudah aku pulang ya, hati hati.
Rey membalikkan badan
KANIA
(tatapannya masih ke depan) Rey.
Rey diam lalu kembali membalikkan badanya ke Kania.
KANIA (CONT’D)
(tatapannya masih ke depan ,sedikit gugup) Ma ma Makasih ya udah mengembalikkan diary aku. Makasih juga udah mau jujur tentang perasaan kamu. Untuk sekarang, kita fokus memperbaiki diri masing masing saja ya, sambil berdoa yang terbaik. Dan lebih baik kita saling mengikhlaskan saja, karena waktunya belum tepat, kalau kita ditakdirkan bersama pasti kita akan dipertemukan kembali di waktu yang tepat.
Rey tersenyum ke arah Kania, sedangkan Kania masih menatap ke depan dengan tatapan kosong dan gugup.
REY
( to Kania) Aku akan setia nungguin kamu.
KANIA
(Menatap ke Rey, gugup) Jangan, kamu jangan nungguin aku, jangan berharap juga, takut kecewa. Kita fokus saja memperbaiki diri masing masing dan berdoa supaya diberi yang terbaik. Kalau bisa kita jangan berintraksi walaupun lewat chat dan sebisa mungkin saling melupakan untuk sementara waktu.
Kania kembali melihat ke depan.
REY
Baiklah, tapi untuk melupakan kamu sepertinya tidak bisa Na, semoga kita dipertemukan kembali ya di waktu yang tepat. Doain aku ya, semoga aku bisa diberi kemudahan dalam memperbaiki diri. Aku juga akan terus mendoakan kamu
Rey kembali tersenyum ke arah Kania dengan wajah sedih, sedangkan Kania masih menatap ke depan lalu tersenyum sambil mengangguk.
REY
Kamu hati hati ya di sana. Assalamualaikum.
KANIA
(ke depan) Waalaikumsalam
Rey membalikkan badan, diam sejenak,kemudian meninggalkan Kania. Sementara Kania masih seperti tadi lalu saat Rey sudah menjauh dia melihat Rey sambil tersenyum dan meneteskan air mata.
CUT TO:
EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH REY — AFTERNOON
Rey menghampiri kakaknya yang sedang menyiram tanaman.
REY
(Di belakang Andi) Kak, gue minta maaf.
ANDI
(Menyiram tanaman tanpa membalikkan badan) Hm, makan sana, dari kemarin belum makan kan?
REY
Ya udah Rey masuk ya, makasih.
INT. KAMAR REY — NIGHT
Rey yang bersarung dan kaos polos duduk bersila di atas sajadah, dia menegadahkan telapak tangan.
REY (V.O)
Ya Allah yang maha penyayang, terimakasih karena engkau masih memberi kesempatan hamba hidup. Ya Allah yang maha pengampun, maafkan semua dosa hamba. Tolong tuntun hambamu ini untuk menuju ke jalan yang lebih baik dan hamba mohon tingkatkan lagi cinta hamba padamu ya Allah, melebihi cinta hamba pada makhlukmu, Aamiin.
Cut to:
INT . KERETA API — NIGHT
Kania duduk disamping kereta api sambil melihat pemandangan luar
KANIA (V.O)
(Tersenyum, terharu, mata sayu) Jika perasaanku pada dia bisa sebesar ini, pasti cinta Allah padaku dan hambanya yang lain jauh lebih besar, maa syaa Allah. Ya Allah terimakasih karena kau telah ciptakan perasaan ini sehingga hamba menjadi selalu berdoa kepadamu. Tapi semoga perasaan ini tidak melebihi cinta hamba padamu ya Allah. Jika hamba berjodoh dengannya semoga kita bisa bertemu kembali di waktu yang tepat dengan pribadi yang lebib baik dan lebih siap. Jika rindu tiba tiba hadir, tolong kuatkan hamba dan ingatkan hamba bahwa rindu itu bisa terobati oleh doa Aamiin.