BLACK
SULASTRI (V.O)
Rian? Rian? Bangun, Le. Mereka memanggilmu.
RIAN (V.O)
Mmmm...? EH!
1. EXT. RUMAH RIAN- TERAS - NIGHT
Hujan deras.
Rian, 20, tinggi, short hair, nice looks, duduk di kursi bambu bermain gitar. Menyanyikan beberapa lagu.
SULASTRI (O.S)
Le! Le! Sholat isya dulu!
Rian tetap menyanyi.
SULASTRI (O.S, CONT'D)
Kalau nggak masuk ke rumah, mama buang gitarmu kayak dulu itu!
RIAN
I-IYA Ma! (berhenti)
Aku masuk!
Sebelum masuk rumah, Rian melihat beberapa rumah yang masih proses dibangun.
Matanya menyipit. Mulutnya komat-kamit.
RIAN
(bisik) Runtuh runtuh runtuh hancur hancur
hujan terus hujan terus please please
2. INT. RUMAH RIAN - DAPUR - MORNING
Sulastri, 54, easy going, heartwarming mother, menyiapkan sarapan pagi.
Rian datang lalu duduk. Hendak mengambil tahu goreng tapi ditepis.
SULASTRI
Minum air putih dulu!
RIAN
Iya, Mahh (malas)
SULASTRI
Mama dengar, rumah di depan akan jadi minggu depan.
Rian mengambil gelas. Tak peduli.
SULASTRI (CONT'D)
Kabar baiknya, pas selesai langsung ada yang pindah!
Rian tersedak air putih. Dia batuk-batuk.
Sulastri memandang Rian sekilas. Kembali fokus menggoreng tempe.
RIAN
A-apa?! Secepat itu?
SULASTRI
Iya. jadi Pak Broto masang info kontrakan di fb busam
dan jreng jreng... langsung ada yang mau.
RIAN
(mendengus) Kok bisa ada yang mau, sih!
Sulastri menatap Rian. ada keheningan.
RIAN (CONT'D)
Aku tahu, Ma. Mama udah bilang berkali-kali.
SULASTRI
Bilang apa? (menggoda)
RIAN
(menarik napas panjang) Kita hidup bertetangga, untuk kemanusiaan yang beradab
dan rukun damai sentosa. (jeda)
Bilang aja Mama seneng punya tetangga berjenis manusia
bukan benalu dan godhong pisang, ya kan...
Sulastri tertawa.
RIAN (CONT'D)
Lebih enak hidup tanpa tetangga. Mama tahu tetangga rumahbelakang kita nyebelin banget
dan mama mau tetangga baru?
SULASTRI
Yang itu jangan dibicarain. Mama udah capek juga denger keluhannya terus kamu ngeluh
juga. padahal yang ribut kamu, Le.
Mama lebih capek sama kamu.
Rian mengangkat bahu.
Mereka mulai makan. Sulastri tidak menyembunyikan bahagia di raut mukanya.
RIAN
(terganggu) Kok Mama senang banget sih?
SULASTRI
(senyum) Siapa tahu kali ini banyak anak-anak di blok kita, kan?
RIAN
(tertawa) Mana mungkin lah.
(ragu)