11.INT. RUANG TENGAH/DAPUR - RUMAH KARINA - MALAM
Karina berbaring di kursi. Di sebelahnya ada Harris yang sedang membaca buku.
Harini keluar dari Kamarnya, ia melihat Karina, ia menciumnya dan mengelus kepala Harris, ia berjalan menuju Dapur.
HARINI
Gimana hari ini, sayang?
KARINA
Biasa lah, Bu.
HARINI
Biasa itu gimana, jelasin ke Ibu. Ibu mau tahu perasaan kamu gimana.
KARINA
Karin jelasin pun Ibu gak ngerti.
Harris melihat Karina.
KARINA
Jadi Karin punya temen, temennya Karin itu punya temen, mereka deket, tapi temennya temen Karina ini perhatian sama temen Karina. Jadi temen Karina ini bingung temennnya temen Karina itu maksudnya apa sampai perhatiaan gitu.
Harini keluar dari dapur --
HARINI
Ibu gak ngerti, Karin. Kamu ngerti Harris?
HARRIS
Jadi Kak Karin punya temen, Bu. Mereka dekat, tapi temen Kak Karin itu suka perhatian sama Kak Karin. Kak Karin ini bingung, maksud perhatiannya itu apa.
Karina mengangguk, setuju.
HARINI
(mengangguk)
Wajar kan teman kamu perhatian sama kamu, kamu kan juga perhatian sama Rosa.
KARINA
Ini bukan Rosa, Ibu. Ini yang lain. Laki-laki.
(tersadar)
Tunggu dulu --
HARINI
Dia suka sama kamu, Karin --
HARRIS
Atau mungkin Kak Karin yang ge-er --
KARINA
INI BUKAN KARINA, IBU! INI TEMEN KARIN!
Harini dan Harris saling melihat, kemudian mengangguk.
HARINI
Ini soal kamu, Karin.
HARRIS
Iya, Kak Karin lagi galau.
Harini dan Harris melanjutkan kegiatan mereka. Karina terjatuh dari Kursi, tidak ada yang peduli.
KARINA
Salah Karin nanya sama Ibu sama Kamu.
12.INT. RUANG KONSELING - SEKOLAH - SIANG
Karim dan Septia duduk bersama, memegang Gelas mereka masing-masing.
SEPTIA
Tapi ada satu hal yang sampai saat ini saya masih belum tahu.
KARIM
Apa, Bu?
SEPTIA
Apa yang di lakukan Kepala Sekolah dengan menggunakan Dana BOS dan BOP itu? maksud saya, ini di luar kasus penggunaan dana fiktif BOS dan BOP. Karena kita menyelidiki dua kasus yang berbeda.
KARIM
Yang Ibu maksud sekarang, kasus yang lain lagi, kan?
SEPTIA
Iya, itu maksud saya. Karena Kepala Sekolah mengambil dana BOS dan BOP beberapa kali.
KARIM
Menurut Ibu aneh rasanya kalau Kepala Sekolah hanya mengambil uang itu dan tidak di pergunakan.
SEPTIA
Bahkan di pembukuan, tidak di jelaskan uang itu buat apa. Walaupun saya tahu tidak harus di catat.
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Kita tinggal tanya Pak Suparman.
Karim dan Septia meminum Kopi mereka, dalam diam.
13.INT. RUANG TUNGGU - LEMBAGA PERMASYARAKATAN - SIANG
Karim dan Septia duduk bersama Suparman, dalam diam.
KARIM
Apa Bapak pernah di kasih uang sama Kepala Sekolah di luar tunjangan?
Suparman tidak menjawab, ia hanya diam.
KARIM
Dengan embel-embel ekstra,tunjangan ekstra, sertifikasi ekstra seperti itu?
Suparman melihat Karim dan Septia, bergantian.
KARIM
Dengan Bapak memberikan saya dokumen itu, secara tidak langsung saya tahu apa yang Bapak lakukan. Sekarang kasih tahu saya, apa Bapak pernah menerima uang dari Kepala Sekolah di luar gaji dan tunjangan.
Suparman melihat Karim, ia mengangguk.
KARIM
Dan Kepala Sekolah bilang itu ekstra? diluar yang sudah di berikan?
Suparman mengangguk.
KARIM
Siapa lagi yang di kasih sama Kepala Sekolah, Bapak tahu?
SUPARMAN
Saya tahu.
KARIM
(mengeluarkan buku)
Ceritakan semuanya ke saya.
Suparman melihat Karim, datar.
14.EXT. CAFE - SORE
Karim dan Septia duduk di kursi cafe. Karim melihat buku catatan di depannya.
KARIM
Kalau memang benar semua orang yang terima uang dari Kepala Sekolah, kita tinggal tanya mereka satu persatu.
SEPTIA
Kita tidak bisa tanya mereka begitu saja, Pak. Mereka tidak akan percaya karena kita belum punya bukti apa-apa. Kecuali kita sudah punya bukti kuat.
Karim tidak menjawab, ia hanya diam.
SEPTIA
Keumungkinan besar mereka akan mengembalikan uang itu, kalau kita punya bukti. Setidaknya masalah ini sudah mendapatkan titik terang.
KARIM
Sekarang kita hanya perlu cari tahu siapa orang yang bantu Kepala Sekolah.
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Siapapun itu pasti orang yang tahu tentang sistem dana BOS dan BOP.
SEPTIA
Yang artinya orang dinas pendidikan.
KARIM
Dan kita sudah tahu siapa orang itu.
SEPTIA
Tapi masih ada satu masalah, kita tidak tahu siapa pemilik PT itu.
KARIM
Iya, kita harus selesaikan masalah ini satu persatu.
Mereka dalam diam, Septia melihat Karim yang sedang serius.
SEPTIA
Pak Karim?
Karim melihat Septia.
SEPTIA
Minggu ini Bapak senggang?
KARIM
Iya, kenapa Bu?
SEPTIA
Kebetulan saya dapat promo buy one get one tiket film. Bapak mau nonton sama saya?
Karim terkejut mendengarnya, ia hanya diam.
SEPTIA
Daripada sayang gak di pakai, bagus buat Bapak.
KARIM
Bukannya yang biasa ajak nonton itu laki-laki ya, Bu?
SEPTIA
Sayangnya Bapak gak ajak saya nonton duluan.
Ada jeda di antara mereka.
SEPTIA
Jadi iya atau gak? saya cuma butuh jawaban Bapak.
KARIM
...Iya, saya mau.
Septia mengangguk, ia tersenyum. Karim tersenyum melihat Septia.
KARIM
Gimana bisa perempuan ajak laki-laki nonton.
SEPTIA
Kita cuma nonton, Pak. Gak tahu kalau habis nonton kita ngapain lagi.
Karim yang sedang minum tersedak. Septia tersenyum melihatnya.
KARIM
Maksud Ibu habis nonton kita ada kegiatan lain?
SEPTIA
Menurut Bapak habis nonton kita ngapain?
Karim tidak menjawab, ia hanya meminum minumannya. Septia tersenyum melihatnya.
15.EXT. KAWASAN HIBURAN MALAM - MALAM
Kawasan itu terlihat ramai, banyak orang-orang yang berjalan-jalan. Perempuan-perempuan berdiri di pinggir jalan, beberapa Laki-laki berbicara kepada mereka.
Karina dan Pram berjalan di area itu, melihat sekitar.
PRAM
Kemungkinan kita ketemu saksi itu di sini kecil, Karin.
KARINA
Itu udah cukup buat aku. Selagi kemungkinan itu belum nol persen, masih ada harapan.
Pram melihat Karina. Karina tersenyum kepada Pram.
KARINA
Kita cuma harus tanya semua orang di sini.
Karina berjalan menuju Tempat Karaoke. Pram melihantya, ia tersenyum.
MINI MONTAGE:
1). Karina dan Pram bertanya kepada Perempuan di pinggir jalan, mereka menggeleng, 2). Karina dan Pram bertanya Perempuan di tempat Karaoke, mereka menggeleng, 3). Karina dan Pram bertanya kepada Pelayan di Karaoke, mereka menggeleng. 4) Karina dan Pram bertanya kepada Satpam Klub Malam, mereka menggeleng.
Karina dan Pram berdiri di pinggir jalan. Mereka melihat sekitar.
PRAM
Percuma, terlalu banyak orang di sini.
KARINA
Aku gak tahu kalau ternyata sesulit ini.
PRAM
Bisa jadi orang itu gak kerja malam ini.
KARINA
Kayaknya memang kemungkinan ketemu saksi itu di sini nol persen, Pram.
Mereka saling melihat.
KARINA
Kalau aku berhenti di tengah jalan, bisa mati aku.
Karina tersenyum, tapi Pram hanya diam.
ASTRID (O.S)
Karina?
Karina dan Pram melihat ke arah sumber suara. Astrid berdiri tak jauh dari mereka, memperhatikan mereka.
KARINA
Mbak Astrid?
ASTRID
Kalian ngapain di sini?
KARINA
Mbak Astrid sendiri?
Astrid memperhatikan mereka. Pram melihat Astrid, datar.
16.INT. RUANG KERJA - KARAOKE - MALAM
Karina dan Pram duduk di Meja Panjang, beberapa Perempuan duduk di sana, sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Salah satu Perempuan melihat mereka.
PEREMPUAN
Abis coba-coba?
Karina dan Pram saling melihat, kemudian menggeleng. Mereka malu.
PEREMPUAN
Enaknya jadi anak SMA.
Karina dan Pram hanya bisa tersenyum, membalasnya.
PEREMPUAN
Saran Mbak, jangan lupa pakai kondom.
Karina dan Pram saling melihat, kemudian dengan cepat melihat ke arah lain. Muka Karina memerah, ia tidak nyaman. Terdengar suara tertawa dari arah Perempuan-perempuan itu. Terhibur.
PEREMPUAN
Lucu banger lihat mereka. Mbak cuma bercanda, maaf ya. Tapi soal Kondom, Mbak serius.
Karina hanya tersenyum, canggung. Astrid muncul dari balik pintu, membawakan minuman, meletakannya di depan Karina dan Pram.
ASTRID
Jangan di ledekin. Balik kerja, banyak tamu.
Perempuan-perempuan itu bersiap-siap, mereka melambaikan tangan kepada mereka. Karina tersenyum, membalasnya. Pram hanya menunduk, hormat.
Astrid melihat mereka berdua, tersenyum.
ASTRID
Jadi bener kalian abis coba-coba?
Pram yang sedang meminum tersedak, Karina melihatnya.
KARINA
Bukaan, mbak. Kan udah Karin kasih tahu kemarin. Tempat Karaoke ini punya Mbak?
ASTRID
Iya, ini punya Mbak.
KARINA
Kereen. Aku selalu suka lihat perempuan bisa berdiri di kaki sendiri.
ASTRID
Mbak selalu suka lihat perempuan punya semangat kayak kamu.
Mereka berdua tersenyum. Pram melihat Karina, ia tersenyum.
ASTRID
Jadi kalian ke sini cari orang?
KARINA
Iya, Mbak. Kami cari orang.
ASTRID
Boleh Mbak tahu alasannya apa?
Karina melihat Pram, ia mengangguk.
KARINA
Aku mau cari saksi orang yang tabrak aku. Katanya orang yang tabrak aku waktu itu bawa perempuan, katanya kerja di sekitar sini. Makanya kami cari di sini.
ASTRID
Kalian punya ciri-cirinya?
KARINA
Gak terlalu jelas, tapi yang kami cuma punya gambarnya dari orang itu.
Karina memberikan Kertas itu kepada Astrid, ia melihatnya. Sesaat ia melihat Karina dan Pram.
ASTRID
Ini orangnya?
KARINA
Iya, walaupun gak jelas, tapi itu yang kami tahu.
Astrid mengembalikan kertas itu kepada Karina.
ASTRID
Dan kalian belum ketemu orangnya?
KARINA
Belum, banyak orang gak tahu.
ASTRID
Bisa jadi, karena tiap malam banyak perempuan keluar masuk di sini. Kamu tahu tempat-tempat kayak gini, banyak yang berhenti.
KARINA
Iya, kami pikir juga gitu, mbak.
Ada jeda di antara mereka.
ASTRID
Ini penting buat kamu?
KARINA
Iya, karena cuma bukan aku aja. Tio, teman Pram juga.
Astrid melihat Pram yang juga melihat dirinya, datar.
ASTRID
Dan kalian minta jadi saksi buat kalian kalau kalian ketemu dia?
KARINA
Iya, kami harus coba walaupun kami tahu bisa aja dia nolak.
Astrid melihat Gambar itu.
ASTRID
Mbak bisa minta gambarnya? kalau ketemu, mbak kabarin kalian.
KARINA
Makasih, mbak.
Mereka berdua tersenyum, sesaat Pram melihat Astrid, datar.
17.EXT. DEPAN TEMPAT KARAOKE - MALAM
Karina dan Pram berjalan menjauhi bangunan itu.
KARINA
Selagi kita belum ketemu saksi itu, kita stuck.
PRAM
Setidaknya Mbak Astrid mau bantu kita. Dia yang lebih kenal daerah ini.
KARINA
Bicar-bicara soal Mbak Asrid, keren dia punya usaha sendiri. Kamu lihat dia punya banyak anak buah. Kereeeen.
Pram melihat Karina, tersenyum.
PRAM
Kamu mau punya usaha juga?
KARINA
Belum tahu, tapi aku suka lihat Mbak Astrid. Jadi pemimpin gitu, kayak dia tahu mau jadi apa gitu.
PRAM
Kamu bicara apa, aku gak ngerti.
Karina tertawa mendengarnya.
KARINA
Aku juga gak tahu aku ngomong apa. Tapi aku suka lihat Mbak Astrid.
PRAM
Karena dia berdikari?
KARINA
Iya, kayak Ibu aku.
Pram melihat Karina yang tersenyum.
PRAM
Aku boleh tanya soal Ayah kamu?
Karina melihat Pram.
PRAM
Aku lihat waktu kamu sidang, cuma Ibu kamu yang datang. Buat masalah kayak gitu harusnya dua-duanya yang datang. Dan waktu kamu kecelakaan, cuma Ibu kamu yang datang ke sekolah, urus masalah sekolah kamu. Aku gak lihat Ayah kamu.
Karina hanya diam, tidak menjawab.
PRAM
Kalau kamu gak mau cerita juga gak apa-apa.
KARINA
Kamu tahu kenapa aku pindah ke sini sekeluarga?
Pram tidak menjawab, ia hanya diam.
KARINA
Keluarga aku dulu punya usaha, tapi Ayah aku di tipu. Dia lari, ninggalin utang buat kami. Jadi kami harus jual semua barang buat bayar hutang. Terus kami pindah ke sini karena Ibu punya rumah di sini.
PRAM
...Maaf.
KARINA
Buat apa? itu bukan salah kamu. Setiap keluarga punya masalah, jadi gak usah di pikirin.
Ada jeda di antara mereka.
PRAM
Gak keluarga aku, gak keluarga kamu. Setiap keluarga pasti ada masalah.
Karina mengangguk, setuju.
PRAM
Karin, makasih.
KARINA
Buat apa?
PRAM
Karena kamu, aku tahu apa yang mau aku lakuin.
Karina tersenyum, Pram melakukan hal yang sama.
KARINA
Besok mau nonton Rosa?
PRAM
Mau, besok aku jemput kamu.
Mereka berdua berjalan, bersama-sama.