Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
53. EXT — BASE CAMP - SORE
Dua buah Helikopter Puma BASARNAS berputar putar mengitari Base Camp.
Deretan pohon pohon besar sekitar mess berayun ayun hebat, imbas dari putaran baling baling kedua helikopter tersebut. Debu berterbangan menyelimuti Base Camp.
Kemudian salah satu helikopter itu turun perlahan ditanah lapang Tidak jauh dari mess utama, disusul helikopter satunya lagi.
Nampak turun Hermanto bersama beberapa staff ahli Basarnas. Disusul anggota team berikut perlengkapan dibawanya, turun dari helikopter puma satunya lagi.
CUT TO :
54. EXT. — JEMBATAN - SORE
Team Basarnas dari bengkulu juga sudah datang, juga dari kepolisian dan militer setempat.
Mereka mendirikan pos komando di jalan utama dekat sungai jembatan roboh.
CUT TO :
55. EXT. — POS KOMANDO - SORE
Setelah berembuk dan melakukan koordinasi kilat. Terlihat salah satu Helikopter Puma mengudara kembali akan menyusuri, menyisir sungai. Sebelum hari mulai gelap!
CU TO :
56. EXT. — HELIKOPTER SEDANG TERBANG MENYUSUR SUNGAI - SORE
Beberapa anggota team SAR dengan peralatan canggih dimilikinya, berada didalam Helikopter Puma. Dengan seksama memperhatikan, meneropong setiap jengkal daratan sungai dilaluinya.
Setelah setengah jam lebih. Helikopter Puma tersebut kembali ke Base Camp.
Nihil! .. Tidak mendapatkan temuan yang berarti.
CUT TO :
57. EXT. — POS KOMANDO - SORE
CUT TO :
58. EXT — LEMBAH SUNGAI - SORE
Di lembah sungai jauh dihilir, nampak dua sosok manusia tersangkut di akar pohon tepi sungai dalam keadaan terikat sebuah balok, Keduanya tidak sadarkan diri!
Kedua insan malang itu, ternyata Andin dan Raymond, setelah lebih dari satu jam terombang-ambing arus deras.
Perlahan Raymond terlihat sudah mulai sadarkan diri. Baru menyadari dirinya saat ini berada dimana. Semua perlengkapan masih lengkap disandang dibahunya.
Bersyukur Andin masih berada disampingnya, namun masih belum sadarkan diri. Perlahan mulai beringsut melepaskan diri dari belitan akar. Menyeret Andin menuju tepian sungai lapang. Memapahnya kesebuah cerukan tidak digenangi air.
Meletakkan Andin disana dalam keadaan masih berpakaian lengkap, Ransel, pelampung masih melekat ditubuhnya.
Sungguh kasihan Raymond melihat kondisi Andin saat ini. Terbaring lemah, basah kuyup sekujur tubuhnya Wajahnya pusat pasi, berharap secepatnya sadar kembali.
Matahari perlahan sudah berniat menyembunyikan diri, dibawah batas kaki langit cakrawala.
Sebentar lagi hari mulai gelap bertekad akan melindungi Andin! Seperti pernah dilontarkannya tanpa sadar sebelumnya.
Didepan teras kamar Andin, malam kemaren. Akan meminjam sayapnya untuk dapat membawa pulang dengan selamat.
Dengan parang dibawanya dipinggang, berusaha mencari sesuatu. Setidaknya tempat berteduh yang layak bagi Andin.
Daripada membiarkan dirinya tegeletak diceruk tepian sungai yang dingin dan lembab. Mulai mencari batang batang kayu, dedaunan, dan akar tumbuh-tumbuhan untuk mendirikan pondok seadanya. Sebelum hari mulai gelap.
Bekerja cepat, sambil sekali-kali menoleh kebawah, berkemungkinan telah sadar kembali.
Ternyata Andin telah sadar, terlihat menangis sesunggukan.
CUT TO :
61. EXT. — CERUKAN SUNGAI. - SORE
Segera melompat menghampirinya. Langsung memeluk merebahkan kepalanya dibahu.
Andin tidak mengira Raymond masih berada disisinya. Tidak kuasa menahan haru menangis sejadi-jadinya.
Sambil mengelus bahu dan rambut Andin.
Terus menangis dipelukan.
Raymond iba sekali melihaf kondisi Andin saat ini, Berantakan! Penuh luka disekujur tubuhnya, Mengginggil seluruh badan Andin.
Raymond sendiri sebetulnya juga mengalami hal sama, Tapi tidak dirasakannya. Lebih fokus ke Andinya dari pada dirinya sendiri.
Raymond membobong ketempat yang lebih aman, menempatkan di pondok barusan dibuatnya. Tapi belum memadai betul untuk bisa ditempati.
CUT TO :
62. EXT. — PONDOK DARURAT - SORE
Raymond segera membongkar isi dalam ranselnya Semua masih terbungkus plastik kedap air. Mengambil salah satu bungkusan.
Satu stel pakaian traning kering tidak kemasukan air. Memang sudah dipersiapkan semalam.
Andin menerima kaos celana training dalam keadaan kering, pemberian Raymond. Tapi malu terlihat saat mengenakannya.
Raymond langsung membenahi pondok belum rampung dibuatnya, Membelakangi Andin sementara berganti pakaian.
Andin melepaskan semua pakaian basah, mengganti dengan kaos, celana kering.
Meskipun terlihat kedodoran, tapi mampu menghangatkan tubuhnya.
Raymond masih sibuk membuat pondok darurat seadanya. Menancapkan beberapa batang pohon, mengikatnya dengan akar tumbuh-tumbuhan serta tali tambang masih utuh.
Mencari daun lebar kering akan dibuat untuk alas, juga untuk menutupi bagian atas. Cukup lumayan untuk dipakai berteduh dan menghangatkan badan.
CUT TO :
63. INT. — PONDOK DARURAT - MALAM
Malam telah tiba, beruntung bulan purnama menampakkan dirinya. Mampu membuat hutan tepi sungai ini tidak tampak gelap gulita sekali.
Andin terlihat berbaring dipondok dengan alas ala kadarnya, Terbuat dari dedaunan dan ranting ranting kecil.
Pelampung digunakan untuk menyanggah kepalanya. Terlihat sudah tertidur lelap, akibat kelelahan.
Raymond masih sibuk membenahi pondok, membuat pagar penghalang disekelilingnya Agar tidak diserang binatang buas nantinya.
Tidak bisa dipungkiri usaha dilakukannya, membuat tenaganya terkuras habis. Tidak mampu lagi melanjutkan pekerjaan membenahi pondok masih belum sempurna. Berkemungkinan bisa roboh diterpa angin malam.
Berusaha tidak memejamkan mata untuk berjaga dari kemungkinan hal tidak terduga!
Sekarang Raymond menggingil kedinginan, pakaian basah dikenakannya telah digantikan dengan celana pendek kering ada dibawa di dalam ransel.
CUT TO :
64. EXT — DILUAR PONDOK DARURAT - MALAM
Tengah malam. Raymond berjaga, waspada! dengan parang ditangan. Tidak berani keluar pondok.
Tidak jadi juga membuat api unggun, takut binatang buas malah akan menghampirinya.
CUT TO :
65. EXT — POS KOMANDO - MALAM
Menjelang tengah malam, suasanana di Base Camp Bukit Seluma semakin ramai orang. Semakin banyak penduduk berdatangan.
Bahkan ada yang membuat tenda dan pondok darurat. Untuk melihat operasi peyelamatan dilakukan oleh team dari Basarnas.
Mereka saat ini tengah sibuk merencanakan, bagaimana dapat menyelamatkan kesembilan orang masih terjebak dalam kepungan banjir bandang!
Berencana akan menerjunkan pasukan militer terlatih untuk menyusuri tebing sungai!
Hermanto terlihat tidak bisa menahan kesedihannya memikirkan keselamtan anaknya.
Hermanto mengiba, agar putrinya dapat segera ditemukan!
CUT TO :
66. INT. — KANTOR BASE CAMP - MALAM
Di dalam ruang kantor Base Camp telah berkumpul para staff proyek, Tetua kampung setempat, Pak Amat, juga pejabat berwenang. Akan mengintrograsi para staff proyek.
Ibu Dian, Pak Budianto tidak berkutik ketika diintrogasi oleh Hermanto langsung dan pejabat berwenang.
Suara Hermanto bergetar, meninggi!
Pak Budianto dan Ibu Dian gelagapan menjawabnya. Namun berusaha profesional menjelaskannya.
Semua tamu yang hadir menyaksikan video ditayangkan di layar kaca.
Mereka saling berbisik, beragumen sendiri sendiri.
Seorang tetua kampung mengomentari kejadian ini dihadapan Hermanto juga seluruh pejabat berwenang dengan bijak.
Tetua kampung kemudian berseru kepada Pak Amat. juga diundang hadir.
Bergegas Pak Amat memanggil keduanya. Sungguh diluar dugaan tiba tiba Ipul dan Udin muncul. Kemudian Udin dsn Ipul menceritakan kisahnya.
FLASHBACK
Beberapa jam lalu kedua warga itu berhasil menyelamatkan diri dari musibah datang.
Beruntung mereka berada di jalur lurus sungai. Melihat air bah datang dari kejauhan. langsung melompat ke daratan tinggi.
Kemudian pulang menuju kerumahnya, tanpa diketahui masyarakat. Melapor Tetua Kampung.
Lain halnya dengan ketujuh anak muda. Saat itu mereka beristirahat dikelokan. Padahal sudah tidak jauh lagi sampai ke jembatan Ketika banjir bandang sudah berada didepan. Mereka tidak siap untuk menyelamatkan diri masing masing.
Haru biru tamu tamu terhormat mendengar kisah perjuangan anak anak muda itu. Saat ini ketujuh yang lainnya belum ditemukan!
CUT TO :